Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam kegiatan deteksi otomatis Sudden Commencement (SC) dan fenomena lain yang terkait, studi tentang penentuan onset SC merupakan fokus utama yang harus dipahami, selain juga karakteristik SCnya sendiri. Dalam makalah ini SC dibedakan menjadi SC (SI) yaitu SC yang tidak diikuti oleh peristiwa badai geomagnet dan SC (SSC)
yaitu SC yang diikuti oleh peristiwa badai geomagnet (SC (SSC)). Sampai saat ini sudah banyak metode yang telah digunakan untuk menentukan onset data deret waktu. Salah satu dari metode tersebut adalah dengan metode pemfilteran diferensial data deret waktu. Demikian juga dalam kegiatan ini, penentuan onset SC dilakukan dengan metode pemfilteran terhadap diferensial data deret waktu untuk menetapkan satu harga batas yang merupakan kriteria onset SC. Adapun data yang digunakan adalah data komponen H menitan dari stasiun Biak tahun 2000 dan didukung dengan data komponen H stasiun Okinawa sebagai pembanding keberadaan SC. Dari analisis data diperoleh bahwa onset SC (SSC) umumnya terdapat pada titik ketika diferensial data dicut-off pada amplitudo > 4 nT/menit, sedangkan onset SC (SI) umumnya terdapat pada titik ketika diferensial data dicut-off pada amplitudo > 2 nT/menit. Dengan kedua harga cut-off di atas maka kriteria onset SC (SSC) dan SC (SI) dapat dilakukan secara otomatis."
620 DIR 3:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"
The fluxgate magnetometer equipment of LAPAN up to now does not have a supporting system to monitor geomagnetic anomaly in real time. For that reason it is necessary to build and develop such a system. In this system that we will develop a system, so that the analog data received by the fluxgate magnetometer (H component, D component and Z component) parallelly will be procceed to be a digital data integrated trought a card interface. This real time data monitoring system will be by the software to do data acquisition and visualization"
620 DIR 1:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekstraksi informasi citra atau identifkasi objek yang berada di bawah permukaan air laut khususnya terumbu karang dapat dilakukan baik dengan berbagai cara antara lain: Cara superposisi antar band spektral yang biasanya disebut komposisi R (red) G (green) B (blue) kemudian dinalisis secara visual atau dengan cara digital biasanya klasifikasi. Dalam paper ini diterangkan metode analisis multispatial yaitu analisis dengan menggunakan data resolusi yang berbeda. Analisis yang didasarkan pada pendekatan digital (analisa spektral dan klasifikasi Lyzengga) dengan menggunakan Landsat-5 tahun 1996 (resolusi 30 meter) dan analisis visual dengan menggunakan SPOT-5 pansharpen tahun 2003 (resolusi 2.5 meter) dan pansharpen QuickBird image tahun 2006 (resolusi 0.6 meter). Hasil yang diperoleh adalah Pulau Bokor mengalami penurunan luas sebesar 27% dalam kurun waktu 10 tahun. Hutan dan pasir mengalami penurunan luas sebesar 50,6% dan 38 % dalam kurun waktu 7 tahun (1996-2003), dalam kurun waktu 2003-2006 hutan dan pasir mengalami penurunan sebesar 10,5% dan 4%. Sedangkan untuk mangrove mengalami penambahan luas sebesar 70,7% dalam kurun waktu 7 tahun, akan tetapi kemudian pengalami penurunan sebesar 31 % dalam kurun waktu 3 tahun"
620 DIR 3:4 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Cuaca antariksa sangat dipengaruhi oleh aktivitas matahari, terutama oleh naiknya aliran plasma yang berasal dari flare dan lontaran massa korona. Salah satu akibat dari aktivitas matahari ini adalah munculnya badai geomagnet yang dapat mempengaruhi kerapatan elektron di ionosfer. Beberapa peristiwa eruptif di matahari mempengaruhi geomagnet dan ionosfer di Indonesia. Beberapa flare dengan kelas sinar X yang kuat, yaitu flare tanggal 14 Juli 2000, 28, dan 29 Oktober 2003, dan lontaran masakorona yang menyertainya, mempunyai dampak yang cukup besar terhadap geomagnet dan ionosfer di Indonesia. Pengaruh pada geomagnet terlihat dengan adanya
Sudden Storm Commencement (SSC) dan turunnya kuat medan magnet, sedangkan pada ionosfer ditandai dengan munculnya deviasi yang besar dari frekuensi kritis lapisan F2 (foF2) terhadap mediannya.
"
620 DIR 4:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Satelit-mikro Beijing-1 diluncurkan pada tanggal 27 Oktober 2005, dari Plesetsk Cosmodrome di Rusia bagian Utara ke Orbit Bumi Rendah pada ketinggian 686-km, dengan umur operasi diharapkan lebih dari 5 tahun. Satelit-mikro Beijing-1 dengan massa 166 kg, dilengkapi dengan sensor pencitra kamera Pankromatik yang menghasilkan citra Pankromatik, dengan resolusi spasial tinggi (4 m ) dengan lebar liputan satu citra 27 km, dan sensor pencitra multi-spectral 3-kanal yang menghasilkan citra resolusi medium (32 m) dengan lebar liputan satu citra 600 km, dan resolusi temporal 5 hari. Satelit Beijing-1 (DMC+4) bergabung dengan 4 anggota Konstelasi Pemantauan Bencana Alam (Disaster Monitoring Constellation-DMC), yang mencakup satelit-satelit dari Aljazair, Turki, Nigeria dan Inggris (UK), yang dikoordinasikan secara internasional oleh DMCii, satu perusahaan cabang dari SSTL. Dengan mengoperasikan 5 satelit-mikro tersebut dalam satu konstelasi yang bekerja bersama-sama, DMC mampu mengumpulkan citra dari lokasi di mana saja di dunia dalam 24 jam pada basis harian. Tulisan ini menguraikan: karakteristik teknis satelit-mikro Beijing-1 dan DMC, karakteristik teknis sensor pada Beijing-1, karakteristik data citra, aplikasi data, dan analisis pemanfaatan data Beijing-1untuk berbagai aplikasi. Metode pelaksanaan kajian adalah mempelajari materi studi berdasarkan literatur/informasi/data yang diperoleh dari badan/lembaga pemilik satelit serta dari media internet, dan sumbersumber referensi literatur lainnya/hasil-hasil penelitian yang berkembang dewasa ini, serta melakukan analisis."
