Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Untuk mengetahui kualifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan dunia kerja, perguruan tinggi seyogyanya
aktif melakukan pendekatan serta penelitian terhadap dunia kerja. Penelitian ini diarahkan untuk
mengetahui serta merumuskan kualifikasi sumber daya manusia di bidang jurnalistik radio yang dibutuhkan
oleh radio siaran dalam aspek pemahaman terhadap filosofi jurnalistik, karakter media, kemampuan mengolah
pesan untuk siaran radio, serta pemahaman etika profesi.Penelitian dilakukan terhadap tiga stasiun radio
siaran di Bandung yaitu Radio PR FM, Radio Republik Indonesia, dan Radio Litasari FM. Penelitian menggunakan
metode deskriptif kualitatif dimana data diperoleh melalui pengamatan dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwajurnalis radio yang dibutuhkan adalahyang memahami filosofi perannya
sebagai pembawa pesan serta memahami karakteristik radio siaran agar optimal mengolah pesan untuk radio.
Mereka juga diharapkan dapat menjunjung tinggi etika profesi. Sejalan dengan perkembangan teknologi
berbasis internet, para jurnalis radio juga dituntut bekerja dalam pola kerja media konvergensi. Pengelola radio
menyadari kesenjangan antara kondisi ideal dan real kualifikasi jurnalis radio,namun mengaku kesulitan
mengatasinya. Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perguruan tinggi untuk menyediakan
calon jurnalis radio dengan kualifikasi yang memadai."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makna diri anggota geng motor, pengharapan anggota
geng motor akan diri yang ideal, dan dinamika pembentukan makna diri geng motor yang meliputi latar belakang
komunikasi dengan keluarga, sesama anggota geng motor, dan lingkungan sekitar mereka. Kejahatan
geng motor selalu meresahkan masyarakat karena kebrutalannya dalam merusak dan membunuh korban
tanpa alasan yang jelas. Pola kejahatannya sama, yaitu dengan mengendarai sepeda motor, mereka merusak
dan merampok mini market atau mengejar korban yang tidak bersalah, melukai atau bahkan membunuhnya.
Melalui wawancara mendalam terhadap sembilan informan, penelitian ini mencoba membangun realitas
geng motor di Kota Bandung. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebelum bergabung dengan geng motor,
mereka melihat dirinya biasa saja, namun setelah bergabung dengan geng motor mereka merasa diri “pang
aingna”. Anggota geng motor secara kognitif sebenarnya menyadari kalau diri yang ideal adalah menjadi
“pemuda baik-baik” seperti yang diharapkan masyarakat. Namun, interaksi dengan teman-teman dalam geng
motornya membuat mereka berperilaku “ideal” versi kelompok itu. Selain itu, tidak sepenuhnya benar anggapan
tentang anggota geng motor berasal dari keluarga “broken home” namun, komunikasi dalam keluarga
memang sangat minim."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tentang perilaku seksual mahasiswa yang dilaksanakan pada tahun 2013 ini, bertujuan untuk
mengetahui: (1) seberapa banyak mahasiswa yang melakukan aktivitas seksual; (2) bentuk-bentuk aktivitas
seksual yang dilakukan; (3) siapa yang terlibat dalam aktivitas seksual; (4) lokasi melakukan aktivitas
seksual dan (5) kuantitas melakukan aktivitas seksual. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan;
sedangkan populasi mahasiswa tingkat pertama hingga keempat dengan rentang umur 18 hingga 24 tahun;
penelitian dilakukan pada salah satu perguruan tinggi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat. Melalui teknik stratified random sampling kemudian didapatkan responden berjumlah 100 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan melalui angket, wawancara dan observasi. Fakta penting yang muncul dalam
penelitian, yaitu: (1) pada umumnya mahasiswa menyatakan pernah melakukan aktivitas seksual; (2) bentuk
aktivitas seksual yang dilakukan secara berurut berdasarkan jumlah ialah kissing, necking, petting, intercourse
dan masturbasi; (3) sebagian besar melakukan aktivitas seksual melibatkan pacar, sebagian kecil melibatkan
teman, PSK, dan lainnya yaitu “pecun” (perempuan cuma-cuma) serta tetangga atau anak tetangga rumah
maupun kos/kontrakan; (4) rumah menjadi salah satu tempat dimana biasanya aktivitas seks dilakukan,
menyusul tempat kos/kontrakan, kampus, hotel/penginapan, mobil, bioskop, dan pantai atau tempat-tempat
rekreasi lainnya; (5) aktivitas seksual dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu (hampir setengahnya) bahkan
ada yang melakukan setiap hari (sebagian kecil)."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini merupakan hasil penelitian yang dilatarbelakangi oleh permasalahan konstruksi identitas yang
saat ini banyak ditampilkan pada foto pre-wedding. Pada mulanya foto pre-wedding hanyalah foto yang
menampilkan sepasang laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk dipajang dalam resepsi pernikahan.
