Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Kusuma
"ABSTRAK
Fruktooligosakarida (FOS) dan inulin memberikan pengaruh yang bervariasi terhadap bifidobakteri antar individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan serat, FOS, dan inulin terhadap bifidobakteri. Pemeriksaan bifidobakteri pada feses anak usia 3-8 tahun di Jakarta dilakukan dengan quantitative PCR. Asupan gizi diperoleh dari wawancara menggunakan semi-quantitative food frequency questionnaire. Total bifidobakteri adalah 5.94 log10 DNA/gram feses. Analisis regresi linier berganda tidak menunjukkan adanya hubungan (P>0.05) antara inulin (95% CI = -0.015 ? 0.045) dan FOS (95% CI = -0.097 ? 0.158) dengan bifidobakteri; begitupun dengan serat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsumsi FOS, inulin, dan serat tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan jumlah bifidobakteri pada anak usia pra-sekolah di Jakarta.

ABSTRACT
Fructooligosaccharides (FOS) and inulin in promoting bifidobacteria showed variability between individuals. The aim was to assess the associations between fibre, FOS, and inulin intakes and bifidobacteria. Faecal bifidobacteria was determined using quantitative PCR among children aged 3 ? 8 years in Jakarta. Nutrient intakes were based on interview using a semi-quantitative food frequency questionnaire. Total bifidobacteria was 5.94 log10 DNA/gram faeces. Multivariate linear regression analysis indicated inulin (95% CI = -0.015 ? 0.045) and FOS (95% CI = -0.097 ? 0.158) showed no association (P>0.05) with bifidobacteria; as well as fibre. In summary, FOS, inulin, and fibre consumptions showed no significant association with bifidobacteria among preschool children in Jakarta."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holie Fransiska
"Postbiotik, produk lisis bakteri adalah terapi mikrobial perawatan kulit yang sedang berkembang di dunia kecantikan. Sejumlah bakteri telah diteliti dan terbukti prospektif untuk dikembangkan sebagai produk postbiotik untuk kulit, meliputi Streptococcus macedonicus MBF10-2 dan Bifidobacterium longum. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi stabilitas dan aktivitas antiradikal serbuk postbiotik Streptococcus macedonicus MBF10-2 diperoleh dari penelitian sebelumnya, serta memformulasi, mengkarakterisasi, mengevaluasi stabilitas dan aktivitas antiradikal serbuk postbiotik Bifidobacterium longum dan Bifidobacterium longum komersial. Serbuk postbiotik diperoleh dengan melakukan freeze-dry terhadap lisat, supernatan dan debris lisat bakteri, dengan atau tanpa penambahan 10% inulin sebagai lioprotektan. Fraksi cair dan serbuk dikarakterisasi pH, kandungan lembab, distribusi ukuran partikel dan aktivitas antiradikalnya. Serbuk lisat Streptococcus macedonicus MBF10-2 dengan atau tanpa inulin selama penyimpanan 180 hari menunjukkan organoleptis dan pH yang stabil. Setelah penyimpanan 70 hari, serbuk postbiotik Bifidobacterium longum memiliki pH yang lebih stabil dibanding postibiotik cair. Penambahan inulin 10% tidak mempengaruhi stabilitas pH serbuk postbiotik secara berarti. Postbiotik Bifidobacterium longum komersial hanya dapat dikeringkan menjadi serbuk dengan penambahan inulin 10%, dan menghasilkan serbuk dengan pH yang stabil selama 70 hari penyimpanan. Postbiotik Streptococcus macedonicus MBF10-2, Bifidobacterium longum, maupun Bifidobacterium longum komersial tidak menunjukkan aktivitas antiradikal dengan nilai IC50 > 1000.

