Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zuhelma
"learning is changing attitude. at school, students learn various kinds of subject, one of them is art. teacher often gets difficulties in teaching and learning process since not all students have their own motivation to learn art, especially, applied art. At the end of the research, the writer hopes that the learning result will improved when the students learn in group , especially, in applied art subject."
Padang Panjang: Dinas pendidikan kota Padangpanjang, 2013
370 JGR 10:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan sebagai sebuah aktivitas penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pendidikan sebagai sebuah aktivitas penting tentunya memiliki sebuah proses yang disebut dengan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses belajar yang terjadi baik secara langsung dengan menggunakan tutor maupun secara tidak langusng dengan memanfaatkan media. Media yang umum digunakan dalam proses belajar adalah buku. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) didapatkan hasil bahwa minat baca cukup rendah terutama dikalangan siswa. Dengan dmeikian, tentu perlu adanya alternatif media untuk terus meningkatkan minat baca dikalangan siswa. Alternatif media yang saat ini bayak dikembangkan adalah video tutorial. Pengembangan media alternatif ini perlu diujikan untuk melihat dampak yang terjadi dikalangan siswa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuesioner. Populasi yang digunakan adalah siswa SMA dan SMK Negeri yang ada di Kota Denpasar. Hasil yang diperoleh adalah penggunaan media berbasis audio video lebih menarik dibandingkan dengan media yang berbasis teks.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tiffany Candra
"Tulisan ini membahas mengenai utilisasi tari Waacking di Korea Selatan dan Indonesia. Waacking merupakan genre tari modern yang mulai berkembang pada tahun 1970-an. Lahir dari komunitas klub gay di Los Angeles, Waacking menjadi salah satu media ekspresi diri bagi kaum homoseksual pada masa itu. Para penari menggunakan Waacking untuk mengungkapkan perasaannya melalui gerakan-gerakan yang juga berarti sebagai simbol identitas diri mereka. Melalui gerakan ini, penari menyampaikan makna-makna subjektif mereka kepada para penonton. Seiring berjalannya waktu, Waacking mulai dikenal masyarakat di berbagai negara, tidak terkecuali di Korea Selatan dan di Indonesia. Meski teknik yang digunakan masih sama, terdapat perkembangan fungsi Waacking di kedua negara tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Waacking sebagai media pengenalan budaya nasional oleh waackers Korea Selatan dan Indonesia. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Tulisan ini mengacu pada teori tari sebagai sistem simbol dan tari sebagai sarana komunikasi lalu hasil temuan dianalisis dengan sudut pandang artikulasi budaya. Melalui tulisan ini dapat disimpulkan bahwa meski awalnya Waacking digunakan sebagai sarana ekspresi diri dari penindasan, kini Waacking digunakan sebagai sarana pengenalan identitas budaya nasional.

This paper discusses the utilization of Waacking dance in South Korea and Indonesia. Waacking is a modern dance genre that began to develop in the 1970s. Born from the gay club community in Los Angeles, Waacking became one of the media of selfexpression for homosexuals at that time. Dancers use Waacking to express their feelings through movements that also symbolize their self-identity. Through these movements, dancers conveyed their subjective meanings to the audience. Over time, Waacking began to be recognized by people in various countries, including South Korea and Indonesia. Although the techniques used are still the same, there are developments in the function of Waacking in both countries. The purpose of this study is to analyze the use of Waacking as a medium for introducing national culture by South Korean and Indonesian waackers. The method used is descriptive qualitative method with literature study technique. This paper refers to the theory of dance as a symbol system and dance as a means of communication and then the findings are analyzed from the point of view of cultural articulation. Through this paper, it can be concluded that although initially Waacking was used as a means of self-expression from oppression, now Waacking is used as a means of recognizing national cultural identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Nursari Rindu
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi dalam meningkatkan proses belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teluk Dalam. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Teluk Dalam tahun pelajaran 2014/2015. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan membuat kalimat yang diakhiri dengan tes harian di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode-metode pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode-metode pembelajaran demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Hayuningtyas
"Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari makanan sebagai media untuk bertahan hidup. Di masa kini, makanan telah menjadi sebuah fenomena tersendiri yang menarik perhatian manusia, bukan sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, namun ada sebuah makna yang tersembunyi di balik makanan. Salah satu makna yang tersembunyi di dalam makanan dapat digali melalui kajian seni dan estetika. Ternyata, ada sebuah makna yang dapat menjadikan makna sebagai sebuah seni. Hal ini dapat dicapai melalui apresiasi estetik yang melibatkan fungsi persepsi dan penggalian makna oleh manusia itu sendiri. Apresiasi estetik pada makanan harus melalui proses konsumsi yang melibatkan kerja seluruh persepsi tanpa terpisahkan atau disebut dengan aesthetic engagement. Status seni pada makanan bagi Berleant melibatkan sebuah pengalaman estetik yang mengedepankan isu sosial dan proses pemaknaan kontekstual yang terwujud melalui pengalaman makan yang dihayati.

