Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Susanti
"Tesis ini membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran karyawan unggul dalam melakukan konversi pengetahuan, terutama yang terkait dengan upaya perbaikan untuk mendukung strategi efisiensi, tanpa mengorbankan standar operasi dan keselamatan yang tinggi yang telah dijalankan saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus karyawan unggul di Premier Oil yang dipilih berdasarkan kriteria Berger dan Berger (2003). Hasil analisis menunjukkan masih perlunya peningkatan faktor team trust dan faktor ketersediaan ba untuk mendukung peran karyawan unggul dalam proses konversi pengetahuan. Bentuk intervensi yang disarankan untuk dijalankan adalah process consultation dan pembuatan knowledge portal. Process Consultation dilakukan untuk perbaikan interaksi di dalam tim untuk memperbaiki team trust yang mampu meningkatkan peran karyawan unggul dalam proses konversi pengetahuan. Sementara knowledge portal akan didesain agar pengetahuan yang masih berupa tacit ataupun tersembunyi bisa diartikulasikan sehingga bisa menjadi milik organisasi

This thesis is focused on identifying talented employees’ behavior in knowledge conversion process that supports the implementation of operational excellence and
efficiency strategy. This qualitative research refers to Premier Oil study case. Respondents were selected based on Berger and Berger (2003) criteria. Having been studied carefully, it was found that team trust and availability are factors that need to be improved in Premier Oil. This research suggests consultation process as the intervention to boost team trust through improved team interaction.
Talented employees role in knowledge conversion is expected to reach at the optimal level once the team trust level is increased. The ‘ba’ availability factors should be improved through knowledge portal which is particularly designed to convert tacit knowledge to become organizational explicit knowledge.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Oktaviany
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan intervensi untuk mengatasi permasalahan mengenai citra diri (salah satu dimensi dari motivasi ekstrinsik) karyawan HR Center Of Expertise (COE) PT.XYZ. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan observasi dan penyebaran kuesioner dalam pengumpulan data. Hasil penelitian menujukkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki citra diri rendah yang berpengaruh dalam kesiapannya menjalankan peran baru di Direktorat HR PT.XYZ. Berdasarkan hal tersebut, maka dirancang program intervensi untuk meningkatkan citra diri karyawan yang rendah untuk mendukung kesiapan mereka menjalankan peran HR yang baru dalam agenda transformasi HR PT.XYZ. Program intervensi yang akan dilakukan yaitu dengan sosialisasi terhadap perubahan yang terbagi dalam dua tahap yakni sosialisasi terhadap VP dan sosialisasi terhadap seluruh karyawan HR Center Of Expertise (COE).

The purpose of this study was to develop an intervention program to solve the problem of employees HR Center of Expertise (COE) self image (a dimension of extrinsic motivation) at XYZ Company. This study used a quantitative method by using observation and questionnaire in data collection. The results showed that most employees have low self image affecting the readiness of new roles in the HR Directorate at XYZ Company. Based on this, the intervention program was designed to enhance employees self image (extrinsic motivation) to support their readiness to work a new roles in HR transformation at XYZ Company. This intervention program is the socialization of change in two phase: socialization for VP and socialization for all employees of HR Center of Expertise (COE)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30496
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Namirah
"Dalam penelitian ini, reward dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi Motivasi karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan reward terhadap motivasi kerja karyawan pada PT PLN Disjaya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan teknik pengumpulan data karyawan dengan menggunakan Rumus Slovin, sehingga diperoleh 76 responden untuk di teliti di PT PLN Disjaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reward memiliki hubungan yang kuat terhadap motivasi kerja karyawan. Selain itu, reward memberi pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT PLN Disjaya.

