Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annissa Haq
"ABSTRAK
Dalam jurnal ini membahas tentang kalimat dalam bahasa Jerman yang memiliki pola
gramatika yang sama. Kalimat tersebut memiliki pola sein+Partizip II. Kalimat yang
memiliki struktur gramatika tersebut adalah kalimat sein Perfekt dan kalimat sein Passiv.
Analisa kedua jenis kalimat ini berdasarkan prinsip relasi thematische Rolle ke dalam
syntaktische Funktionen terhadap elemen kalimat. Korpus data diambil dari buku ajar
bahasa Jerman, yakni Stufen 3 dan Aspekte Lehrbuch 2.

ABSTRACT
In this paper discusses german sentence that have same grammatical pattern. The sentence
has a pattern sein+Partizip II. Sentences that have the similiar grammatical stucture are
sein-Perfekt sentences and sein-Passiv sentences. Analysis of the two sentences based on
the principles of relation thematische Rollen into syntaktische Funktionen. The corpus is
taken from the german language textbook: Stufen and Aspekte Lehrbuch 2"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Willem van der Molen
"Access to the pre-modern world of Classical Javanese literature (seventeenth- nineteenth centuries) starts with a sound knowledge of its idiom. “When dad and mom are away from home...” leads the novice through grammatical constructions and vocabulary not found in Modern Javanese literature. The light-hearted story providing these examples is taken from the Panji Paniba. This early nineteenth-century text belongs to a famous group of Javanese romances of chivalry going by the name of “Panji stories”, all set in the Hindu era of the East-Javanese kingdom of Kediri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
909 UI-WACANA 22:3 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Purwo Kinanti
"Skripsi ini meneliti ragam bahasa lisan dan kalimat elips dalam tweet akun pribadi berbahasa Jerman. Selain itu, skripsi ini juga meneliti pengetahuan tata bahasa para pengguna Twitter Jerman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam bahasa lisan dan kalimat elips dalam tweet akun pribadi berbahasa Jerman serta mengetahui apakah pengguna Twitter Jerman tetap mengetahui tata bahasa yang benar. Data berasal dari seratus tweet berbahasa Jerman dan 52 angket yang telah diisi oleh pengguna Twitter Jerman. Dasar teori yang digunakan adalah teori ragam bahasa lisan dari Schwitalla, teori kalimat elips dari Ludger Hoffmann, dan teori perkembangan bahasa dari Rudi Keller. Hasil analisis menunjukkan bahwa 51 tweet menggunakan ragam bahasa lisan dan/ atau kalimat elips dan 81% responden tetap mengetahui tata bahasa Jerman dengan benar.

This thesis researches variation of oral language and elliptical sentence usage in german-speaking personal account tweet. Also, the thesis researches grammar knowledge possessed by german-speaking twitter users. This study aims to describe the variation of oral language and elliptical sentence in german speaking personal account's tweet and to find out whether the german-speaking twitter user still understand the proper grammar. The data comes from observation of 100 german speaking-tweets and 52 questionnaires which have been answered by german speaking twitter users. Theoritical background used here are theory of variation of oral language by Schwitalla, theory of elliptical sentence by Ludge Hoffmann, and theory of language change by Rudi Keller. Analysis result shows that 51 tweet use oral language and/ or elliptical sentence while 81% of respondents still know how to use proper german-grammar in composing their tweets."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaskia Ayunda Lukietta
" Dalam linguistik bahasa Jepang, terdapat berbagai macam cara atau kombinasi kata untuk mengungkapkan sebuah kalimat prediksi. Dalam memprediksi suatu hal, ada kalanya masyarakat Jepang menggunakan dua bentuk kata yaitu "~hazu" dan "~kamoshirenai" yang masing-masing mempunyai arti kata "seharusnya~" dan "mungkin~". Namun, penggunaan kalimat prediksi itu sendiri tidak terbatas dengan hanya menggunakan dua kombinasi kata tersebut, tetapi juga bisa menggunakan kata-kata lainnya untuk mendukung pengungkapan suatu pernyataan. Artikel ini pembahasannya menekankan pada penggunaan kombinasi "~hazu" dan "~kamoshirenai" yang mencakup pengertian dan intensitas kepastian pembicara dari kedua kata prediksi tersebut.

