Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Tombak Islam Al Ayyubi
"Tesis ini meneliti secara kualitatif bagaimana perokok situasional melakukan reduksi disonansi kognitifnya dalam isu merokok sejak mereka memutuskan memulai merokok hingga setelah mereka memutuskan berhenti merokok. Penelitian ini mendeskripsikan secara fenomenologis bagaimana tiga mahasiswa perokok situasional melakukan reduksi disonansi kognitif. Hasilnya menunjukkan: reduksi disonansi kognitif hanya dengan dukungan keluarga berfokus pada bagaimana perokok situasional menciptakan kognisi bahwa dia sanggup berhenti merokok; reduksi disonansi kognitif hanya dengan dukungan pasangan berfokus pada bagaimana berhenti merokok adalah komitmen menjaga hubungan romantis dengan pasangan; dan upaya reduksi disonansi kognitif tanpa dukungan orang lain tidak dapat melakukan reduksi disonansi kognitif secara konsisten.

This research focuses qualitatively on how situational smokers commit cognitive dissonance redution upon their smoking behavior since they have decided to start smoking until after they have decided to quit smoking. It describes phenomenologically how three situational smokers from a same university commit cognitive dissonance reduction. The result displays: cognitive dissonance reduction with family support only focuses on how situational smokers creates his own cognitive that he will be able to quit smoking; cognitive dissonance reduction with romantic partner support only focuses on how smoking quitting is understood as a commitment to hold his romantic relationship; and cognitive dissonance reduction without any other person support cannot consistently be commited.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Ahsan
"Indonesia adalah negara kelima terbesar konsumen rokok dunia dari tahun 2001-2003. Konsumsi rokok Indonesia dari tahun 1960-2003 mengalami peningkatan sebesar 3.8 kali lipat, yaitu dari 35 Milyar batang menjadi 171 milyar batang per tahun (USDA 2004). WHO memperkirakan pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan merokok merupakan permasalahan kesehatan terbesar yang menyebabkan 8.4 juta kematian per tahun (Departemen Kesehatan 2004). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok antara lain kanker mulut, kanker paru-paru, kanker pankreas, tekanan darah tinggi, dan bronkitis. Oleh karena itu intervensi pemerintah diperlukan untuk menurunkan prevalensi dan konsumsi rokok saat ini. Sehingga penelitian mengenai profit perokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok panting untuk dilakukan.
Tesis ini bertujuan pertama, membuat profil perokok berdasarkan karakteristik demografi dan sosial ekonominya, kedua, menentukan faktor-faktor sosial ekonomi yang signifikan berpengaruh terhadap perilaku merokok individu, dan ketiga menentukan implikasi kebijakannya.
Tesis ini menggunakan data Susenas 2004 berdasarkan penggabungan antara data modul dan data kor dengan unit analisis individu. Metode analisis yang digunakan ada dua yaitu metode deskriptif, untuk membuat profit perokok, dan metode estimasi ekonometrika. Faktor yang mempengaruhi probabilitas individu dewasa menjadi perokok akan ditentukan melalui regresi logistic, sedangkan untuk konsumsi rokok ditentukan dengan regresi Ordinary Least Square (OLS).
Tesis ini menyimpulkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi probabilitas menjadi perokok adalah Janis kelamin, bekerja, status perkawinan, tingkat pendidikan, lokasi tempat tinggal, kondisi tempat tinggal, umur, dan tingkat pendapatan (kecuali untuk kuantil5). Responden yang mempunyai karakteristik laki-laki, bekerja, kawin, kondisi tempat tinggal yang buruk, kelompok umur 25 tahun atau lebih, dan termasuk dalam kuantil2 atau 3 atau 4, memiliki probabilitas untuk menjadi perokok lebih tinggi dibandingkan dengan pembandingnya, yaitu mereka yang mempunyai karakteristik perempuan, tidak bekerja, tidak kawin, kondisi tempat tinggalnya balk, kelompok umur 15-24, dan kuantill. Sementara itu, harga rokok tidak berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas seseorang menjadi perokok.
Sedangkan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi konsumsi rokok adalah harga rokok, pendapatan, umur mulai merokok setiap hari, bekerja, lokasi tempat tinggal, umur, tingkat pendidikan, dan kondisi tempat tinggal. Sebagai tambahan faktor-faktor yang berhubungan positif dengan konsumsi rokok responden adalah pendapatan, pendidikan menengah dan bekerja. Harga rokok secara negatif signifikan mempengaruhi konsumsi rokok. Tesis ini menemukan bahwa elastisitas harga rokok terhadap perrnintaannya = -0.42. Sehingga peningkatan harga rokok 10% akan menurunkan konsumsi rokok 4.2%. Menurut kelompok pendapatan, dampak peningkatan harga rokok bagi mereka yang miskin (kuartile 1) lebih besar daripada mereka yang kaya (kuartile 5). Peningkatan harga rokok 10% akan menurunkan konsumsi rokok 4.6% untuk mereka miskin, sementara untuk mereka yang kaya 4.2%.
