Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laurence
"ABSTRAK
PT Sinerco adalah perusahaan yang bergerak pada penyediaan barang/jasa gas kompresor untuk kegiatan minyak dan gas. Tingginya kebutuhan terhadap gas bumi menyebabkan perlu adanya optimalisasi pada kegiatan produksi minyak dan gas. Persaingan PT Sinerco dalam memenangkan pelelangan dari KKKS ataupun Perusahaan Daerah sangat tinggi sehingga perlu suatu strategi yang kompetitif dalam mengelola kebutuhan dan kepuasan dari KKKS ataupun Perusahaan Daerah. PT Sinerco telah memanfaatkan SI/TI, namun belum optimal dan belum terencana dengan baik. Pemanfaatan Sistem dan Teknologi Informasi dalam suatu organisasi dapat optimal, jika direncanakan dengan baik dalam suatu Perencanaan Strategis untuk Sistem dan Teknologi Informasi. Perencanaan Strategi Sistem Informasi dapat meningkatkan kinerja operasional dan kemampuan bersaing dari suatu perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi dari Ward dan Peppard. Metode ini melakukan analisis terhadap faktor eksternal dan internal dari bisnis dan SI/TI perusahaan. Teknik analisis yang dapat digunakan adalah analisis PEST, analisis five forces, analisis eksternal value chain, analisis sumber daya dan kompetensi, analisis SWOT, analisis CSF, analisis internal value chain, analisis tren teknologi, analisis pemanfaatan SI/TI, dan analisis portofolio aplikasi. Untuk menentukan aplikasi, infrastruktur TI, dan manajemen SI/TI yang akan ditambahkan, dihilangkan, ataupun dikembangkan, maka digunakan analisis gap. Selanjutnya menentukan prioritas pengembangan dilakukan berdasarkan portofolio aplikasi yang selanjutnya didukung infrastruktur TI dan manajemen SI/TI. Metode ini menghasilkan rumusan rancangan SI dengan prioritas implementasi CRM, SI Pengelolaan Tender, SI Pengelolaan Kompresor, Accurate, Website, SI Pengelolaan Karyawan, SI Pengelolaan Pembayaran, SI Administrasi, Dashboard Perusahaan, SI Pengelolaan Event, E-Learning, E-Library, SI Pengelolaan Kontrak Kerja, SI Monitoring Risiko, dan SI Pengelolaan Operation. Agar berjalan optimal dan berkesinambungan, maka dibutuhkan dukungan dari infrastruktur TI dan manajemen SI/TI.

ABSTRACT
PT Sinerco is a company engaged in the provides of product/services gas compressors for oil and gas activities. The high demand for natural gas led to the need for optimization of the production activities of oil and gas. Competition PT Sinerco in winning the auction of the PSC or the Regional Company is very high so it needs a competitive strategy in managing the needs and satisfaction of the PSC or the Regional Company. PT Sinerco have made use of IS / IT, but not optimal and have not been well planned. Utilization of Information Systems and Technology in an organization can be optimal, if planned well in a Strategic Planning for Information Systems and Technology. Strategic Planning Information System can improve operational performance and competitive ability of a company. The method used in this research is the method of Strategic Planning of Information Systems and Technology from Ward and Peppard. This method of analyzing the internal and external factors of business and IS / IT companies. Analysis techniques that can be used is the PEST analysis, five forces analysis, external value chain analysis, resources and competencies analysis, SWOT analysis, CSF analysis, internal value chain analysis, technology trends analysis, the use of IS/IT analysis, and application portfolio analysis. To determine the application, IT infrastructure, and management / IT to be added, removed, or developed, then used a gap analysis. Next determine the priority of development carried out by the application portfolio is further supported IT infrastructure and management of IS / IT. This method resulted in the formulation design of IS with the priority of implementation of CRM, SI Pengelolaan Tender, SI Pengelolaan Kompresor, Accurate, Website, SI Pengelolaan Karyawan, SI Pengelolaan Pembayaran, SI Administrasi, Dashboard Perusahaan, SI Pengelolaan Event, E-Learning, E-Library, SI Pengelolaan Kontrak Kerja, SI Monitoring Risiko, dan SI Pengelolaan Operation. To be optimal, and sustainable, it needed the support of the IT infrastructure and management of IS / IT."
