Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilzar Fachri
"NADPH Oksidase merupakan enzim yang bekerja dalam mengubah molekul NADPH menjadi NADP+ dengan mentransfer elektron ke oksigen dan mengubahnya menjadi radikal anion superoksida. Enzim ini menjadi aktif pada berbagai kondisi patologis terutama pada keadaan hiperglikemia atau pada kondisi diabetes melitus. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan telah lama digunakan dalam pengobatan diabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas ekstrak etanol daun Jamblang dan kulit batang Jamblang terhadap NADPH Oksidase, melalui pengukuran antioksidan dan produk akhir ROS serta rasio NADP+/NADPH. Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH terhadap ekstrak etanol dari daun (DJ) dan kulit batang jamblang (KJ) sangat kuat dengan konsentrasi IC50 3,08 ppm untuk DJ dan 3,34 ppm untuk KJ, sebanding dengan kadar total fenol yang cukup tinggi sebesar 34,01% (b/b) untuk DJ dan 29,17% (b/b) untuk KJ.
Pengujian ekstrak DJ secara in vitro dengan sel HUVEC dalam kondisi hiperglikemia menurunkan secara signifikan produksi ROS pada konsentrasi 15 ppm sebesar 90,9%. Ekstrak KJ dan DJ juga menurunkan kadar rasio NADP+/NADPH secara signifikan jika dibandingkan blanko positif pada konsentrasi 10 dan 15 ppm. Tetapi ekstrak KJ dan DJ juga menghambat viabilitas sel pada konsentrasi 15 ppm. Ekstrak etanol KJ dan DJ memiliki kemampuan dalam menghambat NADPH Oksidase dengan cara menghambat produksi ROS dan menurunkan rasio NADP+/NADPH dalam sel HUVEC.

NADPH oxidase is an enzyme that works to transform NADPH into NADP+ by transferring electrons to oxygen and convert it into anion superoxide radicals. This enzyme becomes active in a variety of pathological conditions, especially on the state of hyperglycemia in diabetes mellitus condition. Jamblang known to have antioxidant activity and have long been used in the treatment of diabetes.
This study is aimed to evaluate the activity of the leaves and bark of Jamblang against NADPH oxidase, through the measurement of antioxidants activity, ROS production inhibition and NADP+/NADPH ratio. The antioxidant activity with DPPH assay against ethanol extract of the leaves (DJ), and bark jamblang (KJ) is very strong with IC50 concentrations of 3.08 ppm to 3.34 ppm for the DJ and KJ, comparable to the levels of total phenols were quite high at 34,01% (w/w) for DJ and 29.17% (w/w) for KJ.
DJ extracts in vitro assay with cells HUVEC under conditions of hyperglycemia significantly reduce ROS production at a concentration of 15 ppm at 90.9%. Extract DJ and KJ also lowering the ratio of NADP+/NADPH significantly when compared to the positive blank at concentrations of 10 and 15 ppm. Therefore, KJ and DJ also inhibit cell viability at concentrations of 15 ppm. The ethanol extract KJ and DJ has the ability to inhibit NADPH oxidase by inhibiting the production of ROS and decreased the ratio of NADP+/NADPH in HUVEC cells."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T46770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Ariefah Hidayati
"Disfungsi endotel ditandai dengan penurunan ketersediaan nitrit oksida dalam tubuh sehingga dapat terjadi gangguan vasodilatasi. Aktivitas antioksidan dan penghambatan arginase diharapkan dapat memperbaiki kondisi tersebut. Daun Syzigium cumini (jamblang) diketahui mengandung senyawa-senyawa kimia yang aktif sebagai penghambat arginase dan antioksidan, namun belum ada penelitian yang mengevaluasi aktivitas penghambatan arginasenya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi aktif dari ekstrak etanol daun jamblang yang memiliki aktivitas penghambatan arginase dan aktivitas antioksidan. Daun jamblang dari tiga lokasi tumbuh diekstraksi menggunakan etanol 70%. Ekstrak teraktif yang menghambat arginase difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, metanol kemudian diuji penghambatan arginase dan uji antioksidan pada fraksi yang aktif menghambat arginase.
