Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhasanah
"Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No.17 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan adalah bentuk turunan dari Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Kabupaten Lebak masih berada di posisi tertinggi kedua yang memiliki persentase penduduk umur 10 tahun ke atas dengan kebiasaan merokok (29,4%), sehingga untuk menurunkan angka perokok di Kabupaten Lebak dengan melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. Penelitian ini menggunakan Triangulation mix methode, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantatif.
Hasil penelitian mendapatkan sebagian kecil Kawasan Tanpa Rokok patuh terhadap kebijakan (28%), perilaku positif (58%) dan pengetahuan tinggi (58%), tidak ada hubungan perilaku dengan pengetahuan (p value = 0,075). Pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok belum efektif karena masih adanya gap antara implementasi dan pedoman dalam penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pemerintah daerah belum responsive terhadap kebijakan Kawasan Tanpa Rokok dengan belum diterbitkannya Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok, pembentukan tim pengawas dan sosialisasi Perda. Rekomendasi yang dapat diajukan adalah penerbitan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok, dan penyamaan persepsi tentang penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau pada penentu kebijakan.
Lebak District Regulation No.17 Year 2006 on the Implementation Order, Cleanliness and Beauty is a derivative form of Laws 23 of 1992 About Health. Lebak still remain the second highest percentage of population aged 10 years and over with smoking (29.4%), so as to reduce the number of smokers in Lebak to implement the No Smoking policy. This study uses the Triangulation mix of methods, data collection is done with qualitative and quantitative approaches.
The results of the study to get a small portion No Smoking policy-compliant (28%), positive behavior (58%) and high knowledge (58%), there was no connection with the behavior of knowledge (p value = 0.075). No Smoking policy implementation has not been effective because of the persistence of the gap between the implementation and the guidelines in the use of Sharing Fund Tobacco Excise issued by the Ministry of Health RI. The local government has not been responsive to the policy of No Smoking by not issuing the Provincial Regulation on No Smoking, team building and socialization supervisory regulations. Recommendations that can be raised is the publication of the Provincial Regulation on No Smoking, and harmonization of the use of DBH in the Tobacco Excise policy makers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Saria Diah Ayu Gufronika
"Bahaya asap rokok merupakan penyebab utama pencemaran udara di dalam ruangan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyadari perlunya adana kebijakan yang memberikan perlindungan terhadap para perokok pasif. Lahirnya PERDA Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang mengatur tentang KDM, menempatkan pemerintah Prpvinsi DKI Jakarta sebagai pemerintah provinsi pertama di Indonesia yang mengatur tentang KDM.
Tesis inimembahas tentang implementasi kebijakan KDM di Provinsi DKI Jakarta khususnya di pusat perbelanjaan Senayan City, Plaza Semanggi dan Blok M Mall. Penelitian ini bermaksud melihat bagaiman implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Pertanyaan penelitian pada tesis ini adalah bagaimana implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan ini.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data gabungan. Hasil penelitian ini menyarankan perlunya pengawasan secara rutin dengan keterlibatan berbagai pihak terkait. Selain itu, perlu peningkatan kerjasama yang baik antara stakeholder terkait sehingga implementasi kebijakan ini dapat mencapai hasil yang optimal.

