Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitrah Munir
"Tesis ini membahas proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta Pasca Orde Baru. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan jaringan sosial dan identitas sosial berperan besar dalam proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta. Dalam lanskap sosial politik Indonesia pasca orde baru dimana sumber-sumber daya (sosial, politik, dan ekonomi) tidak lagi terpusat, jaringan sosial mampu menciptakan ruang bagi seorang agen/aktor untuk memperoleh atau meminjam berbagai sumber daya tersebut dari berbagai sumber untuk tujuan-tujuan instrumental dirinya. Sementara identitas sosial sebagai sumber pemaknaan yang sangat penting bagi manusia berperan dalam menciptakan solidaritas kelompok berbasis identitas. Kelompok elit dapat menggunakan solidaritas kelompok ini dengan menawarkan tujuan-tujuan yang dianggap sebagai tujuan bersama meskipun secara samar, tujuan-tujuan tersebut sangat menguntungkan elit tersebut.

This thesis describes the process in the making of local strongmen in the Jakarta Post New Order. This study is a qualitative research with case study design. The results showed social networks and social identity plays a major role in the formation of local strong men in Jakarta. In the social landscape of Indonesian politics after the new order in which the resources (social, political, and economic) is no longer centralized, the social networks is able to create space for an agent / actor to obtain or borrow these resources from various sources for his instrumental purposes. While social identity as a source of meaning that is very important for the human, has a role in creating a group solidarity based on identity. The elite group can use this group solidarity by offering some goals which is considered as a common goal though vaguely, these goals are very profitable for elite."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiditya Pamungkas
"Skripsi ini membahas gejala perwujudan kelompok hobi dalam kehidupan sosial masyarakat Jakarta, yaitu kelompok hobi Harley-Davidson. Kelompok hobi ini dalam kenyataanya memiliki identitas tertentu sebagai identifikasi perbedaan dengan kelompok-kelompok hobi lainnya serta persamaan bagi sesama anggota kelompok. Identitas kelompok hobi ini dapat diidentifikasi melalui bentuk atribut-atribut yang digunakan oleh para anggota yaitu motor Harley-Davidson, pakaian khusus, helm dan berbagai aksesoris. Para anggota kelompok motor Harley-Davidson memang umumnya berasal dari kelas sosial atas seperti tercermin dari latar belakang profesi mereka yaitu pejabat pemerintah dan pengusaha papan atas. Melalui kegiatan interaksi sosial antar anggota berbagai peluang bisnis pun dapat dinegosiasikan dan disepakati diantara mereka. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada signifikansi identitas sosial dalam memanfaatkan peluang bisnis dan menunjukan status sosial. Kegiatan penelitian ini menerapkan metode dan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.

This undergraduate thesis examines urban social phenomenon of a hoby group whose members are fond to ride big bike motor particularly Harley-Davidson. This group as a matter of fact has and reflect an identity to distinct itself from other similiar groups and to identify their social and economic characteristics among the members. It can be identified by the use of attributes such as leather jacket, boots, and other Harley-Davidson’s accessories. All of these attributes are symbol which belong to members upper class social status. Most of the members have professions such as high level government official and rich enterpreneurs. Therefore, membership, in this matter, function as means to show their social status. Besides that, thiis hobby group functions as well providing arenas too deal business matters among members. This research was carried out based on qualitative methods, in paricular applying depth interview and observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah Rakhmani Razak
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penggunaan situs jeajring sosial dengan identitas diri pada remaja. Pembentukan identitas diri adalah merumuskan segala kemampuan serta belief yang dimiliki pada masa kanak-kanak, agar dapat digunakan sebagai petunjuk pada masa dewasa (Marcia, 1993). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 137 remaja usia 15-24 tahun, sebagai partisipan. Partisipan kemudian dibagi kedalam dua kelompok usia, yaitu usia 15-18 tahun, dan usia 19-24 tahun. Bentuk penelitian ini adalah kuantitatif. Untuk itu, peneliti menyebarkan kuesioner yang digunakan untuk mengukur penggunaan situs jejaring sosial yaitu GPIUS2 yang dimodifikasi, dan EOM-EIS II untuk mengukur identitas remaja. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada sebagian besar aspek identitas diri pada remaja, dengan penggunaan situs jejaring sosialnya. Temuan dalam penelitian ini penting untuk dibahas, karena saat ini penggunaan situs jejaring sosial sangat tinggi, terutama pada remaja, sehingga dihawatirkan dapat mempengaruhi aspek-aspek perkembangan remaja.