In Japanese linguistic, there are varies of way or combinations for words to express a prediction sentence. In predicting some things, there is some times Japanese people use two kinds of words, and those are "~hazu" and "~kamoshirenai" that has a meaning "it has to be~" and "probably~" in each words. However, the use of that prediction sentence itself cannot be limited just by using two combinations of those words, but we can also use another words to support expressing a statement. This article's is emphasizing the combination on "~hazu" and "~kamoshirenai" that is including the meaning and the intensity of the certainty from the speaker of those prediction words."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dwi Jayanti
"Skripsi ini membahas tentang Fungsi dan Peran Anak Kalimat Setelah Kata Hubung Ctoby Dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Pada Majalah Harpers Bazaar Rusia 2016. Dengan menggunakan teori Kalimat Majemuk Bertingkat dari Popov dan Rozental serta Kata Hubung dari Savko. Hasil yang terlihat adalah kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat tujuan lebih banyak digunakan dalam beberapa artikel dalam majalah Harpers Bazaar Rusia 2016. Selain itu, anak kalimat bermakna tujuan yang menempati preposisi lebih banyak ditemukan pada majalah Harpers Bazaar Rusia.

This thesis is discussing Function and Role of Sub sentence after Conjunction Ctoby in Complex Sentence at Harpers Bazaar Russia Magazine 2016. By using theory of Complex Sentence by Popov and Rozental along with theory of Conjunction by Savko. The result can be seen is Complex Sentence with Purposed Sub sentence more used in some articles of Harpers Bazaar Russia Magazine. Moreover, the occupied prepositions of purposed sub sentence means that they are spotted more in Harpers Bazaar Russia Magazine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Varian Tjahjadi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas kalimat larangan dalam bahasa Jawa sehari-hari. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari hasil wawancara kepada masyarakat Jawa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini variasi bahasa dan kalimat imperatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian terhadap data kalimat yang diperoleh dari 12 responden, ditemukan berbagai macam varian kalimat yang digunakan oleh penutur terhadap kawan tutur, yang memiliki hubungan yang akrab, tidak akrab, lebih tua, dan lebih muda. Selain varian pilihan kata yang memarkahi perbedaan situasi hubungan antar penutur ditemukan kalimat larangan dalam tuturan ngoko, madya dan krama.

ABSTRACT
This thesis discusses the prohibition sentence in the Javanese daily language. The data used in this study was taken from interviews to the Javanese society. The theory used in the study of language variation and imperative sentences. The method used in this study is a qualitative research method. Results from a study of the data obtained from the sentence of 12 respondents, found a wide range of variants of the phrase used by speakers to the friend said, which have a close relationship, not familiar, older and younger. In addition to variants of the choice of words marker differences between speakers of relationship situations sentences found in the speech ngoko, madya and krama."
2017
S66738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxye Dara Tri Janah
"Skripsi ini memaparkan tentang perbedaan kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin yang menggunakan adverbia yibian ... yibian dengan yang menggunakan sufiks zhe sebagai penghubung subordinatif secara sintaktis dan semantis. Secara sintaktis kedua bentuk kalimat majemuk bertingkat ini memiliki perbedaan dalam struktur kalimatnya, sedangkan secara semantis diperoleh perbedaan jenis verba yang digunakan dan hubungan semantis kedua verbanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis verba pada kalimat yibian ... yibian semuanya adalah verba perbuatan, sedangkan pada kalimat zhe berupa verba perbuatan dan verba penunjuk sikap. Perbedaan verba perbuatan dalam kedua bentuk kalimat ini didasarkan pada kuat-lemahnya sifat kedinamisannya.

