Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Kurniawati
"ABSTRAK
Tanah merupakan media penularan penyakit cacing usus. Kontaminasi tanah
permukiman menjadi indikator pencemaran tanah oleh tinja penderita infeksi
kecacingan dari kelompok soil transmitted helminths (STH). Prevalensi
kecacingan di Kabupaten Pandeglang cukup tinggi sebesar 43,78%. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis hubungan kontaminasi tanah permukiman oleh
telur/larva cacing dengan infeksi kecacingan pada siswa SD. Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang pada Januari s.d. Juni 2016 dengan desain
kasus kontrol terhadap 56 kasus dan 62 kontrol. Proporsi tanah permukiman yang
terkontaminasi telur/larva cacing sebesar 43,20%. Hasil penelitian tidak
ditemukan hubungan yang signifikan antara kontaminasi tanah permukiman oleh
telur/larva cacing dengan infeksi kecacingan (OR 1,696; 95% CI 0,813 ? 3,535).
Sedangkan variabel yang signifikan berhubungan dengan infeksi kecacingan pada
siswa SD antara lain jamban keluarga (OR 2,423; 95% CI 1,147 ? 5,119),
kebiasaan BAB (OR 3,12; 95% CI 1,312 ? 7,421), dan kebiasaan cuci tangan (OR
4,407; 95% CI 2,034 ? 9,547). Analisis multivariat menunjukkan bahwa
kontaminasi tanah permukiman oleh telur/larva cacing tidak berhubungan secara
signifikan dengan infeksi kecacingan pada siswa SD. Kontaminasi tanah
permukiman oleh telur/larva cacing merupakan salah satu variabel confounding
dalam infeksi kecacingan pada siswa SD dan kebiasaan cuci tangan sebagai
variabel yang paling dominan dan signifikan berhubungan dengan infeksi
kecacingan pada siswa SD; OR = 4,395 (95% CI 1,982 - 9,745). Diperlukan
upaya untuk meningkatkan pendidikan dan promosi kesehatan kepada masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat terutama praktik cuci tangan pakai sabun dan
kebiasaan BAB serta akses masyarakat terhadap jamban keluarga yang memenuhi
syarat.

ABSTRACT
Soil is a media transmission of intestinal diseases caused by helminth. The
presence of helminth eggs/larvae in the soil residential as an indicator of soil
contamination by human faeces. The prevalence of helminthiases in Pandeglang
quite high at 43.78%. The aim of this study was to analyze the associations
between residential soil contamination by eggs/larvae of the helminth parasite
and helminthiases on elementary students. This study was conducted in
Pandeglang in January to June 2016 with case control design of the 56 cases and
62 controls. The proportion of residential soil contaminated eggs/larvae was
43.20%. This study found no significant associations between residential soil
contamination by eggs/larvae of the helminth parasite with helminthiases in
school children (OR 1.696; 95% CI 0.813 to 3.535). While significant association
of using of family toilets (OR 2.423; 95% CI 1.147 to 5.119), bowel habits (OR
3.12; 95% CI 1.312 to 7.421), and handwashing (OR 4.407; 95% CI 2.034 to
9.547 ) with the school children. Multivariate analysis showed that soil
contamination settlement by eggs / larvae is not significantly associated with
helminthiases. Contamination of soil residential by eggs / larvae of the helmiths
was one of the confounding variables in helminthiases and hand washing as the
most dominant variable and significantly related to helminthiases on elementary
school students; OR = 4.395 (95% CI 1.982 to 9.745). Efforts were needed to
improve public access to eligible family latrines and health education and
promotion to the community for clean and healthy living especially hand washing
for school children"
2016
T46527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. lchsan Sudjarno
"Salah satu upaya untuk mencegah penyakit adalah menjaga kualitas lingkungan agar tetap pada kondisi yang sehat. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari risiko kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Beberapa penyakit berbasis lingkungan antara lain adalah diare, TB paru, demam berdarah dan kecacingan. Prevalensi penyakit kecacingan di Indonesia masih tinggi. Selain itu penyakit kecacingan paling banyak ditemukan di daerah yang keadaan sanitasinya buruk. Prevalensi kecacingan dipengaruhi oleh tingginya pencemaran telur cacing pada tanah permukaan di lingkungan perumahan penduduk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pencemaran tanah oleh telur cacing dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pencemaran tanah oleh telur cacing pada lingkungan perumahan penduduk. Disain penelitian adalah Cross sectional, dengan unit analisa rumah tangga, besar sampel sama dengan total populasi (404 rumah) dari seluruh rumah yang memiliki jamban yang pembangunannya dibantu oleh pemerintah daerah.