Food cannot be separated from human‟s life as a media to survive. In present time, food has become a phenomena that interests people, not only as to relieve hunger, but there‟s also a hidden meaning beyond food itself. One of meanings that is hidden beyond the food can be cultivated through perspective of aesthetics and art. Evidently, there‟s a meaning that can make food as an art form. This can be achieved through aesthetic appreciation that involves the function of perception and meaning cultivation by human himself. Aesthetic appreciation on food must go through the process of consumption that involves the work of whole perception comprehensively or can be known as aesthetic engagement. The art status on food for Berleant requires a social aesthetic experience and a process of contextual meaning that can be formed through the activities of intimacy eating."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S53017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"On performing arts in Indonesia, according to Islamic perspectives; collection of articles."
Jakarta Timur: Balai Penelitian Pengembangan Agama Jakarta, 2015
297.267 FUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Enday Tarjo
Jakarta: Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan bahasa dan Seni UPI, , 2004
371.102 END s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dick Hartoko
Yogyakarta: Pustaka, 1984
700 DIC m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Harsono
Magelang, Jawa Tengah: Langgeng Gallery, 2009
709.598 HAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Irtadji
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa kreativitas yang mempunyai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan dalam pencapaian hasil belajar siswa di sekolah adalah dapat dikembangkan. Upaya pengembangan kreativitas biasa dilakukan melalui pelatihan khusus, dan sebenarnya dapat dilakukan melalui pengajaran. Pengajaran yang dirancrang untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah pengajaran kreatif, dan salah satu jenisnya adalah pengajaran dengan pendekatan synectics.
Sementara pengajaran dengan pendekatan synectics dimaksudkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dan mempunyai efek pengiring dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Joyce dan Well, 1980), tetapi tidak ditemukan data tentang pelaksanaan pengajaran ini di Indonesia. Yang ada ialah pengajaran dengan pendekatan CBSA, yaitu pengajaran yang menekankan keterlibatan intelektual dan emosi siswa dalam proses belajar-mengajar (Sudjana, 1989) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Partika, 1987; Wijayanti, 1991), dan menurut Romlah (1988) dapat pula meningkatkan kreativitas siswa, dalam arti bahwa situasi kelas memungkinkan berkembangnya kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pengajaran dengan pendekatan synectics dan CBSA terhadap kreativitas siswa, khususnya kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif, serta hasil belajar siswa.
Melalui kajian teori tentang kreativitas, khususnya kemampuan berpikir kreatif dam sikap kreatif, hasil belajar, pengajaran dengan pendekatan synectics dan CBSA, maka dalam penelitian eksperimen "control group pretest-posttest design" ini diajukan tiga buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 77 orang siswa kelas IV SD Katolik "Sang Timur" Malang, yaitu:
1. Peningkatan skor berpikir kreatif kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA.
Peningkatan skor diukur dengan mengurangi skor paska tes dengan skor pra tes. Selisih ini mencerminkan efek dari perlakuan. Hipotesis 1 ditolak.
2. Peningkatan skor sikap kreatif kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Hipotesis 2 diterima.
3. Ada perbedaan dalam hasil belajar bidang studi IPS antara kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics dan kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Hipotesis 3 ditolak.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan mengambil sampel yang lebih besar pada jenjang pendidikan yang berbeda-beda dan pelaksanaan eksperimen yang cukup lama. Tes IPS hendaknya mencakup tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan bentuk tes yang bervariasi, serta lebih memperhitungkan kesahihan isi dan kesahihan eksternal. Skala Sikap Kreatif perlu dicari kesahihan eksternalnya. "
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>