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada sektor pemerintahan mendorong penyediaan layanan TIK yang semakin berkualitas sehingga diharapkan kinerja semakin efektif dan efisien. Berdasarkan wawancara dan observasi kondisi saat ini diketahui bahwa Div TIK Polri belum mempunyai struktur service desk untuk menangani insiden, pelaporan gangguan serta permintaan layanan dari pengguna TIK. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat rancangan desain service desk yang sesuai dengan kebutuhan organisasi Div TIK Polri. Penelitian ini diawali dengan kegiatan wawancara, observasi dan studi literatur dokumen organisasi dilakukan untuk mengetahui kondisi saat ini terkait implementasi manajemen layanan teknologi informasi sehingga diperoleh kebutuhan rancangan service desk yang sesuai. Langkah selanjutnya dengan melakukan pemetaan rancangan service desk, dengan menggunakan kerangka kerja ITIL 4, berpedoman pada kebijakan dan prosedur yakni MPTIK Polri dan dokumen Tata Kelola TIK Polri serta model dan komponen service desk yang akan menghasilkan draft rancangan service desk. Tahap selanjutnya menguji rancangan yang telah dibuat dengan triangulasi yakni meminta pendapat dari pakar/ahli ITSM, wawancara dengan stakeholder serta studi literatur. Melakukan validasi rancangan service desk untuk menghasilkan rancangan yang akan dijadikan rekomendasi rancangan desain service desk yang tepat untuk Div TIK Polri sehingga meningkatkan layanan TIK kepada pengguna.

The use of information and communication technology in the government sector encourages better quality ICT services so that performance is more effective and efficient. Based on interviews and observations of current conditions, it is known that the ICT Division of INP does not yet have a service desk structure for reporting, disturbance reporting and service requests from ICT users. Based on this, it is necessary to design a service desk design in accordance with the needs of the ICT Division of INP. This research begins with interviews, observations and document literature studies conducted for current conditions related to the implementation of information system management in order to obtain the need for an appropriate service desk design. The next step is to do a service design mapping, with the ITIL 4 framework, guided by policies and procedures (MPTIK Polri and ICT Governance documents) as well as service desk models and components that will produce a service desk design. The next stage of the design that has been made by triangulation is the opinion of the ITSM experts, interviews with stakeholders and literature studies. Validating the design of the service desk to produce a design that will be the design of the service desk that is the best for the ICT Division of INP so as to improve ICT for users."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Budi Utomo
"ABSTRAK
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 414/KMK.01/2011 tentang Kebijakan dan Standar Manajemen Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Area Service Support di Lingkungan Kementerian Keuangan, Bahwa setiap unit eselon satu di bawah Kementerian Keuangan harus memiliki satu fungsi Service Desk. Sehingga pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mulai mengimplementasikan KMK tersebut diatas dengan membuat sebuah fungsi Service Desk yang di kelola oleh Unit Eselon II Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai (DIKC). Diharapkan dengan adanya Service Desk insiden atau masalah terkait layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dihadapi oleh Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Utama dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai di seluruh Indonesia dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak mengganggu proses bisnis organisasi.
