Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This study have been conducted in 2004 and taken place in East Java for five months from July throughout November 2004. Two locations were chosen as a sample for IPM-Farmer Field School namely Malang and Jombang districts. The objectives of research were: (a) to describe the adoption of IPM technology by farmers, (b) the economic visibility of farms and (c) the technical efficiency of farms between before and after IPM-FFS. This research used method of survey, primary data where collected from 80 farmers consisting of 40 IPM-Farmer Field School (alumni) and 40 non-alumni while secondary data were collected from the Office of Estate Crops, the Office of IPM Project, Central Agency of Statistics and Institutions of Research. The results showed that after IPM-FFS, the technology of integrated pest management have been applied by the most of farmers. The alumni (80%) and non-alumni (23%) have done the field observation regularly The alumni and non-alumni (32.5%) were able to distinguish some predators of pests and did not harm them. Most farmer have controlled pests with a method of preventive while the an-organic pesticide would be applied when the pests attack reached the economic threshold. The productivity of alumni after IPM-FFS increased 45.5 percent (from 1,128 to 1,641) and non-alumni increased 24.6 percent (from 872 to 1,087)kg/ha/year. Net income of alumni increased 40,7 percent (from Rp.3,7 to Rp 5,2) million/hectare/year. Through the application of IPM technology, the technical efficiencies of alumni increased 31,7 percent (from 0.63 to 0.81) and non-alumni increased 4,8 percent (from 0,63 to 0,66)."
330 JSE 12:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Maulana Fajarudin
"Berdasarkan prestasi dan potensi yang dimiliki Kopi Tanjungsari, petani kopi Desa Tanjungsari masih mengalami tantangan dan permasalahan terkait produktivitas, pemasaran dan permodalan. Tantangan dan permasalahan tersebut jika tidak diatasi akan mengancam kesejahteraan petani kopi. Maka diperlukan suatu upaya untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat mengusahakan kesejahteraan petani kopi, upaya tersebut adalah pemberdayaan petani kopi. Pemberdayaan petani kopi dapat dilakukan oleh banyak pihak, termasuk dari petani kopi itu sendiri. Upaya pemberdayaan yang berasal dari petani kopi itu sendiri berbentuk sebagai kelembagaan petani kopi, yang merupakan lembaga yang berasal dari, oleh, dan untuk Petani. Penelitian ini membahas mengenai peran yang dilakukan kelembagaan petani kopi Desa Tanjungsari, yaitu Kelompok Tani Guna Tani Abadi, dalam melakukan upaya pemberdayaan kepada petani kopi Desa Tanjungsari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif yang menggunakan teknik Purposive Sampling sebagai teknik pemilihan informan. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara semi- terstruktur (wawancara mendalam), dan observasi. Hasil penelitian ini menjelaskan Kelompok Tani Guna Tani Abadi sebagai kelembagaan petani kopi Desa Tanjungsari telah melakukan beberapa peran dalam upaya pemberdayaan petani kopi Desa Tanjungsari, seperti Advocate, Broker, Enabler, dan Educator. Terdapat manfaat yang dirasakan oleh petani kopi Desa Tanjungsari dari peran tersebut, diantaranya adalah masalah yang dialami Petani Kopi dapat terkelola dengan baik, kebutuhan Petani Kopi dapat terpenuhi, dan kesempatan sosial dan mengembangkan diri petani kopi terfasilitasi, yang mengarah pada mengusahakan kesejahteraan petani kopi Desa Tanjungsari dan pada prosesnya tidak terlepas dari dukungan dan hambatan yang dialami Kelompok Tani.

