Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Adevertising activity in practice should be conducted in full manner of social responsibility due to differentialted of perception. The appearance of advertisements expected to be executed in line with ethics, and consumerism regulatory. Negative perceptions on advertising should be taken as control tools how to make advertisements could contribute in better way to society. The difference perceptions bridge wisdom of solution."
384 WACA 7:25 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Sintia Dewi Banteng
"Fenomena yang berkembang di masyarakat Provinsi Gorontalo sekarang ini, menjadi alasan untuk meneliti tentang apa sebenarnya persepsi masyarakat terhadap program unggulan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo. Fenomena tersebut adalah adanya anggapan masyarakat terhadap belum maksimalnya program unggulan Provinsi Gorontalo menaikkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat, serta pada tingkat pelayanan. Fenomena lainnya secara positif memandang pembangunan Provinsi Gorontalo lewat Program Unggulan membawa dampak baik dan peningkatan kesejahteraan serta pelayanan.
Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat apa persepsi masyarakat terhadap program unggulan Provinsi Gorontalo yang terdiri dari program peningkatan sumber daya manusia (SDM), agropolitan dan etalase perikanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan pengumpulan data lewat cara : kuisioner pada masyarakat dan wawancara berpedoman atau focus discusion kepada Pemerintah Daerah, DPRD dan LSM.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata tidak terdapat perbedaan persepsi dan pengetahuan terhadap program unggulan Provinsi Gorontalo pada masyarakat perkotaan dan perdesaan. Secara umum persepsi masyarakat terhadap program unggulan ini sangat bagus, karena 107 responden dari 201 responden atau 53,2% menyatakan dengan adanya program unggulan ini etos kerja masyarakat Provinsi Gorontalo meningkat dan 53 responden atau 26,4 % menyatakan etos kerja masyarakat jadi lebih baik. Namun di sisi lain pemahaman masyarakat terhadap konsep program unggulan masih sangat dangkal.
Jika program ini akan terus dilakukan, maka sosialisasi program harus lebih mendalam pada tingkat konsep dan pencapaian ukuran/standar keberhasilan dan target program jangka pendek, menengah dan jangka panjang perlu disesuaikan antara masyarakat dan pemerintah, agar bisa mengakomodir kepentingan semua pihak, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo.
Daftar Pustaka : 35 (1978-2003)

There were growing perception in some part of Gorontalo communities that current leading programs of Gorontalo government did not live up to its expectation. The communities perceived that the prosperity and income of the people of Gorontalo were still in the lower side. In contrast, some other communities thought that these programs gave benefit and increase the service and wealthy.
The aim of this study is to clear up that conflicting perception on those leading programs, which were developing human resource, agropolitan and fishery.
The study used qualitative and quantitative methods. Data collected using questioner to the communities, government officials, staffs of non-government organization and the local legislative representatives.
The study found that in our samples, there was no different perception and understanding to the Government program between urban and rural communities. Most of the people perceived that the program was in excellent shape. Half of them stated that the program could increase the mood of the people. One fourth of them said that community spirit became better. However, while the people understood on the program as the Gorontalo brand, the substances underlying the concept were not understood.
The study recommends that to sustain the program, socialization of concept must be carried out. People should understand the concepts. Standard achievement should be clearly spelled for the short term, the middle term and the long-term period.
Bibliography: 35 (1978-2003)
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rikha Arifah
"Adanya fenomena yang berkembang pada masyarakat Indonesia seperti tren pelajar dan mahasiswa melakukan seks diluar nikah dan anggapan bahwa tidak perlu menikah hanya untuk mendapat legalitas untuk melakukan hubungan seks seolah-olah menjadi pemicu maraknya pernikahan dini di masyarakat Indonesia. Tetapi tidak semua orang melakukan pemikahan dini sebagai solusi terhadap kehamilan diluar nikah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi mahasiswa Universitas Indonesia terhadap prilaku menikah dini. Desain peneIitian ini adalah deskriptif sederhana.
