Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nanda Oktaviani
"Kebijakan rumah susun dianggap sebagai langkah efektif dalam mengatasi permasalahan perumahan di DKI Jakarta. Namun dalam pelaksanaannya terdapat masalah, antara lain bagaimana membuat warga untuk bersedia pindah dan menetap di rusun. Alasan penting warga bersedia pindah dan menetap di rusun adalah tercapainya perbaikan kehidupan, salah satunya mereka mampu melakukan mobilitas sosial. Proses mobilitas sosial tidak terlepas dari peran pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat. Ketiga aktor ini dibahas dalam konsep kelekatan kelembagaan.
Penelitian ini menjelaskan hubungan antara kelekatan kelembagaan dan mobilitas sosial vertikal penghuni bersubsidi di Rusunawa Marunda. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kelekatan kelembagaan dan mobilitas sosial vertikal. Artinya, semakin kuat tingkat kelekatan kelembagaan, semakin besar peluang mobilitas sosial vertikal atas dan sebaliknya. Namun, penghuni rusun Marunda bersubsidi mayoritas belum berhasil melakukan mobilitas sosial vertikal. Kelekatan kelembagaan yang ada masih belum kuat, di mana hanya pemerintah yang lebih berperan dibandingkan dengan penghuni dan pelaku bisnis.

Vertical housing policy reputed as an effective ways to solve the housing problems in DKI Jakarta. But, there are few problems in the implementation, such as how o make occupants want to be replaced and stayed in vertical housing. The important reason why occupants want to be replaced and stayed in vertical housing is to reach their life improvement. One of the important reason is they able to do social mobility. The role of government, business agent and society influence the process of social mobility. Their roles discussed in institutional embededdness concept.
This research explain the relationship between institutional embededdness and vertical social mobility among Marunda vertical housing?s subsidized occupant. This reasearch using quantitative approach.
The result show that there is a positive relation between institutional embededdness and vertical social mobility. That means, stronger institutional embededdness, bigger opportunity of climbing social mobility and vice versa. Unfortunatey, majority of Marunda vertical housing's subsidized occupant not successful yet to do the climbing social mobility. Institutional embededdness not really strong, only government who takes more roler that occupant and business agent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifara Diva Amalta
"Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh penilaian penerima manfaat terhadap program Desa Mitra Indofood di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi. Penilaian penerima manfaat dilakukan segi kinerja program, organisasional program dan pengembangan masyarakat. Evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya terhadap program ini menyimpulkan bahwa Desa Mitra Indofood dinilai cukup efektif dan memiliki relevansi bagi warga. Menurut peneliti, evaluasi tersebut memiliki kelemahan karena hanya berdasarkan pada pendapat para kader Posdaya sebagai motor penggerak program tersebut. Untuk memperoleh penilaian yang objektif, peneliti mengevaluasi dari segi kinerja program kepada penerima program dan pengelolaan program kepada pengelola program sebagai data pendukung. Keduanya merupakan pihak yang terlibat dalam program. Evaluasi program ini dilakukan oleh 90 responden yang dipilih menggunakan sampel campuran. Berdasarkan evaluasi kinerja program seluruh dimensi baik, namun perlu peningkatan pada dimensi relevansi dan dampak program. Sedangkan, dari segi organisasional program hal yang mempengaruhi kedua dimensi tersebut adalah perencanaan dan pengorganisasian program. Evaluasi ini juga menemukan bahwa program yang paling dibutuhkan warga adalah program pendidikan. Melalui evaluasi ini dari segi perbaikan program, peneliti merekomendasikan untuk memodifikasi program kesehatan dan pendidikan dan tetap mempertahankan Pojok Selera. Terakhir, peneliti merekomendasikan perlunya melakukan perencanaan program yang terstruktur untuk tercapainya keberlanjutan program desa mitra.