In this research, the reward was chosen as the variables that affect the motivation of working employees. This research aims to find out the relations of the reward to employees motivation at PT PLN Disjaya. The approach used is a quantitative approach to the methods of survey data collection techniques that use the employee using the Slovin Formula, thus obtained 76 of respondents to be meticulous in PT PLN Disjaya. The results showed that reward has a strong connection to the motivation of working employees. In addition, the reward given significant effects on work motivation of employees at PT PLN Disjaya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Ratnasari
"Seiring dengan perkembangan jaman, media infomasi dan telekomunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh informasi dan saling berkomunikasi melewati batas ruang dan waktu.
Media televisi merupakan media yang dirasakan paling efektif digunakan untuk menyampaikan informasi karena dapat memberikan gambaran secara visual dan audio. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin terbukanya kebebasan pers di Indonesia juga memacu pertumbuhan setasiun televisi. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan rumah produksi yang memasok program-program televisi. Salah satunya adalah rumah produksi MD Entertainment yang berusaha untuk menghasilkan sinetron dengan cerita yang menarik dan teknik pembuatan yang berkualitas.
Proses pembuatan sinetron oleh rumah produksi dilaksanakan oleh sebuah unit produksi. Sedangkan hasil sinetron yang telah ditayangkan oleh sebuah setasiun televisi akan dinilai secara internal perusahaan yaitu dari segi teknis dan dari eksternal perusahaan yaitu oleh Nielsen Media Reasearch yang menghasilkan indikator berupa rating yang memberikan informasi kepada rumah produksi dan produsen yang akan memasang iklan produknya pada suatu sinetron tentang diterima tidaknya sinetron tersebut. Jika sebuah sinetron memperoleh rating yang tinggi berarti banyak ditonton sebaliknya jika rating yang dicapai rendah maka penontonnya sedikit.
Metode penelitian tugas akhir ini adalah melalui metode observasi lapangan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, penulis menemukan masalah yang dikeluhkan oleh karyawan unit produksi MD Entertainment bahwa sinetron yang telah mereka hasilkan mencapai rating yang tinggi dan mampu menarik banyak iklan, akan tetapi keuntungan dari hal tersebut tidak dirasakan oleh mereka. Apabila hal tersebut dibiarkan maka dapat mengakibatkan penurunan motivasi kerja yang pada akhimya juga akan menurunkan kinerja yang dapat berakibat menurunnya kualitas sinetron yang dihasilkan dan rating yang diperoleh dan pada akhirnya akan menurunkan pendapatan dari rumah produksi.
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang timbul akibat dari adanya persepsi di kalangan karyawan unit produksi mengenai peningkatan pendapatan rumah produksi MD Entertainment yang tidak dirasakan oleh mereka, menjelaskan tentang kemungkinan terjadinya penurunan motivasi kerja akibat munculnya persepsi tersebut, mengusulkan pemberian reward serta untuk mengetahui reward yang efektif yang mungkin diterapkan dan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan unit produksi MD Entertainment.
Manfaat yang penulis harapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah, dapat memberikan masukan mengenai timbulnya permasalahan yang berawal dari persepsi karyawan unit produksi tentang peningkatan pendapatan oleh perusahaan yang tidak dinikmati oleh mereka dapat menurunkan motivasi kerja, memberikan masukan tentang hubungan dan manfaat pemberian reward untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan unit produksi dan memberikan masukan mengenai reward yang efektif untuk diterapkan di MD Entertainment.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, sebagai tahap awal dan merupakan rencana jangka pendek penulis mengusulkan untuk dilakukan pemberian reward ekstrinsik berupa reward finansial secara langsung dan tidak langsung dan reward non-finansial. Reward finansial secara langsung dalam bentuk insentif diberikan pada saat sinetron hasil produksi sebuah unit produksi dapat mencapai rating yang tinggi dan diberlakukan sistem gradasi yaitu semakin tinggi rating yang dicapai maka insentif yang akan diperoleh juga akan semakin meningkat. Reward finansial tidak langsung dapat diwujudkan dalam bentuk kesempatan untuk mengikuti pendidikan/kursus, pemberian bingkisan, family gathering atau perjalanan wisata. Sedangkan reward non-finansial dapat berupa tinjauan langsung ke lapangan oleh produser dengan memberikan ucapan selamat dan pujian atas hasil memuaskan yang diperoleh dan penyediaan fasilitas penunjang teknis yang baik.