Postbiotics, byproducts of bacterial lysis, microbial therapy for skin care which is developed nowadays. Various bacteria have been studied and proved prospective to be developed as postbiotic for skin care, including Streptococcus macedonicus MBF10-2 and Bifidobacterium longum. This research aimed to evaluate stability and antiradical activity of postbiotic powder of Streptococcus macedonicus MBF10-2 obtained from previous study, to formulate, characterize and evaluate stability and antiradical activity of postbiotic powder of Bifidobacterium longum dan commercially-available Bifidobacterium longum. Postbiotic powder was prepared by freeze-drying process the lysate, supernatant and debris of bacteria, with or without 10% inulin as lyoprotectant. Liquid and powder postbiotics were characterized for its pH, moisture content, particle size distribution and antiradical activity. Lysate powder of Streptococcus macedonicus MBF10-2, with or without inulin, which was stored for 180 days showed stable pH and organoleptic. After stored for 70 days, postbiotic powder of Bifidobacterium longum showed more stable pH than the liquid postbiotic. Addition of 10% inulin showed no significant difference in pH stability of Bifidobacterium longum powder. Commercially-available liquid Bifidobacterium longum could be only dried by adding 10% inulin, produced a posbiotic powder with stable pH up to 70 days of storage. Postbiotic Streptococcus macedonicus MBF10-2, Bifidobacterium longum, and commercially-available Bifidobacterium longum did not show antiradical activity, with IC50 > 1000."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Merdina
"Zat besi merupakan mikronutrien esensial yang diperlukan tubuh seperti pertumbuhan sel darah merah dan sel otak Kebutuhan besi meningkat pada masa kehamilan Komposisi mikrobiota dapat berubah selama tahap kehidupan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya besi Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara asupan besi dan kadar feritin serum dengan jumlah Bifidobacterium pada ibu hamil trimester ketiga Penelitian ini dilakukan di seluruh puskesmas kecamatan di Jakarta Timur dari bulan Maret sampai April 2015 Pengambilan subjek dilakukan dengan cara konsekutif dan didapatkan 52 ibu hamil yang memenuhi kriteria penelitian Data dikumpulkan dengan wawancara meliputi kuesioner data asupan besi heme dan non heme protein serta vitamin C dengan FFQ semikuantitatif Pengukuran antropometri untuk menilai status asupan gizi pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar feritin serum dan kadar CRP serta jumlah Bifdobacterium dalam tinja Didapatkan rerata usia 29 1 5 9 tahun nilai median asupan besi 66 7 3 3 144 1 mg hari kadar feritin serum 31 1 3 6 96 1 g L dan jumlah Bifidobacterium usus 7 45 5 1 9 5 log g tinja Tidak didapatkan korelasi yang bermakna asupan besi dengan jumlah Bifidobacterium usus r 0 202 p 0 152 juga tidak didapatkan korelasi bermakna antara kadar feritin serum dengan jumlah Bifidobacterium usus (r=0,116 p=0,411).

Iron is an essensial micronutrient which body needed such as for blood growth cell and brain cell Iron rsquo s requirement increases in pregnancy Microbiota composition can change in cycle of life which be affected by many factors likely iron The aim of this cross sectional study was to find the correlation between iron intake and serum ferritin with Bifidobacterium third trimester of pregnancy Data collection was conducted from March 2015 until April 2015 in all of sub district of public health centre in east Jakarta Subjects were obtained using consecutive sampling method A total of 52 pregnancy subjects had met the study criteria Data were collected through interviews including questionnare iron intake heme and non heme protein and vitamin C used semiquantitative FFQ Anthropometry measurementsto assess the nutritional status and laboratory examination i e blood levels of serum ferritin and CRP and Bifidobacterium in feces Mean age 29 1 5 9 years Median of intake of iron was 66 7 3 3 144 1 mg day serum ferritin was 31 1 3 6 96 1 g L and gut Bifidobacterium 7 45 5 1 9 5 log g feces No significant correlation was found between iron intake and Bifidobacterium in feces r 0 202 p 0 152 and negative correlations and no significant between serum ferritin and Bifidobacterium in feces (r=0, 116, p=0,411)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shiela Stefani
"ABSTRAK
Bifidobacterium, mikrobiota yang bermanfaat terhadap kesehatan, jumlahnya dipengaruhi oleh diet, genetik, dan usia. Makanan khas Minangkabau dan Sunda yang mengandung tinggi lemak, dan Healthy Eating Index HEI yang berhubungan kuat dengan asupan asam lemak jenuh dapat digunakan untuk mengukur kualitas diet. Penelitian potong lintang pada wanita 19-50 tahun dilakukan untuk menilai hubungan HEI dan asupan asam lemak jenuh dengan jumlah Bifidobacterium usus pada wanita keturunan Minangkabau dan Sunda. Data asupan diperoleh menggunakan 2-day repeated 24-hour food recall, pemeriksaan jumlah Bifidobacterium menggunakan real time quantitative Polymerase Chain Reaction. Tidak terdapat hubungan antara HEI dengan jumlah Bifidobacterium, namun cenderung terdapat hubungan antara asupan asam lemak jenuh dengan jumlah Bifidobacterium pada wanita keturunan Minangkabau dan Sunda setelah dikontrol dengan faktor pengganggu.