This study aim to see if there any relationship between social networking site problematic usage and identity in adolescent. Identity is defined as a synthesis of childhood skills, beliefs, and identifications into a more or less coherent, unique whole that provides the young adult with both a sense of continuity with the past and a direction for the future (Marcia, 1993). This study involving 137 adolescents aged 15-24 years as participants. Participants then divided into two age groups, the 15-18 years groups, and 19-24 years groups. Using a quantitative method, researcher distribute GPIUS2 that has been modified and EOM-EIS II questionnaire to measure social networking site usage and identity status in adolescent. Result shows that there is a significant correlation between in most aspects of identity status in adolescence, and the use of social networking sites. The findings in this study important to discuss, because the current use of social networking sites is very high, especially in adolescents, so it is feared may affect aspects of adolescent development"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Pribady
"Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial, terutama yang mengarah pada diri individu, dalam pengambilan keputusan pada kondisi dilema sosial melalui permainan prisoner`s dilemma. Berdasarkan penjelasan pada teori identitas sosial dan teori mengenai ancaman terhadap identitas sosial, penulis menduga bahwa tingkat identifikasi dan kehadiran ancaman identitas sosial yang mengarah pada diri individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan partisipan ketika dihadapkan pada kondisi dilema sosial, yaitu apakah partisipan akan lebih kooperatif atau non-kooperatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan desain within-subject 2 (Identifikasi: Tinggi vs rendah) X 3 (Ancaman terhadap identitas sosial: prototypical vs kategorisasi vs kontrol). Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan tidak menunjukan dukungan terhadap dugaan tersebut χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. Dengan demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan dari tingkat identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial pada pengambilan keputusan dalam kondisi dilema sosial.

Within this research, author wanted to study about identification level and social identity threat, especially which is directed on individual self, on decision making in social dilema condition through prisoner`s dilema game. Based on social identity theory and social identity threat theory, author predicted that identification level and social identity threat which is directed on individual self will influence decision making process on participant when they were being on social dilemma condition, whether they will be more cooperative or noncooperative. This research used experimental method, within subject design 2 (Identification: High vs low) X 3 (Social identity threat: prototypical vs categorization vs control). Our results of analysis from this research showed that there were no supportive finding to our hypotheses χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. This finding concludes that there is no significant effect from identification level and social identity threat on decision making process in social dilemma condition."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Faza Qintara
"Bersamaan dengan perang informasi dan manipulasi media di bawah kontrol pemerintah semenjak operasi militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, pemerintah Rusia memblokir akses masyarakat ke media sosial populer asal barat, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Akibatnya, aplikasi asal Rusia, Telegram, meraih popularitas di Rusia dan dimanfaatkan oleh para millitary bloggers pro-Rusia untuk menyebarkan kesadaran akan konflik yang tengah menjadi sorotan masyarakat. Penelitian ini berusaha menjelaskan motivasi yang mendasari penyebaran informasi di kanal Telegram @maryananaumova. Dengan menggunakan metode analisis konten, penulis menemukan pola konten berulang yang didominasi oleh tuduhan dan ujaran kebencian terhadap Ukraina, serta narasi pencitraan/image branding Rusia selama bulan April-Mei 2022. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa identitas nasional dan afiliasi politik Maryana memiliki pengaruh dalam membentuk narasi di kanal Telegram yang cenderung memprioritaskan harga diri kelompok pro-Rusia.

Along with the cyber war and media manipulation under government control since the Russian military operation of Ukraine in February 2022, the Russian government has blocked public access to popular western social media, such as Instagram, Facebook and Twitter. As a result, a Russia-based social media called Telegram gained popularity and is used by pro-Russian military bloggers to spread awareness of the issue that was currently in focus among society. This research seeks to explain the motivation underlying the dissemination of information on @maryananaumova Telegram channel. By utilizing content analysis methods, the author identified recurring content patterns dominated by accusations and expressions of hatred towards Ukraine, as well as Russia’s image branding narrative throughout April-May 2023. The findings of this research demonstrate that Maryana's national identity and political affiliation exert influence in shaping the narrative on the Telegram channel, which tends to prioritize the dignity of pro-Russian groups."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanina Rosa Famila
"ABSTRAK
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainnya

ABSTRACT
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainn"
2016
S65677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hanafiah
"Perkembangan teknologi internet menyebabkan kemunculan banyak inovasi dan perilaku baru. Beberapa diantaranya adalah kemunculan influencer dan perilaku online shopping melalui media sosial. Penelitian terdahulu menemukan bahwa metode pemasaran story telling oleh influencer mampu memperkuat hubungan antara identitas sosial dan niat beli. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara identitas sosial dan niat beli, kredibilitas sumber dan niat beli, dan dampak story telling antara hubungan identitas sosial dan niat beli; serta antara hubungan kredibilitas sumber dan niat beli. Penelitian menggunakan data dari 532 partisipan dengan teknik accidental sampling. Hasil analisis regresi berganda menemukan bahwa identitas sosial dan niat beli mampu memprediksi peningkatan niat beli. Adapun hasildari analisis moderasi story telling tidak menemukan efek moderasi yang signifikan pada kedua hubungan tersebut.