Dalam perkembangannya foto pre-wedding menjadi ajang dalam menampilkan identitas dari pasangan tersebut.
Dalam menampilkan identitas-identitas tersebut, setiap pasangan memiliki alasan-alasan (motif atau
account), bentuk-bentuk dan batasan identitas apa saja yang ditampilkan, serta dampaknya terhadap foto
pre-wedding yang ditampilkan. Peneliti mengintegrasikan teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik,
dan teori konstruksi sosial, serta menggunakan pendekatan subjektif-konstruktivis dengan metode penelitian
kualitatif dalam tradisi penelitian fenomenologi, atau paradigma interpretif (interpretive paradigm).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontruksi identitas pada foto pre-wedding menjadi fenomena bukan
semata karena kepentingan pasangan tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan dengannya seperti
fotografer. Dampaknya, disadari atau tidak oleh pasangan, identitas yang ditampilkan dapat mempengaruhi
psikologi pasangan tersebut. Dalam penelitian ini disarankan kepada pihak-pihak terkait untuk dapat memberikan
perhatian khusus pada foto pre-wedding dengan menampilkan identitas tertentu yang dapat lebih
menggambarkan diri dari pasangan."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, implementasi serta evaluasi dari strategi
Marketing Public Relations yang ditetapkan PR MD Entertainment pada film Habibie & Ainun pada tahun
2012-2013. Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif yang bertujuan melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Hasil penelitian
menunjukan PR MD Entertainment telah melakukan tahapan-tahapan atau Teknik PR pada film Habiebie dan
Ainun dengan melakukan perencanaan, implementasi serta evaluasi dari program tersebut dari tahun 2012–
2013. Kesimpulan penelitian ini adalah PR MD Entertainment melakukan perencanaan Strategi Marketing PR
Film Habibie & Ainun, telah dilakukan dengan baik dan melalui proses persiapkan yang sangat matang, tahap
implementasi strategi MPR MD Entertainment pada pemasaran Film Habibie & Ainun meliputi apa, siapa
dan bagaimana proses penyampaian pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Penggunaan
berbagai taktik MPR baik dalam bentuk Offline, Online dan Ground Activity yang menekankan pada Unique
Selling point dari tokoh yang diangkat, disertai advertising/iklan, publisitas, merchandising dan dibantu oleh
kekuatan word of mouth yang dilakukan oleh media serta Evaluasi Strategi juga dilakukan oleh PR MD
Entertainment, diawali dengan melakukan Media Monitoring, serta mencari apa kekurangan, kelebihan,
kendala yang dihadapi timnya dalam melaksanakan tugas.Saran penelitian ini dari semua kegiatan MPR
yang dilakukan, maka Merchandising tampaknya kurang begitu menarik perhatian. Hal ini disebabkan oleh
penjualan semua merchandise Film Habibie & Ainun yang hanya dijual melalui sosial media dan website MD
Entertainment, dan diharapkan setelah ini dilakukan penelitian lain mengenai pentingnya kegiatan Public
Relations dalam mendukung pemasaran Film yang lebih spesifik dan mendalam, terutama dari para pekerja
film Indonesia untuk semakin menggairahkan kembali perfilman nasional yang berkualitas."
384 JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertemanan antarbudaya remaja di sekolah secara umum beperan untuk mendukung pengembangan identitas
diri, tetapi belum maksimal untuk mendukung pengembangan identitas etnik remaja. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui dan menganalisa peranan pertemanan antarbudaya remaja dalam pengembangan identitas
diri dan identitas etnik. Melalui penelitian kualitatif diperoleh hasil bahwa (1) remaja memiliki dua konteks
relasi pertemanan antarbudaya dengan sepuluh tema interaksi yang berperan dalam pengembangan identitas
diri; (2) terkait pengembangan identitas etnik, remaja berada dalam tahapan unexamined identity, yang menempatkan
identitas etnik bukan sebagi prioritas dalam pertemanan antarbudaya di sekolah."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian berjudul “Konstruksi Makna Budaya Merantau di Kalangan Mahasiswa Perantau” ini memilih mahasiswa
perantau asal daerah Minangkabau yang tergabung dalam Unit Pencinta Budaya Minangkabau Universitas Padjadjaran
sebagai narasumber penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan mahasiswa perantau tentang budaya
merantau, motif mahasiswa perantau untuk merantau, dan untuk mengetahui pengalaman mahasiswa perantau selama
merantau. Karena ingin melihat fenomena rsecara mendalam, maka jenis studi penelitian ini adalah fenomenologi.