ABSTRACT
Bifidobacterium, the beneficial microbiota on human health, is influenced by various factors such as dietary intake. Minangkabau and Sundanese food are contain of high fat, and Healthy Eating Index HEI that is strongly associated with saturated fatty acid intake can be used to measure the quality of diet. A cross sectional study of women aged 19 50 years was conducted to assess the relationship between HEI and saturated fatty acids intake with intestinal Bifidobacterium in Minangkabau and Sundanese women. Dietary intake was assessed by 2 day repeated 24 hour food recall and Bifidobacterium was quantified using real time quantitative Polymerase Chain Reaction. There was no significant relationship between HEI with intestinal Bifidobacterium, but saturated fatty acids intake tend to have association with intestinal Bifidobacterium in Minangkabau and Sundanese women after adjustment for confounding factors."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Joy Herlambang
"Status gizi pada ibu hamil mempengaruhi komposisi mikrobiota usus ibu yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pembentukan mikrobiota usus anak. Penelitian ini adalah suatu studi potong lintang yang mencari korelasi peningkatan berat badan dan lingkar lengan atas dengan jumlah Bifidobacterium dan Lactobacillus pada 52 ibu hamil trimester ketiga. Penelitian dilaksanakan di 10 Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur selama bulan Februari?April 2015. Uji korelasi peningkatan BB dengan jumlah Bifidobacterium (r = 0,119, p = 0,4) dan dengan jumlah Lactobacillus (r = -0,009, p = 0,951). Korelasi LLA dengan jumlah Bifidobacterium (r = -0,211, p = 0,134) dan dengan jumlah Lactobacillus (r = - 0,013, p = 0,926). Dengan demikian, penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa terdapat adanya korelasi antara peningkatan BB dan LLA dengan jumlah Bifidobacterium dan Lactobacillus pada kehamilan trimester ketiga.

Maternal nutritional status influences maternal gut microbiota composition, which in turn shapes the infant?s gut microbiota composition. Recent studies have shown that gut microbiota regulates obesity by increasing energy harvest from diet and by regulating peripheral metabolism. This cross-sectional study reports the correlation of maternal weight gain and mid-upper arm circumference with Bifidobacterium and Lactobacillus on 52 third-trimester pregnant women. The study was done on February?April 2015 in 10 Primary Health Care Centres in East Jakarta. Correlation of maternal weight gain with Bifidobacterium (r = 0.119, p = 0.4) and with Lactobacillus (r = -0.009, p = 0.951). The correlation of MUAC with Bifidobacterium (r = -0.211, p = 0.134) and Lactobacillus (r = -0.013, p = 0.926). Thus, this study has not proven any correlation between maternal weight gain and MUAC with Bifidobacterium and Lactobacillus count."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Andrian
"Kolonisasi Bifidobacterium merupakan bakteri komensal yang baik untuk perkembangan dan kolonisasi awal mikrobiota janin. Jumlah Bifidobacterium dapat dipengaruhi oleh asupan protein ibu selama hamil. Penelitian potong lintang ini dilakukan di seluruh puskesmas kecamatan di Jakarta Timur mulai bulan Februari hingga April 2015 dengan subjek ibu hamil berusia 19 - 44 tahun dan usia kehamilan 32 - 37 minggu. Data asupan protein didapatkan dengan metode 2-day repeated 24 hour food recall, selain itu dinilai juga rasio asupan nabati- hewani menggunakan metode semi quantitative - food frequency questionnaire (SQ-FFQ). Analisis feses dilakukan pada 52 subjek menggunakan metode real time-polymerase chain reaction (rPCR). Hasil penelitian ini memperlihatkan terdapat korelasi positif lemah tidak bermakna antara asupan protein dengan jumlah Bifidobacterium (r = 0,132, p >0,05), sehingga penelitian ini belum dapat membuktikan adanya korelasi antara asupan protein dengan jumlah Bifidobacterium pada ibu hamil trimester ketiga.

