Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Edyana
"ABSTRAK
Interaksi antara perawat dengan pasien dan keluarga yang kurang efektif dapat diasumsikan sebagai salah satu penyebab rendahnya kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan sehingga dapat menyebabkan ketidakoptimalan pencapaian Bed Occupancy Rate, Average Length of Stay, dan Turn Over Interval. Dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga, perawat harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai komunikasi terapeutik, sehingga mereka dapat mendengarkan, berbagi rasa, berbagi cerita, dan membantu menyelesaikan masalah pasien dan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawat pelaksana dalam menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap sampel yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi sebanyak 131 orang. Analisis data menggunakan statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Bandung dan Cimahi yang berusia muda dan mempunyai motivasi intrinsik tinggi akan mempunyai kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik dengan baik. (p=0,000).
Saran yang disampaikan agar diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik, dilakukan supervisi serta penerapan model reward and punishment untuk meningkatkan motivasi ekstrinsik yang difokuskan untuk perawat yang berusia lebih tua, pembagian yang merata antara perawat yang lebih muda dengan perawat yang lebih tua, dan pertemuan rutin untuk saling memberikan umpan balik.

ABSTRACT
Ineffective interaction between nurses, patients and their families can be assumed as one of the causes of low patient and family’s satisfaction to the service that can lead to the achievement of ideal Bed Occupancy Rate, Average Length of Stay, and Turn Over Interval. In order to gain improved patient and family's satisfaction, nurses should have better understanding about therapeutic communication so that they can listen, share feelings and stories, and help the patients and families to solve their problems.
The purpose of this research is to identify factor related to nurses ability in applying therapeutic communication techniques. This research is using descriptive correlative design with crosssectional approach. Samples are chosen based on inclusion criterion of 131 people. The data collected by questionnaires. The univariate analysis was used to analyse the distribution and descriptive statistics to see the variation of independent variable. The bivarite analysis use t - Test trial for the numeric data and Chi Square trial for the categorical data. The multivariate analysis that is used was the doubled logistic regression with the mixture model between the prediction model and risk factor model.
The result of this study showed that young nurses who have intrinsic motivation have better ability to implement the therapeutic communication techniques (p=0,000). The result of this study concludes that the factors related to nurses’ ability in implementing the therapeutic communication techniques at Bandung and Cimahi Mental Hospitals are intrinsic motivation and nurses age.
The suggestion given is that to hold training, supervision, reward and punishment, and regular meeting, in particular for older nurses as well as the equal responsibility sharing between young nurses and older nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Johan Sastradijaya
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon. Masalah ini timbul dilatarbelakangi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon yang belum optimal dimana tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat pelaksana hanya 57,50 % (2003) dan perawat pelaksana yang membuat dokumentasi asuhan keperawatan dengan Iengkap dan benar hanya 53,67% (2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja perawat dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja perawat ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan lama bertugas, karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi dan pembelajaran.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan seksional silang (Cross Sectional). Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon sejumlah 48 orang sebagai total sampel. Data yang diperoleh adalah data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur terhadap responden perawat pelaksana dan data sekunder didapat dari dokumentasi asuhan keperawatan di pencatatan medis (medical record).
Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja, kepemimpinan dengan kinerja dan pembelajaran dengan kinerja. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kinerja, lama bertugas dengan kinerja, sumber daya dengan kinerja, imbalan dengan kinerja dan motivasi dengan kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang benar kepada setiap perawat pelaksana melalui pelatihan formal yang diadakan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan menggunakan desain yang lebih baik validitasnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T13176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaeni
"Dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran kinerja perawat pelaksana dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dilaksanakan penelitian deskriptif analitik dengan desain Cross sectional, terhadap 102 orang perawat pelaksana di RS Jiwa Makassar dari tanggal 23 - 28 Mei 2001. Hasil penelitian menggambarkan bahwa hanya variabel motivasi yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kinerja perawat pelaksana.

Dominant Factors Correlated with Work of Hospital Attendant at Makassar Mental HospitalIn order to acquire information about determinant factors related to work performance of nurses in Makassar mental hospital, this analytic descriptive research designed with cross sectional is conducted toward 102 nurses in Makassar mental hospital on May 23 until May 28, 200l. The result indicated that statistically only variable of motivation that had significant connection with the work performance of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T5239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
"Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di 6 ruang rawat inap. Sampel sebanyak 51 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap, tidak sedang sakit, tidak sedang tugas belajar, dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi Iogistik berganda. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.
Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, motivasi, pengembangan karir, dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv < 0,05). Sedangkan variabel umur, lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, kepemimpinan, dan imbalan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv > 0,05).Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat adalah tingkat pendidikan dan supervisi.
Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh direksi dan manajer keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit. Caranya adalah dengan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dan manajemen keperawatan di ruangan melalui upaya pengoptimalan kedua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu tingkat pendidikan dan supervisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Mulia Sari
"Terbatasnya waktu respon, penurunan daya tahan tubuh, serta banyaknya prosedur invasif yang dilakukan perawat kepada pasien menjadi penyebab tingginya risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di instalasi gawat darurat dan ruang perawatan intensif. Insiden infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dicegah dan dihindari melalui penerapan kepatuhan kewaspadaan standar. Namun, tingkat kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat masih tergolong rendah. Perilaku kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor demografi, predisposisi, pemungkin, dan penguat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat. Desain riset menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 100 perawat ruang perawatan intensif dan IGD yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Nilai kepatuhan kewaspadaan standar perawat relatif cukup rendah yaitu sebesar 54.66 (SD = 4.68) atau sekitar 67.89 persen dari total nilai kepatuhan tertinggi. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa usia (p = 0.939), lama bekerja (p = 0.564), jenis kelamin (p = 0.064), tingkat pendidikan (p = 0.870), unit kerja (p = 0.078), jenjang karir (p = 0.919), pelatihan (p = 0.065), pengetahuan (p = 0.137), sikap (p = 0.738), ketersediaan fasilitas (p = 0.810), standar prosedur operasional (p = 0.229), dan dukungan atasan (p = 0.436) tidak memiliki hubungan yang bermakna. Hanya efikasi diri (p = 0.009) yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan kewaspadaan standar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa efikasi diri merupakan faktor yang esensial untuk meningkatkan kepatuhan kewaspadaan standar. Hasil penelitian ini merekomendasikan rumah sakit untuk menyelenggarakan atau menggiatkan program atau aktivitas yang mampu meningkatkan efikasi diri perawat agar tingkat kepatuhan kewaspadaan standar perawat dapat meningkat.

The limited response time, decreased immune system, and many invasive procedures performed by nurses to the patient are responsible for the high risk of healtcare-associated infections (HAIs) in the emergency and intensive care units. The incidence of HAIs can be prevented and avoided through compliance on standard precautions. However, the level of nurses compliance on standard precautions is still low. The compliance on standar precautions can be influenced by several factors, such as demographic, predisposing, enabling, and reinforcing factors. This study aimed to identify factors affecting nurses compliance on standard precautions.  This study used descriptive correlation with cross sectional approach. The study involved 100 intensive care and emergency care nurses who were selected using convenience sampling method. Data were collected using questionnaires. The study revealed that the mean score of nurses compliance on standard precaution was 54.66 (SD = 4.68) or 67.89 percent of the total correct score. The results of the study, furthermore, showed that there was no significant correlation between age (p = 0.939), working experience (p = 0.564), gender (p = 0.064), level of education (p = 0.870), working unit (p = 0.078), level of career (p = 0.919), training (p = 0.065), knowledge (p = 0.137), attitude (p = 0.738), facility (p = 0.810), standard operational procedure (p = 0.229), managerial support (p = 0.436) with standard precaution compliance. Only self-efficacy showed significant correlation with standard precaution compliance (p = 0.009). The study concluded that self- efficacy could increase nurses compliance on standard precautions. The results of the study recommended the hospitals conducting programs or activities that may enhance nurses efficacy, because it can improve nurses compliance on standar precautions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
"ABSTRAK
Citra perawat dimata sebagaian besar masyarakat Indonesia saat ini masih rendah,
keadaan ini juga disebabkan oleh nilai-nilai profesionalisme perawat yang belum
terinternalisasi dan diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan keperawatan, termasuk
perilaku caring sebagai inti keperawatan, sehingga perlu dilakukan studi penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perilaku caring perawat pelaksana
di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Partisipan dalam penelitian ini adalah 6 perawat
pelalcsana dari 6 ruangan rawat inap prima I Rumah Sakit Immanuel Bandung. Disain
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded
theory, pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam menggunakan
pedoman observasi dan pedoman wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalitis
secara kualitatif dengan melakukan analisis tematik. Hasil penelitian menemukan
fenomena baru dalam perilaku caring perawat pelaksana di rumah sakit immanuel
Bandung Indonesia, ada tujuh tema yaitu : 1) sikap peduli terhadap pemenuhan
kebutuhan klien , 2) Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan klien, 3) ramah dalam
melayani, 4) sikap tenang dan sabar dalam melayani klien, 5) selalu siap sedia
memenuhi kebutuhan klien 6)memberikan motivasi kepada klien, 7) sikap empati
dengan klien dan keluarganya. Disamping itu penelitian ini juga menemukan tiga tema
perilaku yang tidak caring yaitu : 1). Komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, 2)
sikap kurang tulus dalam melayani klien yang membutuhkan, 3) Kurang
terampil.Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya membudayakan perilaku
caring dengan melakukan continung,supervisi dan pengarahan yang intensif."