Implementasi fungsi Service Desk yang telah dilakukan oleh DJBC saat ini memiliki beberapa masalah yaitu, pengetahuan TIK operator Service Desk masih kurang memadai, belum adanya Service Level Agreement (SLA) dan Knowledge Management di DIKC selaku pengelola Service Desk dan tidak diketahuinya apakah implementasi Service Desk saat ini sudah sesuai dengan best practice yang ada atau belum, hal ini menyebabkan manajemen tidak dapat mengetahui layanan Service Desk mana yang harus dilakukan perbaikan untuk meningkatkan layanan terhadap pengguna. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap Service Desk DJBC dengan menggunakan ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, Pertanyaan yang terdapat pada ITIL Service Support Self Assessment diajukan kepada pengelola Service Desk di DIKC yaitu Kepala Subdirektorat Pengendalian Keamanan dan Informasi, Manajemen Layanan, dan Evaluasi dan tiga orang kepala seksi dibawahnya, selanjutnya dilakukan observasi untuk mencari bukti pendukung jawaban tersebut. Setelah didapatkan bukti pendukung dilakukan konfirmasi kepada responden untuk memperoleh kesamaan jawaban. Hasil dari analisis penelitian ini adalah, dari 9 level penilaian yang terdapat pada ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, 6 level dapat dilewati sedangkan 3 level yang lain belum dapat dilewati, untuk itu penulis memberikan rekomendasi yang dapat digunakan untuk perbaikan Service Desk DJBC.

ABSTRACT
Based on the Ministry of Finance Decision No. 414/KMK.01/2011 about Policies and Standards Service Management Information and Communication Technology Service Support Area within the Ministry of Finance, That each unit echelon under the Ministry of Finance should have one function Service Desk. So in 2012 the Directorate General of Customs and Excise (DGCE) began implementing the above decisions by creating a Service Desk function which is managed by Echelon Unit II, the Directorate of Customs and Excise Information (DCEI). Hopefully, by the Service Desk incidents or problems related services Information and Communication Technology (ICT) faced by the Regional Office, Main Office and the Office of Oversight and Customs and Excise throughout Indonesia can be resolved quickly so it does not interfere with the organization's business processes.
Implementation of Service Desk function that has been done by DGCE currently has some problems, knowledge ICT operator Service Desk still inadequate, yet their Service Level Agreement (SLA) and Knowledge Management in DCEI as the manager Service Desk, and organization did not know whether the implementation of Service Desk is now in accordance with best practice, this led management can not know where the Service Desk services should be improved to improve the service to users. This study assessing the Service Desk DGCE using the ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, Questions contained in ITIL Service Support Self Assessment submitted to the Service Desk manager in DIKC ie Head of Sub Control and Information Security, Service Management, and Evaluation and the three head section below, further observations to find evidence supporting the response. Having obtained supporting evidence to confirm the respondent to obtain similarity of answers. The results of this analysis is, from 9 level assessment contained in the ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, 6 levels can be bypassed while the other three levels can not be bypassed. The author provides recommendations that can be used for improvement of Service Desk DGCE."
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rakay Bimo
"ABSTRAK
Layanan sistem penangangan keluhan pelanggan atau help desk untuk suatu produk di PT. X, yakni perusahaan konsultan teknologi informasi, seringkali mengalami keterhambatan. Hal ini diidentifikasi dengan ketidaktepatan waktu dalam penanganan isu dalam jumlah yang besar dari pihak pelanggan, sehingga status keterlambatan dapat terjadi pada penanganan isu. Perancangan ulang proses bisnis layanan sistem penanganan keluhan pelanggan atau helpdesk tersebut dilakukan guna mempercepat waktu layanan dengan tidak berstatus terlambat. Metode Business Process Re-Engineering BPR digunakan untuk mendukung perancangan proses bisnis tersebut. Waktu layanan sistem help desk dapat dipercepat dengan menggunakan beberapa skenario perbaikan yang telah dirancang dan penanganan isu dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan.

ABSTRACT
Service of customer complaint handling system or help desk for a product in information technology consultant company often experiences delays. This is identified by the inaccuracy of time in handling large amounts of issues from the customer, so the status of delays can occur in the handling of the issue. This research aims to reduce service time by redesigning business process. Business Process Re Engineering BPR method is used to resolve several customer complaint that are handled by help desk system. Help desk system service times can be accelerated by using some designed improvements scenarios and addressing issues to be resolved within specified time limits."