Pada konsentrasi 50 µg/mL, penghambatan arginase oleh ekstrak daun jamblang sumber Tangerang, Sukoharjo, dan Bogor adalah 84,38; 83,05; 88,87% dan setelah dilakukan penghilangan tanin pada ekstrak didapatkan penghambatan arginase sebesar 48,32; 41,54; 76,03% yang aktivitasnya berkorelasi positif dengan kadar asam galat pada ekstrak. Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun jamblang sumber Bogor menghambat arginase dengan IC50 46,96 µg/mL. Sedangkan fraksi metanol menghambat arginase dengan IC50 15,35 µg/mL dan setelah dilakukan penghilangan tanin menjadi 53,03 µg/mL.
Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan 4,46 mmol FeEAC/g dengan metode FRAP dan IC50 102,52 µg/mL dengan metode peredaman anion superoksida. Fraksi metanol menunjukkan aktivitas antioksidan 4,91 mmol FeEAC/g dengan metode FRAP dan IC50 86,67 µg/mL dengan metode peredaman anion superoksida. Fraksi etil asetat dan metanol dari ekstrak etanol 70% daun jamblang memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan arginase secara in vitro.

Endothelial dysfunction is characterized by low availability of nitric oxide, thus vasodilation impaired. Antioxidant and arginase inhibition activities are expected to improve endothelial dysfunction. Syzigium cumini leaves were known to contain phytochemicals that had arginase inhibitory and antioxidant activities, but no studies have evaluated its arginase inhibitory activity.
The aim of this study was to to determine the active fraction from the ethanolic extract of S.cumini leaves that have arginase inhibitory and antioxidant activities. S.cumini leaves from three growing locations were extracted using 70% ethanol. The most active extract that inhibited arginase was fractionated using n-hexane, ethyl acetate, methanol. Active fractions which inhibited arginase were tested for antioxidant activity.
The leaves of S.cumini collected from Tangerang, Sukoharjo, and Bogor possessed arginase inhibition value 84.38; 83.05; 88.87% at a concentration of 50 µg/mL. After tannin removal on the crude extract, arginase inhibition activity decreased into 48.32; 41.54; 76.03%, respectively and showed correlation with gallic acid content of the extract. Ethyl acetate fraction inhibited arginase with IC50 value 46.96 µg/mL, antioxidant activity with FRAP value 4.46 mmol FeEAC/g and IC50 value 102.52 μg/mL for superoxide anion scavening.
Methanol fraction inhibited arginase with IC50 value 15.35 µg/mL and decreased into value 53.03 µg/mL after tannin removal from fraction, antioxidant activity with FRAP value 4.91 mmol FeEAC/g and IC50 value 86.67 μg/mL for superoxide anion scavening. Both ethyl acetate and methanolic fraction were active fraction from S.cumini leaves hydroethanolic extract which possessed antioxidant and arginase inhibition activities in vitro.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Aulia
"Telah dilakukan uji teratogenik ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum Wight.) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap morfologi fetus mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Tiga puluh ekor mencit betina bunting dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb. Bahan uji diberikan secara oral sejak hari ke-6 hingga ke-15 kebuntingan. Pembedahan dilakukan pada hari ke-18 kebuntingan.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5 mg/kg bb tidak menimbulkan resorpsi dan malformasi eksternal. Pada dosis 5 mg/kg bb ditemukan resorpsi (6,15%) dan fetus kelopak mata terbuka (1,63%). Pada dosis 50 dan 500 mg/kg bb ditemukan resorpsi (7,69%; 9,34%) dan fetus hemoragi (1,63%; 1,47%).
Meski demikian, secara statistik (P > 0,05) pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb selama periode organogenesis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan morfologi fetus mencit.

This research was conducted to observe the teratogenic potential of S. polyanthum ethanol extract on morphology of fetal mice strain DDY. Thirty pregnant female mice were divided into 5 groups, consisting of normal group and treatment groups with dose 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw. The extract was given orally from 6th to 15th day of gestation.
The results showed that the effect of S. polyanthum ethanol extract at a dose of 0.5 mg/bw did not cause resorption and external malformation. At a dose of 5 mg/bw extract given, there were resorption (6.15%) and fetal eyelids open (1.63%). Resorption (7.69%; 9.34%) and fetal hemorrhage (1.63%; 1.47%) were found in mice given doses of 50 and 500 mg/bw.