This evaluation was carried out to obtain a beneficiary assessment of the Indofood Mitra Village program in Ciketing Udik Village, Bantar Gebang District, Bekasi. Beneficiary assessments are carried out in terms of program performance, program organization and community development. A previous evaluation of this program concluded that Mitra Indofood Village was considered quite effective and had relevance for the residents. According to the researchers, the evaluation has a weakness because it is only based on the opinion of Posdaya cadres as the driving force of the program. To obtain an objective assessment, researchers evaluate in terms of program performance to program recipients and program management to program managers as supporting data. Both are parties involved in the program. The evaluation of this program was carried out by 90 respondents selected using mixed samples. Based on the evaluation of the program performance, all dimensions are good, but there needs to be an increase in the dimensions of program relevance and impact. Meanwhile, in terms of organizational programs, the things that affect both dimensions are program planning and organizing. This evaluation also found that the program that most residents needed was an education program. Through this evaluation in terms of program improvement, the researcher recommends modifying the health and education program and maintaining the Taste of the Corner. Finally, the researcher recommends the need for structured program planning to achieve the sustainability of partner village programs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fathanah
"Skripsi ini membahas hubungan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 66 mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner yang disebar melalui media internet. Kuesioner pertama adalah kuesioner resiliensi CD-RISC-10 yang dikembangkan oleh Campbell-Sills dan Stein (2007) yang telah dimodifikasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Kuesioner kedua adalah modifikasi Alat Ukur Bersyukur yang dikembangkan Arbiyah (2008). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia, dengan r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi resiliensi, maka semakin tinggi pula bersyukur pada mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia.

This study explore the relationship between resilience and gratitude among students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. This is quantitative research with correlational design. Two questionnaires, modification of CD-RISC-10, a resilience scale developed by Campbell-Sill and Stein, and modification of Alat Ukur Bersyukur (Arbiyah, 2008), were used to obtained data from 66 students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. Pearson Correlation Test indicate positive significant correlation between resilince and gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship, with r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. That means the higher resilience, the higher gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michael J.
""Evaluation is crucial for determining the effectiveness of social programs and interventions. In this nuts and bolts handbook, social work and health care professionals are shown how evaluations should be done, taking the intimidation and guesswork out of this essential task. Current perspectives in social work and health practice, such as the strengths perspective, consumer empowerment, empowerment evaluation, and evidence-based practice, are linked to evaluation concepts throughout the book to emphasize their importance.
This book makes evaluation come alive with comprehensive examples of each different type of evaluation, such as a strengths-based needs assessment in a local community, a needs assessment for Child Health Plus programs, comprehensive program descriptions of HIV services and community services for the aged, a model for goals and objectives in programs for people with mental illness, a monitoring study of private practice social work, and process evaluations of a Medicare advocacy program and a health advocacy program to explain advance directives. Equal emphasis is given to both quantitative and qualitative data analysis with real examples that make statistics and concepts in qualitative analysis un-intimidating."--Pub. desc."
Oxford: Oxford University Press, 2010
361.2 SMI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Sweety Yohana
"Munculnya PROPER mengisi kekosongan pedoman teknis mengenai implementasi CSR yang baik di Indonesia. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik wawancara mendalam, penelitian ini bertujuan mengevaluasi program CSR PGN yang berbasis PROPER dan mengaitkannya dengan konsep partisipasi dan capacity building sebagai indikator utama praktik CSR berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga alat analisis evaluasi, yaitu gap analysis, means-ends dan main categorial analysis (dimensi evaluasi) serta SWOT analysis untuk mendapatkan gambaran komprehensif terhadap perencanaan maupun pelaksanaan program. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program CSR PGN secara prosedural sudah memenuhi kriteria PROPER. Namun secara substantif, partisipasi dan capacity building pada program CSR mereka belum optimal. Partisipasi masyarakat terlihat rendah hampir di setiap tahapan (perencanaan, implementasi dan monitoring evaluasi) sehingga hal tersebut juga berimplikasi pada rendahnya capacity building. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program CSR PGN hanya sebatas pemenuhan secara prosedural saja, tetapi masih belum sejalan dengan semangat PROPER untuk mendorong praktik CSR yang berkelanjutan. Kurangnya goodwill, pemahaman CSR yang terbatas di kalangan manajemen perusahaan dan karakteristik masyarakat yang pragmatis menjadi konteks dari implementasi CSR PGN yang prosedural tersebut.