2017
T48432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaira Puspasari
"Perkembangan teknologi, khususnya teknologi swa layan, telah memberi dampak yang besar pada dunia pemasaran jasa, khususnya jasa perbankan. Dalam dunia perbankan, teknologi digunakan untuk menyarnpaikan layanan mereka kepada pelanggan. Pengaplikasian teknologi-teknologi tersebut dapat sangat membantu perusahaan, tetapi juga dapat menjadi boomerang bagi mereka. Karena konsumen secara bersamaan mempunyai pandangan yang baik maupun tidak baik tentang produk dan jasa yang berbasiskan teknologi. Beberapa individual mau mengadopsi teknologi sementara yang lain tidak, sehingga panting untuk melihat dasar terbentuknya sikap dan niat pelanggan untuk menggunakan teknologi swa layan, seperti sms banking.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah melihat dasar pembentukan sikap pelanggan terhadap teknologi swa layan sms banking yang diharapkan akan mengarah pada pembentukan niat mereka untuk menggunakannya, melalui evaluasi atas komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi tersebut dan adanya efek moderasi yang ditimbulkan oleh karakteristik personalitas mereka dan persepsi mereka terhadap faktor situasional yang mereka alami. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dabholkar dan Bagozzi (2002), dengan model Attitudinal Model of Technology Based Self Service (TBSS): Moderating Effects of Consumers Trait and Situational Factors. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap nasabah bank terbentuk, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya serta untuk melihat pengaruhnya pada pembentukan niat nasabah untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai niat penggunaan sms banking pads nasabah Bank Mandiri, dengan jumlah responden 140 sesuai dengan batas minimum yang dikemukakan Hair et al. (1998) untuk pengolahan dengan metode regresi menggunakan SPSS 13.0. Jumlah responden didapatkan dari penyebaran kuesioner pada Bank Mandiri pusat Jl. Gatot Soebroto, Bank Mandiri cabang Cawang serta ATM Mandiri di kampus Psikologi U1.
Hasil pengolahan data menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa semua indikator pengukuran dapat mewakili variabel laten dari penelitian. Sedangkan basil pengujian hipotesis yang diusulkan menggunakan analisis regresi dengan metode GLM memperlihatkan bahwa sikap nasabah terhadap sms banking didapatkan dari komponen evaluasi ekspektasi nilai terhadap teknologi tersebut dengan membandingkan terhadap bentuk pelayanan lainnya. Komponen yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap tersebut adalah kemudahan penggunaan (ease of use) dan kinerja (performance) terhadap teknologi tersebut. Sedangkan karakteristik personalitas nasabah yang dapat memoderasi hubungan di atas adalah rasa percaya diri yang dimiliki nasabah dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan karyawan penyedia jasa. Faktor situasi juga dapat mempengaruhi hubungan antara komponen ekspektasi nilai berupa kemudahan penggunaan dari sms banking dengan sikap yang terbentuk. Dan sejalan dengan penelitian Dabholkar (1994) bahwa sikap positif yang terbentuk terhadap suatu objek akan mengantarkan pada niat seseorang untuk menggunakan objek tersebut. Kunci dari penelitian ini adalah bahwa dengan semakin berperannya teknologi dalam suatu pelayanan dan mahalnya biaya yang diperlukan, maka perusahaan hares membangun sikap positif nasabah terhadap teknologi tersebut dan memilih target yang benar dan perlakkan yang sesuai untuk setiap target.

During the past decade, the growth in service delivery options based on technology has been remarkable. Much of technology-delivery service was initiated and carried out by consumer and involves no direct or indirect contact with representatives of service provider. Despite lots of benefits to the companies in offering service-delivery based on technology, they can also act as a boomerang for the companies. Customers have both positive and negative views on product or service based on technology. Some individuals want to adopt self-service technology (SST), while some others do not want. Therefore it is important to understand the processes underlying consumer attitude and how consumers make choices, because it is important in describing and predicting consumer behavior to use self-service technology.