Hasil analisa multivariat diperoleh gambaran tentang besarnya risiko untuk terjadinya pencemaran tanah di lingkungan perumahan yaitu : (1) OR pemanfaatan jamban 4,89 (95%CI; 3,07 - 7,78), (2) OR genangan air hujan 2,10 (95%CI; 1,22- 3,62), (3) OR kebersihan jamban 2,77 (95%CI; 1,63-4,69).

Factors Related to Contamination of Soil Transmitted Helminth in Housing Area in Walantaka Sub District, Serang Regency, The Year 1999.One of the effort to prevent any diseases is to permanently maintain the quality of environmental in a good manner. The quality of the environmental health is the condition that guarantees the absence from the risk of health and safety hazards for human life. Several infections diseases are closely related to environmental condition for example: diarrhea, pneumonia, tuberculosis, and dengue hemorrhagic fever and soil transmitted helminth. The prevalence disease of causal by soil transmitted helminth remain high in Indonesia, and mostly prevalent in the areas with poor sanitary condition. The high level of soil contamination by eggs of the intestinal namatode in the housing influences the prevalence level of diseases by soil transmitted helminth.
The objective of this study is to identify the magnitude of soil contamination with eggs of intestinal nematode and factors related to the environment of community housing. The research design is cross sectional carried out among 404 households.
The result of the multivariate analysis showed that the risk factors of soil contamination by eggs of intestinal nematode in housing area are as follows : (1) not using latrine has the highest level of risk OR = 4,89 (95 % CI : 3,07 - 7,78), (2) The cleanliness of Iatrine risk is OR = 2,77 (95 % CI : 1,63 - 4,69), (3) The stagnant of rain water risk is OR = 2,10 (95 % CI : 1,22 - 3,62)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Lestari
"ABSTRAK
Kegiatan peleburan logam dan aki bekas yang dilakukan di Desa Pesarean, Kabupaten Tegal menimbulkan limbah buangan terbuka yang belum diolah dengan cara yang tepat. Limbah tersebut dapat mempengaruhi kualitas lingkungan sekitarnya, terutama tanah. Limbah akibat peleburan logam bekas dan aki bekas yang dilakukan menimbulkan limbah bahan berbahaya dan beracun yaitu timbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konsentrasi timbal pada lingkungan khususnya tanah dan air tanah, menganalisis dampak kesehatan dari kasus tersebut dan upaya pengendalian yang telah dilakukan untuk mengurangi paparan pada kesehatan serta memilih teknik yang tepat untuk mengendalikan pencemaran tanah akibat kegiatan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder, kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi timbal pada tanah tahun 2012 terdapat di wilayah pembuangan limbah yang mencapai 14.343 ppm, dan konsentrasi tertinggi pada tahun 2015 berada di wilayah pemukiman dan tumpukan limbah yang mencapai 398.489 ppm. Pada air tanah, konsentrasi timbal masih di bawah baku mutu air bersih. Sedangkan, dampak kesehatan yang muncul akibat paparan timbal adalah gejala keracunan timbal kronis seperti gangguan pada pencernaan seperti nyeri perut, gangguan pada saraf yang ditandai dengan pusing dan sulit berkonsentrasi, gangguan pada darah dan dampak kronis terparah adalah kecacatan mental pada 5 anak dalam satu keluarga. Sosialisasi dengan pemberian pengetahuan serta penyuluhan untuk berperilaku sehat telah dilakukan dengan cukup baik. Teknik pengendalian pencemaran yang dilakukan yang tepat saat ini adalah secara ex-situ dengan metode fisika yaitu mengganti tanah terkontaminasi pengerukan tanah terkontaminasi dengan tanah bersih yang baru. Kata kunci: kesehatan manusia, polusi tanah, teknik remediasi, timbal

ABSTRACT