Sampel yang diambil adalah mahasiswa reguler 2006 Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan menggunakan metode simple random sampling. Ala! yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Data dianalisa menggunakan metode deskriptif univariat yaitu menggunakan rumus mean, median, modus dan persentase. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa mahasiswa yang memiliki persepsi positif terhadap perilaku menikah dini sebanyak 52% sedangkan mahasiswa yang memiliki perspsi negatif sebanyak 48%. Perbedaan persepsi ini disebabkan persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, harapan, cara berpikir, minat, kebutuhan, nilai dan keyakinan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5271
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
"Dalam situasi bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada organisasi. Allen dan Mayer (1990) menyatakan bahwa komitmen pada organisasi merupakan suatu bentuk keikatan karyawan pada organisasi yang ditampilkan dalam komponen komitmen afektif, komitmen rasional serta komitmen normative.
Dari beberapa penelitian terbukti bahwa pengalaman kerja memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap komitmen karyawan pada organiasi. Dalam penelitian ini akan dilihat sumbangan pengelolaan sumber daya manusia sebagai salah satu bentuk pengalaman kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi. Yang dimaksud dengan pengelolaan sumber daya manusia adalah serangkaian proses, aplikasi dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan aktualisasi sumber daya manusia dalam rangka mengoptimalkan performa dan kontribusi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan. Sumbangan yang akan dilihat adalah sumbangan pengelolaan sumber daya manusia dalam bentuk persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia serta diskrepansi harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia. Secara khusus pengelolaan sumber daya manusia akan dilihat dari fungsi pengelolaan pengembangan karyawan, pengelolaan penilaian karya serta pengelolaan hubungan kerja.
Penelitian dilakukan terhadap 288 responden yang telah bekerja minimal 1 tahun dan maksimal 10 tahun; memiliki latar belakang pendidikan minimal SLTA; bukan anggota keluarga atau teman dekat pemiliki, direksi ataupun komisaris perusahaan; berasal dari bnerbagai bidang kerja dan jabatan, serta merupakan karyawan dari perusahaan kelas menengah yang memiliki bagian sumber daya manusia maupun bagian personalia saja.
Berdasarkan hasil pengelolaan data terlihat bahwa komitmen karyawan pada organisasi berada pada derajat cukup tinggi. Jika dilihat dari komponen terlihat bahwa komitmen afektif berada pada derajat cukup tinggi, komitmen rasional berada pada derajat rendah, sedangkan derajat normative berada pada derajat agak tinggi. Harapan karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia tergolong tinggi, persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia tergolong rendah, sehingga diskrepansi antara harapan dan persepsii karyawan tergolong besar. Jika diurutkan, fungsi pengelolaan pengembangan karyawan dinilai paling tinggi, diikuti dengan fungsi penilaian karya, dan yang dinilai paling rendah adlah fungsi pengelolaan hubungan kerja.
Berdasarkan hasil analisa regresi berganda ditemukan beberapa hal:
a. Yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen organisasi, komitmen afektif serta komitmen normative adalah persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen rasional adalah diskrepansi antara harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia.
b. Jika dilihat dari masing-masing fungsi pengelolaan sumber daya manusia terlihat bahwa yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen organisasi, komitmen afektif serta komitmen normative adalah persepsi karyawan. Sedangkan yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen rasional adalah diskrepansi harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan penilaian karya dan pengelolaan pengembangan karyawan
c. Ada perbedaan skor komitmen organisasi dan skor persepsi karyawan atas penglolaan sumber daya manusia yang bermakna berdasarkan beberapa karakteristik personal responden dan karakteristik perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T38185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamhur Agus SAS
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat relevansi kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas terhadap Tugas Penyelia, ditinjau dari Lulusan dan Pengguna Lulusan. Di samping itu, dalam penelitian ini juga ingin diketahui : ( 1 ) Perbedaan persepsi antara Lulusan dan Pengguna lulusan mengenai relevansi kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas terhadap Tugas Penyelia. ( 2 ) Hubungan antara kepuasan kerja Lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum (3) Hubungan antara kuantitas pengalaman kerja lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum.
Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Jawa Barat, di Perusahaan yang telah mengirimkan karyawannya pada Pelatihan Kader Produktivitas, pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan (Maret 1998 sampai dengan Mei 1998 ). Metode penelitian yang digunakan adalah survai dengan besar sampel untuk Lulusan 108 orang dan Pengguna Lulusan 55 orang.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner, baik untuk lulusan maupun pengguna lulusan. Jumlah butir instrumen untuk lulusan 28 butir tentang materi kurikulum, 12 butir tentang kepuasan kerja dan 2 butir untuk kuantitas pengalaman kerja. Untuk pengguna lulusan, jumlah butir instrumen hanya menyangkut materi kurikulum. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis Deskriptif, Anova satu jalan, dan Regresi sederhana pada taraf signifkansi 0.05.
Hasil penelitian sebagai berikut : Pertama, menurut persepsi Lulusan dan Pengguna Lulusan kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap Tugas Penyelia. Kedua, terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas terhadap Tugas Penyelia. Ketiga, tidak terdapat hubungan antara kuantitas pengalaman kerja lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas di Indonesia."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pustakawan terhadap profesi pustakawan berdasarkan pendidikan, masa kerja, usia, dan golongan pustakawan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 1997 di perpustakaan-perpustakaan di Kotamadya Medan mencakup perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan IKIP Medan, Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Perpustakaan IAIN Medan, Perpustakaan STM Negeri I Medan, dan Perpustakaan SMEA Negeri I Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitan survai yang menguji hubungan antarpeubah. Populasi terdiri dari 66 pustakawan dari semua jenjang jabatan. Data dikumpulkan dengan metode angket atau kuesioner yang terlebih dahulu diuji kehandalannya dengan koefesien Korelasi Momen Tangkar Pearson. Data dianalisis dengan uji Korelasi Momen Tangkar Pearson dengan taraf significansi 5 %.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara persepsi pustakawan terhadap profesi pustakawan dan pendidikan, masa kerja, usia, serta golongannya tidak maknawi yang ditandai dari kurangnya nilai thitung daripada tmbti. Di samping itu juga digambarkan tugas sehari-hari yang dilakukan pustakawan seperti, layanan pustaka dan informasi, pengolahan bahan pustaka, publikasi perpustakaan, pembuatan karya ilmiah, melatih dalam bidang perpustakaan, dan kegiatan dalam organisasi profesi, dan permasalahan yang dihadapi dalam pengumpulan angka kredit berdasarkan waktu yang ditentukan, seperti kurangnya koleksi bahan pustaka baru, kurangnya pengetahuan dan keterampilan dan pengetahuan pustakawan, batas-batas tugas belum jelas, bertugas hanya di satu bidang, dan pergantian tugas yang belum jelas. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T4909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina R. Soedarno
"Kepadatan penduduk di perkotaan akan terus meningkat dan menjadi masalah yang sangat serius di masa yang akan datang. Terbatasnya lahan yang tersedia di kota bagi penduduk yang berpenghasilan rendah dan meningkatnya harga-harga perumahan, mengakibatkan mereka berdesak-desakan dalam bangunan-bangunan yang kebanyakan beruangan tunggal di daerah perkampungan kota.
Kebanyakan penduduk berpenghasilan rendah dipermukiman kota, hidup diruang yang berukuran antara 2-10 m2 per orang, bahkan sering dijumpai tujuh orang lebih hidup bersamaan dalam satu ruangan. Kondisi ini, memicu tingginya penyakit infeksi seperti penyakit kulit, saluran pernafasan bagian atas (Ispa), diare dan mata; kondisi gangguan psikologis seperti stress, pusing-pusing dan mual; gejala mal nustrisi dan turunnya kualitas lingkungan berikut mutu penduduk.
Sangatlah mengherankan bahwa di negara-negara yang sedang berkembang, penanggulangan pembangunan dengan memperhatian aspek sosial budaya seperti dampak kepadatan yang berlebih (overcrowding) masih belum banyak mendapat perhatian. Padahal perhitungan kepadatan yang bertumpu kepada pengetahuan masyarakat merupakan aspek penting untuk mendukung argumentasi di balik perumusan kebijakan dan penyusunan program kesehatan, perumahan dan lingkungan.