The dangers of cigarette smoke is a major cause of indoor air pollution. The Jakarta Provincial government was really sure that they need a policy to provides protection for passive smoker. Local Regulation Policy (PERDA) of Jakarta Provincial Government Number 2/2005 about air pollution control, include No Smoking Area Policy, put they as the first provincial government that regulated the No Smoking Area Policy.
This thesis discusses about implementation of No Smoking Area Policy in Jakarta, especially in shopping center in jakarta selatan: Senayan City, Plaza Semanggi and Blok M Mall.
This research is a quantitative study using mixed data collection techniques between quantitative and qualitative. The result of the study suggests the need for regular monitoring of the provincial government of the Jakarta, consistent law enforcement for violators policy and the need to involve the community in monitoring this implementation policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Octora
"[Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di instansi pendidikan menarik untuk dilihat pelaksanaannya karena perlu adanya kebijakan yang memberikan perlindungan kepada perokok pasif. Penelitian ini membahas tentang implementasi kebijakan KTR UI khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi kebijakan KTR UI di FISIP. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait dengan kebijakan KTR UI di FISIP. Hasil penelitian ini adalah implementasi kebijakan KTR UI di FISIP tidak berjalan baik disebabkan stakeholders tidak serius dalam menjalankan kebijakan ini. Diperlukan konsistensi dari pemimpin dalam penerapan sanksi kepada pelanggar dan peningkatan kerjasama dari seluruh warga FISIP. Keterlibatan mahasiswa dalam pelaksanaan kebijakan juga diperlukan agar mahasiswa mengetahui dengan jelas mengenai kebijakan KTR UI.
;The implementation of non-smoking area policy in education institutions is interesting to look, because the implementation itself should give protection for passive smokers. The aim of this study discusses the implementation of policies KTR UI, especially in Social and Political Science Faculty (FISIP). The purpose of this study was to analyze the implementation of KTR UI regulation especially in FISIP. The method of research approach used in this study is a qualitative approach to data collection techniques with interviews and observations. The interview was conducted with the relevant parties with the policy of KTR UI in FISIP. The results of this study is the implementation of policy KTR UI in FISIP not running well caused stakeholders has not been a serious applied. It is required the consistency of a leader in the application of sanctions to offenders and also necessary to increase the cooperation of the entire community FISIP. The involvement of students in the implementation of the necessary policies are required so that students clearly know the KTR UI policy.
;The implementation of non-smoking area policy in education institutions is interesting to look, because the implementation itself should give protection for passive smokers. The aim of this study discusses the implementation of policies KTR UI, especially in Social and Political Science Faculty (FISIP). The purpose of this study was to analyze the implementation of KTR UI regulation especially in FISIP. The method of research approach used in this study is a qualitative approach to data collection techniques with interviews and observations. The interview was conducted with the relevant parties with the policy of KTR UI in FISIP. The results of this study is the implementation of policy KTR UI in FISIP not running well caused stakeholders has not been a serious applied. It is required the consistency of a leader in the application of sanctions to offenders and also necessary to increase the cooperation of the entire community FISIP. The involvement of students in the implementation of the necessary policies are required so that students clearly know the KTR UI policy.
, The implementation of non-smoking area policy in education institutions is interesting to look, because the implementation itself should give protection for passive smokers. The aim of this study discusses the implementation of policies KTR UI, especially in Social and Political Science Faculty (FISIP). The purpose of this study was to analyze the implementation of KTR UI regulation especially in FISIP. The method of research approach used in this study is a qualitative approach to data collection techniques with interviews and observations. The interview was conducted with the relevant parties with the policy of KTR UI in FISIP. The results of this study is the implementation of policy KTR UI in FISIP not running well caused stakeholders has not been a serious applied. It is required the consistency of a leader in the application of sanctions to offenders and also necessary to increase the cooperation of the entire community FISIP. The involvement of students in the implementation of the necessary policies are required so that students clearly know the KTR UI policy.
]"
2015
S61084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyanto
"Akibat buruk merokok telah menyebabkan kematian sekitar 3,5 juta manusia setiap tahunnya di dunia, sedangkan di Indonesia mencapai 57.000 per tahun. Pada tahun 2003 jika tidak dilakukan pencegahan diperkirakan rokok menyebabkan kematian 10 juta pertahun. Penelitian ekonometri telah membuktikan bahwa konsumsi rokok telah menimbulkan kerugian ekonomi. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena Indonesia merupakan negara pengkonsumsi rokok terbesar ke-4 dunia, dengan pertumbuhan mencapai 44% (1990-1997). Konsumsi rokok kretek 182.614 juta batang dan rokok putih 29.546 juta batang. Dalam rangka peiaksanaan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81/1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.
Untuk mengubah produksi rokok kretek melalui penyesuaian mutu tembakau memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan penelitian pada tanaman tembakau selama ini ditujukan untuk meningkatkan kadar tar dan nikotin. Dengan pemberlakukan kebijakan diperkirakan Indonesia akan akan jadi pengimpor tembakau Virginia terbesar. Dampak bagi perkebunan cengkeh lebih serius dikarenakan industri rokok rendah tar dan nikotin tidak menggunakan bahan baku cengkeh, jika memakaipun dalam jumlah sedikit.
Bagi pengusaha rokok kretek kendala yang jelas adalah angka obsolut tar 20 mg dan nikotin 1,5 mg per batang, serta jangka waktu selama 5 tahun untuk SKM dan 10 tahun untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Kandungan tar rokok kretek sendiri tergantung bahan baku dan proses produksi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat disesuaikan dengan biaya yang lebih mahal dan testa yang berubah yang belum tentu diterima pasar.
Sedangkan Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak akan dapat mencapai kandungan kadar tar dan nikotin. Bila dipaksakan peraturan ini maka akan banyak perusahaan rokok yang ditutup karena tidak mampu menyeusaikan diri, padahal Industri rokok kretek menyerap tenaga kerja sekitar 6,4 juta orang yang akan terancam keberadaannya.
Selama tahun 1993-1997 konsumsi rokok per kapita rata-rata naik 10,49%. Pada tahun 1997 konsumsi rokok per kapita 1,189 batangltahun. pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) tersebut sangat menguntungkan industri rokok impor Sigaret Putih Mesin yang telah sesuai standar Word Health Organization (WHO). Sebaiknya yang ditempuh dahulu sosialisasi kesadaran akan kesehatan, etika dan tata krama merokok. Pembuatan kode etik mengenai iklan rokok, dan ketentuan cukai Selanjutnya diperlukan dialog untuk mengatasi perbedaan antara praktisi dan Semua pihak yang terkait."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Perilaku merokok mahasiswa keperawatan menjadi isu penting bagi pelaksanaan peran dan fungsi tenaga kesehatan di masa datang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok mahasiswa keperawatan di Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan 252 responden diperoleh secara stratified random sampling.
Hasil menunjukkan terdapatnya hubungan bermakna antara pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, stres, pengaruh orang tua, saudara, dan teman sebaya, pengetahuan bahaya rokok, sikap, dan iklan rokok dengan perilaku merokok (α < 0.05). Sikap merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku merokok. Program antisipasi pencegahan perilaku merokok perlu dikembangkan di institusi pendidikan keperawatan.