However, statistic test (P> 0.05) showed that the treatment of S. polyanthum ethanol extract at doses of 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw during the period of organogenesis did not have a significant influence on morphology of fetal mice strain DDY.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaniya Dievta Aulia
"Penurunan kualitas spermatozoa dapat terjadi akibat terbentuknya radikal bebas hasil induksi etanol. Sementara itu, daun salam dilaporkan memiliki senyawa antioksidan. Namun demikian, belum diketahui potensi aktivitas antioksidan tersebut untuk mengatasi penurunan kualitas spermatozoa. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. terhadap kualitas spermatozoa mencit Mus musculus L. yang diinduksi etanol. Hewan uji mencit dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok kontrol normal KK1 tidak diberikan perlakuan dan kelompok kontrol perlakuan KK2 diberikan CMC 0,5 dan etanol 2,8 g/kg bb 40 v/v. Kelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3 diberikan ekstrak etanol daun salam secara oral dengan dosis berturut-turut 43,75 mg/kg bb, 87,5 mg/kg bb, dan 175 mg/kg bb dan etanol secara oral pada dosis 2,8 g/kg bb 40 v/v . Penelitian dilakukan selama 20 hari berturut-turut. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ketiga kelompok perlakuan memiliki persentase motilitas dan viabilitas yang lebih tinggi, serta persentase abnormalitas yang lebih rendah secara signifikan.

Decreased quality of spermatozoa can occur due to the formation of free radicals resulted by ethanol induction. Meanwhile, salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. leaves has been reported to have antioxidant activity. However, it is not known whether this antioxidant activiy can overcome the decline in the quality of spermatozoa. Therefore, a study was conducted to investigate the effect of ethanol extract of salam leaves Syzygium polyanthum Wight. Walp. on the spermatozoa quality of ethanol induced mice Mus musculus L. . The animals were divided into 5 groups. The normal control group KK1 was not treated and the treatment control group KK2 was given CMC 0.5 and ethanol 2.8 g kg bw 40 v v . The ethanolic extract of salam leaves at dose of 43,75 mg kg bw, 87,5 mg kg bw, and 175 mg kg bw were given orally into the mice of KP1, KP2, KP3 groups, respectively. All treated mice were daily induced by ethanol p.o at dose of 2.8 g kg bw 40 vv. The treatment was given for 20 consecutive days. The LSD test significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Fernando Suhardi
"

Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kondisi hiperglikemik dan akumulasi stress oksidatif mikrovaskular. Tanaman daun afrika (Vernonia amygdalina) diketahui memiliki efek antidiabetes dan antioksidan, sehingga berpotensi sebagai terapi alternatif dari diabetes melitus. Penelitian ini menguji aktivitas antioksidan dan antidiabetes ekstrak air dan ekstrak etanol tanaman daun afrika dengan metode inhibisi DPPH dan enzim α-glukosidase serta menginvestigasi metabolit sekunder yang terkandung pada tiap ekstrak. Tanaman daun afrika diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol, air, dan campuran air:etanol (1:1). Tiap ekstrak dilakukan skrining fitokimia, kromatografi lapis tipis, dan LC-MS. Selanjutnya, dilakukan uji inhibisi  ekstrak tanaman daun afrika terhadap radikal bebas DPPH dan enzim α-glukosidase. Aktivitas inhibisi dinyatakan dengan nilai IC50. Perbedaan komposisi air dan etanol mempengaruhi aktivitas antioksidan dan kandungan metabolit sekunder, tetapi tidak mempengaruhi aktivitas antidiabetes dari ekstrak daun afrika. Ekstrak campuran air:etanol (1:1) mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetes yang lebih tinggi daripada ekstrak air dan ekstrak etanol daun afrika. Skrining fitokimia menunjukkan adanya kandungan alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid. IC50 dari ekstrak campuran air:etanol (1:1) terhadap DPPH adalah 418,5 µg/mL, sedangkan nilai IC50 terhadap enzim α-glukosidase adalah 585,8 µg/mL. Ekstrak campuran air:etanol (1:1) tanaman daun afrika dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai antioksidan dan antidiabetes.