2007
T22850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Uli
"Latar belakang : Tumor ganas adalah satu sel liar di bagian tubuh yang tumbuh dengan cepat, tidak bersimpai dan tumbuhnya menyusup ke bagian tubuh lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi perawat dan tingkat kecemasan pasien preoperasi tumor ganas. Metode penelitian yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Sampel yang diambil sebanyak 54 responden.
Hasil yang didapatkan adalah mayoritas usia >31 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan SMP-SMA, pendapatan 2-5 juta/bulan, korelasi antara pola komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi tumor ganas tidak bermakna/ tidak berhubungan (Ho) dengan nilai signifikan p - value 0,060 dan nilai korelasi spearman sebasar 0,257 yang menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Saran : hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi dan dapat meningkatkan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan serta diharapkan dilakukannya penelitian yang lebih komprehensif dan metode kualitataif sehingga dapat tergali data yang lebih dalam tentang tingkat kecemasan pasien preoperasi keganasan.

Background: Malignant tumor is the uncontrolled cells in the body that grow rapidly
and infiltrate other parts of the body.
The purpose of this study was to determine the
pattern of nurse communication and anxiety level of malignant tumors preoperative
patient. The method used is the Spearman correlation test. The amount of samples are
54 respondents.
The results obtained are the majority of age> 31 years old, female,
education status are junior-high school, monthly income of 2-5 million rupiah, the
correlation between the pattern of nurse communication with anxiety level of malignant
tumors preoperative patient was not significant / unrelated (Ho) with significant p -
value 0.060 and spearman correlation value 0.257 indicating a positive correlation with
the strength of correlation is very weak.
Suggestion: the results of this study can be a reference and can improve the nursing science in providing nursing care and it is expected to do more comprehensive study and qualitative methods, so the data can be explored deeply about the anxiety level of malignancy preoperative patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amril
"Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang diberikan secara Iangsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, bersifat humanistik pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan proses perawatan, dengan tahapan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi dan pendokumenfasian keperawatan. Perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bila tidak dilaksanakan sesuai standar prosedur akan menimbulkan keluhan bagi pasien, yang berakibat tidak puasnya klien yang dilayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang bertugas di instalasi rawat inap yaitu ruangan kebidanan, bedah, IKA, penyakit dalam, Neurologi, paviliun Gandofnah, pavilitm Nan Tongga RSUD Pariaman. Sampel penelitian, semua populasi dijadikan sampel (total sampling) yang berjumlah 70 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dan checklist. Pengolahan data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan bantuan komputer.
Hasil penelitian ditemukan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik sebesar 62,9%. Hasil analisis bivariat, yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah pengetahuan, beban kerja, SOP keperawatan. Hasil analisis multivariate regresi logistik, variabel pengetahuan merupakan variabel yang secara statistik paling sigifikan berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004, dengan Odds Ratio 4,96 (95% CI: 1,55-15,86), artinya perawat yang pengetahuannya baik mempunyai peluang untuk berperilaku baik dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan kepemwatan sebesar 4,96 kali dibanding perawat yang mempunyai pengetahuan kurang setelah dikontrol variabel beban kerja.
Unluk merubah perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman ke arah yang Iebih baik sesuai standar, disarankan agar pihak rnanajemen rumah sakit melakukan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan tenaga keperawatan dari SPK, PPB ke jenjang yang lebih tinggi minimal D Ill Keperawatan, dan melaksanakun pelatihan on the job training, maupun pelatihan formal di bidang pelayanan keperawatan yang dihaksanakan oleh institusi terkait, dan disediakan dana untuk pendidjkan dan pelatihan tersebut. Agar beban kerja tenaga keperawatan dibuatkan standar operasional prosedurnya (SOP), diatur sedemikian rupa sehingga semua perawat mendapatkan pembagian tugas yang merata dan seimbang, peraturan tentang standar operasional prosedur keperawatan dilakukan kaji ulang untuk perbaikan dan revisi sesuai kondisi rumah sakit.
