Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman mengenai komunikasi mitigasi bencana oleh masyarakat
sekitar Gunung Merapi, upaya dan pola komunikasi yang dilakukan Badan Geologi terkait kepercayaan lokal masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme
menggunakan teori interaksionisme simbolik dan jenis studi kasus. Masyarakat Desa Umbulharjo Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman Provinsi D.I. Yogyakarta yang merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar
Gunung Merapi menjadi subjek dari penelitian ini. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dan
studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sekitar Gunung Merapi memahami inti dari Komunikasi
Mitigasi Bencana sebagai sumber pemberian informasi mengenai keadaan Gunung Merapi dan sumber
pemberian informasi mengenai tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat. Peningkatan keikutsertaan masyarakat
dan peran Juru Kunci merupakan upaya Badan Geologi dalam melakukan Komunikasi Mitigasi Bencana.
Pola Komunikasi Mitigasi Bencana yang dilakukan Badan Geologi KESDM terkait kepercayaan lokal masyarakat
sekitar Gunung Merapi terdiri dari dua jenis yaitu terstruktur dan melalui media. Dalam rangka meningkatan kapasitas
masyarakat dalam menghadapi dan menanggulangi bencana geologi untuk menghindari ketidakselarasan dalam
penerimaan informasi, Komunikasi Mitigasi Bencana perlu dikaji lebih dalam oleh Badan Geologi KESDM.
Badan Geologi KESDM diharapkan dapat pula meningkatkan frekuensi sosialisasi dan simulasi bencana langsung
pada masyarakat pada level bawah, tidak hanya mengundang perwakilan dari aparat pemerintah saja. Selain itu
Badan Geologi sebaiknya melibatkan Juru Kunci Merapi dengan memberikan pelatihan khusus mengenai istilah-
istilah teknis kebencanaan sehingga Juru Kunci bisa menjadi agen sosialisasi bagi masyarakat."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini mencoba mengangkat pola interaksi masyarakat beda agama di Desa Talang Benuang Kecamatan
Air Periukan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Paradigma dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan menggunakan pendekatan sosiologi dan interaksionisme simbolik. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerukunan
hidup masyarakat beda agama di Desa Talang Benuang Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu terbangun melalui interaksi dan komunikasi harmoni yang saling menghargai, saling menghormati,
saling memberikan toleransi dan tidak menyinggung masalah agama dalam kehidupan masyarakat. Faktor
lain yang mendukung adalah: pertama, adanya kesadaran tinggi dari masyarakat akan pentingnya kerukunan
hidup beragama yang ditanamkan sejak kecil secara turun temurun oleh pendahulunya; kedua, tumbuhnya
jiwa nasionalisme dalam kehidupan masyarakat; dan ketiga, adanya ikatan kekerabatan yang dihasilkan dari
pernikahan yang sebelumnya beda agama."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tema penelitian ini adalah “Akar Komunikasi dalam Al-Qur’an” yang sengaja dipilih dengan tujuan menjelaskan akar
komunikasi: intrapersonal, interpersonal, komunikasi massa, antar budaya, dan komunikasi organisasi dalam Al - Qur’an
dan menjelaskan relevansi konsep komunikasi dalam Al-Qur’an dengan konsep komunikasi dalam perspektif ahli komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan kajian literatur dengan pendekatan
penafsiran tematik. Sumber data utama dan pertama dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an. Sumber-sumber lain adalah
berbagai tafsir buku terbatas pada buku-buku tafsir yang dianggap representatif dan tersedia, yaitu: tafsir Al-Qur’an
Al-Mishbah dan tafsir Al-Qur’an Al-Adzim. Studi ini menemukan bahwa akar dari komunikasi intrapersonal di Al-
Qur’an menempatkan pikiran (immaterial) sebagai pusat kontrol untuk jiwa untuk memberikan rangsangan kepada
indera pendengaran dan penglihatan (material), dan menghasilkan pikiran. Akar komunikasi interpersonal di Al-Qur’an
lebih didasarkan pada etika komunikasi atau bagaimana berbicara dengan orang lain dengan kebijaksanaan, mauidhah,
dan Mujadalah. Akar komunikasi massa di Al-Qur’an menempatkan dirinya sebagai pusat informasi
/ berita yang memiliki kebenaran mutlak. Al-Qur’an memberikan pedoman bagi manusia dalam memberikan informasi
/ berita kepada orang lain yang harus disertai dengan kejujuran, keadilan, akurasi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Al-Qur’an mendesak masyarakat untuk berhati-hati (tidak mudah percaya) dalam menerima informasi atau berita. Akar
komunikasi antar budaya dalam Al-Qur’an dimulai dari sifat manusia diciptakan di dunia untuk mengenal satu sama lain
(komunikasi) dengan keragaman latar belakang agama, etnis, bangsa, jenis kelamin dan sebagainya. Akar dari komunikasi
organisasi di Al-Qur’an memerintahkan beberapa orang untuk membentuk suatu organisasi atau lembaga untuk
mengoptimalkan upaya amar ma’ruf dan nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah keburukan). Konsep
