Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Encik Putri Ema Komala
"Skizofrenia adalah penyakit gangguan jiwa berat yang banyak dirawat di Rumah Sakit. Insight buruk dan perilaku kekerasan adalah tanda dan gejala dominan yang ditemukan pada klien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas program edukasi pasien, terapi penerimaan komitmen, psiko edukasi keluarga terhadap insight, tanda dan gejala serta kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan. Metode penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment pre post test without control group. Responden adalah klien skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan berjumlah 66 orang. Program edukasi pasien, terapi penerimaan komitmen dan psiko edukasi keluarga efektif menaikan secara bermakna insight klien, menurunkan secara bermakna tanda dan gejala perilaku kekerasan serta meningkatkan secara bermakna kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan (p-value <0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar program edukasi pasien, terapi penerimaan komitmen, psiko edukasi keluarga dijadikan tindakan keperawatan terpadu untuk meningkatkan insight klien, menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan serta meningkatkan kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan.

Schizophrenia is a severe mental illness that many hospitalized. Insight bad and violent behavior is predominant signs and symptoms found in schizophrenia clients. This study aims to determine the effectiveness of patient education programs, acceptance commitment therapy, family psycho education on patient?s insight, signs and symptoms as well as the client's ability to control aggresive behavior. research methods is quantitative with design quasi experimental pre-post test with control group. Respondents are schizophrenic client who experienced aggresive behavior amounted to 66 people. Patient education programs, acceptance commitments therapy and family psycho education effectively increase significantly clients ?insight, significantly reduce the signs and symptoms of aggresive behavior as well as significantly improve the client's ability to control aggresive behavior (p-value <0.05). This study recommends that patient education programs, acceptance commitment therapy, family psycho education nursing used to improve client?s insight, reduce the signs and symptoms of aggressive behavior and to improve the client's ability to control aggresive behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaifina Dini Ghassani Rizki
"Praktik klinik online merupakan alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa selama pandemi COVID-19. Praktik klinik online bermanfaat dalam pencegahan kekambuhan yang berisiko terjadi selama pandemi pada orang dengan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia. Salah satu gejala kekambuhan skizofrenia yaitu perubahan perilaku yang terdistorsi hingga mengakibatkan risiko perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan respons maladaptif yang ditunjukkan dengan mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Kemampuan klien untuk mengontrol perilaku kekerasan dapat digunakan sebagai cara mencegah perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan ners berdasarkan standar asuhan keperawatan (SAK) jiwa dilakukan untuk mencegah atau mengontrol perilaku kekerasan pada klien. Tujuan dari pemberian asuhan keperawatan ini untuk mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan. Metode penelitian menggunakan analisis studi kasus. Instrumen yang digunakan yaitu lembar evaluasi tanda gejala dan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan. Promosi dan prevensi masalah kesehatan pada klien dengan risiko perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan menerapkan tindakan keperawatan ners berdasarkan standar asuhan keperawatan (SAK) jiwa secara online, serta berkolaborasi dengan perawat spesialis serta komunitas terkait.

Online clinical practice is an alternative in providing mental health services during the COVID-19 pandemic. Online clinical practice is useful in preventing relapse that is at risk of occurring during a pandemic in people with serious mental disorders such as schizophrenia. One of the schizophrenia relapse symptoms is a change in behavior that is distorted so that it creates a risk of violent behavior. Violence is a maladaptive response indicated by injuring oneself, others, or the environment. The patients ability to control violent behavior can be used as a means of preventing violent behavior. Nursing interventions based on mental health nursing care standards are carried out to prevent or control violent behavior in patient. The purpose of providing nursing care is to reduce symptoms and increase the patients ability to control violent behavior. The research method used case study analysis. The instrument used was an evaluation sheet of symptoms and the ability to control violent behavior. The final evaluation of the nursing care provided showed a decrease in symptoms and an increase in patients ability to control violent behavior. Promotion and prevention of health problems in patient with a risk of violent behavior can be done by implementing online nursing care based on mental health nursing care standards, as well as collaborating with clinical nurse specialist and related communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firhan Nurfalah
"Skizofrenia merupakan masalah kesehatan yang menjadi beban penyakit (burden of disease) di dunia, termasuk di Indonesia dengan kasus penderita yang semakin meningkat. Skizofrenia sangat identik dengan insight yang buruk dan 70% diantaranya mengalami halusinasi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi terhadap insight yang dimiliki.
Metode yang digunakan adalah dengan analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien Tn. K (36 tahun) yang dirawat ke-4 kalinya di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, dengan diagnosis utama keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan.
Hasil dari pemberian terapi generalis selama 12 hari perawatan, klien mengalami peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi sebesar 50% yang diikuti dengan peningkatan nilai insight sebesar 33,33%. Kesimpulannya peningkatan kemampuan klien mengontrol halusinasi berpengaruh terhadap perubahan insight klien.