The emergence of PROPER fills the void of technical guidelines regarding the implementation of good CSR in Indonesia. Using qualitative methods and in-depth interview technique, this study aims to evaluate PGN's CSR program based on PROPER and linked it to the concepts of participation and capacity building as key indicators of sustainable CSR practices. This research was conducted using three evaluation analysis tools, namely gap analysis, means-ends and main categorial analysis (dimensions of evaluation) and SWOT analysis to get a comprehensive understanding of program planning and implementation. The results of this study indicate that the implementation of PGN's CSR program procedurally fulfills the PROPER criteria. But substantively, participation and capacity building in their CSR programs has not been optimal. Community participation was seen to be low at almost every stage (planning, implementation and evaluation monitoring) so that this also had implications for low capacity building. This shows that the implementation of PGN's CSR program is only limited to procedural fulfillment, but it is not yet in line with the spirit of PROPER to encourage sustainable CSR practices. Lack of goodwill, limited understanding of CSR among company management and pragmatic community characteristics are the context of PGN's procedural CSR implementation.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Manuputty, Vitae Prativi Febe
"Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keberlanjutan program CSR perusahaan induk,  dimana memungkinkan perusahaan membuat regulasi sosial secara otonom di era neoliberalisme pasar. Keberlanjutan program CSR masih sulit dicapai karena sinergi antara perusahaan induk dengan fasilitator program belum optimal. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat partisipasi komunitas dan sinergi antara fasilitator dengan komunitas. Model evaluasi CSR secara umum dapat dipetakan menjadi tiga kategori yaitu berdasarkan skala perusahaan, model program CSR, dan karakteristik komunitas. Kekurangan model evaluasi CSR terletak pada tidak kompatibelnya karakteristik komunitas perkotaan dengan keberlanjutan program CSR. Penulis berargumen bahwa keberlanjutan program CSR perusahaan induk dapat dicapai apabila model evaluasi yang digunakan mempertimbangkan aspek modal sosial dan partisipasi komunitas. Model evaluasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan wawancara mendalam yang melibatkan pemanfaat dan non pemanfaat program CSR Kampung Berseri Astra (KBA) di Bakti Jaya Depok. Berdasarkan temuan dan hasil uji regresi, baik tingkat modal sosial dan tingkat partisipasi secara signifikan mempengaruhi tingkat keberlanjutan program dengan kekuatan hubungan sedang. Penemuan menarik lainnya adalah selain modal sosial dan partisipasi, adanya fasilitas yang menunjang dan bantuan dari pemerintah daerah turut berkontribusi dalam keberlanjutan program selama ini.

This study discusses the sustainability of the holding company`s CSR program, which allows companies to make social regulations in the era of market neoliberalism. Sustainability of CSR programs are still difficult to achieve because the synergy between the holding company and the program facilitators is not optimal. This results in a low level of community participation and synergy between the facilitator and the community. CSR evaluation models can generally be mapped into three categories based on company scale, CSR model programs, and community characteristics. The weakness of the CSR evaluation model often lies in the incompatibility of the characteristics of urban communities with the sustainability of CSR programs. The author argues that the sustainability of holding company`s CSR program can be achieved if the evaluation model consider the aspects of social capital and community participation. The evaluation program in this study uses quantitative research methods and in-depth interviews involving the beneficiary and non-beneficiary of Kampung Berseri Astra (KBA) in Bakti Jaya Depok. Based on the findings and results of the regression test, both the level of social capital and the level of participation were significant to influence the levels of program sustainability, with moderate strength of relationship. Other interesting discoveries besides social capital and participation, the existence of supporting facilities and assistance from local governments have contributed to the sustainability program in the recent years."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1985
959.84 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hazmi Achmad Gaffar
"Mobilitas adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari Kegiatan Ekonomi dan Tenaga Kerja, itu akan terjadi secara alami. Skeldon dalam teorinya mengatakan bahwa mobilitas tenaga kerja memiliki variasi pola tergantung pada sosial-ekonomi masyarakat. Artikel ini akan mengkaji dampak karakteristik demografi dan lokasi perumahan di empat belas wilayah metropolitan di Indonesia. Dengan metode multinomial logit regression, penulis menemukan bahwa secara umum, faktor-faktor yang diteliti memiliki dampak yang sama terhadap pola mobilitas di setiap wilayah metropolitan di Indonesia walaupun dalam beberapa kasus terdapat perbedaan hasil korelasi antara variabel tertentu terhadap pola mobilitas.

Mobility is something that cannot be separated from Economic Activity and Labor, it will occur naturally. Skeldon in his theory said that labor mobility varies in patterns depending on the socio-economic community. This article will examine the impact of demographic characteristics and location of housing in fourteen metropolitan areas in Indonesia. With the multinomial logit regression method, the authors found that in general, the factors studied had the same impact on mobility patterns in each metropolitan area in Indonesia, although in some cases there were differences in the correlation results between certain variables with mobility patterns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>