Smoking behavior of nursing students becomes issue for future implementation of health personnel?s roles and functions. This study aimed to identify factors associated to smoking behavior of nursing students in South Kalimantan. It applied cross-sectional design to 252 respondents.
The results indicate the presence of significant relationship between parental education and income, stress, influence of parents, siblings, and peers, knowledge of the dangers of smoking, attitudes, and cigarette ads to smoking behavior (α < 0.05). Attitude is the most dominant factor influencing smoking behavior. The prevention anticipation program of smoking in nursing education institutions need to be developed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kurniawati
"Salah satu faktor risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular adalah perilaku merokok. Penyebab seseorang merokok antara lain kurangnya pengetahuan, pengaruh orangtua, teman dan juga iklan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran dan hubungan antara pengetahuan, sikap, keluarga, teman dekat dan keterpaparan iklan rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2010.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder survei perilaku sehat 2010.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mewakili 12 fakultas, sedangkan sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang termasuk kedalam rentang umur remaja akhir (18-21 tahun) yang berjumlah 2.108 responden.
Penelitian menunjukkan bahwa ada 263 (12.5%) responden adalah merokok. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan antara jenis kelamin, rumpun, pengetahuan, sikap dan pengaruh keluarga terhadap perilaku merokok.

Smoking behavior is one of the factors that risk the infections diseases. The reason why someone smokes can be because of lacking of knowledge, family influence, friends and advertisement.
The objectives of this research are to know the description and connections among knowledge, attitude, family, close friends and exposition of cigarette advertisement toward smoking behavior of the students university of Indonesia year 2010.
Research design that is used is cutting across using secondary data survey of healthy behavior 2010.
Population of this research is from all student represent 12 faculties, while the sample that is used is from students within range of late teenages (18-21 years old) consist of 2108 respondents. The research shows that 263 (12.5%) respondents are smokers.
Result test statistically shows the connections among gender, faculty asociation, knowledge, attitude and family influence to wand smoking behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmanah
"ABSTRAK
Remaja usia 15-17 tahun merupakan masa kritis dari tahap tumbuh kembang
remaja yang rentan terhadap perilaku merokok. Pola asuh orang tua merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok siswa
SMA. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik
melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
ialah simple random sampling dengan responden penelitian sebanyak 276 orang di
SMA Negeri 38 Jakarta. Hasil riset menjelaskan 58.3% perempuan, 59.4% berusia
16 tahun, 56 responden perokok aktif kebanyakan laki-laki, merokok 1-10
batang/hari. Pada uji chi square didapatkan hubungan antara pola asuh orang tua
dengan perilaku merokok siswa SMA (p= 0.000) dan didapatkan hubungan antara
jenis kelamin dengan perilaku merokok siswa SMA (p=0.000, OR= 8.766).
Peneliti merekomendasikan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai korelasi
pola asuh orang tua dengan perilaku merokok siswa SMA.

ABSTRACT
Adolescents aged 15-17 years is a critical period of adolescent growth and
development stages that are susceptible to smoking behavior. Parenting style is
one of the factors that influence adolescent behavior. This study aims to determine
the relationship of parenting style with high school students' smoking behavior.
This research is a quantitative research survey design with cross sectional analytic
approach. The sampling technique used is simple random sampling with survey
respondents as much as 276 people in SMA Negeri 38 Jakarta. The results of
research to explain 58.3% female, 59.4% aged 16 years, 56 respondents active
smokers mostly male, smoking 1-10 cigarettes / day. In the chi square test found
the relationship between parenting parents with high school students smoking
behavior (p = 0.000) and obtained relationships between the sex with a high
school student smoking behavior (p = 0.000, OR = 8766). The researcher
recommends further research on the correlation parenting style with high school
student smoking behavior."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dianthi Nidaul Hasanah
"[ABSTRAK
Hasil Survei YLKI pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa, pelanggaran merokok di wilayah KTR paling banyak adalah supir dan kernet angkutan umum di Jakarta. Terdapat 57% supir dan kernet yang tetap merokok di dalam angkutan umum meskipun sudah ada Pergub No. 88 Tahun 2010 mengenai Kawasan Dilarang Merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok di angkutan umum pada supir angkot di kawasan Terminal Kampung Rambutan tahun 2014. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yang dilakukan pada 90 orang responden, yaitu supir angkot perokok aktif di kawasan Terminal Kampung Rambutan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 61,1% supir angkot yang merokok di dalam angkutan umumnya dalam kondisi sedang ngetem maupun menyetir. Faktor sikap dan kriteria tipe perokok adalah faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di angkutan umum pada supir angkot. Oleh sebab itu, untuk kedepannya perlu dilakukan promosi kesehatan terkait rokok dan KDM yang lebih gencar dari pengelola terminal dan penegasan peraturan KDM yang perlu ditingkatkan lagi.