Schizophrenia is a burden of disease in the world, including in Indonesia, with cases of patients increasing. Schizophrenia is very synonymous with bad insight and 70% of them experience hallucinations. This scientific paper aims to determine the effect of increasing the ability of clients to control the hallucinations of the insights they have.
The method used is by analyzing the case in the provision of nursing care to the client Mr. K (36 years) who was treated for the fourth time at Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, with the main diagnosis of nursing hearing and vision hallucinations.
The results of giving generalist therapy for 12 days of care, the client experienced an increase in the ability to control hallucinations by 50% followed by an increase in insight value of 33.33%. In conclusion, increasing the clients ability to control hallucinations influences clients insight changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Wagiono
"

Terapi aktivitas kelompok adalah intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebagai terapi terhadap sekelompok pasien dengan masalah keperawatan yang sama dan di dalamnya terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi sarana untuk merubah perilaku dari maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan berkaitan dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, seperti kelompok klien yang mengalami halusinasi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek dari terapi aktivitas kelompok terhadap peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien Tn. C  yang dirawat di rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dengan diagnosis keperawatan utama halusinasi pendengaran. Hasil dari pemberian terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi selama sepuluh hari perawatan menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi mampu meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi, terutama pada sesi ke-4 yaitu mengontrol halusinsi dengan cara bercakap-cakap. Kesimpulan dari analisis ini adalah terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi berpengaruh terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi.


 

 


Group activity therapy is a nursing intervention carried out by nurses as a therapy for a group of patients with the same nursing problems, and in which interdependent interaction dynamics occur, need each other, and become a means to change maladaptive behavior into adaptive behavior. Group activity therapy stimulation of perceptions is therapy that uses activity as a stimulus and is related to experience or life to be discussed in groups, such as groups of clients who experience hallucinations. The final scientific work aims to determine the influence of group activity therapy on increasing the client's ability to control hallucinations. The method used is to analyze cases in the provision of nursing care to clients of Mr. C  who was admitted in Marzoeki Mahdi hospital Bogor with the main nursing diagnosis of auditory hallucinations. The results of group activity therapy: stimulation of perceptions for ten days of treatment showed that group activity therapy: perceptual stimulation was able to improve the client's ability to control hallucinations, especially in the 4th session namely controlling the province by means of conversation. The conclusion of this analysis is group activity therapy: stimulation of perceptions influences the clients ability to control hallucinations.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Ulfana
"Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas, serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gangguan jiwa berat di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan 1.157 responden dan menggunakan pendekatan regresi logistik. Hasil penelitian ini adalah 4 variabel faktor psikologis, 2 variabel faktor somatik dan 2 variabel faktor sosio ekonomi berpengaruh terhadap kejadian gangguan jiwa berat di Yogyakarta.

Schizophrenia is a severe mental disorder characterized by a decrease or an inability to communicate, impaired reality, and had difficulty doing everyday activities. This study aims to identify factors that affect the incidence of schizophrenia in Yogyakarta. This study using cross sectional method and the sample size of 1,157 respondents surveyed, this study used logistic regression. The result, there are 4 variables from psychologic factors, 2 variables from somatic factors, and 2 variables from socio economic factors that are affect the incidence of schizophrenia in Yogyakarta.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Olivia Yuriza
"Risiko perilaku kekerasan merupakan gejala positif dari gangguan skizoafektif yang timbul dari respon maladaptif. Perilaku kekerasan merupakan perilaku individu yang berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis tentang asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada Tn. AD dengan gangguan skizoafektif. Implementasi pada klien dilakukan pada 15-22 April 2019. Implementasi keperawatan generalis yang dilakukan untuk mengontrol marah adalah secara fisik: relaksasi napas dalam, latihan pukul bantal; patuh minum obat, secara verbal asertif, dan secara spiritual. Implementasi tambahan yang dilakukan untuk alternatif pemecahan kasus adalah terapi musik. Implementasi ini menghasilkan penurunan tanda gejala dan mampu mengontol perilaku kekerasan. Rencana tindak lanjut yang dapat dimaksimalkan yaitu dengan cara melibatkan keluarga dalam perawatan klien sehari-hari di rumah.