Untuk menurunkan konsumsi rokok, berdasarkan basil tesis ini, maka pemerintah harus melakukan beberapa hal yaitu meningkatkan harga rokok secara terus menerus, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, melarang ikian rokok secara keseluruhan, mempersempit ruang gerak perokok, larangan membeli rokok bagi remaja yang berumur di bawah 18 tahun, memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok terutama terhadap mereka yang akan menikah dan menyediakan tempat tinggal yang layak huni secara kesehatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Adhi Pradana
"Penelitian ini mencoba menggambarkan dinamika motivasi dalam usaha mengakhiri perilaku merokok. Konteks motivasi ditinjau mulai dari pembentukan niat berhenti merokok, usaha awal berhenti merokok, kembali merokok secara teratur, dan usaha berhenti merokok hingga menjadi mantan perokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran motivasi secara deskriptif dan subyektif pada mantan perokok dalam usaha berhenti merokok setelah mengalami fase relapse. Jumlah partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah dua orang mantan perokok.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa usaha awal berhenti merokok terorientasi secara terkontrol, atau termotivasi secara ekstrinsik. Penelitian ini pun menemukan bahwa terdapat sebuah proses internalisasi motivasi ekstrinsik yang mengubah motivasi yang awalnya terkontrol menjadi berkedaulatan tekad seperti pada motivasi intrinsik.
Sebagai kesimpulan, untuk mengakhiri perilaku merokok dibutuhkan motivasi yang berkedaulatan tekad dan berintegrasi penuh pada diri individu. Selain itu proses internalisasi motivasi ekstrinsik dapat muncul secara alami dalam diri individu dan memiliki peranan penting dalam mengakhiri perilaku merokok. Terlebih lagi, fase relapse pun menjadi salah satu faktor yang mendorong internalisasi dari motivasi ekstrinsik.
Recent study tried to reveal young adulthood's motivation on their smoking cessation attempts after having relapsed and ended as having ex-smokers statuses. The concept of motivation analyzed within the context of making the commitment, first attempt of smoking cessation, having relapsed, and next attempts of quit smoking that make young adult successfully ended their smoking behavior. The study used qualitative approach to understand the process of motivation on young adulthood participants with descriptive and subjectively manner. The analysis focused on two young adult ex-smokers who have different characteristics on their smoking cessation attempts.
Hence, the results of study found that the first attempts of young adult?s smoking cessations were motivated by extrinsic factors, which involved control from others. Recent study was also able to establish the process of internalization of extrinsic motivation, and associated with specific regulation within the smoking cessation attempts.
As conclusion, smoking cessation needs sense of determined and integrated on individual perception as agency of the action. Nevertheless, the internalization on extrinsic motivation occurs naturally within the participants and being an important factor for smoking cessation. Furthermore, having relapse on the first attempt to quit smoking indicated as one important aspect to internalized the extrinsic motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuke Ardiaria Finola Ivani
"Perilaku merokok diketahui memiliki dampak yang bersifat merugikan bukan hanya bagi perokok aktif, melainkan juga pada perokok pasif. Meskipun begitu, prevalensi perokok aktif di Indonesia terus mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Pada tahun 2021 diketahui jumlah perokok aktif di Indonesia sudah mencapai 69,1 juta orang. Kota Depok menjadi salah satu kota yang mengalami peningkatan perokok aktif secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berhenti merokok pada perokok aktif di Kota Depok. Tingkat motivasi berhenti merokok diukur menggunakan Richmond’s Motivation Assessment Test versi Bahasa Indonesia. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan metode sampling purposif. Sampel yang terkumpul pada penelitian ini berjumlah 110 orang. Namun, hanya 9 dari total 110 orang responden yang dinyatakan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi. Analisis bivariat dengan uji chi square memperlihatkan bahwa hanya usia pertama kali merokok yang berhubungan signifikan dengan motivasi berhenti merokok (p = 0,002).