Online technology advancement causes lots of innovations and new behaviors. Some of which are the appearance of social media influencer and online shopping behavior. Previous study found that story telling method as a means for marketing moderates the relationship between social identity and purchase intention. This study aims to explain the relationship between social identity and purchase intention, source credibility and purchase intention, also the effect of story telling in the relationship between those two. The study uses the data of 532 participants that centered around the age of 24. Multiple regression analysis shows that social identity and source credibility significantly predicts purchase intention. Meanwhile, moderation analysis shows that story telling does not have significant affect on those two relationship."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Rizaldi Ruswin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi orientasi dominansi sosial SDO dan identitas sosial terhadap intoleransi politik di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Orientasi Dominansi Sosial dan Skala Intoleransi Politik Putra, 2007 serta adaptasi dari Alat Ukur Identitas Sosial Kusumawardhani, 2010 . Penelitian dilakukan pada 772 mahasiswa S1/D4 yang dilakukan dengan accidental sampling dengan mengisi kuesioner daring melalui tautan http://lurus.in/niatnya. Penelitian ini menemukan bahwa SDO dapat memprediksi kemunculan intoleransi politik = 0,260, p < 0,05 , dan identitas sosial memiliki pengaruh yang kecil dalam memprediksi kemunculan intoleransi politik = 0,138, p < 0,05.