The risk of violent behavior is a positive symptom of a schizoaffective disorder which arising from maladaptive response. The violent behavior itself is an individual behavior in the form of an act of injuring oneself, others, and environment. The purpose of this case report is to analyze the nursing care toward the risk of violent behavior on Mr. AD who has schizoaffective disorder. The implementation to client is carried out on April 15-22, 2019. The implementation of generalist nursing which were done to control the anger is physically: deep breathing relaxation, hit-cushion training; obediently taking medication, verbally assertive, and spiritually. Additional implementation results on the lower of the sign of symptoms and is able to control the violent behavior. Further plan that can be maximized is involving the family to take care the client every day at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nunun Tri Aryanty
"Latar Belakang
Pekerjaan adalah prioritas bagi orang dengan gangguan mental apapun diagnosis atau keparahan penyakitnya. Manajemen kasus vokasional menawarkan dukungan komprehensif untuk reintegrasi ke dalam pekerjaan melalui program intervensi psikosis awal. Tujuan dari laporan kasus berdasarkan bukti ini adalah untuk menentukan efektivitas manajemen kasus vokasional dalam program kembali bekerja setelah skizofrenia episode pertama.
Metode
Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, Google Cendekia dan Cochrane. Kriteria inklusi adalah pekerja dengan skizofrenia, manajemen kasus vokasional/rehabilitasi vokasional, dan program kembali bekerja. Kemudian, mereka dinilai secara kritis menggunakan kriteria studi terapeutik yang relevan oleh Oxford Center for Medicine yang berbasis bukti.
Hasil
Satu tinjauan sistematis terpilih. Studi tersebut menyatakan bahwa intervensi pada penderita skizofrenia episode pertama yang menggabungkan terapi psikiatrik dengan pekerjaan yang didukung pelatihan dan pekerjaan transisi lebih efektif daripada terapi psikiatrik saja dalam mempertahankan pekerjaan yang kompetitif. Dalam analisis subkelompok terapi yang didukung pekerjaan dengan pelatihan keterampilan terkait gejala menunjukkan hasil terbaik (RR dibandingkan dengan terapi psikiatrik saja 3,61, 95% CI 1,03 hingga 12,63, SUCRA 80,3, rerata peringkat 3,2). Perbandingan kualitas hidup menunjukkan perbedaan pengaruhnya tergantung pada skala kualitas hidup.
Kesimpulan dan saran
Mayoritas orang yang menderita psikosis dini melanjutkan aktivitas produktif dengan cepat ketika ditawari manajemen kasus vokasional dalam program intervensi dini selama masa tindak lanjut hingga 5 tahun. Terapi vokasional yang didukung pekerjaan adalah intervensi yang paling efektif untuk orang-orang dengan psikosis dini yang parah dalam hal mempertahankan pekerjaan, berdasarkan analisis perbandingan langsung dan meta-analisis, tanpa meningkatkan risiko kejadian buruk. Dibutuhkan lebih banyak studi tentang mempertahankan pekerjaan yang kompetitif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apakah biaya dan upaya itu bermanfaat dalam jangka panjang bagi individu dan masyarakat. Penelitian lebih lanjut dengan kualitas yang lebih baik, ukuran sampel lebih banyak dan berbagai hasil, direkomendasikan terutama untuk hasil yang jarang dipelajari.