Smoking behaviour is known to harm not only active smokers, but also passive smokers. However, the prevalence of active smokers in Indonesia continues to rise every year. By 2021, the number of active smokers is expected to reach 69.1 million. Depok is one of the cities where active smoking has increased significantly. This study aims to find out what factors influence motivation to quit smoking among active smokers in Depok City. Motivation to quit smoking was measured using the Indonesian version of Richmond's Motivation Assessment Test. The research design used was cross section with purposive sampling method. The sample collected in this study was a total of 110 people. However, high motivation to quit smoking was reported by only 9 of the total 110 respondents. Bivariate analysis using chi-squared test showed that only age of first smoking was significantly associated with quit motivation (p=0.002)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firzawati
"[ABSTRAK
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat berdampak pada kesehatan.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan perokok terbanyak harus menurunkan
jumlah perokok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis model faktor
upaya berhenti merokok dan Kesiapan berhenti merokok pada perokok aktif
berumur 15 tahunkeatas di Indonesia. Desain Penelitian ini potonglintang dengan
menggunakan data sekunder dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun
2011 dengan sampel sebanyak 2.424 responden Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 19 variabel yang diidentifikasi, terdapat beberapa faktor yang berperan
meningkatkan upaya mencoba berhenti merokok diantaranya bertempat tinggal di
daerah perkotaan, mendapatkan nasehat berhenti merokok, merokok setiap
harinya 1-10 batang, lama merokok dibawah 20 tahun, membutuhkan jeda waktu
merokok di pagi hari lebih dari 30 menit, melihat peringatan kesehatan,
mendapatkan informasi bahaya merokok, terpajan iklan rokok, dan
berpengetahuan tinggi tentang bahaya merokok. Pada Rencana berhenti merokok
faktor yang berperan yaitu berpendidikan tinggi, berpengetahuan tinggi terhadap
bahaya merokok, mendapatkan nasehat berhenti merokok, melihat peringatan
kesehatan, mendapatkan informasi bahaya merokok, dan menghabiskan 1-10
batang rokok perharinya. Perlu dilakukan intervensi yang sesuaikan dengan
tempat tinggal dan tingkat pendidikan, meningkatkan kemampuan tenaga
kesehatan agar dapat memberikan nasehat berhenti merokok dengan maksimal;

ABSTRACT
Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the
countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The
purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to
quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional
design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco
Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total
of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of
the 19 variables were identified, there are several determinant factors which
related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to
quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less
than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30
minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking,
exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of
smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several
factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of
smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information
dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be
tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability
of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities;Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the
countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The
purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to
quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional
design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco
Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total
of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of
the 19 variables were identified, there are several determinant factors which
related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to
quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less
than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30
minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking,
exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of
smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several
factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of
smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information
dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be
tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability
of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities, Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the
countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The
purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to
quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional
design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco
Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total
of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of
the 19 variables were identified, there are several determinant factors which
related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to
quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less
than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30
minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking,
exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of
smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several
factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of
smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information
dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be
tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability
of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities]"
2015
D2086
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Jason Zacharia
"Tingginya jumlah perokok aktif di kalangan pelajar. Merokok adalah penyebabnya dari beberapa kondisi keluhan pernafasan dan faktor risiko untuk beberapa kasus: fungsi paru-paru. Inkonsistensi antara dampak negatif merokok dan prevalensi tingkat merokok yang tinggi membuat penelitian tentang hubungan antara kebiasaan merokok dan Keluhan gejala pernafasan dan fungsi paru perlu dilakukan.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan fungsi dan gejala paru-paru pernapasan pada siswa di Depok.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan instrumen kuesioner penelitian dan alat uji. Kuesioner yang digunakan terdiri dari ATS. daftar pertanyaan (American Thoracic Society) untuk gejala pernapasan dan kuesioner Indeks Brinkman untuk kebiasaan merokok. Alat uji yang digunakan adalah spirometer merek EasyOne® Air
spirometer. Penelitian ini diikuti oleh 116 siswa laki-laki perokok aktif di Depok. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney, T-test independen, dan korelasi bivariat Spearman. Hasil: Hasil analisis statistik dari 116 subjek menunjukkan mayoritas siswa adalah perokok aktif di Depok masih dalam kategori kebiasaan merokok ringan (96,56%) dan memiliki keluhan gejala pernafasan (74,14%). Ada siswa yang perokok aktif mengalami gangguan fungsi paru sebanyak 15,5%. Namun, secara statistik tidak ditemukan
hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok pada mahasiswa perokok dengan keluhan gejala pernapasan dan gangguan fungsi paru.

The high number of active smokers among students. Smoking is the cause of several respiratory conditions and a risk factor in some cases: lung function. The inconsistency between the negative impact of smoking and the prevalence of high smoking rates makes research on the relationship between smoking habits and complaints of respiratory symptoms and lung function necessary.
Objective: To determine the relationship between smoking habits and respiratory lung function and symptoms in students in Depok.