keterkaitan komunikasi dalam Al-Qur’an dengan konsep komunikasi Barat mengandung nilai menjelaskan satu sama
lain. Ini berarti bahwa bagi umat Islam, Al-Qur’an adalah pedoman hidup, sedangkan komunikasi barat dapat digunakan
untuk menjelaskan makna dari isi Al-Qur’an."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui “Bagaimana komunikasi antarbudaya etnis Sunda dalam masyarakat
multikultur?”. Untuk mengungkap fenomena tersebut penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan model interaksionisme simbolik untuk melihat perilaku dan interaksi manusia
yang dapat diperbedakan karena ditampilkan melalui melalui simbol dan maknanya. Untuk mendapatkan
data, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara mendalam dan telaah
dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan telah terjadi adaptasi timbal balik antara etnis Sunda sebagai
pendatang dengan etnis Rejang sebagai pribumi. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati antara
etnis pendatang dan pribumi memungkinkan setiap kelompok etnis tersebut untuk menjalankan kebudayaannya
masing-masing. Masyarakat dari etnis Sunda dengan Rejang saat berdialog dapat menggunakan bahasa
Sunda, bahasa Rejang atau bahasa melayu dialek Bengkulu. Hubungan antara kedua etnis tersebut sejauh
ini telah berlangsung tanpa hambatan yang berarti karena masing-masing etnis telah saling menerima apa
adanya."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Peneliti melakukan penelitian tentang analisis beban kerja tenaga kependidikan di Fakultas Y Universitas X.
Fokus penelitiannya adalah beban kerja berdasarkan analisis pekerjaan dan beban kerja berdasarkan kinerja
pegawai. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif (generic quantitative inquiry) yang
memberikan gambaran atas beban kerja yang diemban oleh tenaga kependidikan di Fakultas Y Universitas
X. Sampel penelitian mengambil keseluruhan jumlah tenaga kependidikan dengan teknik pengumpulan data
melalui penyebaran kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kependidikan di Fakultas
Y Universitas X telah melakukan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan beban kerjanya."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertemanan antarbudaya remaja di sekolah secara umum beperan untuk mendukung pengembangan identitas
diri, tetapi belum maksimal untuk mendukung pengembangan identitas etnik remaja. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui dan menganalisa peranan pertemanan antarbudaya remaja dalam pengembangan identitas
diri dan identitas etnik. Melalui penelitian kualitatif diperoleh hasil bahwa (1) remaja memiliki dua konteks
relasi pertemanan antarbudaya dengan sepuluh tema interaksi yang berperan dalam pengembangan identitas
diri; (2) terkait pengembangan identitas etnik, remaja berada dalam tahapan unexamined identity, yang menempatkan
identitas etnik bukan sebagi prioritas dalam pertemanan antarbudaya di sekolah."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Media massa sebagai media informasi publik menjadi media promosi bagi artis untuk mendapatkan
popularitas dan keuntungan secara finansial. Seringkali artis menuntut dirinya sendiri untuk kooperatif
dengan wartawan, awak media yang akan menampilkan realitas simbol-simbol yang diterimanya pada saat
melakukan wawancara. Bagaimana artis memahami citra dirinya yang ditampilkan di media massa, bagaimana
artis mempersiapkan penampilan citra dirinya di hadapan wartawan (back stage region), bagaimana artis
menampilkan citra dirinya di hadapan wartawan (front stage region), dan bagaimana artis memahami
popularitasnya di publik sebagai dampak dari pemberitaan yang dibingkai wartawan di media massa (out
stage region) menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini. Untuk mengungkapkan pengelolaan kesan
artis dalam media massa, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori dramaturgi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi citra diri artis adalah orang-orang sekitar
yang berinteraksi dengan dirinya, karena interaksi tersebutlah yang akan menjadi realita. Realita tersebut
harus mampu dibingkai artis menjadi bagian dari citra dirinya. Sebelum berhadapan dengan wartawan untuk
diwawancara, artis melakukan beberapa persiapan untuk menampilkan citra diri yang positif di hadapan
wartawan. Artis memahami sepenuhnya makna popularitas bagi dirinya. Citra diri yang ditampilkan oleh
artis, jika dibingkai secara positif oleh wartawan dalam berita di media massa, maka akan memberi kesan
positif juga oleh publik. Jika sebaliknya, maka publik juga yang akan menolaknya. Berita di media massa
membawa dampak popularitas yang besar bagi artis. Artis membutuhkan popularitas untuk dapat bertahan
dalam menjalankan profesinya. Selain itu, artis juga mendapatkan berbagai keuntungan baik secara materi
maupun immateriil sebagai dampak dari popularitas yang diperolehnya. Artis selalu berupaya memelihara
hubungan baik dengan wartawan sebagai mitra kerjanya."