This research investigates the core attitudinal model that is the processes underlying consumer attitude about SST, in sms banking case, and investigates how attitude can influences consumer intention to use that technology. The accelerating growth in SST today is also giving rise to questions about the acceptance of such forms of service delivery by all kind of consumers and under different situational context. This research also investigates the moderating effects of consumer traits and situational factors on the relationship within a core attitudinal model about SST. This research based on Attitudinal Model of Technology Based Self Service (TBSS): Moderating Effects of Consumers Traits and Situational Factors from Dabholkar and Bagozzi (2002).
This is a case study at Bank Mandiri. Total respondents were 140, which were gathered from Bank Mandiri Gatot Subroto Office, Cawang Office, and from Bank Mandiri's ATM in UL Data was analysed using regression with general linier method (GLM) with applicable for software package SPSS 13, 0,
The measurement results using factor analysis show that all of the measurement indicators can represent all of the latent variables in this research. The hypotheses test were conducted by estimating the hypothesized model found that consumer attitude about sms banking are affected by consumer's expectancy value components of sms banking by comparing with another service delivery. The components that influenced the consumer attitude include the ease of use and the performance of sms banking. Personality traits which moderate the relationships between consumer's expectancy value component and consumer attitude about sms banking are self efficacy and the need for interaction with service employee. The respondents perceived that situational factors can also moderate the relationship between consumer's expectancy value component and consumer attitude about sms banking. Finally, consumer's positive attitude about sms banking can affect the consumer's intention to use that technology.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Elisabet Ivana
"Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan mengenai dugaan praktik window dressing di dalam kasus PT Garuda Indonesia Tbk, dan perlindungan investor yang diberikan terhadap praktik tersebut. Hal -hal yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya : (1) proses terjadinya dugaan praktik window dressing di dalam laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk dan (2) perbandingan perlindungan terhadap investor PT Garuda Indonesia Tbk dengan investor di Amerika dalam praktik window dressing. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif dengan sumber data yang diperoleh dari studi kepustakaan. Penelitian ini menemukan hasil berupa dugaan praktik window dressing dalam kasus PT Garuda Indonesia Tbk terjadi karena PT Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan yang pada faktanya belum diterima. Penelitian ini juga menemukan bahwa perlindungan investor pada saat terjadinya kasus PT Garuda Indonesia belum sebaik perlindungan investor di Amerika Serikat, karena pada saat tersebut tidak ada perlindungan investor di dalam bentuk ganti rugi. Perlindungan dalam bentuk ganti rugi sudah ada di Amerika Serikat dengan metode Fair Fund yang diatur di dalam Sarbanes-Oxley Act sejak tahun 2002. Perlindungan dalam bentuk ganti rugi baru ada setelah kasus PT Garuda Indonesia melalui Ketentuan POJK No.65/POJK.04/2020, meskipun demikian ketentuan yang mengatur mengenai perlindungan ganti rugi tersebut belum lengkap. Penulis berpendapat bahwa Indonesia seharusnya mengadopsi Sarbanes-Oxley Act ke dalam Undang-Undang Pasar Modal.

