Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166902 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firma Nanda Lestari
"Penelitian ini mencoba menganalisis kontra-stereotipe dari orang kulit hitam dan kulit putih pada film Black or White (2014). Bagaimana mereka digambarkan akan menjadi fokus pada penelitian ini. Dengan menggunakan analisis tekstual, penelitian ini menemukan bahwa orang kulit hitam digambarkan sebagai orang yang berpendidikan, berkualitas dan sukses. Sementara, orang kulit putih digambarkan sebagai orang yang tidak baik, pecandu alkohol dan penurut. Penelitian ini berkontribusi pada studi tentang representasi ras dengan memperlihatkan bahwa film ini menghadirkan kontra-stereotipe antara orang kulit hitam dan kulit putih, yang mana itu berarti diskriminasi ras masih terdapat pada masyarakat.

This research attempts to analyse the counter-stereotype of Blacks and Whites in Black or White (2014). How Blacks and Whites are portrayed will be the focus of this study. By using textual analysis, this study finds that Blacks are represented as educative, qualified and successful. Meanwhile, Whites are portrayed as bum, alcoholic and submissive. This study contributes to the study of racial representation by showing that this film represents counter-stereotype of Blacks and Whites, which means racial discrimination still exists in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Anggita Nurcahyani
"Isu rasial yang terjadi antara kulit putih dan non-kulit putih di Amerika Serikat selalu saja terhubung dengan isu relasi kuasa. Para kulit putih selalu berusaha untuk mengatur non-kulit putih di berbagai aspek. Isu relasi kuasa dan rasial yang akan dianalisa di dalam penelitian ini akan tergambarkan di dalam Four Brothers (2005), sebuah film yang disutradarai oleh John Singleton. Four Brothers adalah film yang mengisahkan tentang keluarga Mercer, keluarga antar ras, yang mengalami isu relasi kuasa dari para kulit putih di dalam lingkup keluarga itu sendiri. Juga bagaimana para kulit hitam berjuang untuk posisi mereka masing-masing.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi terhadap studi rasial dan relasi kuasa dengan mengaplikasikan isu-isu yang ada di dalam analisis film Four Brothers. Melalui karakter-karakter yang ada di dalam film, makalah ini menyimpulkan bahwa para kulit putih masih mendominasi masyarakat Amerika Serikat dan isu rasial di Amerika Serikat tidak sepenuhnya menghilang dan masih terjadi di belakang nama relasi kuasa.

The racial issues between the whites and non-whites in the US were always connected to the power relation issues. The whites always tried to rule the non-whites in any kinds of aspects. The power relation and racial issues that will be analyzed in this research is reflected in Four Brothers (2005), a movie directed by John Singleton. Four Brothers is a movie about Mercer family, an inter-racial family, who suffered from power relation issue from the whites in the family itself and how the blacks struggled for their position.
The purpose of this paper is to give a contribution to the studies of racial and power relation issues by applying the issues in the movie Four Brothers’s analysis. Through the characters in the movie, the paper concludes that the whites still dominate the US society and the racial issues in the US do not completely disappear and still occur behind the name of power relation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michaila Shahnez Natasha
"Artikel ini menganalisa penggambaran dari tiga etnis melalui karakter-karakter utama pada drama medis House, M. D. yaitu Dr. Gregory House, Dr. Robert Chase, Dr. Eric Foreman dan Dr. Chi Park. Sebagaimana drama medis tidak hanya memaparkan dunia medis kepada penonton, namun juga membentuk persepsi publik mengenai bagaimana para praktisi kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan bekerja, artikel ini berupaya untuk menunjukkan bagaimana diskriminasi-diskriminasi rasial muncul pada otoritas dan keahlian biomedis para praktisi kesehatan. Melalui analisis tekstual, artikel ini berargumen bahwa drama ini tidak hanya mendekonstruksi dan memperkuat citra stereotipikal dari orang-orang Afrika-Amerika dan Asia, namun juga merepresentasikan supremasi kulit putih di Amerika Serikat.
This article analyses the portrayals of three different ethnicities through the leading characters, which are Dr. Gregory House, Dr. Robert Chase, Dr. Eric Foreman and Dr. Chi Park, in the medical drama House, M.D. As medical drama not only exposes the world of medicine to the audiences but also shapes public perceptions about how the physicians and health care system work, this article attempts to show how racial discriminations occur among the physicians? biomedical authority and expertise. Through textual analysis, this article argues that the show not only deconstructs and reinforces the widely-accepted, stereotypical images of African-Americans and Asians but also represents white supremacy in the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Eka Febriana
"Film merupakan sebuah media penyampaian pesan yang dapat membentuk dan mempengaruhi khalayak berdasarkan muatan pesan yang terkandung di dalamnya. Salah satu tujuan dalam pembuatan sebuah film ialah merepresentasikan kejadian-kejadian yang ada di dunia nyata dengan menyelipkan ideologi dari para pembuatnya, seperti halnya dengan film Black Panther. Menggunakan metode studi literatur, tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi kelompok kulit hitam yang terdapat dalam film Black Panther. Representasi tersebut dapat dilihat dari segi budaya, bahasa (aksara) dan identitas dari kelompok mereka. Tulisan ini juga menjelaskan bagaimana identitas dari kelompok mereka yang ditampilkan dalam film dan kehidupannya di dunia nyata, serta persepsi dari masyarakat dunia mengenai kulit hitam itu sendiri.