Based on the achievements and potentials of Kopi Tanjungsari, coffee farmers in Tanjungsari Village are still experiencing challenges and problems related to productivity, marketing and capital. These challenges and problems if not addressed will threaten the welfare of coffee farmers. So an effort is needed to be able to overcome these problems so that they can seek the welfare of coffee farmers, this effort is the empowerment of coffee farmers. Empowerment of coffee farmers can be done by many parties, including the coffee farmers themselves. Empowerment efforts that come from coffee farmers themselves are in the form of coffee farmers institutions, which are institutions that come from, by, and for farmers. This research discusses the role of the coffee farmer institution in Tanjungsari Village, namely the Guna Tani Abadi Farmer Group, in empowering coffee farmers in Tanjungsari Village, Tanjungsari District, Bogor Regency, West Java. This research is a qualitative descriptive research that uses the purposive sampling technique as an informant selection technique. Data collection from this research was conducted by literature study, semi-structured interview (in-depth interview), and observation. The results of this study explain that the Guna Tani Abadi Farmer Group as an institution for coffee farmers in Tanjungsari Village has played several roles in efforts to empower coffee farmers in Tanjungsari Village, such as Advocate, Broker, Enabler, and Educator. There are benefits that are felt by coffee farmers in Tanjungsari Village from this role, including the problems experienced by coffee farmers can be managed properly, the needs of coffee farmers can be met, and social opportunities and self-development of coffee farmers are facilitated, which leads to the welfare of coffee farmers in Tanjungsari village. and in the process can not be separated from the support and obstacles experienced by the Farmers Group"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammi Yustisha
"Perubahan iklim telah menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian di Indonesia, khususnya bagi petani kopi yang rentan terhadap variabilitas cuaca. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis regulasi yang mengatur tentang asuransi pertanian berbasis indeks cuaca khususnya untuk komoditas kopi di Indonesia dan potensi konflik antara pemegang polis (petani) dan perusahaan asuransi dalam perjanjian asuransi pertanian berbasis indeks cuaca dapat diidentifikasi dan diatasi untuk memastikan pelindungan yang adil dan efektif bagi petani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif (doktrinal). Data yang digunakan adalah data sekunder, dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum terdapat regulasi yang mengatur secara khusus asuransi berbasis indeks cuaca khususnya untuk komoditas kopi. Hal ini dapat memunculkan potensi konflik antara perusahaan asuransi dengan petani, diantaranya adalah adanya ketidaksetaraan penilaian risiko dalam penetapan indeks cuaca dan penentuan ambang batas klaim, yang dapat mengakibatkan petani kopi tidak dilindungi dengan baik dari praktik-praktik bisnis yang tidak adil atau merugikan oleh perusahaan asuransi. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting bagi kebijakan publik dan strategi adaptasi iklim, serta mendorong penerapan asuransi pertanian berbasis indeks cuaca yang lebih luas di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan selaku pengawas sektor perasuransian, diharapkan dapat menerbitkan peraturan yang dapat dijadikan dasar asuransi berbasis indeks cuaca.

Climate change has become a major challenge for the agricultural sector in Indonesia, especially for coffee farmers who are vulnerable to weather variability. This research aims to analyse the regulations governing weather index-based agricultural insurance especially for coffee commodities in Indonesia and potential conflicts between policyholders (farmers) and insurance companies in weather index-based agricultural insurance agreements can be identified and addressed to ensure fair and effective protection for farmers. The research method used is normative juridical research method (doctrinal). The data used is secondary data, and analysed with a qualitative approach. The results showed that there is no regulation that specifically regulates weather index-based insurance, especially for coffee commodities. This can lead to potential conflicts between insurance companies and farmers, including the inequality of risk assessment in determining the weather index and determining the claim threshold, which can result in coffee farmers not being properly protected from unfair or harmful business practices by insurance companies. The findings are expected to make important contributions to public policy and climate adaptation strategies, as well as encourage wider adoption of weather index-based agricultural insurance in Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), as the supervisor of the insurance sector, is expected to issue regulations that can be used as a basis for weather index-based insurance."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevina Graciela Dris
"Kopi Priangan pernah mencapai puncak pada abad 17-18. Pada abad ke-19 komoditas kopi mengalami penurunan karena beberapa faktor, tetapi salah satu yang paling besar adalah serangan dari hama hemileia vasatrix pada beberapa tanaman kopi arabika sehingga melumpuhkan varietas kopi arabika di Jawa. Kota Bandung memiliki perkembangan yang pesat terlihat dari infrastruktur dan pengaruh dari Eropa yang cukup pesat. Hal ini dinilai mendukung usaha kopi yang mulai bermunculan di kota Bandung sehingga melahirkan sebuah pertanyaan penelitian apa dampak perkembangan kota Bandung terhadap kemunculan usaha kopi pada awal abad ke-20. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dari Kuntowijoyo. Perkembangan kota Bandung yang pesat dalam hal ini seperti pembangunan stasiun, munculnya Pasar Baru, dan terpaparnya kota Bandung dengan gaya hidup Eropa mendukung usaha kopi terbentuk dalam bentuk pabrik dan kedai kopi.