Adapun kesimpulan yang di dapat setelah menyelesaikan penelitian ini adalah (1) merantau bagi mahasiswa perantau
adalah sebuah kebiasaan, (2) motif merantau yang
dimiliki oleh seorang mahasiswa perantau dapat mempengaruhi cara mereka berperilaku selama diperantauan, (3) mahasiswa perantau mengalami beragam pengalaman pahit (negatif) dan pengalaman manis (positif) selama
merantau. Saran-saran peneliti adalah (1) merantau memang dapat memperkuat tali silaturrahmi antara keluarga
yang berada di kampung halaman dengan keluarga yang ada di perantauan, (2) motif merantau yang berbeda-beda bagi seorang mahasiswa perantau harus menjadi cambuk untuk mencapai kesuksesan, (3) pengalaman merantau, baik yang positif maupun yang negatif tidak boleh menjadi hambatan dalam mencapai kesuksesan.
Dalam hidup di perantauan, mahasiswa perantau Minangkabau diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik
pula dengan masyarakat sekitar (masyarakat sunda)."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembagian ruang dalam rumah memiliki tujuan dan berdasarkan pada adat istiadat tertentu. Konsep rumah
bahkan mencerminkan status penghuninya. Konsep ruang rumah adat Bugis kaitannya dengan tingkatan
status dan penggunaan ruang dan waktu yang digunakan oleh mereka dalam prosesi perkawinan adat Bugis,
khususnya tradisi ”mappacci”.Tujuannya untuk mengetahui seni ruang dan waktu dalam “mapacci” pada
upacara perkawinan adat Bugis. Untuk tujuan tersebut metode yang digunakan adalah metode penelitian
etnografi. Etnografi adalah penelitian untuk mendeskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya. Penelitian
ini berupaya mempelajari peristiwa kultural, yang menyajikan pandangan hidup subyek sebagai obyek studi.
Hasilnya adalah upacara “mappaci” perkawinan adat bugis tentang proksemik dengan pembagian ruang dalam
rumah dapat memberikan gambaran bahwa semakin dekat jarak sosial seseorang dengan pemangku hajat
menentukan ruang mana dia ditempatkan dan menentukan juga lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti
prosesi perkawinan adat tersebut. Semakin dekat jarak sosial semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengikuti prosesi tersebut."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Peneliti melakukan penelitian tentang analisis beban kerja tenaga kependidikan di Fakultas Y Universitas X.
Fokus penelitiannya adalah beban kerja berdasarkan analisis pekerjaan dan beban kerja berdasarkan kinerja
pegawai. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif (generic quantitative inquiry) yang
memberikan gambaran atas beban kerja yang diemban oleh tenaga kependidikan di Fakultas Y Universitas
X. Sampel penelitian mengambil keseluruhan jumlah tenaga kependidikan dengan teknik pengumpulan data
melalui penyebaran kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kependidikan di Fakultas
Y Universitas X telah melakukan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan beban kerjanya."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman mengenai komunikasi mitigasi bencana oleh masyarakat
sekitar Gunung Merapi, upaya dan pola komunikasi yang dilakukan Badan Geologi terkait kepercayaan lokal masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme
menggunakan teori interaksionisme simbolik dan jenis studi kasus. Masyarakat Desa Umbulharjo Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman Provinsi D.I. Yogyakarta yang merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar
Gunung Merapi menjadi subjek dari penelitian ini. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dan
studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sekitar Gunung Merapi memahami inti dari Komunikasi
Mitigasi Bencana sebagai sumber pemberian informasi mengenai keadaan Gunung Merapi dan sumber
pemberian informasi mengenai tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat. Peningkatan keikutsertaan masyarakat
dan peran Juru Kunci merupakan upaya Badan Geologi dalam melakukan Komunikasi Mitigasi Bencana.
Pola Komunikasi Mitigasi Bencana yang dilakukan Badan Geologi KESDM terkait kepercayaan lokal masyarakat
sekitar Gunung Merapi terdiri dari dua jenis yaitu terstruktur dan melalui media. Dalam rangka meningkatan kapasitas
masyarakat dalam menghadapi dan menanggulangi bencana geologi untuk menghindari ketidakselarasan dalam
penerimaan informasi, Komunikasi Mitigasi Bencana perlu dikaji lebih dalam oleh Badan Geologi KESDM.
Badan Geologi KESDM diharapkan dapat pula meningkatkan frekuensi sosialisasi dan simulasi bencana langsung
pada masyarakat pada level bawah, tidak hanya mengundang perwakilan dari aparat pemerintah saja. Selain itu
Badan Geologi sebaiknya melibatkan Juru Kunci Merapi dengan memberikan pelatihan khusus mengenai istilah-
istilah teknis kebencanaan sehingga Juru Kunci bisa menjadi agen sosialisasi bagi masyarakat."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>