This research addresses the presumption of window dressing practice in PT. Garuda Indonesia Tbk cases and how investor protection is provided. This research will cover: (1)  the process of presumption window dressing on the financial statements of PT. Garuda Indonesia Tbk; and (2) a comparative study of the investor’s protection in Indonesia and the United States in window dressing cases. This research applies normative methods by collecting sources of variant data from the literature studies. In this research, the researcher discovered the presumption of window dressing practice in the PT. Garuda Indonesia Tbk cases occurred by the reason PT. Garuda Indonesia posted their future receivables as income on their financial statement. Throughout this research, it is also encountered that the investor's protection in the case of PT. Garuda Indonesia Tbk was not as good as investor protection in the United States, for, at that time, there was no known damage compensation for investor protection. The United States government has provided investor protection compensation in the form of a “Fair Fund” by passing Sarbanes-Oxley Act in 2002. In Indonesia, the provision of investor protection in compensation was passed long after PT. Garuda Indonesia Tbk’ cases. Such regulation was passed by the provision of the Financial Services Authority POJK No.65/POJK.04/2020. Such provision of compensation, nonetheless, was uncompleted. The researcher concludes that Indonesia should adopt the Sarbanes-Oxley Act to the Capital market Act."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Di saat era globalisasi, persaingan bisnis semakin hari semakin ketat, para pelaku bisnis harus senantiasa dituntut terus untuk menemukan cara dan strategi agar bisa unggul menghadapi persaingan di bidangnya masing?masing. PT Bank XYZ yang merupakan perbankan yang sedang berkembang juga ikut dalam persaingan di dunia perbankan. Pelaku perbankan berlomba-lomba dalam meningkatkan teknologinya dalam mendukung bisnis perusahaan agar bisa bertahan dan memenangkan kompetisi. Akan tetapi PT XYZ memiliki masalah terkait aplikasi pemberi usulan strategis yaitu aplikasi Business Intelligence (BI). BI yang diharapkan dapat menampilkan usulan solusi dari analisis semua data, akan tetapi kurang optimal dikarenakan aplikasi BI terletak di masing-masing divisi yang berdiri secara terpisah sehingga analisis datanya pun dilakukan terpisah. Kondisi lainnya terletak pada penegrajaan proyek SI/TI yang tidak mencapai target pada dua tahun terakhir. Maka dari itu dibutuhkan suatu metode untuk menyelesaikan permsalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan hasil observasi dan wawancara sebagai data primernya. Setiap tahapan analisis di penelitian menggunakan metode Ward & Peppard, value chain, PESTEL, SWOT, CSF, tren teknologi, dan portofolio McFarlan. Hasil dari penelitian ini berupa Perencanaan Strategis SI/TI yang meliputi strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI yang selaras dengan strategi bisnis dan menghasilkan BI yang terintegrasi serta penyusunan program kerja berdasarkan prioritas.

In the current era of globalization, the competition is getting increasingly tough, the actor of the business is required to find a way to forward the strategy and facing competition in their fields. PT Bank XYZ, as a growing banking that participated in competition of the banking world. The Bankers is struggling in improving its technology in support of the company's business in order to survive and win the competition. However, PT Bank XYZ has a problem regarding the application provider's proposed strategic applications of Business Intelligence (BI). BI expected to display the proposed solutions from the analysis of all data, but less than optimal due to the application of BI lies in each Division that stood separately so that the data analysis was done separately. The other condition is situated on SI/TI projects workmanship which did not reach the target in the last two years. Therefore it needs a method to resolve such issue. This study uses the results of observation and interviews as the primary data. Each stage of analysis in the research emphasis on using the method of Ward & Peppard, value chain, PESTEL, SWOT, CSF, technology trends, and McFarlan's portfolio. The results of this research represent planning strategy in the form of SI/TI that includes the SI strategy, IT strategy, and Management strategy of SI/TI that are aligned with business strategy and produce an integrated BI as well as the preparation of a work program based on the priority."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Aliqa Utamidewi
"Window display pada sebuah toko di dalam pusat perbelanjaan merupakan elemen toko yang pertama kali dilihat oleh pengunjung. Window display merupakan tempat memajang beberaoa barang yang dijual di toko tersebut. Window display merupakan penggambaran kecil dari keseluruhan toko. Dengan penataan yang apik, sebuah window display diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung sehingga dapat memutuskan untuk mengunjungi toko tersebut dan berbelanja di sana. Pencahayaan buatan merupakan salah satu elemen pada window display yang memiliki peran penting salah satunya mempertegas bentuk desain dari window display dan menarik perhatian pengunjung. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa dan memahami peran pencahayaan buatan pada window display di sebuah muka toko dan pengaruhnya terhadap penggambaran citra toko dan penarikan minat pelanggan. Metode yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah studi teori pada literatur dan studi kasus lapangan. Untuk analisis dilakukan pula penyebaran kuesioner kepada pelanggan secara online. Pencahayaan melalui teknik pencahayaan dan tingkat terang gelap dapat menarik rasa penasaran pengunjung untuk memasuki toko dan menaikkan penjualan.