Priangan coffee had become the top commodities in the 17-18 centuries. In the 19th century the coffee commodity decreased due to several factors, but one of the biggest was the attack from the hemileia vastatrix pest on some arabica coffee plants, triggered the Arabica coffee commodity decreased at that time. The city of Bandung has had a fast development, seen from the infrastructure and influence from Europe which is quite fast. This is considered to support the coffee business that began to emerge in the city of Bandung, giving rise to a research question about the impact of the development of the city of Bandung on the emergence of coffee business in the early 20th century. This study uses the historical method from Kuntowijoyo. The rapid development of the city of Bandung in this regard, such as the construction of stations, the emergence of Pasar Baru, and the emeregence of coffee factory and coffee shop."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrina Reza
"Pergeseran gaya hidup masyarakat menjadikan kedai kopi sebagai tempat yang nyaman untuk bersosialisasi, sampai bekerja sembari ditemani secangkir kopi atau minuman lain. Hal tersebut menyebabkan prospek bisnis kedai kopi terlihat menjanjikan, termasuk di Kawasan Kemang, suatu Kawasan yang memiliki karakteristik unik dengan sejarah perkembagannya yang panjang. Meningkatnya jumlah kedai kopi di Jakarta setiap tahunnya menyebabkan diperlukannya strategi pemasaran yang baik dan terukur. Salah satu pertimbangan bagi seorang pebisnis dalam membuka usahanya adalah ketepatan dalam memilih lokasi. Pemilihan lokasi yang tepat mempengaruhi risiko dan keuntungan kedai kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lokasi terhadap kesuksesan usaha pada bisnis kedai kopi di Kawasan Kemang. Observasi dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana visibilitas, lahan parkir, dan kondisi lingkungan bisnis pada lokasi usaha. Adapun variable yang digunakan untuk mengukur kesuksesan usaha adalah lama usaha, pencapaian BEP, jumlah penjualan kopi, dan rating. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terhadap lingkungan kedai kopi, serta wawancara kepada pemilik kedai kopi. Penelitian ini menemukan bahwa lokasi yang berada di kelas jalan arteri, memperoleh kesuksesan yang lebih besar dibanding kelas jalan lainnya. Hasil dari penelitian ini didapatkan temuan bahwa lokasi memiliki pengaruh terhadap kesuksesan bisnis. Kedai dengan visibilitas, lahan parkir, dan lingkungan bisnis yang tinggi memiliki tingkat kesuksesan usaha yang tinggi pula. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kelas jalan dan nilai spasial lokasi menajdi kunci penting bagi kesuksesan usaha.

The shifting in people's lifestyles makes coffee shos a comfortable place to socialize, or work while accompanied by a cup of coffee or other drinks. This causes the coffee shop business prospects to look promising, especially in the Kemang area, an area that has unique characteristics with a long development historical. The increasing number of coffee shops in Jakarta every year requires a good and measurable marketing strategy. One consideration by an entrepreneur in opening his business is the accuracy in choosing a location, this is one of the factors that can affect the risks and profits of an overall business. The purpose of this study was to determine the effect of location on business success in the coffee shop business success in the Kemang area. Observations were carried out in this study to see how visibility, parker space and business environment around coffee shop business location. The variables used to measure business success are the years in operation, break-even point, number of coffee sales, and rating. Data collection was done by observing the coffee shop environment and the interview survey was conducted to find out how the development of the coffee shop business in the Kemang area. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the effect of location on the success of a coffee shop business in the Kemang Area. This study found that locations in the arterial road class had greater success than other road classes. The results of this study found that location has an influence on business success. Stores with high visibility, parking space, and business environment have a high level of business success as well. The conclusion of this study shows that the road class and the spatial value of the location are important keys to business success."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Begem Viantimala
"ABSTRAK
Kelompok tani sebagai lembaga pelaksana pembangunan pertanian di tingkat desa, sampai saat ini tetap menarik untuk ditelaah, karena meskipun kelompok tani telah terbentuk lebih dari dua dasarwarsa yang lalu sebagai satu jenis institusi social penting pada masyarakat pertanian-pedesaan, masih ada kelompok-kelompok tani yang belum menujukkan kinerja ataupun prestasi yang cukup baik.