Film is a medium for delivering messages that can shape and influence audiences based on the messages that contained in them. One of the goals in making a film is to represent the events that exist in the real world by using the value of the ideology of the makers, such as discussing the film Black Panther. Using the literature study method, this paper is intended to see how the representation of black skin in the Black Panther film. The representation can be seen in terms of culture, language (script) and the identity of their group. This paper also explains how the identities of their groups are involved in film and life in the real world, as well as peoples perceptions of blacks themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Laurensia
"ABSTRAK
Ras dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan bagaimana seseorang diperlakukan oleh orang lain di tempat bekerja. Beauty Shop menceritakan perjuangan seorang wanita
kulit hitam yang bekerja sebagai penata rambut di salon milik pria
kulit putih dan perjuangan seorang wanita kulit putih sebagai penata rambut di salon yang dimiliki oleh seorang wanita kulit hitam. Film ini menggambarkan bagaimana latar belakang ras dapat secara langsung mempengaruhi interaksi di tempat bekerja. Film ini berfokus pada dua karakter dari ras berbeda yang harus mengahadapi akibat dari menjadi bagian dalam kelompok minoritas. Penelitian sebelumnya telah menganalisis pemeran utama kulit hitam dari sudut pandang feminis dan penggambaran kulit putih pada film ini, namun, bentuk-bentuk rasisme di dalam film belum secara keseluruhan dibahas. Dengan membahas bentuk-bentuk rasisme yaitu prasangka, diskriminasi, konflik rasial, dan isolasi sosial, makalah ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana rasisme terjadi dan reaksi apa saja yang berasal dari kelompok minoritas. Kata kunci: rasisme; tempat kerja; prasangka; diskriminasi; konflik rasial; isolasi sosial

ABSTRACT
Race can be one of the factors which can determine how a person is treated by others in a workplace. Beauty Shop narrates the struggle of a black female hairdresser in a salon owned by a white man and the struggle of a white female hairdresser when she works in a salon owned by a black woman. This film portrays how racial background can directly affect interactions in the workplace. It focuses on two characters from different races who have to face the effects of being a part of minority group in their workplace. Previous studies have analyzed the main black character from a feminist perspective and the portrayal of whiteness in the film however, forms of racism in the film have not been adequately discussed in scholarly journals. By discussing forms of racism in the film which are prejudice, discrimination, racial conflict, and social isolation, this paper aims to reveal how racism operates and what kind of responses are employed by the minority group. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fatimazzahroh
"Riset ini berkonsentrasi pada deksripsi setra interpretasi sikap diskriminatif yang dialami oleh migran yang kembali ke tanah asalnya. Saya berargumen bahwa diskriminasi terjadi karena migran dianggap tidak memiliki rasa senasib sepenanggungan serta solidaritas ketika kondisi negara sedang tidak stabil. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk memanggil kembali migran agar kembali pulang ke negaranya kerap kali tidak direspon baik oleh masyarakat lokal. Mereka cenderung mendiskriminasi serta menolak eksistensi migran yang kembali sebagai saudara. Kondisi ini berkonsekuensi pada ide identitas etnis mereka sebagai bagian dari suatu etnis tertentu. Pada umumnya identitas etnis dikorelasikan dengan hubungan darah, namun diskriminasi yang dialami oleh para migran ini membuat identitas etnis mereka menjadi tersamarkan. Saya memilih film Hwanghae 2010 karya sutradara Na Hong Jin sebagai korpus riset karena film ini mengandung representasi dari tindakan diskriminatif terhadap etnis tertentu yang menjadi topik riset. Dalam konteks ini, etnis yang direpresentasikan dalam film tersebut adalah Joseonjok orang Korea-Cina . Penulisan riset ini menggunakan metode studi pustaka dalam pengumpulan data serta metode analisis wacana kritis dalam menganalisis korpus data penelitian.