Kepadatan diakui banyak ahli, memang berdampak negatif bagi perumahan, lingkungan dan kesehatan. Dalam ruang lingkup internasional, WHO (1974) menyatakan bahwa sudah waktunya memperhatikan aspek sosial budaya dari kepadatan.
Oleh karena kurangnya data mengenai indikator-indikator sosial budaya dari kepadatan, dibutuhkannya definisi yang terperinci dan spesifik dari masyarakat yang hidup di perkampungan. Maka disusunlah tesis ini yang berjudul : PERSEPSI "KEPADATAN" BAGI MASYARAKAT KALIANYAR (STUDI RASUS PERKAMPUNGAN KUMUH DI DKI JAKARTA).
Lokasi penelitian yang dipilih adalah sebuah pemukiman kumuh yang terletak di RW 01 dan RW 08, Kel. Kalianyar, Kec. Tambora, Jakarta Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan komuniti yang terkumuh, terpadat dan di dalamnya terdapat berbagai jenis kegiatan ekonomi informal yang sudah relatif mapan. Studi ini menggunakan pendekatan kwalitatif dengan tehnik utama yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut persepsi dan pengetahuan penduduk, kepadatan erat dengan pemahaman; (a) dalam rumah dan di luar rumah; (b) dalam pengertian untung rugi; (c) dalam pengertian fisik dan sosial; dan (d) dalam pengertian baik dan buruk. Selain itu, muncul peristilahan yang sering diucapkan berulang kali oleh masyarakat mengenai kata padat dan kepadatan, keempat batas diantaranya adalah : berdempetan, berderet, bergandengan, berjubel, kecil, mepet-mepet, padat, pengep, penuh, rame, rapet, sempi t, semrawut dan sumpek.
Dan pengetahuan kata-kata padat dan kepadatan dari pengukuran penduduk tersebut mewujudkan perilaku pemukiman sebagai berikut kebiasaan menggunakan kipas angin, kebiasaan tidur dan istirahat bergantian, kebiasaan hidup dengan suara bising, kebiasan membuka pintu sepanjang waktu, kebiasaan membeli barang-barang, kebiasaan merokok, kebiasaan mandi, kebiasaan makan, kebiasaan HAS, banyaknya binatang seperti tikus dan kecoa di dalam rumah membentuk pola hidup khas perkampungan kota. Pola hidup yang khas ini mempunyai dampak negatif dalam pemeliharaan kesehatan penghuninya di dalam rumah.
Keluarga-keluarga miskin di perkampungan kota seperti di Kalianyar tidak kuasa mengatasi pertambahan anggota keluarga akibat kelahiran (banyak kasus kehamilan yang sebenarnya tidak dikehendaki oleh salah satu pasangan), perkawinan muda (lulus SMP sudah banyak yang menikah) dan kasus perceraian. Melestarikan pola hidup bersama beberapa rumah tangga di bawah satu atap dengan alasan akan memperluas dan memperkokoh tali persaudaraan dan pertemanan satu asal.
Berlandaskan pertimbangan ekonomi tidak segan-segan keluarga-keluarga di Kalianyar, menyewakan ruangan dalam rumahnya kepada orang lain untuk memperoleh penghasilan ekstra. Adapun umum menggunakan ruangan tunggalnya untuk kegiatan komersial, hal ini dilakukan untuk menggalang kesatuan ekonomi keluarga menjadi kuat. Kepadatan bisa diartikan menjadi beban dan juga bisa menjadi potensi, tergantung bagaimana masyarakat disini memainkannya.
Konsepnya kebersamaan dan sistem toleransi terhadap "keberjubelan" hunian dan "kerapetan" bangunan menjadi landasan moral, strategi dan perasaan bermasyarakat orangorang di kampung perkotaan. Dimasa yang akan datang, dimana kepadatan makin mendekati angka yang luar biasa, lingkungan Kalianyar akan semakin kumuh, dan semakin menurunnya kebugaran masyarakat yang hidup di dalamnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T7142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Diah Tjandrawati
1985
S2144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Haradeani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>