Di propinsi Lampung sejak tahun 1980/1981 usaha pelestarian sumber daya alam dan konservasi tanah telah banyak dilakukan. Antara lain dengan cara penyuluhan melalui. Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UPSA) dan pembentukan Kelompok Pelestarian Sumber Daya Alam (KPSDA).
Kelompok tersebut bertujuan mempertahankan dan meningkatkan produktivitas usaha tani lahan kering. Namun kenyataannya sampai saat ini belum memberikan hasil yang maksimal.
Ketidak berhasilan kelompok mengindikasikan tidak tercapainya tujuan kelompok. Selanjutnya karena pencapaian tujuan kelompok adalah gambaran dari dinamika kelompok, maka ketidak berhasilan tersebut sekaligus merupakan gambaran dari dinamika kelompok itu sendiri.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana tingkat dinamika kelompok-kelompok tani di lahan kering dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani dalam melaksanakan tindakan konservasi. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, perlu dilakukan penelitian yang mendalam terhadap eksistensi kelompok-kelompok tani di lahan kering.
Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui tingkat dinamika kelompok tani desa Neglasari dalam meningkatkan produktivitas usaha tani lahan kering. 2. Mengetahui hubungan antara dinamika kelompok dan tindakan konservasi serta produktivitas usaha tani. 3. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara luas, status penguasaan lahan serta pendapatan anggota kelompok tani dan tindakan konservasi tanah.
Penelitian dilakukan terhadap empat kelompok tani yang dipilih secara "acak sederhana". Selanjutnya untuk kelompok yang terpilih sebagai sampel, dipilih sembilan responden yang ditetapkan secara "acak berlapis" berdasarkan status keanggotaan dalam kelompok dan status penguasaan lahan. Dengan demikian jumlah responden penelitian ini adalah 36 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berpedoman pada daftar pertanyaan serta wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan metode tabulasi, sedangkan untuk pengujian hipotesis digunakan uji korelasi peringkat spearman.
Hasil penelitian menunjukkan : 1. Tingkat dinamika kelompok tani Desa Neglasari bervariasi dari "rendah" sampai "tinggi", yaitu kelompok Sido Makmur masuk kategori "rendah", kelompok Karya Mandiri dan Harapan "sedang", dan kelompok Karya Manunggal II "tinggi". 2. Ada hubungan yang sangat nyata antara dinamika kelompok dan tindakan konservasi serta produktivitas usaha tani. 3. Ada hubungan yang sangat nyata antara tindakan konservasi dengan produktivitas usaha tani. 4. Ada hubungan yang nyata antara luas lahan garapan serta pendapatan petani anggota kelompok dan tindakan konservasi tanah.
Disarankan untuk meningkatkan pelaksanaan tindakan konservasi, produktivitas usaha tani dan pendapatan petani perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan dinamika kelompok tani yang disertai dengan pembenahan prasarana dan sarana penunjang kegiatan usaha tani.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Edy
Jakarta: Agromedia Pustaka, 2019
633.73 PAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi tahunan kopi dunia memperlihatkan kestabilan pada tingkat 117 juta kantong dengan rata-rata volume kantong sebesar 60 kg pada periode tahun 2004 - 2007 . Indonesia sebagai salah satu penghasil kopi dunia,mulai mengenal kopi sejak tahun 1690 -an...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kambey, Jopie H.A.
"Masalah kesehatan masyarakat dimasa mendatang diperkirakan adalah masalah kesehatan yang berkenaan dengan pekerjaannya atau biasa dikenal dengan masalah kesehatan kerja. Meskipun petani merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja masalah kesehatan kerja pertanian masih belum banyak dikenal khususnya yang berkenaan dengan beban kerja, kapasitas kerja dan lingkungan kerja petani.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kapasitas kerja para petani, beban kerja para petani, bagaimana gambaran beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya kesehatan pada petani, serta bagaimana gambaran penyakit-penyakit/gangguan yang berhubungan dengan lingkungan kerja petani.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang dilakukan di 8 Desa dari 2 Kecamatan di Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Jumlah sampel yang diambil adalah 274 petani ektif penggarap yang bekerja di sawah dan 238 rumah petani. Analisa data dilakukan secara manual, teknik analisa digunakan analisa persentase frekwensi distribusi dan analisa Chi-square.