ABSTRACT
, YLKI survey results in 2013 showed that smoking violations in the KTR most is precisely by th drivers and conductors of public transport in Jakarta. There are 57% of drivers and conductors who continue to smoke in public transport although there was Pergub No. 88 Tahun 2010 regarding Smoking Area Prohibitation. The purpose of this study was to determine what factors are associated with smoking behavior in public transport on public transportation drivers in Kampung Rambutan Terminal in 2014. This quantitative study with cross-sectional design using purposive sampling conducted on 90 respondents, which is active smoking minivan drivers in Kampung Rambutan Terminal. The instrument used in this study was a questionnaire. The results of this study indicate that there are 61.1% minivan drivers who smoke in public transport in the condition of waiting their passengers and driving. Attitude and type of smoking are the associated factors with smoking behavior in public transport on public transportation drivers. Therefore, for the future needs to be done related to health promotion and smoking area prohibitation more intensively by terminal’s superintendents. And Smoking Area Prohibitation regulation needs to be improved again.]
"
2015
S57841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hilmar
"Di SLTP Swasta Kecamatan Tapos, proporsi tindakan merokok siswa laki-laki (30,4%) dibandingkan pada siswa perempuan (1,5%) pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran prilaku merokok pada siswa SLTP Swasta Kecamatan Tapos dan juga faktor-faktor yang berhubungan. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pemilihan sample menggunakan cluster random.
Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku merokok siswa SLTP Swasta di Kecamatan Tapos adalah Fakor pengetahuan terhadap bahaya rokok (p value=0,00) faktor sikap responden terhadap prilaku merokok sebesar (p value=0,02), faktor keluarga terhadap prilaku merokok (p value=0,01), dan faktor pertemanan berkelompok (peer group) dengan prilaku merokok siswa (p value=0,01).

Private Junior High School District in Tapos, measures the proportion of male students smoked (30.4%) than among female students (1.5%) in 2012. The purpose of this study to know the description of smoking behavior in junior high school students as well as Private Sub Tapos related factors. Design used in this study was cross sectional with a selection of sample using a random cluster.
The results of the study are the factors associated with smoking behavior of junior high school students in District Private Tapos is Fakor knowledge of the dangers of smoking (p value = 0.00) respondents' attitudes factor for smoking behavior (p value = 0.02), family factors on smoking behavior (p value = 0.01), and the friendship factor group (peer group) with student smoking behavior (p value = 0.01).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Singh, K.
"Kecepatan gelombang nadi (Pulse wave velocity, PWV) diukur pada 25 subyek laki-laki bukan perokok dan dibandingkan dengan subyek perokok sebelum dan segera sesudah merokok. Tekanan darah, frekuensi nadi dan PWV tidak berbeda pada kedua kelompok sebelum merokok. Setelah merokok terjadi peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi dan PWV pada segmen Aorta-Radialis (Ao-Rad) dan Femoral-Dorsalis pedis (Fem-Dp), tapi pada segmen Aorta-Femoralis (Ao-Fem) terjadi penurunan PWV. Hal ini menunjukkan segmen arteri sentral dan perifer memberi respons yang berbeda terhadap merokok. (Med J Indones 2002; 11: 207-10)

Pulse wave velocity (PWV) was recorded in different arterial segments in 25 male nonsmokers and compared with age and sex matched smokers before and after smoking. Blood pressure (BP), Heart rate (HR) and PWV were comparable between nonsmokers and smokers before smoking. Just after cigarette smoking there was rise in HR, BP and PWV in Aorta to Radial (Ao-Rad), and femoral to Dorsalis Pedis (Fem-Dp) arterial segments, but the PWV was reduced in Aorta to Femoral (Ao-Fem) arterial segment, indicating that both peripheral and central arterial segments show different response to smoking. (Med J Indones 2002; 11: 207-10)"
Medical Journal of Indonesia, 2002
MJIN-11-4-OctDec2002-208
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>