This research focuses on the description and the interpretation of discrimination discriminatory abuse experienced by migrants returning to their homeland. I argue that discrimination occurs because migrants are considered to have no sense of belonging to their nation, especially when the country is in an unstable state. Government efforts to bring migrants back from their residence country are often not responded well by the local community. They tend to discriminate an object the existence of returning migrants. This condition has consequences on the idea of their ethnic identity as part of a particular ethnicity. In general, ethnic identity is correlated with blood relations however, the discrimination experienced by these migrants makes their ethnic identity become more obscure. I chose Hwanghae 2010 movie by director Na Hong-Jin as the research corpus because this movie shows representations of discriminatory action against certain ethnic which become this research topic. In this context, the ethnic which represented in this movie is Joseonjok Korean-Chinese . The writing of this research is using literature review method in collecting research data and critical discourse analysis method in analyzing the corpus of research data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nirwana Rifani Farasati
"Fenomena “pernyaian” pada masa kolonial dan cerita peranakan Tionghoa merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan. Penelitian ini bertujuan mengkaji representasi perempuan pada novelet Njai Isah terbitan tahun 1931. Representasi diteliti melalui tokoh perempuan yang mewakili bangsa Eropa, Peranakan Tionghoa, dan pribumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori representasi dari Stuart Hall. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat ketimpangan ras dalam novelet Njai Isah. Hal itu terlihat pada perempuan peranakan Tionghoa yang digambarkan jauh lebih baik daripada perempuan Eropa dan pribumi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa timbulnya diskriminasi ras pada karya sastra Melayu Tionghoa yang ditulis oleh penulis Peranakan Tionghoa, disebabkan oleh adanya tujuan untuk membangun citra baik pada etnis Tionghoa sebagai kaum minoritas.

The phenomenon of "pernyaian" during the colonial period and the Chinese Peranakan story are two inseparable aspects. This research aims to examine the representation of women in the novelette Njai Isah published in 1931. Representation is examined through female characters who represent Europeans, Peranakan Chinese and natives. The method used in this research is qualitative method. The analysis in this research uses Stuart Hall's representation theory. The results of this research show that there is racial inequality in the Njai Isah novelette. This can be seen in Peranakan Chinese women who are described as being much better than European and native women. This research concludes that the emergence of racial discrimination in Malay Chinese literary works written by Peranakan Chinese writers is caused by the aim of building a good image of ethnic Chinese as a minority."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aggi Tjetje
"ASBTRAK
Cerita yang mengagumkan tentang bangsa Asia di Amerika adalah suatu cerita yang tidak asing lagi. Walaupun jumlah keseluruhan mereka adalah kurang dari 7 juta atau kurang dari 3 7. dari jumlah penduduk, keberhasilan mereka dalam perniagaan, pekerjaan, masyarakat perguruan tinggi, secara luas melampaui jumlah mereka.
Akan tetapi, sementara nilai-nilai mereka sesuai dengan kebajikan Amerika yang seharusnya, mereka telah menderita secara menyedihkan sepanjang 1 1/2 abad lampau, tidak hanya dalam usaha pencarian mereka bagi pengakuan, tetapi bahkan dalam hal untuk semata-semata memperoleh penerimaan sebagai warganegara. Sejarah mereka di Amerika merupakan satu dari kemunafikan orang Amerika berkulit putih (International Herald Tribune, 3 Agustus 1989: 13).
Dari antara orang-orang asal Asia, yang menonjol adalah orang Cina, baik dalam hal jumlah maupun dalam hal permasalahan. Keunikan mereka telah mewarnai sejarah Amerika, baik dalam hal entitas mereka sebagai suatu kelompok eksklusif maupun dalam interaksi dengan kelompok lain, yang menimbulkan berbagai reaksi positif dan negatif silih berganti.
Perantauan imigrasi orang Cina ke Amerika kebanyakan hanyalah salah satu aspek dari eksodus besar-besaran orang Cina sepanjang abad kesembilanbelas. Hal ini disebabkan oleh masalah dalam negeri Cina sendiri dan lebih jauh disebabkan oleh godaan kesempatan yang lebih baik dari Dunia Baru. Malangnya, beberapa kelompok orang kulit putih Amerika menyerang pekerja-pekerja Cina, sedangkan Amerika yang pada awalnya menyambut kedatangan orang Cina, namun kemudian mengambil tindakan untuk membatasi kedatangan buruh-buruh Cina dan pada tahun 1882, secara umum mencegah imigrasi orang Cina dan menghalangi orang Cina menjadi warganegara Amerika.
Meskipun orang Amerika mengagungkan Deklarasi Kemerdekaan mereka sebagai sesuatu yang suci, dan walaupun Deklarasi tersebut menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak-hak alamiah tertentu atau hak-hak yang tidak dapat diasingkan dari dirinya, yang terpenting di antaranya ialah hidup, kebebasan dan mencari kebahagiaan. Sepanjang sejarah, orang Amerika pernah beberapa kali menyimpang atau bahkan mengingkari nilai-nilai suci mereka ini, salah satu contoh dari penyimpangan tersebut adalah diskriminasi rasial yang dilakukan oleh orang Amerika terhadap penduduknya yang orang Cina.
Penelitian ini akan menuniukkan bahwa gerakan diskriminasi anti Cina di Amerika dalam bagian akhir abad kesembilanbelas disebabkan terutama oleh alasan-alasan budaya dan rasial, dengan ekonomi dan politik sebagai faktor pencetus yang menyulut sikap permusuhan.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>