620 DIR 4:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The inventarisation of natural resources using the Remote sensing data is an activities to identifying an object on surface of the earth. The stressing of this research is to analyze the natural resources at coastal region and sea in Maluku Tenggara district. The coastal region is the interface area between land and sea, limited to the Land u to the area when marine activities reached and to the sea when land activities influenced. Satellite data using is Landsat-7 ETM (Enchancement Thematic Mapper) in 2002. parth/raw 105/064, 106/63, and 106/064. Inventarisation of object on the surface can be conducted by using classification methode manually on the RGB image of Landsat satellite data and to identifying a sea grass and coral reef using Lyzengga algorithm. Based on the Inventarisation and the processing data, obtained that : the area of Maluku Tenggara district is 1257,49 Km, the distribution of the natural resources for coral reef region and sea grass located at Tayando Tam, Dullah Utara Island, Kei Kecil Barat Subdistrict. The whole area of the coral reef and sea grass are 144,13 Km and 140,43 Km respectively, the area of sand (243,18 Km), and the mangrove is 17,785 Km. Beside, the length of coastal region line is 3978,20 Km."
620 DIR 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Some micro satellite and small satellite remote sensing systems which are operating and being operated in the national / regional / global region was studied based on the current literatures or informations. The study results can be used as considerations tool in the development of the micro satellite LAPAN-TUBSAT for the next generations. The study results among others are the satellites and their imager sensors technical capability., the image data characteristis and also data applications of : 1. the micro satellite LAPAN-TUBSAT, 2. the micro satellite DLR TUBSAT, 3. the small satellite SUNSAT XE, 4. the constellation of small satellites FUEGO, 5. the constellation of small satellites GOAL and Go, and 6. the small satellite DIAMANT. Another result showed that the use of constellation of a number small or micro satellites on LEO orbit are necessary especially for disaster detection and monitoring and disaster relief assistance or another applications which need high temporal resolution or real time remote sensing data. There are 4 micro or small satellite remote sensing systems obtained in this study which can be considered to be used to develop the micro satellite LAPAN TUBSAT for the next generations, ie the small satellite SUNSAT XE or the constellation of small satellites SUNSAT XE, 2. FUEGO : a dedicated constellation of small satellites to detect and monitoring forest fires, 3.the constellation of small satellites GOAL and GO for disaster monitoring and disaster relief assistance, 4. the small satellite DIAMANT or the constellation of small satellites DIAMANT, which all described in this paper."
620 DIR 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"As an extensive archipelago state with an wide-ranging diversity of natural resources and environmen, as well as the dynamic character of its people. It is evident that Indonesia requires space applications to accelerate development process for the people's prosperity. One of the most significant application of space is earth observation by means of remote sensing satellites. The progress on electronics, solid state telecommunications and data processing technology have provided the opportunity on the technology development and production of remote sensing micro satellites that are simple, low-cost and effective. An analysis on the function of various sub-systems for remote sensing micro satellites is performed, related to the integrated functioon of the satellite in support of the remote sensing sensor payload data acquisition in orbit. Other important function of various satellite sub-systems is to maintain satellite health and safety of satellite operation in orbit as long as the intended satellite lifetime. The presentation is expected to provide a general description on the function of remote sensing satellite sub-systems."
620 DIR 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Serial Satelit CBERS (China Brazil Earth Resources Satellite) atau ZY (Zi Yuan) adalah suatu progam kerjasama antara CAST (Chinese Academy of Space Technology), Republik China, dan INPE (Instituto de Pesquisas Espaciais), Brazil. CBERS-1 adalah satelit pertama, diluncurkan pada tanggal 14 October, 1999, menggunakan roket China Long March 4B, dari Pusat Peluncuran di Taiyuan, Provinsi Shanxi, kira-kira 750 kilometer dari Beijing bagian tenggara. CBERS-1 beroperasi sampai dengan tanggal 13 Augustus 2003. CBERS-2 diluncurkan pada tanggal 21 Oktober 2003, sebagai pengganti dari pendahulunya. CBERS-2B diluncurkan pada tanggal 19 September 2007. CBERS-3 dan CBERS-4 akan mengikutinya, masing-masing direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2010, dan 2012. Tulisan ini menguraikan karakteristik teknis serial satelit CBERS dan sensor-sensor yaitu: Wide Field Imager (WFI) (pada satelit CBERS-1, 2, dan 2B), High Resolution CCD Camera (HRCC) (pada satelit CBERS-1, 2, dan 2B), Infrared Multispectral Scanner (IRMSS) (hanya pada CBERS-1), dan High-Resolution Panchromatic Camera (HRC) (hanya pada CBERS-2B), karakteristik data serial satelit CBERS, aplikasi data serial satelit CBERS, serta analisis pemanfaatan data CBERS untuk bermacam aplikasi. Metode pelaksanaan kajian adalah dengan mempelajari literatur/informasi/ data yang diperoleh dari operator satelit, internet, hasil-hasil penelitian yang berkembang dewasa ini, dan melakukan analisis."
620 DIR 4:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>