Agar perawat meningkatkan perilakunya dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian keperawatan, penegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan terutama evaluasi keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, supaya pelanggan merasa lebih puas dan nyaman setelah mendapat pelayanan keperawatan di rumah sakit umum daerah Pariaman."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Marthalena
"Kepatuhan perawat dalam melaksanakan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi dipengaruhi oleh persepsi dan pengalaman dalam berinteraksi dengan IPCN. Studi ini merupakan studi kualitatif fenomenologi yang bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam berinteraksi dengan IPCN. Metode yang digunakan adalah wawancara secara mendalam terhadap 11 perawat dengan durasi 30-60 menit yang berasal dari 8 area pelayanan di rumah sakit. Wawancara direkam audio kemudian dibuat transkrip wawancara. Analisis tematik dilakukan dengan menggunakan lima fase analisis data kualitatif yaitu: compiling, diassembling, reassembling, interpreting dan concluding.
Hasil penelitian menemukan bahwa perawat memiliki interaksi yang minimal dengan IPCN dan menemukan pelaksanaan tugas IPCN yang belum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan optimalisasi pemahaman perawat terhadap fungsi IPCN dengan melibatkan pihak manajemen, serta merencanakan pendidikan formal ners spesialis pengendali infeksi kepada IPCN untuk memaksimalkan asuhan keperawatan.

Nurse experience in interacting with infection prevention and control nurse (IPCN). Nurse compliance in implementing infection prevention and control practices is influenced by perceptions and experiences in interacting with IPCN. This study is a phenomenological qualitative study that aimed to explore the experience of nurses in interacting with IPCN. The method used was in-depth interviews with 11 nurses, once for about 30-60 min, from 8 service areas in the hospital. Interviews were audio recorded and field note were made then transcripts of interviews were made. Thematic analysis was carried out using five phases of qualitative data analysis, namely: compiling, diassembling, reassembling, interpreting and concluding.
The results of the study found that nurses had minimal interaction with IPCN and found that the implementation of IPCN duties had not been maximized according to the Regulation of the Minister of Health. This study recommends optimizing nurses understanding of the functions of IPCN by involving management, as well as pursue formal education for infection control specialists to IPCN to maximize nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Surya Putra Manuaba
"Budaya keselamatan pasien baru mulai tumbuh di RSU Manuaba setelah dicanangkan dan dibentuknya Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit RSU Manuaba tahun 2009. Belum berjalan dengan baiknya sistem pelatihan yang ada terutama dalam konsep keselamatan pasien menggambarkan belum adanya upaya rumah sakit dalam meningkatkan mutu rumah sakit terutama mutu SDMnya. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui kesiapan perawat dalam menerapkan konsep keselamatan pasien di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan menggunakan desain operational research dengan pendekatan kualitatif jumlah sampel sebanyak 51 orang, yang merupakan jumlah total perawat RSU Manuaba.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa untuk saat ini perawat belum siap untuk menerapkan konsep keselamatan pasien di rumah sakit, kebijakan keselamatan pasien dan SOP sudah ada tapi belum disosialisasikan dengan baik dan berkelanjutan. Ada perubahan nilai pengetahuan dan sikap perawat ketika diukur sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Anggaran mengenai pendidikan dan pelatihan keselamatan pasien belum ada. Pihak rumah perlu meningkatkan pendidikan dan pelatihan mengenai konsep keselamatan pasien agar terwujud budaya keselamatan pasien di lingkungan perawat RSU Manuaba.

Patient safety culture has just begun at Manuaba General Hospital after declerated and performed patient safety team at 2009. The Patient Safety concept had not worked out properly,the hospital had not strongly forced to improve quality of human resources. The study investigated the preparation of nurses in managing patient safety concept at Manuaba General Hospital. The study used research operational design with qualitative method, total sample were 51 nurses who worked at Manuaba General Hospital.
The result showed nurses had not ready to implemantation patient safety concept, patient safety policy and standart operational procedure had established but not been good and continously sosialized. There was proggression of knowledge and attitude of nurses pre and post training.There was no budget for patient safety training. The manangement of Hospital need to increase education anda training of patient safety to create it concept as a culture in Manuaba General Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31317
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>