This thesis explains the differences among two complex sentences that use adverb yibian ... yibian and suffix zhe as a subordinative linking syntactically and semantically. These two complex sentences syntactically have a difference in their sentence structure, and semantically have a protruding difference in the verb usage and its semantic relations. Analysis and result pinpoints that a verb in sentence with adverbial yibian ... yibian is known as an activity verb, while a verb in another sentence with suffix zhe is defined as a verb of posture. The verbs in these two type of sentences are underpinned by the intensity of the their dynamic properties."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalitia Apsari
"ABSTRAK
Dua kata yang memiliki relasi semantik dalam kalimat terhubung oleh tautan
dependensi. Jarak dan panjang tautan dependensi tersebut dapat digunakan untuk
mengkaji efisiensi kalimat terkait memori kerja manusia, terutama untuk bahasa dengan
urutan kata bebas seperti bahasa Indonesia. Penelitian ini meninjau pengaruh panjang
kalimat, arah tautan dependensi, dan valensi kata terhadap efisiensi kalimat dari segi
dependensi pada bahasa Indonesia ragam tulis dan lisan. Tinjauan ini memanfaatkan dasar
teori dan luaran penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa manusia akan mendekatkan
kata-kata yang memiliki relasi semantik. Dengan memanfaatkan korpus jurnalistik bahasa
Indonesia berskala besar, temuan penelitian ini memperlihatkan perbedaan kedua ragam
dalam mengkonstruksikan kalimat secara efisien. Kalimat pendek ragam lisan cenderung
mengalami pengurangan sintaktis seperti pengurangan kata karena ada keterbatasan
memori kerja dalam mengkonstruksikan kalimat lisan yang panjang. Sebaliknya,
ketersediaan waktu untuk memproduksi kalimat tulis dan penerapan tata bahasa yang
lebih baik tercermin pada struktur sintaktis yang lebih efisien. Perbedaan ini dapat
menjadi keunikan masing-masing ragam dan berkaitan dengan pengembangan ilmu
sintaksis yang lebih deskriptif terhadap ujaran nyata. Luaran penelitian ini menjadi bekal
untuk penelitian lanjutan yang berupaya untuk memahami tuntutan keterbatasan memori
kerja manusia dan hubungannya dengan tata bahasa.

ABSTRACT
Dependency distance, the distance between semantically related words in a
dependency relation, has been a key measure of interest in the studies of syntax and
transdisciplinary linguistics. This concept can be utilized to study the relation of
language efficiency and human working memory, particularly for languages with free
word order such as Indonesian. This thesis investigates the possible influence sentence
length, dependency direction, and word valency may have on language efficiency and
dependency relations in written and spoken Indonesian language. This study supports the
long standing idea that human language tends to organize word orders so semantically
related words can be close in the linear order of a sentence. By analyzing a large-scale
corpus of formal texts in Indonesian, the outcomes show significant differences between
both speech modes. Syntactic reduction are commonly found in shorter sentences in
the spoken language as a manifestation of working memory limitations in constructing
longer sentences verbally. On the other hand, written language exhibits a more efficient
syntactic pattern that might be motivated by longer production time, allowing speakers to
better apply grammar rules in its utterance. The findings pose further research questions
for future studies of dependency relations in order to better understand the correlation
between syntactic complexity and cognitive demands."
2018
T50374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Maurilla
"Terdapat banyak kosakata bahasa Jepang yang memiliki makna lebih dari satu namun makna-makna tersebut masih saling berhubungan yang disebut sebagai polisemi (多義語; tagigo). Verba wakaru merupakan salah satu contoh kata berpolisemi. Adanya perbedaan pada makna verba wakaru sering menimbulkan kesalahan dalam penerjamahan ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap berbagai makna pada verba wakaru. Penelitian ini berfokus pada komponen makna pada verba wakaru. Data penelitian diambil dari drama Jepang periode tahun 2015-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa verba wakaru sebagai polisemi memiliki tujuh buah makna dan setiap makna mengandung komponen makna yang berbeda, yaitu `pemahaman terhadap suatu hal`, `sesuatu hal menjadi jelas`, `rasa empati`, `pernyataan setuju`, `mengetahui informasi`, `mengerti apa yang diucapkan`, `mengenali seseorang`. Selain dapat dijelaskan dengan kata `tahu` dan `paham`, verba wakaru juga dapat dijelaskan dengan kata `mengenali`, `berempati`, dan juga kata `setuju` tergantung pada komponen makna yang dikandungnya.

There are many Japanese vocabularies that have more than one meaning but the meanings are still interconnected which is called polysemy (多 義 語; tagigo). Verb wakaru is an example of the word that polysemics. Differences in the meaning of verb wakaru often lead to errors in translation into Indonesian. Therefore, research needs to be done on various meanings on verb wakaru. This research focuses on the meaning components of meaning in verb wakaru. The research data was taken from Japanese drama period 2015-2019. The research method used is a qualitative method. The results showed that verb wakaru as polysemics had seven meanings and each meaning contained different meaning components, namely `understanding of something`, `things become clear`, `empathy`, `statement of agreement`, `know some information`, `understand what is said`, `recognize someone`. Besides being able to be explained with the words 'know' and 'understand', wakaru verbs can also be explained with the words 'recognize', 'empathize', and also the word 'agree' depends on the meaning components contained."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Levinsohn, Stephen H.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1975
498 LEV f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>