Abstract The smelting of metal and used battery which was carried out in Pesarean Village, Tegal District resulted a huge amount of openly waste that has not been processed properly. The waste can affect the quality of environment, especially the soil. This waste contains heavy metal such as lead that counted as a hazardous and toxic waste materials lead. The aims of this study were to analyze the effect of lead concentration on the environment, especially soil and groundwater, analyze the health impact of the case and the controlling that have been done to reduce health exposure towards people and choose an appropriate techniques to control the pollution of the soil due to this activity. The method that has been used in this study were quantitative and qualitative methods using secondary data, questionnaires and interviews. The results showed that the concentration of lead in soil in 2012 in waste disposal area reached 14,343 ppm, and the highest concentration in 2015 was in residential and dumpsite area with concentration 398,489 ppm. In groundwater, lead concentrations was still below the water quality standard. Meanwhile, the health effects that resulted from lead exposure were symptoms of chronic lead poisoning such as digestive disorders such as abdominal pain, nervous disorders characterized by dizziness and difficulty concentrating, blood disorders and the worst chronic effects that founded was 5 children in a family with mental disability. Socialization with the provision of knowledge and counseling for healthy behavior has been done fairly well. The current pollution control technique that can be concucted is ex situ using physics method with replacing contaminated soil dig and take the contaminated soil with uncontaminated soil.. Keywords lead, human health, soil pollution, remediation technique"
2018
T51009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton S. L. Rampen
"Salah satu golongan cacing yang merupakan masalah
kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang adalah
cacing-cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Disebut
demikian karena telur-telur atau larva-larva dari golongan
casing ini hanya akan menjadi infektif setelah suatu masa
inkubasi dalam tanah. Manusia mendapat infeksi bila menelan
telur infektif atau bila larva infektif menembus kulit.
Cacing-cacing golongan ini umum terdapat di seluruh dunia
dan mempunyai angka prevalensi yang tinggi terutama di negara
berkembang serta pada sebagian besar dunia menyebabkan
insidens tertinggi penyakit manusia. Salah satu spesies
yang termasuk dalam golongan ini adalah cacing Ascaris
lumbricoides. Cacing ini di Indonesia merupakan salah satu
cacing yang tersebar luas, kadang-kadang sampai 90% (1,2).
Prevalensi dan derajat infeksi daripada cacing ini banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan tanah, keadaan
lingkungan serta kebiasaan penduduknya. Di daerah
yang mengandung tanah liat prevalensi Ascaris lumbricoides
biasanya lebih tinggi. Di kampung-kampung di daerah Jakarta
semua anak yang telah mencapai umur dua tahun pada umumnya
telah kena infeksi A. lumbricoides."
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaron, Bruno
"This book combines soil science, earth science, and environmental geochemistry, providing comprehensive background information for specialists interested in chemical-induced changes in the soil-subsurface system. The major focus of the book is on changes to the soil-subsurface matrix and properties caused by chemical pollution. The numerous examples presented in the book confirm that chemical contamination should be considered as an additional factor in the formation of a contemporary soil-subsurface regime that is different than that of the pristine system."
Heidelberg : Springer, 2012
e20405624
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jajai Nugraha
"ABSTRAK
Dampak kccacingan akan mempengaruhi kesehalan manusia, khususnya pada
anak-anak, yaitu dapat menghambat pertumbuhan dan hilangnya kemampuan mencegah
tenjadinya infcksi dan pada anak usia sekolah keadaan ini akan berakibat buruk pada
kemampuannya dalam mcngikuti pclajaran di sekolah. Scbagai gcncrasi pcncrus
pcmbangunan terutama anak usia sekolah dasar harus terus dijaga dan dibina kualitas
SDM nya dari awai, sehingga dengan kualitas SDM yang baik maka roda pembangunan
di Indonesia akan beljalan dengan baik sehingga negara menjadi kuat.
Tujuan dari penelitian ini -untuk mcmperolch infommasi hubungan antam
kontaminasi cacing dalam tanah di tempat tinggal murid dengan infestasi cacing pada
murid besena faktor-faktor Iainnya sepcrti pengetahuan dan perilaku murid, pendidikan
dan pengetahuan orang ma murid, keadaan sanitasi sekolah dan tempat tinggal murid.