 


Diabetes mellitus is a disease characterized by hyperglycemic conditions that can cause various complications through the accumulation of microvascular oxidative stress. Bitter leaf plants (Vernonia amygdalina) are known to have antidiabetic and antioxidant effects, so they have the potential as an alternative therapy for diabetes mellitus. This research is conducted to analyze the antioxidant and antidiabetic activity of water and ethanolic extract of Vernonia amygdalina measured by using DPPH and α-glucosidase inhibition and investigated its secondary metabolites contained. The extraction of Vernonia amygdalina was conducted using ethanol, water, and a mixture of water:ethanolic (1:1). Each extract was analyzed by phytochemical screening, and LC-MS. The extract of Vernonia amygdalina were then tested for its inhibition acitivity toward DPPH  and α-glucosidase enzyme. The inhibition activity of each tests was calculated in IC50 value. The composition of water and ethanol solvents affects the antioxidant activity and its secondary metabolites, but not the antidiabetic acitivity in Vernonia amygdalina extract. The mixed water extract:ethanolic (1:1) had higher antioxidant and antidiabetic activity than the water extract and the ethanol extract of Vernonia amygdalina leaves. Phytochemical screening showed the presence of alkaloids, tannins, saponins, and terpenoids. The IC50 value of the water:ethanol (1:1) mixture extract against DPPH was 418.5 µg/mL and the IC50 value for α-glukosidase enzyme was 585.8 µg/mL. The mixture of water:ethanolic (1:1) extract of Vernonia amygdalina could be observed and improved further as an antioxidant and antidiabetec agents.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atini Solawati
"Pendahuluan: Kasus Diabetes tipe 2 meningkat pesat pada orang yang memiliki massa otot rendah. Sambiloto, Jamblang dan Secang merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati diabetes. Tujuan: untuk mengevaluasi efek antidiabetes dan toksisitas subkronis dari kombinasi ekstrak ASC. Metode: Efek antidiabetes menggunakan tikus Sprague dawley jantan yang diaklimatisasi selama 14 hari kemudian diberi pakan HFD selama 28 hari, kemudian tikus dibuat diabetes dengan induksi streptozotosin 35 mg/kg BB. Setelah itu tikus diberi perlakuan ekstrak ASC dosis 150 dan 300 mg/kg BB setiap hari selama 28 hari. Berat badan, BGL dan profil lipid diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan kemudian pankreas serta lemaknya diambil. Sedangkan uji toksisitas subkronis dilakukan menggunakan tikus jantan dan betina yang diaklimatisasi selama 14 hari kemudian diberi pakan normal dengan ekstrak ASC dosis 150, 575 dan 1000 mg/kg BB setiap hari selama 135 hari. Pada akhir penelitian tikus dikorbankan kemudian diambil darah, jantung, paru - paru, hati, limpa, ginjal dan pankreas untuk dilihat histologinya. Hasil: kombinasi ekstrak ASC memiliki potensi antidiabetes dan tidak toksik pada uji subkronis 135 hari.

Introduction: Cases of T2DM have increased rapidly in people who have low body mass. Andrographis paniculata, Syzygium cumini, and Caesalpinia sappan (ASC) are plants that are widely used as traditional medicines in treating diabetes. Objectives: To evaluate antidiabetic effects and subchronic tocixity of a combined ASC extract. Methods: Antidiabetic effects using male Sprague dawley rats were acclimatized for 14 days and then fed HFD for 28 days. Rats were made diabetic by induction of streptozotocin 35 mg/kg BW. After that the rats were treated with ASC extract in doses of 150 and 300 mg/kg BW daily for 28 days. Body weight, BGL and lipid profiles were be measured before and after treatment. At the end of the study, the rats were sacrified and the pancreas and fat were collected. In subchronic toxicity test using male and female rats were acclimatized for 14 days and then fed normal diet with ASC extract at doses level of either 150, 575, and 1000 mg/kg BW daily for 135 days. At the end of the study, the rats were sacrified and then bloods, heart, pulmonary, liver, kidneys, spleen, and pancreas were collected. Result: The combination of ASC extracts has a potential antidiabetic effect and is non-toxic in the 135 days subchronic test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faqih Alhaitami
"Daun salam dan buah salak sangat melimpah di Indonesia, dan dipercaya masyarakat memiliki sifat antioksidan dan anti penuaan. Namun belum ada penelitian mengenai penggunaanya sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisa pengaruh penambahan ekstrak daun salam (syzygium polyanthum),, buah salak banjarnegara (salacca zalacca var banjarnegara) dan campuran keduanya sebagai inhibitor ramah lingkungan terhadap baja karbon API 5L grade B dalam larutan HCl 1M.