Bifidobacterium is a commensal bacteria that are beneficial for the development and early colonization of microbiota on fetus. The amount of Bifidobacterium can be influenced by maternal protein intake during pregnancy. A cross-sectional study had been conducted in all primary health care in East Jakarta Subdistrict, from February to April 2015. Subjects of the study were pregnant women aged 19-44 years old and gestational age 32-37 weeks. The quantity of protein intake was obtained by 2-day repeated 24 hour food recall method, moreover, the study also assessed the intake of vegetable-animal ratio by semiquantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ) method. Stool analysis was conducted on 52 subjects using real-time polymerase chain reaction (rPCR). The result of the study showed a poor positive correlation between protein intake with the amount of Bifidobacterium (R = 0.132, p >0.05).This study has not showed any significant correlation between protein intake with the amount of Bifidobacterium in the third trimester of pregnancy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T633878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grentina Dwi Prawesti
"Latar belakang: Pada trimester ketiga terjadi peningkatan patogen yang dapat disebabkan oleh gangguan kerja imunitas usus akibat defisiensi seng, sehingga menekan pertumbuhan Bifidobacterium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar seng serum dan jumlah Bifidobacterium usus pada kehamilan trimester ketiga.
Desain: Studi potong lintang pada 52 wanita hamil ≥32 minggu, berusia 19–44 tahun dan memenuhi kriteria penelitian di 10 Puskesmas Kacamatan Jakarta Timur. Dinilai asupan seng dan besi menggunakan SQ-FFQ. Asupan protein, lemak dan total kalori menggunakan 2x24 hours food recall. Dilakukan pengukuran seng serum dan penghitungan Bifidobacterium usus.
Hasil: Didapatkan asupan seng kurang dengan rerata 8,74±3,90 mg/hari. Defisiensi seng didapatkan pada 75% subjek. Jumlah Bifidobacterium usus subjek memiliki median sebesar 7,7 (5,12–9,50) log sel/gram. Kelompok defisiensi seng memiliki nilai median yang lebih rendah. Uji korelasi didapatkan nilai r=0,04 dengan p=0,81.
Kesimpulan: Tidak ditemukan korelasi antara kadar seng serum dan jumlah Bifidobacterium usus kehamilan trimester ketiga.

Background: Numbers of pathogen were increases in the third trimester of pregnancy that can be caused by impairment of gut immune function due to zinc serum deficiency, thereby suppressing the growth of Bifidobacterium. This study was conducted to investigate the relationship between zinc serum levels and gut Bifidobacterium numbers in the third trimester of pregnancy.
Design: A cross-sectional study recruited 52 pregnant women among 19–44 years old with gestational age ≥32 weeks and met the study criteria were conducted in 10 Community Health Center at East Jakarta. Dietary intake such as zinc and iron through SQ-FFQ, protein, fat and total calories using 2x24 hours food recall were assessed. Measurement of serum zinc level and quantification of gut Bifidobacterium numbers were generated.
Results: The entire subject had poor zinc intake with mean value 8,74±3,90 mg/day. Zinc deficiency was found in 75% subjects. Median number of gut Bifidobacterium was 7,7 (5,12–9,50) log cell/gram and subjects with zinc deficiency had lower median value. Correlation test score r=0,04 and p=0,81.
Conclusion: There was no correlation between serum zinc levels and gut Bifidobacterium numbers in the third trimester of pregnancy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Esthernita Fauzia Dewanto
"Pertumbuhan mukosa usus manusia belum sempurna saat dilahirkan, karena itu usus bayi sering dikatakan sebagai leaky gut. Probiotik diketahui dapat membantu maturasi saluran cerna. Apakah dalam ASI memang terdapat probiotik ataukah suatu kontaminasi, masih diperdebatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah probotik ada dalam ASI bila diberikan suplementasi probiotik pada ibu hamil sejak trimester III dan menyusui, efek terhadap probiotik lain dan IL-8 dalam ASI, IFABP urin dan alfa-1-antitripsin (AAT) serta kalprotektin tinja, saat bayi lahir dan usia tiga bulan, dalam rangka menilai integritas mukosa usus.