kontaminasi cacing dalam tanah di sekolah dan riwayat pcmberian obat cacing pada
murid.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Data yang digunakan
adalah data primer yaitu dcngan melakukan pengukuran dan pengambilan sampel
Iangsung dilapangan dan dipcriksa di laboralorium. Jumlah sampcl pcnelitian ini adalan
406 murid di 30 SD di Kabupatcn Karawang tahun 2007, dipilih dengan menggunakan
teknik kluster random sampling. Pemeriksaan telur cacing di dalam tinja dengan metoda
hapusan tinja iodine, pemeriksaan telur cacing dalam tanah mcnggunakan metoda eosin,
scdangkan untuk variabcl-variabel yang lain pcngukuran dilakukan dcngan
mcnggunakan kuesioncr dan pengamatan langsung pada obyek penelitian. -Iasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kecacingan pada murid di 30
SD di Kabupaten Karawzmg tahun 2007 adalah 14.3 perscn. dcngan infeksi pada
masing-masingjenis cacing adalah cacing gelang 87,9 pcrscn, cacing cambuk 6,9 perscn
dan cacing tambang 3,45 persen. Kontaminasi cacing dalam tanah di tempat tinggal
murid adalah 6,65 persen scdangkan di sekolah 13,3 persen. I-iasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa ada dua var-label yang secara bersama-sama berhubungan dengan
infeslasi casing pada murid, yaitu keadaan sanitasi tempat tinggal murid dan
kontaminasi cacing dalam tanah di tcmpat tinggal murid. Murid yang tempat tinggainya
terkomaminasi oleh cacing berpeluang 2,859 kali lebih besar terinfestasi cacing
dibandingkan dengan yang tcmpat tinggalnya tidak terkontaminasi cacing. Murid yang
tinggal dengan keadaan sanitasinya yang tidak baik berpeluang 2,125 kali lebih besar
tednfcstasi cacing dibandingkan dcngan yang tinggal dengan keadaan sanitasinya baik.
Dibandingkan dengan hasii penelitian-penelitian lain, pada penelitian ini angka
prevalensi kecacingan (Soil Transmitted Helmimh) lebih rcndah- Upaya~upaya yang
disarankan untuk mengatasi masalah tcrsebul antara lain pemberian obat cacing yang
adekuat, pendidikan kcschatan bagi orang tua, guru maupun murid SD, serta program
perbaikan perumahan, kondisi sanitasiaingkungan lempat tinggal dan sekolah.

ABSTRACT
The Impact of suffer from soil transmitted helminth will influence human`s
health, especially children. lt could hamper the children?s growth and lose the ability to
prevent infection. This condition will give a bad result to the children ability to study at
school. As the generation who is responsible for continuing the national development.
especially the children who are still in the elementary school. we should make their
human nesource?s quality, the co\mtry?s development will runs well.
The purposes of this research' are to gain informations about the association
between the soil transmitted helminth in the studenfs residence and helminth infestation
on students along with another factor, such as : student knowledge and attitude_ the
education and knowledge of parent?s student?s, the sanitations of school and students
residence, the soil transmitted helminth contamination at school, and the history of
helminth medicine?s distribution to the students.
This research uses the cross sectional study. The data used is primary data, by
doing measuring and taking sample in field, and are examinated in the laboratory. The
number of the sample are 406 elementary school?s students in Karawang in 2007,
chosen by using cluster random sampling technique. The research of helminth egg in the
feces with iodine feces wiping method. the research of helminth egg in the soil with
eosin method, whereas for the other variable, thc measuring done by using
questionnaire and observation directly on the research?s object. The research?s result show that the suffer 'from soil transmitted helminth
prevalence in the students of 30 elementary schools in Karawang in 2007 is -14,3
percent, with infection on each kind of helrninths are : tape worm 87,9 percent, whip
wom1 6,9 percent and hockworm 3,45 percent.
The soil transmitted helminth contamination in the students residence is 6,65
percent. where as at school is 13,3 percent. The multivariate analysis results indicated
that there are two variables which are together related to helminth infestation on the
students. They are the sanitation of students residence and the soil transmitted helminth
contamination in the student's residence. The students that their house are contaminated
by the helminth has a chance to be infestated by norms 2.859 times greater than those
which aren?t. The student who live in bad sanitation has a chance to be infestated by
helminth 2. |25 times greater than student who live in good sanitation.
Is compare with the result of another research, in this research the prevalence of
grade soil transmitted helminth more lower. 'I`he preferred ettbrts to handle these
problems are the adequate distribution of helminth medicine, health education for
parents, teacher and elementary school student, also the housing improvement program,
condition of environmental sanitation residence and school.