Pengujian polarisasi dan EIS dilakukan untuk mengukur efisiensi inhibitor pada konsentrasi penambahan ekstrak yang berbeda yaitu 2ml/L, 4ml/L, 6ml/L dan 8ml/L untuk masing-masing ekstrak daun salam dan buah salak, dan konsentrasi ekstrak campuran 6ml/L dengan perbandingan komposisi ekstrak daun salam dan buah salak yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 3:1 dan 2:1. Pengujian FTIR dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak daun salam dan buah salak, dan mengetahui golongan senyawa aktif yang membentuk lapisan protektif pada permukaan logam. Adsorption isotherm digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme adsorpsi dari inhibitor ekstrak daun salam, buah salak dan campuran pada permukaan baja.
Hasil pengujian polarisasi pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan buah salak secara tunggal, sama-sama menunjukan nilai efisiensi inhibitor (EI) tertinggi dan laju korosi (CR) terendah diperoleh pada konsentrasi 6ml/L yaitu masing-masing EI = 58.56%, CR=1.36 mm/tahun untuk ekstrak daun salam dan EI = 74.90%, CR = 0.82 mm/tahun untuk ekstrak buah salak. Hasil pengujian EIS pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan buah salak secara tunggal juga menunjukan nilai efisiensi inhibitor (EI) tertinggi diperoleh pada konsentrasi 6ml/L yaitu masing-masing EI=76.60% untuk ekstrak buah salak dan EI=66.07% untuk ekstrak daun salam. Sedangkan untuk campuran ekstrak daun salam dan buah salak diperoleh efisiensi inhibitor (EI) tertinggi dan laju korosi (CR) terendah pada perbandingan komposisi 1:1 (50% : 50%) yaitu sebesar EI=73.54% dan CR=0.87 mm/year, berdasarkan pengujian polarisasi dan EI=74.83% berdasarkan pengujian EIS.
Pengujian FTIR menunjukkan keberadaan golongan senyawa fenolik (tannin) pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan keberadaan golongan senyawa alkaloid pada penambahan ekstrak salak dipermukaan logam yang direndam dalam HCl 1M. Kedua jenis ekstrak apabila dicampurkan tidak menunjukan adanya efek sinergis dan juga antagonis sehingga dapat disimpulkan keduanya tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Kedua inhibitor ekstrak menunjukan korelasi sesuai dengan Langmuir dan Frumkin Isotherm yang mengindikasinya mekanisme adsorpsi fisik dan chemisorption

Bay leaves and snake fruits are very abundant in Indonesia, and have been believed by local community that they have antioxidant properties and anti-aging effect. However, no studies regarding its use as a enviromental friendly corrosion inhibitor. The aim of this research is to study and analyze the effect of indonesian bay leaf extract (syzygium polyanthum), snake fruit (salacca zalacca var banjarnegara) extract and also these mixed extract as enviromental friendly inhibitor on carbon steel API 5L grade B in hydrochoric acid 1M solution.
Electrochemical polarization test and EIS test were used in measuring the inhibitor efficiency at a different concentration of extract i.e. 2ml/L, 4ml/L, 6ml/L dan 8ml/L for indonesia bay leaf extract and snake fruit extract as single inhibitor, and 6ml/L for their mixture with a composition ratio of indonesian leaf extract to snake fruit extract , 1:1, 1:2, 1:3, 3:1 dan 2:1. FTIR was also used to identify the active compound group contained in both extracts and identify the active compound group which formed protective film on the metal surface. Adsorption isotherm was used to study inhibition mechanism of indonesia bay leaf extract, snake fruit extract and their mixture on metal surface.
Polarization test result of addition of indonesian bay leaf extract and snake fruit extract as single inhibitor in 1M HCl solution showed the highest inhibitor efficiency value (IE) and lowest corrosion rate (CR) IE=58.56%, CR=1.36 mm/year for bay leaf extract, and IE=74.90%, CR=0.82 mm/year for snake fruit extract at concentration 6ml/L, as well as EIS test showed the highest inhibitor efficiency value respectively IE=66.07% for bay leaf extract and IE=76.6% for snake fruit extract at concentration 6ml/L. And the addition of their mixture showed the highet inhibitor efficiency value achieved at a composition ratio 1:1 (50% : 50%) i.e. IE=73.54%, CR=0.87 mm/year based on polarisation test and 74.83% based on EIS test.