384 JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian berjudul “Konstruksi Makna Budaya Merantau di Kalangan Mahasiswa Perantau” ini memilih mahasiswa
perantau asal daerah Minangkabau yang tergabung dalam Unit Pencinta Budaya Minangkabau Universitas Padjadjaran
sebagai narasumber penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan mahasiswa perantau tentang budaya
merantau, motif mahasiswa perantau untuk merantau, dan untuk mengetahui pengalaman mahasiswa perantau selama
merantau. Karena ingin melihat fenomena rsecara mendalam, maka jenis studi penelitian ini adalah fenomenologi.
Adapun kesimpulan yang di dapat setelah menyelesaikan penelitian ini adalah (1) merantau bagi mahasiswa perantau
adalah sebuah kebiasaan, (2) motif merantau yang
dimiliki oleh seorang mahasiswa perantau dapat mempengaruhi cara mereka berperilaku selama diperantauan, (3) mahasiswa perantau mengalami beragam pengalaman pahit (negatif) dan pengalaman manis (positif) selama
merantau. Saran-saran peneliti adalah (1) merantau memang dapat memperkuat tali silaturrahmi antara keluarga
yang berada di kampung halaman dengan keluarga yang ada di perantauan, (2) motif merantau yang berbeda-beda bagi seorang mahasiswa perantau harus menjadi cambuk untuk mencapai kesuksesan, (3) pengalaman merantau, baik yang positif maupun yang negatif tidak boleh menjadi hambatan dalam mencapai kesuksesan.
Dalam hidup di perantauan, mahasiswa perantau Minangkabau diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik
pula dengan masyarakat sekitar (masyarakat sunda)."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makna diri anggota geng motor, pengharapan anggota
geng motor akan diri yang ideal, dan dinamika pembentukan makna diri geng motor yang meliputi latar belakang
komunikasi dengan keluarga, sesama anggota geng motor, dan lingkungan sekitar mereka. Kejahatan
geng motor selalu meresahkan masyarakat karena kebrutalannya dalam merusak dan membunuh korban
tanpa alasan yang jelas. Pola kejahatannya sama, yaitu dengan mengendarai sepeda motor, mereka merusak
dan merampok mini market atau mengejar korban yang tidak bersalah, melukai atau bahkan membunuhnya.
Melalui wawancara mendalam terhadap sembilan informan, penelitian ini mencoba membangun realitas
geng motor di Kota Bandung. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebelum bergabung dengan geng motor,
mereka melihat dirinya biasa saja, namun setelah bergabung dengan geng motor mereka merasa diri “pang
aingna”. Anggota geng motor secara kognitif sebenarnya menyadari kalau diri yang ideal adalah menjadi
“pemuda baik-baik” seperti yang diharapkan masyarakat. Namun, interaksi dengan teman-teman dalam geng
motornya membuat mereka berperilaku “ideal” versi kelompok itu. Selain itu, tidak sepenuhnya benar anggapan
tentang anggota geng motor berasal dari keluarga “broken home” namun, komunikasi dalam keluarga
memang sangat minim."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media massa dan Internet dipergunakan sebagai sarana
penyebarluasan informasi dan promosi oleh pengelola industri kecil dan menengah di kota Bandung. Penelitian ini
menggunakan pendekatan dan metode penelitian kuantitatif, yaitu survei dengan teknik analisis deskriptif. Data
yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner, wawancara, studi pustaka dan pencarian data di Internet. Sampel
diperoleh dengan teknik proporsional random sampling dimana diperoleh ukuran sampel 96. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa hanya sebagian kecil pengelola industri kecil dan menengah menggunakan media massa
dan Internet. Intensitas penggunaan media massa dan Internet sangat tergantung pada media yang digunakan. Media
yang paling sering digunakan oleh pengelola industri kecil dan menengah adalah email. Informasi yang paling
dominan disampaikan di media massa dan Internet adalah informasi mengenai produk. Tidak ada cara khusus
yang dilakukan oleh pengelola industri kecil dan menengah untuk menentukan media mana yang digunakan untuk
menyebarkan informasi dan promosi, mereka lebih banyak bergantung pada promosi dari mulut ke mulut dari
konsumen yang pernah menggunakan produknya. Berkaitan dengan biaya, Internet menjadi media alternatif untuk
sarana promosi karena biayanya relatif murah dibandingkan dengan media lainnya. Kesimpulannya, pemahaman
pengelola usaha kecil dan menengah terhadap fungsi media massa dan Internet untuk menyebarkan informasi dan
promosi masih kurang, padahal banyak media, terutama Internet, tidak memerlukan biaya besar dalam penggunaannya."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>