Methods: This study used a cross-sectional method with research questionnaire instruments and test equipment. The questionnaire used consisted of ATS. questionnaire (American Thoracic Society) for respiratory symptoms and a Brinkman Index questionnaire for smoking. The test equipment used is the EasyOne® Air brand spirometer spirometer. This study was followed by 116 male students who were active smokers in Depok. The data obtained were analyzed using the Mann-Whitney non-parametric test, independent T-test, and Spearman bivariate correlation. Results: The results of statistical analysis of 116 subjects showed that the majority of students were active smokers in Depok who were still in the category of light smoking habits (96.56%) and had complaints of respiratory symptoms (74.14%). There are students who are active smokers have lung function disorders as much as 15.5%. However, statistically not found There is a significant relationship between smoking habits in student smokers with complaints of respiratory symptoms and impaired lung function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Puspitaria
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai smoking abstinence self-efficacy dan perilaku sehat pada mahasiswa perokok di Universitas Indonesia. Adapun perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik, diet sehat, menjaga berat badan, dan tidak mengonsumsi alkohol. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur Smoking Abstinence Self-Efficacy Questionnaire (SASEQ) untuk mengukur smoking abstinence self-efficacy dan alat ukur Perilaku Sehat untuk mengukur perilaku sehat. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa perokok di Universitas Indonesia (UI) dan terkumpul sebanyak 151 data dari partisipan yang diperoleh melalui teknik nonrandom sampling.
Berdasarkan analisis deskriptif dan perbandingan terhadap rata-rata hipotetik, diketahui bahwa mahasiswa perokok di UI memiliki smoking abstinence self-efficacy yang rendah. Sedangkan, perilaku sehat pada mahasiswa perokok di UI secara umum cukup tinggi. Berdasarkan masing-masing jenis perilaku sehatnya, aktivitas fisik, menjaga berat badan, dan tidak mengonsumsi alkohol tergolong tinggi, sedangkan diet sehat merupakan satu-satunya jenis perilaku sehat yang tergolong rendah.

This study aims to find the description of smoking abstinence self-efficacy and health behavior among smoker students of Universitas Indonesia. The type of health behavior that measured in this study is physical activity, healthy dietary, keep in healthy weight, and not drinking alcohol. This study is a quantitative research using Smoking Abstinence Self-Efficacy Questionnaire (SASEQ) for measuring smoking abstinence self-efficacy and Perilaku Sehat questionnaire for measuring health behavior. The participant of this study is smoker students in Universitas Indonesia (UI) and 151 data were collected from participants using nonrandom sampling technique.
Based on descriptive analysis and compared to hypothetical means, found that smoking abstinence self-efficay in smoker students in UI is low and the health behavior is high. Based on each type of the health behavior, smoker students in UI are high in physical activity, keep in healthy weight, and not drinking alcohol, whereas healthy dietary is low.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku merokok pada siswa SMP. Hal ini dilatarbelakangi meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh stereotipi perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor perilaku merokok pada siswa SMP. Pada stereotipi perokok, peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu dan hasil elisitasi. Sedangkan aspek konformitas disusun berdasarkan alasan untuk melakukan dan tidak melakukan konformitas (Baron & Byrne, 2003). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Partisipan penelitian ini adalah 120 siswa SMP di Jakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perilaku merokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas dapat dijadikan sebagai prediktor pada perilaku merokok siswa SMP. Hasil analisis multiple regression, R =0, 631, R2 = .398, menunjukan bahwa stereotipi perokok dan konformitas secara bersama-sama menyumbang sebesar 39,8 % terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. Di antara stereotipi perokok dan konformitas, ditemukan bahwa stereotipi perokok memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap perilaku merokok siswa SMP. Selain itu, melalui hasil analisis t-test ditemukan adanya perbedaan stereotipi perokok dan konformitas yang signifikan antara partisipan yang merokok dan yang tidak merokok.

The research studies smoking behavior among middle school students. This research's aim is to examine how much smoker stereotype and conformity influence smoking behavior on middle school students. To measure smoker stereotype the research uses the previous research and elicitation. While aspects of conformity arranged by reasons to conform and not to conform (Baron & Byrne, 2003). The design of this research is ex post facto field study. Participants of this research are 120 middle school students in Jakarta.