FTIR test result on steel sample which was immersed in HCl 1M solution had identified primarily the presence of phenolic compound group (tannin) on the metal surface with an addition of indonesian bay leaf extract and alkaloid compound group on the metal surface with an addition of snake fruits extract. The mixture of the extracts showed no sinergistic and antagonistic interaction. Thus, it can be concluded that these extracts do not interact to each other when they are mixed. These two extracts showed a correlation to Langmuir and Frumkin Isotherm that indicated physical adsorption as well as chemisorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dwiatmi Dewijanti
"Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes dari daun salam (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, yang berasal dari kebun tanaman bumbu di Kebun Propinsi Puspiptek, dengan melakukan maserasi dalam pelarut etanol 70% lalu dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan butanol. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa yang teraktif adalah fraksi ethil acetat maka dilakukan isolasi pada fraksi etil asetat dengan teknik kromatografi kolom lambat, dengan menggunakan fase gerak secara gradien (klorofom-metanol). Dipredeksikan ada beberapa senyawa dari isolat C1 (Quercetagetin; Lucialdehyde B; Valine dan Isomaltose), dari isolat C3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-OAcetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), dan dari isolat C5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7-Dimethyloctane-1,3,6-triol; 5α,8α- Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) yang masing-masing telah diidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis, FT-IR, LCMSMS. Hasil uji aktivitas antidiabetes dengan persen penghambatan pada 100 ug/mL berturut-turut adalah isolat C1 (90,46 ± 1,04), isolat C3 (65,99 ± 3,08) dan isolat C5 (49,00 ± 1,04) dan uji aktivitas antioksodan persen penghambatan pada 100 ug/ml berturutturut isolat C1 (80,32 ± 0,83), isolat C3 (93,94 ± 0,81), dan C5 (34,37 ± 3,30). Hasil analisa NMR dan instrumen lain menunjukkan dalam isolat C3 terdapat galic acid, yang merupakan antioksidan, memperkuat hasil uji aktivitas anti oksidan tertinggi pada isolat C3. Pengujian juga dilakukan pada ekstrak air daun salam dari Jawa Timur (SJT), Jawa Tengah (SJTeng), dan Jawa Barat (SJB), hasilnya aktivitas tertinggi adalah salam yang berasal dari Jawa Tengah (SJTeng) dan dipredeksikan salam dari daerah Jawa Timur (SJT) mengandung senyawa (quercetin dan coniferin) dari Jawa Tengah (SJTeng) mengandung (quercetin dan juncusol) sedangkan Jawa Barat (SJB) mengandung (quercetin, danretucine).

An antidiabetic activity test has been carried out from bay leaves (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, which comes from spice plantations in Puspiptek Province Gardens, by maceration in 70% ethanol solvent and then partitioned using n-hexane, ethyl acetate and butanol solvents. Previously, observed that the most active was the ethyl acetate fraction and isolation was carried out from ethyl acetate fraction by slow column chromatography, using a gradient mobile phase (chloroform - methanol). It was predicted that there were several compounds from isolate 1 (Quercetagetin Lucialdehyde B; Valine and Isomaltose), from isolate 3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-O-Acetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), and from isolate 5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7- Dimethyloctane-1,3, 1,3 6-triol; 5α, 8α) -Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) which has been identified by UV-Vis, FT-IR, LCMSMS spectrophotometer. These compounds have antidiabetic activity with inhibition percentage in 100 ug/mL (IC50 values) respectively: C1 (90,46 ± 1,04), C3 (65,99 ± 3,08), and C5 (49,00 ± 1,04). Meanwhile, the antioxidant activity of C1, C2, and C3 were 80,32 ± 0,83; 93,94 ± 0,81; and 34,37 ± 3,30 respectively. The identification of chemical structure prediction obtained by NMR and other instruments showed galic acid is one of the best candidate which also showed the highest antioxidant value. Tests were also carried out on the originating bay leaf water extracts from East Java (SJT), Central Java (SJTeng) and West Java (SJB), where the highest activity results were greetings originating from Central Java (SJTeng) and predicted greetings from the East Java region (SJT) containing compounds (quercetin and coniferin) from Central Java (SJTeng) containing (quercetin and juncusol) while West Java (SJB) containing (quercetin, and retucine)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Azzahra Fadhilah