Dilakukan penelitian uji klinis, paralel dua kelompok dengan randomisasi, samar ganda yang dilakukan di RS Budi Kemuliaan dan klinik-klinik satelitnya sejak Desember 2014 sampai dengan Desember 2015. Jumlah subjek 35 per kelompok. Digunakan probiotik
Bifidobacterium animalis lactis HNO19 karena bukan merupakan resident bacteria.
Lima subjek positif DR10 dalam kolostrum (V0) dan 7 subjek positif saat bayi usia 3 bulan (V3) pada kelompok probiotik. Hasil negatif didapati pada kelompok plasebo. Apusan kulit sekitar payudara negatif pada kedua kelompok. Nilai median IL-8 kelompok probiotik dibanding kelompok plasebo pada V0 dan V3 berturut-turut 2810,1 pg/mL vs. 1516,4 pg/mL (p = 0,327) dan 173,2 pg/mL vs. 132,7 pg/mL (p = 0,211). IFABP V0 dan V3 211,7 ng/mL vs. 842,5 ng/mL (p = 0,243) dan 25,3 ng/mL vs. 25,1 ng/mL (p = 0,466). AAT 136,2 mg/dL vs. 148,1 mg/dL (p = 0,466) dan 24 mg/mL vs. 29,72 mg/mL (p = 0,545). Kalprotektin 746,8 ng/mL vs. 4645,2 ng/mL (p = 0,233) dan 378,6 ng/mL vs. 391,3 ng/mL (p = 0,888).
Probiotik DR10 yang diberikan pada ibu hamil sejak trimester III dapat ditemukan dalam kolostrum dan usia 3 bulan pada kelompok probiotik, dan bukan suatu kontaminasi .Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap probiotik lain, kadar IL-8 dalam ASI, IFABP urin, AAT dan kalprotektin tinja pada kelompok probiotik dibanding dengan kelompok plasebo.

Newborn infants have intestinal hyperpermeability because their gut mucosa is not fully mature yet. It is known that probiotics helps gut maturity. It remains unclear whether probiotics pass through breast milk or whether the positive cultures are the result of contamination. This study aimed to evaluate the effect of probiotic supplementation in pregnant and lactating mothers, with regards to probiotic presence and IL-8
concentration in breast milk, infant urine intestinal fatty acid binding protein (IFABP), as well as fecal ?-1 anti-trypsin (AAT) and calprotectin at birth (V0) and at infant 3
months of age (V3) .
This randomized, controlled trial was double-blind, two parallel groups, probiotic and placebo with 35 subjects in each group. The sudy was done at Budi Kemuliaan Hospital and it’s satellite clinics from December 2014 until December 2015. We used Bifidobacterium
animalis lactis HNO19 (commonly known as DR10) as the supplemental probiotic, as it is not a member of the normal flora.
Probiotik DR10 were found in colostrum at 5 subjects and 7 subjects in V3 breastmilk probiotics group, but none in placebo group. Skin swab of DR10 were negative in both group. Median breast milk IL-8 in probiotic group compare to placebo group at V0 and V3 respectively were 2810.1 pg/mL vs. 1516.4 pg/mL (p = 0.327) and 173.2 pg/mL vs. 132.7 pg/mL (p = 0.211). Infant urine IFABP 211.7 ng/mL vs. 842.5 ng/mL (p = 0.243) and 25.3 ng/mL vs. 25.1 ng/mL (p = 0.466). Infant stool AAT 136.2 mg/dL vs. 148.1 mg/dL (p = 0.466) and 24 mg/mL vs. 29.72 mg/mL (p = 0.545). Stool calprotectin 746.8 ng/mL vs. 4645.2 ng/mL (p = 0.233) and 378.6 ng/mL vs. 391.3 ng/mL (p = 0.888).