This study aims to predict social dominance orientation SDO and social identities religion and ethnicity on political intolerance. This study used correlational method, and examine SDO with Skala Orientasi Dominansi Sosial Putra, 2007 , political intolerance with Skala Intoleransi Politik Putra, 2007 , and social identity with Alat Ukur Identitas Sosial Kusumawardhani, 2010 . The researcher used online questionnaire http lurus.in niatnya with 772 undergraduate students as sample with accidental sampling. The researcher found that SDO predicts political intolerance 0,260, p 0,05 and a small contribution of social identity to predict political intolerance 0,138, p 0,05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Indra Ratnawati Nurrachman Sutoyo
"Studi ini adalah mengenai identitas sosial wanita sebagai suatu kelompok pimpinan organisasi wanita. Selain itu, studi ini juga berupaya memahami pengembangan diri pribadi wanita dalam kelompok tersebut. Fokusnya adalah pada persepsi diri wanita, secara kolektif maupun individual.
Interaksi interpersonal antar sesama wanita mempunyai akar psikologis yang kuat pada keakraban hubungan antara seorang anak perempuan dengan ibunya. Dengan penekanan pada peran dan tugas ibu, serta berlangsungnya siklus menjadi ibu pada setiap generasi, wanita akan tetap melestarikan sikap simbiotik. Sikap demikian ini akan dapat menyulitkan proses kemandirian anak perempuan untuk berkembang menjadi pribadi yang penuh, yang terpisah dari gambaran ibunya. Tetapi sebaliknya, keakraban ini menjadi dasar dari kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita sebagai suatu kelompok.
Organisasi wanita dapat dipandang antara lain sebagai sarana penyalur aspirasi, penopang diri dan kancah pengembangan diri wanita. Keanggotaan seorang wanita dalam organisasi mempunyai dasar perseptual karena merujuk kepada penempatan wanita sebagai kelompok yang berbeda dengan kelompok pria. Penghayatan subyektif atas kebersamaan sesama wanita ini memberikan suatu identitas sosial tertentu. Ada dua ciri penting yang menandai organisasi wanita. Ciri pertama adalah kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita yang disebut sebagai female bonding. Karena melalui female bonding ini maka wanita dapat lebih nyaring menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Lagipula, wanita dapat saling belajar memahami diri dan sesamanya. Ciri kedua adalah sebagai organisasi yang berada ditengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh pria, maka organisasi wanita berada dalam suatu paradoxical reality. Artinya, sekalipun wanita dan pria hidup bersama-sama dalam masyarakat tetapi ada suatu perbedaan cara pandang antara wanita dan pria terhadap realitas sosial masyarakatnya. Perbedaan cara pandang ini hams dihadapi wanita bilamana ia ingin menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya.
Studi ini mengeksplorasi bagaimana wanita mempersepsi dirinya, baik secara kolektif, maupun secara individual. Responden studi adalah kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI dan empat organisasi anggotanya. Untuk dapat melihat persepsi diri, maka kepada responden diberikan kuesioner, disamping diadakan wawancara terbuka. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi diri wanita sebagai kelompok yang tercermin melalui identitas sosialnya. Sedangkan untuk melihat bagaimana persepsi atas diri pribadi dan pengembangannya dalam organisasi wanita dilakukan wawancara mendalam terhadap seorang responden yang bersedia dan terbuka menuturkan kisahnya.
Responden studi ini adalah tiga puluh delapan orang yang dapat terjaring selama dua setengah bulan pengumpulan data lapangan. Karena tujuannya adalah untuk memahami persepsi diri dari perspektif subyek itu sendiri, maka pemahamannya bersifat kualitatif.
Atas dasar telaahan terhadap berbagai pandangan tentang wanita Indonesia, studi ini mengasumsikan dua hal. Pertama, identitas sosial wanita Indonesia sebagai kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI bertumpu pada konsep ibu yang mendapat penopangannya oleh female bonding. Kedua, kelompok wanita dapat mempunyai peran mengembangkan diri pribadi wanita bila ditopang oleh derajat kesadaran diri pribadi yang relatif tinggi dari wanita itu sendiri.
Dengan menggunakan tehnik analisa isi terhadap kelompok responden diperoleh hasil sebagai berikut ini. Secara kolektif, persepsi diri wanita terkait pada berbagai aspek ketubuhan, agama/keyakinan dan aspek sosial yang dapat dirinci atas suami, anak, kelompok wanita, negara dan pria. Sekalipun keterkaitan diri pribadi wanita sangat luas hingga menjangkau batas-batas agama dan negara, tetapi diri pribadinya senantiasa dipersepsikan dengan perannya sebagai ibu. Dari semua aspek ini, keterkaitan diri pribadi pada aspek sosial, yakni dengan sesama kelompok wanita mendapat respons yang paling banyak. Keadaan ini menunjukkan betapa female bonding menjadi ciri yang menonjol dari identitas sosialnya.
Secara individual, persepsi dan pengembangan diri wanita dalam kelompok wanita berangkat dari kesadaran dirinya sebagai wanita ditengah-tengah masyarakat. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial mencetuskan kesadaran yang kemudian dipantulkan kembali kepada dirinya. Ia mengabsorbsi dan memproses berbagai pemikiran tentang din dan lingkungan sosialnya sehingga menjadi sesuatu yang baru dan berasal dari pemikirannya sendiri. Ia menjadi seorang partisipan yang aktif, seorang subyek dalam percaturan berbagai pikiran tentang wanita. Makin kuat kesadaran untuk melakukan proses berpikir yang kritis dan reflektif ini, makin kuat pula kecenderungan untuk menghayati peluang yang memberikan keleluasaan kearah pengembangan diri, apapun bentuknya. Sekalipun ada pembatasan-pembatasan tertentu, namun keadaan ini memberikan rangka dalam mana pengembangan diri itu dapat terselenggara.
Kesimpulan umum tentang responden dalam studi ini adalah bahwa untuk organisasi wanita gejala female bonding dalam interaksi antar sesama wanita lebih memegang peranan daripada pengelolaan organisasi secara profesional. Female bonding ini menopang konsep ibu yang mempunyai nilai yang tinggi dalam masyarakat Indonesia.
Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang positif sampai mana wanita saling memerlukan guna menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang negatif sampai mana menghambat pengembangan diri wanita sebagai pribadi yang penuh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Salim
"Studi sebelumnya telah melaporkan bahwa keyakinan moral memprediksi keterlibatan dalam aksi kolektif. Namun, ada beberapa kasus di mana keterlibatan dalam aksi kolektif terkait dengan keyakinan moral cukup rendah. Kami berasumsi bahwa identitas sosial mempengaruhi efek ini, di mana individu dengan identifikasi kelompok yang kuat akan lebih sadar bahwa atribut kelompok mereka - norma dan kepercayaan moral - dilanggar, sehingga mereka lebih termotivasi untuk melakukan tindakan kolektif daripada individu dengan identifikasi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh identitas sosial terhadap pengaruh keyakinan moral terhadap tindakan kolektif. Sebuah studi eksperimental semu dengan desain kelompok non-setara, antara subjek, dengan 68 mahasiswa dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan moral mempengaruhi niat keterlibatan dalam tindakan kolektif. Namun demikian, efek itu tidak dipengaruhi oleh tingkat identifikasi dengan kelompok. Penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan moral memiliki efek otonom, di mana ia dapat memengaruhi tindakan kolektif tanpa bergantung pada identitas sosial.

Previous studies have reported that moral beliefs predict involvement in collective action. However, there are some cases where involvement in collective action related to moral beliefs is quite low. We assume that social identity influences this effect, where individuals with strong group identification will be more aware that their group attributes - norms and moral beliefs - are violated, so they are more motivated to take collective action than individuals with low identification. This study aims to examine the effect of social identity on the influence of moral beliefs on collective action. A pseudo experimental study with a non-equivalent group design, between subjects, with 68 students was conducted. The results of this study indicate that moral beliefs influence intention to engage in collective action. However, the effect was not influenced by the level of identification with the group. This research shows that moral belief has an autonomous effect, where it can influence collective action without relying on social identity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>