Background
Work is a priority, even for people with mental disorders whatever the diagnosis or illness severity. Vocational case management offers comprehensive support for reintegration into work within an early psychosis intervention program. The purpose of this evidence based case report was to determine the effectiveness of vocational case management in return to work program after first episode of schizophrenia.
Method
The literature search was conducted through PubMed, Google Scholar and Cochrane. The inclusion criteria were worker with schizophrenia, vocational case management/vocational rehabilitation, and return to work outcome. Then, they were critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Result
One systematic review was selected. The study concluded that augmented supported employment, supported employment, prevocational training and transitional employment are more effective than psychiatric care only in maintaining competitive employment in the direct comparison and network meta-analysis. In the subgroup analysis supported employment with symptom-related skills training showed the best results (RR compared to psychiatric care only 3.61, 95% CI 1.03 to 12.63 SUCRA 80.3, mean rank 3.2).
Conclusion and recommendation
The majority of individuals suffering from early psychosis resume productive activity rapidly when offered vocational case management within an early intervention programme during a follow-up period of up to 5 years. Supported employment was the most effective intervention for people with first episode of schizophrenia in terms of maintaining employment. More studies on maintaining competitive employment are needed to get a better understanding of whether the costs and efforts are worthwhile in the long term for both the individual and society.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdul Jalil
"Insight buruk dimiliki 80% klien skizofrenia dan efikasi dirinya rendah. Insight buruk menurunkan efikasi diri. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) dan Program Edukasi Pasien (PEP) terhadap insight dan efikasi diri klien skizofrenia di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Desain quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 147 diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis data dengan Kruskall Wallis Test dan Regresi Linear Ganda. Hasil: Insight dan efikasi diri klien skizofrenia yang mendapatkan TPK-PEP meningkat secara bermakna dan lebih tinggi secara bermakna dari klien yang mendapatkan TPK. TPK-PEP meningkatkan insight sebesar 8,741 poin dan efikasi diri 11,522 poin. TPK-PEP direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam merawat klien skizofrenia dengan insight buruk dan efikasi diri rendah.
Impaired insight and low self-efficacy are common in schizophrenic clients. Bad insight exacerbates self stigma and lowers self-efficacy. This study aimed to determine effect of ACT-PEP on insight and self-efficacy of schizophrenic clients at Prof. Dr. Soeroyo Magelang Hospital. This was a quasiexperimental research, using pre-post test with control group. A number of 147 samples were recruited using simple random sampling technique, divided into 3 groups of ACT-PEP, ACT only and control. Data were analyzed using Kruskall Wallis Test and Linear Regression. Result: insight and self-efficacy of schizophrenia clients who get ACT-PEP was significantly increased and significantly higher than the clients were getting ACT. ACT-PEP increased insight by 8.741 points and increased self-efficacy by 11.522 points. ACT-PEP is recommended as primary therapy in nursing care for clients schizophrenia with poor insight and low self-efficacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redy Fadillah
"ABSTRAK
Salah satu gejala positif skizofrenia diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi ditandai dengan perubahan sensori dan persepsi meliputi penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan. Halusinasi muncul akibat perubahan dalam orientasi realitas yang dialami penderita gangguan jiwa yang mengakibatkan penderita gagal dalam melakukan pemenuhan kehidupan sehari- hari. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis pemberian asuhan keperawatan dengan intervensi kegiatan membaca Al Quran kepada Tn. R usia 30 tahun dengan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan Tn. R diberikan selama sepuluh hari meliputi intervensi keperawatan generalis dengan penambahan kegiatan harian membaca Al Quran. Implementasi diberikan berfokus pada usaha mengontrol halusinasi dengan cara mengidentifikasi halusinasi, menghardik halusinasi, bercakap-cakap serta kegiatan harian berupa membaca Al Quran. Intervensi keperawatan yang diberikan memberikan hasil yang baik kepada klien di tandai dengan adanya penurunan frekuensi halusinasi pendengaran selama kegiatan membaca Al Quran. Penurunan frekuensi halusinasi diukur dengan menggunakan instrumen evaluasi tanda dan gejala. Terjadi penurunan nilai tanda dan gejala yang signifikan pada Tn. R dari 29 poin menjadi 13 poin. Pemberian distraksi dengan membaca Al Quran sangat direkomendasikan kepada pasien halusinasi pendengaran yang telah memenuhi kriteria tertentu, dianaranya seorang muslim dan tidak dalam kondisi gelisah.

ABSTRACT
One of the positive symptoms of schizophrenia includes hallucinations. Hallucinations are characterized by sensory and perceptual changes including vision, taste, touch, or seduction. Hallucinations arise due to changes in the reality orientation experienced by people with mental disorders that result in patients failing to fulfill their daily lives. This scientific work aims to analyze the provision of nursing care with the intervention activities with recitation of the quran to Mr. R is 30 years old with auditory hallucinations. Nursing care Mr. R is given for ten days including generalist nursing intervention with the addition of daily activities with recitation of the quran. The implementation is given to focus on efforts to control hallucinations by identifying hallucinations, hallucinatory scolding, conversations and daily activities with recitation of the quran. Nursing interventions given good results to the client are marked by a decrease in the frequency of auditory hallucinations during the recitation of the quran. Decreased frequency of hallucinations was measured using instruments for evaluating signs and symptoms. There was a significant decrease in the value of signs and symptoms in Mr. R from 29 points to 13 points. Giving distraction with recitation of the quran is recommended for auditory hallucinatory patients who have met certain criteria, in which they are Muslim and are not in a state of agitated."
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>