Window display of the store in a shopping mall is a part of a store that first seen by visitors. Window display is a place to show some goods that sold in the store. Window display is a small depiction of the entire store. With a neat arrangement, a window display is expected to attract the attention of visitors so that they can decide to visit the store and shop there. Artificial lighting is one of the elements on the window display that has an important role, one of them reinforce the shape and design of the window display and caught the attention of visitors. This thesis aims to analyze and understand the role of artificial lighting on the window display at a shop front and its influence on the depictions of store image and customer interest withdrawal. The methods used for this thesis are the literature review for theories study and field observation on study cases. For the analysis, questionnaires for the customers also conducted online. Lighting through lighting techniques and light level can attract the curiosity of the visitors to enter the store and increase sales."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reggia Aldiana Wayasti
"ABSTRAK
Penggunaan layanan transportasi daring sebagai solusi permasalahan transportasi saat ini menjadi pusat perhatian. Manfaat dan kemudahan yang ditawarkan membuat banyak orang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dan mendiskusikannya di media sosial. Akibatnya, penyedia jasa transportasi daring memanfaatkan media sosial untuk menangkap opini pelanggan dan memasarkan layanan mereka. Jika opini dan komentar pelanggan tentang transportasi daring dianalisis lebih lanjut, penyedia layanan dapat memperoleh masukan untuk mengevaluasi layanan mereka untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Penelitian ini menggabungkan pendekatan text mining berupa analisis sentimen berbasis aspek untuk mengidentifikasi topik dalam opini pelanggan beserta sentimennya, dengan penilaian terhadap penyedia jasa transportasi daring secara umum dan secara spesifik berdasarkan topik dan sentimen yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan data opini pelanggan tiga penyedia jasa transportasi daring di Twitter. Data teks diklasifikasikan berdasarkan enam topik yang didapat dari proses pemodelan topik, beserta sentimennya. Penilaian terhadap ketiga penyedia jasa transportasi daring menggunakan jumlah komentar positif dan negatif dari masing-masing topik maupun secara keseluruhan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan evaluasi dan peningkatan layanan sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

ABSTRACT
The use of ride hailing service as a solution to current transportation problems is at the center of attention. The benefits and conveniences offered make many people use it in everyday life and discuss it in social media. As a result, ride hailing service providers utilize social media to capture customers rsquo opinions and market their services. If customers 39 opinions and comments about ride hailing service are analyzed further, service providers can get feedback to evaluate their services to meet customer satisfaction. This study combines text mining approach in the form of aspect based sentiment analysis to identify topics in customer opinions and their sentiments, with scoring for ride hailing service providers in general and specifically based on the topics and sentiments. This study used customers rsquo opinions to three ride hailing service providers on Twitter. Text data was classified based on six topics derived from the topic modeling process, along with its sentiments. Scoring for the three ride hailing service providers used the number of positive and negative comments from each topic as well as overall. The result of this study can be used as input to evaluate and improve the service so that customer satisfaction and loyalty can be maintained and improved."
2018
T51592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In recent years there has been a marked increase in the number of labor disputes,particularly disputes involving individual cases,an increase reflected in a corresponding increase both in the number having resort to the One-stop worker consultation corners in prefectural Labor bureaus and also in cases brough before the civil court....."
JALAREV
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>