This research's results that smoker stereotype and conformity influence smoking behavior in middle school student. This meant that smoker stereotype and conformity was predictors toward smoking behavior on middle school students. The multiple regression analysis showed R =0, 631, R2 = .398. This meant that smoker stereotype and conformity were effectively contribution 39,4 %. Smoker stereotype had greater contribution than conformity. Beside that, this research also finds that there is a significant difference in smoker stereotype and conformity between smokers and non smokers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Henni
"Konsumsi rokok di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Mahasiswa merupakan sekelompok masyarakat yang mengkonsumsi rokok. Penelitian ini dillakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa perokok aktif tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok. Penelitian deskriptif korelatif ini mengambil jumlah sampel sebanyak 96 mahasiswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa FKM dan FISIP Universitas Indonesia (p = 0,054 ;α = 0,05). Penerapan dan sosialisasi kawasan tanpa rokok perlu ditingkatkan di seluruh lingkungan institusi pendidikan, khususnya bagi fakultas nonkesehatan di Universitas Indonesia agar generasi muda dapat termotivasi untuk berhenti merokok.

Cigarette consumption in Indonesia is increasingly rising. Students are a group of people who consume cigarettes. This research were examined the relation between knowledge of smoke at active smokers student and the motivation to stop smoking cigarettes. The descriptive correlative study took a sample of the 96 students.
These results indicate that there is no relationship between knowledge and motivation to stop smoking cigarettes at the Faculty of Public Health and Faculty of Political and Social Science University of Indonesia (p = 0,054 ; α = 0,05). Implementation and dissemination areas without cigarettes should be increased in all spheres of educational institutions, especially for non-medical faculty at the University of Indonesia so that young people can be motivated to quit smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42843
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Judin Purba
"ABSTRAK
Perkembangan industri sekarang ini cukup pesat, dan jumlah tenaga pekerja tiap tahun mengalami peningkatan yang terus menerus. Diantara pekerja ini terdapat pekerja yang merokok. Jumlah produksi rokok juga tiap tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
Telah diketahui pengaruh buruk dan merugikan dari rokok terhadap kesehatan, Kanker paru, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, pengaruh pada wanita hamil, produktivitas kerja, absenteisme pekerja.
Program promosi kesehatan kerja merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan pekerja yang terdiri dari 10 program yaitu :
1. Program berolah raga teratur
2. Program Pengendalian Tekanan Darah
3. Program Pengendalian Lemak Darah/Anemi/Gizi
4. Program Penghentian Merokok (Smoking Cessation)
5. Program Berat Badan Ideal
6. Program Pengendalian Stress
7. Program cukup tidur
8. Program Melindungi Diri dari bahaya terhadap keselamatan &
Kesehatan kerja
9. Program Menghindari Alkohol/Narkotika
10. Program Pemeriksaan Kesehatan Pekerja berkala untuk
mengidentifikasi penyakit/gejala awal penyakit dan memperbaiki
kesehatan.
Pada program kesehatan pekerja ini faktor dorongan keluarga dan organisasi tempat kerja di ikut sertakan.
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara program berhenti merokok yang dilaksanakan terhadap pekerja perokok di Rumah Sakit Sint. Carolus Jakarta dapat memberikan penurunan yang bermakna jumlah rokok yang dihisap setelah satu bulan intervensi ada kecenderungan jumlah rokok yang dihisap
mengalami kenaikan. Saran perlunya pelaksanaan program berhenti merokok yang terus menerus untuk mencapai hasil yang lebih memuaskan. Pada akhirnya masih diperlukan penelitian lain guna memperoleh gambaran pengaruh program berhenti merokok terhadap pekerja perokok yang lebih jelas.

Abstract
Presently, the development of Industry is sharply increased and the number of workers keep on increasing every year. Among them there were smoking workers. Cigarettes production are also increasing sharply. It is aware that the bad impacts if smoking for our health are lung cancer, heart disease, blood vessels disease, the impact on pregnant woman, work productivity, and the absence form work.
Work health promotion program is a program focuses to improve the workers
health which are consisting of ten program such as :
1. Regular exercise program
2. Blood pressure controlling program
3. Fatty acid Controlling Program/anemia/nutrition
4. Smoking cessation program
5. Ideal body weight program
6. Stress controlling program
7. Sufficient sleep program
8. Self protection program from danger to work safety and health
9. Alcoholic/narcotic stood back program
10. Periodicaly health controlling program to indentiticate the desease/early signal of desease and health improvement.
In this work health program, family suprot factor and work invironmental were involved.
The conclusion of this study result that there is a linking between smoking cessation program which was performing to smoking workers at Sint. Carolus Hospital, Jakarta It will be able togive a significant decreasion to the number of cigarettes which wew smoked. After a month intervension there was inclined to the number of cigarettes that smoked were increasing. Recommendation the need of smoking cessation program continually is to reach the goal more satisfy.
Finally, it is still needed another study to obtain the description of smoking cessation program to smoking workers which is clearer."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>