"
2007
T34559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Budidarma Pratama
"ABSTRACT
Heavy and toxic metals such as lead, arsenic, cadmium, chromium, copper, and zincreach the soil environment by two processes, geogenic and anthropogenic process. Among the heavy metals inside soil, lead is the most systemic toxicant that affects several organs in the human body Tchounwou et al., 2012 . Lead can contaminate the air, water, and soils, however, the most critical sector in our environment is soil because soil plays a vital role in the food chain. This is the reason why many types of research and innovation are being studied to develop techniques to remedy the soils, especially in an efficient way. The treatment of lead contaminated soils is generally classified into two main principles mobilization and immobilization of lead in lead contaminated soils. The basic principle of mobilization involves the mobilization technique which is to release the metal loid s into the soil solution. However, this method has a big disadvantage. This is because of the big tendency of heavy metals to leach. Besides that, other disadvantages of this method are a complex process, cost very high and not ecologically safe. Immobilization as a treatment method for lead contaminated soil seems to be a better option compared to mobilization due to several advantages. One of the major benefits of immobilization methods is thatlead Pb as the contaminants are unreachable by other creatures.

ABSTRAK
Logam berat dan beracun seperti timbal, arsenik, kadmium, kromium, tembaga, dan seng mencapai lingkungan tanah dengan dua proses, proses geogenik dan antropogenik. Di antara logam berat di dalam tanah, timbal adalah racun paling sistemik yang mempengaruhi beberapa organ dalam tubuh manusia Tchounwou et al., 2012 . Timbal dapat mencemari udara, air, dan tanah, namun, sektor yang paling penting di lingkungan kita adalah tanah karena tanah memainkan peran penting dalam rantai makanan. Ini adalah alasan mengapa banyak jenis penelitian dan inovasi sedang dipelajari untuk mengembangkan teknik untuk meremediasi tanah, terutama dengan cara yang efisien. Perlakuan tanah yang terkontaminasi timbal secara umum diklasifikasikan menjadi dua prinsip utama; mobilisasi dan imobilisasi timbal pada tanah yang terkontaminasi timbal. Prinsip dasar mobilisasi melibatkan teknik mobilisasi yaitu melepaskan logam loid ke dalam larutan tanah. Namun, metode ini memiliki kerugian besar. Ini karena kecenderungan besar logam berat untuk meluruh. Selain itu, kerugian lain dari metode ini adalah proses yang rumit, biaya sangat tinggi dan tidak aman secara ekologis. Imobilisasi sebagai metode pengobatan untuk tanah yang terkontaminasi timah tampaknya menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan mobilisasi karena beberapa keuntungan. Salah satu manfaat utama metode imobilisasi adalah timbal Pb karena kontaminan tidak dapat dijangkau oleh makhluk hidup lain."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evangelo, V.P.
New York : John Wiley & Sons, 1998
628.5 EVA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Fahmi Achmadi
"Latar Belakang Permasalahan
Sejak beberapa tahun terakhir ini, sumber berbagai pencemaran di ibukota Jakarta tampak meningkat. Urbanisasi dan peningkatan standard of living masyarakat ibukota telah pula ikut membantu peningkatan pencemaran tersebut, melalui kenaikan pembakaran energi minyak per kapita serta barang-barang industri lainnya yang memerlukan bahan bakar hidrocarbon sebagai sumber energi.
Dari sekian banyak pencemaran yang ada, pencemaran sebagai akibat kendaraan bermotor adalah menempati porsi urutan pertama, yaitu sebesar 60% dari semua sumber pencemaran, sedangkan sektor industri hanya 20%1).
Di Jakarta, jumlah kendaraan bermotor juga meningkat se bagaimana jumlah industri. Hal ini masih ditambah dengan peningkatan jumlah panjang jalan raya yang tidak seimbang, mengakibatkan kemacetan-kemacetan lalu lintas yang makin menambah pencemar udara saja. 2)
Beberapa pencemar udara diperkotaan juga pernah di ukur. Hasil dari pengukuran tersebut untuk beberapa jenis pencemar misalnya carbon monoksida menunjukkan angka yang cukup tinggi. Demikian pula jenis-jenis pencemar lain misalnya timah hitam pada daerah-daerah tertentu yang cukup padat dengan lalu lintas kendaraan bermotor.
Timah hitam atau terta ethyl lead merupakan campuran bahan - bakar bensin untuk kendaraan bermotor. Sehingga kehadiran - nya sebagai salah satu pencemar utama akibat kendaraan bermotor tidak diragukan lagi. "
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1982
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sulman, Elizabeth
New York: Prentice-Hall, 1999
631.4 SUL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>