Probiotic DR10 were found in colostrum and 3 month-breast milk of women in the probiotic group, but no DR10 in placebo group. However, breast milk IL-8, the presence of other probiotics, and infant gut mucosal integrity were not significantly different between the two groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamtorogung Prayitno
"Bifidobacterium merupakan salah satu anggota mikrobiota dalam saluran pencernaan manusia, terutama pada bayi. Namun demikian, pengaruh breast-fed dan formula-fed pada perkembangan Bifidobacterium dalam mikrobiota usus bayi telah menjadi subyek dari banyak penelitian dan sering memberikan hasil yang bertentangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh breast-fed eksklusif dan formula-fed terhadap proporsi spesies Bifidobacterium dalam sampel feses bayi. Suatu studi kohort prospektif dari 80 bayi sehat, terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan jenis makanan, yaitu kelompok 1 (n = 40) menerima susu formula X yang mengandung Bifidobacterium animalis subsp. lactis HN019 (B. lactis, DR10TM) dan LCPUFA , dan kelompok 2 (n = 40) yang menerima ASI eksklusif. DNA diekstraksi dari sampel feses yang diambil pada saat perekrutan (V0) dan setelah usia 3 bulan (V3). Kuantifikasi dari DR10 dan beberapa spesies Bifidobacterium yang umum terdeteksi dalam feses bayi (B. longum, B. breve, dan B. catenulatum) dilakukan dengan menggunakan 7500 Fast Real-time Quantitative PCR dengan SYBR Green [Applied Biosystems], dengan target daerah internal transcribed spacer (ITS) gen 16S-23S rRNA. Proporsi Bifidobacterium secara bermakna (p = 0,010) meningkat pada kelompok 2, dengan median 37,8 (0,0-94,9) % pada V0 dan 51,6 (15,6-98,4) % pada V3. Namun demikian, tidak terdapat perbedaan proporsi Bifidobacterium diantara kedua kelompok, baik pada V0 (p = 0,551) maupun V3 (p = 0,204). Proporsi DR10 pada V3 secara bermakna lebih tinggi pada kelompok 1 (p = 0,009) dengan rerata 4,88 (11,45) % dibanding kelompok 2 dengan rerata 0,00 (0,00) %. Tidak ada perbedaan bermakna dalam proporsi B. longum, B. breve, dan B. catenulatum antara kelompok 1 dan kelompok 2, baik pada V0 maupun V3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat kemiripan proporsi Bifidobacterium di antara kelompok breast-fed dan formula-fed, khususnya untuk B. longum, B.breve, dan B. catenulatum.

Bifidobacteria is one of the microbiota present in the human gastrointestinal tract, especially in infants. However, the influence of breast-feeding and formula-feeding on the development of Bifidobacteria in the infant gastrointestinal tract microbiota has been the subject of numerous studies that have often yielded conflicting results. The purpose of this study was to determine the influence of either exclusive breast-fed or formula-fed on the proportion of the Bifidobacteria species in infants. A prospective cohort study of 80 full term, healthy infants, formed into two groups based on the type of feeding, group 1 (n = 40) received an infant formula X containing Bifidobacterium animalis subspecies lactis HN019 (B. lactis, DR10TM) and LCPUFA, while group 2 (n = 40) were exclusively breast-feeding. DNA extracted from the faecal samples taken at the time of enrollment (V0) and the 3 months of age (V3). Quantification of the DR10 and the species of Bifidobacteria commonly detected in the faeces of infants (B. longum, B. breve, and B. catenulatum) was carried out using 7500 Fast Real-time Quantitative PCR with SYBR Green [Applied Biosystems], targeting the internal transcribed spacer region of 16S-23S rRNA gene. The proportion of Bifidobacteria were significantly increased in group 2 (p = 0.010), with a median 37.8 (0.0 to 94.9) % at V0 and 51.6 (15.6 to 98.4) % at V3. However, there is no difference in the proportion of Bifidobacteria between the two groups, both in V0 (p = 0.551) and V3 (p = 0.204). The proportion of DR10 in V3 was significantly higher in group 1 (p = 0.009) with a mean 4,88 (11,45) % than in group 2 with a mean 0 (0,00) %. No significant difference in the proportion of B. longum, B. breve, and B. catenulatum between group 1 and group 2, both in V0 and V3. In conclusion, there is a similarity of the proportion of Bifidobacteria in the breast-fed and formula fed infants, especially B. longum, B.breve, and B. catenulatum"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: menganalisis hubungan komposisi mikrobiota terhadap ekspresi HSP70 dan Caspase-3 pada jaringan kolon pasien yang menjalani kolonoskopi dalam upaya pengembangan kandidat deteksi dini untuk
pasien kanker kolorektal di Indonesia. Metode: penelitian potong lintang dilakukan pada 32 responden yang
menjalani pemeriksaan kolonoskopi. Selanjutnya diketahui bahwa 16 orang adalah penderita kanker kolorektal,
sementara 16 lainnya bukan kanker kolorektal (yaitu kolitis dan hemorrhoid interna). Komposisi mikrobiota
pada sampel feses diperiksa dengan menggunakan 16S rRNA Denaturing Gradient Gel Electrophoresis
(DDGE) sedangkan pemeriksaan immunohistokimia untuk menilai ekspresi HSP70 dan Caspase-3 diperiksa
dengan pewarnaan Haematoxylin-Eosin(HE) untuk mengetahui perubahan morfologis pada jaringan kolon.