"Pada penggunaan secara tunggal, daim jamblang dan kayu secang telah digunakan sebagai pengobatan antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan ekstrak daun jamblang dan kayu secang (JASE) dalam kombinasi sebagai antidiabetes. Menganalisis aktivitas kombinasi ekstrak Syzigium cumini dan Caesalpinia sappan sebagai herba antidiabetes dan mengevaluasi keamanan melalui uji toksisitas akut. Uji aktivitas antidiabetik, menggunakan tikus model diabetes yang diberi pakan diet tinggi lemak High Fat Diet (HFD) kemudian diinduksi dua kali dengan Streptozotocin (STZ) dosis 35 mg/kgBB secara intraperitoneal. Pemberian STZ ke-2 selang seminggu. Subjek penelitian adalah tikus {Ratus novergicus) jantan galur Sprague-Dawley, sebanyak 45 ekor dibagi dalam 9 kelompok yaitu kontrol normal, negatif, positif (metformin 250 mg/kgBB), ekstrak jamblang (JA) 50 dan 100 mg/kgBB, ekstrak secang (SE) 50 dan 100 mg/kgBB, serta ekstrak JASE (1:1) 100 dan 200 mg/kgBB. Uji keamanan kombinasi ekstrak JASE (1:1) dilakukan dengan metode Fixed Dose sesuai Perka BPOM tahun 2014 yang mengacu pada OECD 420 tahun 2001. Subjek penelitian yang digunakan adalah mencit putih {Mus musculus) galur DDY betina. Pemberian JASE oral memiliki aktivitas anti hiperglikemik melalui proliferasi sel p-pankreas. JASE dalam penggunaan ekstrak tunggal maupun kombinasi ekstrak dapat menstimulasi pembentukan BAT {Brown Adipose Tissue) sebagai mekanisme termogenik dan mencegah hiperplasia pada patofisiologi diabetes tipe 2. Toksisitas akut kombinasi ekstrak JASE (1:1), masuk dalam kategori GHS {Globally Harmonized Classiifcation System for Chemical Substances and Mixtures) tipe-5 yang memiliki LDso berkisar pada dosis 5-15g/kg atau praktis tidak toksik, tetapi jika dilihat dari nilai AST dan ALT serta profil histopatologi, potensi hepatotoksisitas dan nefrotoksisitas dalam penggunaan kombinasi ini dalam jangka panjang hams diwaspadai.

Singly, jamblang and secang wood have been used as antidiabetic treatment. This study aims to evaluate the effectiveness and the safety of the jamblang leaf extract and secang wood in combination as an antidiabetic. Evaluate Effecticity of Syzygium cumini and Caesalpinia sappan combination as anti-diabetic herb and Its safety for use. The antidiabetic activity test, used an animal model which gaven food a high fat diet High Fat Diet (HFD) then it was induced with Streptozotocin injected intraperitoneally. The subjects used in the study were rats {Ratns novergicus) male strain Sprague-Dawley. The safety test of the combination ofjamblang leaf and secang wood extract was carried out using the Fixed Dose lisenced by Perka BPOM tahun 2014 base on OECD 420, 2001. The research subjects used were white mice {Mus musculus) DDY strain female mice. Oral administration of Jase has anti hyperglycemic activity through proliferation of P-pancreatic cells. Jase in single extract use or in combined extract can stimulate the forming of BAT (Brown Adipose Tissue) as thermogenic mechanism and prevent hyperplasia in the pathophysiology of type 2 diabetes. In the safety test for the combination of jamblang leaf and secang wood, regarding GHS {Globally Harmonized Classiifcation System for Chemical Substances and Mixtures) is categized in GHS 5 which has LD50 ranging in the dose of 5-15 g/g BW or practically non-toxic, but when viewed from the AST and ALT values and histopathological profile, the potential for hepatotoxicity and nephrotoxicity in the use of this combination in long term must be warned.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T59215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>