Hasi1 penelitian menunjukkan bahwa umumnya profit kapasitas kerja, beban kerja dan beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja petani adalah buruk. Ternyata para petani dengan kapasitas kerja dan beban kerja yang berat masih harus mengalami resiko atau ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan kerja mereka.
Beberapa penyakit/gangguan yang berhubungan dengan pekerjaan petani yang ditemukan dalam penelitian ini adalah :
1. Dermatitis (dermatosis akibat kerja).
2. Gangguan yang berhubungan dengan masalah ergonomik seperti backpain, myalgia.
3. Penyakit-penyakit pernafasan dengan kelainan ventilasi obstruktif dan restriktif.
4. Keracunan pestisida.
Dalam karya tulis ini juga telah dibahas penatalaksanaan masalah kesehatan kerja petani.
Disarankan agar program Upaya Kesehatan Kerja (UKK) sektor pertanian harus segera dilaksanakan/disempurnakan. Untuk itu ada 3 upaya strategis yang perlu dikembangkan yaitu : Bina program , Bina institusi dan Bina profesi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ryan Baskoro
"Skripsi ini mengaji pemanfaatan kondisi ledakan hama wereng batang coklat untuk menarik keuntungan bagi perusahaan pestisida. Permainan relasi kekuasaan yang terjadi antara perusahaan pestisida dengan pihak pemerintah dan petani menjadi fokus dari kajian ini. Program peningkatan produktivitas pertanian yang digalakkan pemerintah mendorong penggunaan pestisida dalam menanggulangi permasalahan hama. Kekuatan modal dan kepemilikan teknologi yang dimiliki perusahaan pestisida membuat pemerintah melibatkan perusahaan pestisida dalam menyukseskan program peningkatan produktivitas pertanian. Kolaborasi yang terjalin antara pemerintah dengan perusahaan pestisida berpotensi untuk menciptakan kerentanan ekosistem. Ledakan hama wereng batang coklat tahun 2009—2011 menjadi ujian besar bagi pencapaian target produktivitas pertanian nasional. Kolaborasi pemerintah dan perusahaan pestisida terjalin sebagai upaya pemerintah untuk menyelamatkan kondisi pertanian nasional. Perusahaan pestisida memanfaatkan kolaborasi dengan pemerintah untuk mempertahankan penggunaan pestisida pada kalangan petani. Dalam mengaji tentang upaya mempertahankan penggunaan pestisida, saya melihat adanya strategi-strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan pestisida dalam memanfaatkan kondisi tersebut. Skripsi ini juga mengulas tentang kebijakan pemerintah yang mendukung perusahaan pestisida untuk menarik keuntungan dari sektor pertanian di Indonesia. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan metode kualitatif. Studi literatur, pengamatan terlibat dan wawancara menjadi teknik yang digunakan dalam pengumpulan data bagi skripsi ini.

This undergraduate thesis discusses the jeopardizing of brown plant-hopper (BPH) outbreaks in order to draw in more profit for the pesticide companies. This study focuses on the utilization of power relation that is going on between pesticide companies with the government and local farmers. Farming productivity increase program initiated by the government encourages the use of pesticide in overcoming the pest outbreak problems. The power from capital and technology owned by pesticide companies has pushed companies to get involved in putting forth the rate of farming productivity. State—Company relationship will potentially create ecosystem vulnerability. The brown plant-hopper outbreak in 2009-2011 was a great test in achieving the national productivity target. State— Company relationship is formed as an effort to save the national farming condition. Pesticide companies utilize collaboration with the government to maintain the use of pesticide among farmers. In studying the effort of maintaining the use of pesticide, I have to look at the marketing strategies used by the pesticide companies and the cause of how the maintenance effort is made possible. This undergraduate thesis also examines the governmental policies, which support the effort done by pesticide companies to gain profit from the farming sector in Indonesia. The research done for this thesis is done through qualitative method. Literary study, participatory observation, and in-depth interview are also the techniques used to gather the supporting data of this thesis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>