Hasil: analisis dengan PCR-DGGE menunjukkan perbedaan komposisi mikrobiota yang terdapat pada pasien
kanker kolorektal dan bukan penderita kanker kolorektal. Semua pasien dengan kanker kolorektal menunjukkan
hilangnya pita dominan pada kelompok Bifidobacterium. Pengamatan histologi yang dihitung berdasarkan
uji Inter Class Corelation (ICC) didapati skor yang cukup tinggi (5,2-9,2) pada pasien kanker dan skor yang
lebih rendah (1,7-2,4) pada pasien bukan kanker kolorektal. Ekspresi HSP70 mengalami peningkatan secara
signifikan pada pasien kanker kolorektal dengan persentase tertinggi yaitu 84%, sebaliknya, ekspresi Caspase-3
mengalami penurunan dengan persentase tertinggi hanya 21%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
kejadian kanker kolorektal berhubungan dengan ekspresi HSP70 (p<0,001) dan berhubungan dengan ekspresi
Caspase-3 (p<0,001). Kesimpulan: penelitian ini mengindikasikan bahwa Bifidobacterium menjadi indikator
penting terhadap pasien kanker kolorektal yang ditunjukkan pada gambaran pita yang menghilang, sedangkan
ekspresi HSP 70 mengalami peningkatan dan ekspresi Caspase 3 terjadi penurunan yang signifikan.
Aim: to investigate the relationship between microbiota composition with HSP70 and Caspase-3 expressions
in colon tissue as an initial study to develop the candidate for early detection of colorectal cancer for Indonesian
patients. Methods: this is a cross-sectional study on 32 patients undergoing colonoscopy; 16 patients of colorectal
cancer (CRC) while the other 16 patients are not (colitis and internal hemorrhoid). The composition of microbiota
in stool samples was examined using 16S rRNA Denaturing Gradient Gel Electrophoresis (DDGE) while expression
of HSP70 was examined by immunohistochemistry and Caspase-3 by using Haematoxylin-Eosin(HE) staining to determine the morphological changes in colon tissue. Results: analysis of PCR-DDGE shows a different composition
of microbiota between patients with CRC and non-CRC. All CRC patients showed disappearance of dominant band
from Bifidobacterium groups. Histological observation based on Inter Class Correlation (ICC) test from all slide
showed a high scores (5.2-9.2) in CRC patients and low scores (1.7-2.4) in non-CRC patients. HSP70 expression
was increased significantly in CRC patients with the highest percentage of 84%, while expression of caspase-3
decreased with the highest percentage of 21%. Statistical analysis showed that the incidence of colorectal cancer
was associated with the expression of HSP 70 (p<0.001), and Caspase 3 (p<0.001). Conclusion: bifidobacterium is
an important indicator for colorectal cancer patients that show disappearance of dominant band, while expression
of HSP70 increased and the Caspase-3 expression decreased significantly."
Syiah Kuala University. Faculty of Medicine ; North Sumatera University. Mathemathical and Natural Science Faculty ; North Sumatera University. Faculty of Medicine ; Brawijaya University. Mathemathical and Natural Science Faculty, 2016
610 IJIM 48:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>