Agar pemberian reward dapat benar-benar meningkatkan motivasi kerja karyawan maka perlu dibuat semacam standar kerja yang harus dicapai untuk dapat memperoleh reward, dan penilaiannya harus terus-menerus dilakukan. Untuk mengetahui apakah pemberian reward tersebut dapat mengeliminir keluhan yang timbul perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melalui wawancara atau dengan pengisian quisioner.
Sebagai rencana jangka panjang perlu untuk dikembangkan bentuk reward lain yang juga dibutuhkan oleh karyawan seperti bantuan pendidikan bagi anak¬anak karyawan, asuransi kecelakaan dan kesehatan dan pemberian kredit ringan.
Selain itu juga perlu untuk dibentuk sebuah divisi Research & Development untuk mengetahui selera consumen, untuk mengantisipasi kejenuhan penonton akibat tema sinetron yang monoton dengan mengembangkan tema-tema dan teknik baru yang memungkinkan untuk dibuat dan dapat menjadi trend setter. Adanya divisi Research & Development akan membuat komponen yang ada dalam sebuah unit produksi sinetron dapat terus meningkatkan dan mengembangkan karyanya sehingga bisnis sinetron tidak hanya ditentukan oleh satu sisi saja yaitu consumen dalam hal ini penonton dan pihak setasiun televisi tetapi rumah produksi dapat ikut berperan sehingga motivasi kerja karyawan dan produktifitas kerja dapat tetap terjaga dan program reward dapat dikembangkan.

In accordance with development of the era, media of information and telecommunication are something very important in human's life to get information and to be able to communicate through out the space and time.
Media of television is a media that can be felt effectively to inform the information because it can illustrate by visual and audio. With more and more developing of technology and more open for press freedom in Indonesia as well to drive on TV station growth. Whereas affect to production house growth whom supply TV programs. One of supplier is MD Entertainment production house who try to produce sinetron which have interesting story and have a good quality of technical in making the sinetron.
Process of making the sinetron by production house has done by a production unit. Whereas result of sinetron that already shown on TV station will be rate internally by company in technically and externally by Nielsen Media Research whom produce indicator such rating that can give information for production house and producer who will advertise their product in one of sinetron about it is acceptable or not If sinetron get a high rate it means these sinetron have a lot audience who watched it, in other side if the rate is low it means not many audiences watched these sinetron.
Research method of this Final Paper is through the field observation method. Based on result of the field observation, the writer found a case that being complaint by the production unit employee at MD Entertainment that sinetron which already produce by them get a high rate and able to draw a lot of commercial, but the profit from that sinetron can not be felt by them. If these still happen and can not be stop it will affect to decrease of working motivation which finally will decrease of working performance and affect to decrease of the quality of sinetron that will be produce and the rate that will get, finally will be decrease the income of production house.
The purposes of arrange series this Final Paper are to know the problem that come up because there is a perception from the production unit employee about increasing income at MD Entertainment production house that can not be felt by them, to explain about decreasing possibility of working motivation because of these perception, proposition to give reward and also to know the effective reward that might be used and can increase the working motivation of production unit employee at MD Entertainment.
The Purposes that the writer expect from these Final Paper are to give an input about what makes the problem come up which started from production unit employee perception about increasing profit that company get can not be felt by the production unit employee that can decrease their working motivation, to give an input about relations and purpose of giving reward to increase working motivation of production unit employee and to give an input about effective reward to be used in MD Entertainment.
To anticipate these case, for the start and as the short-term planning writer give proposition to do the extrinsic reward such as financial reward as a direct compensation and indirect compensation and non-financial reward. Direct compensation as financial reward such as incentives have to be given when sinetron from the unit of production which already produced get a high rate and turn on the system of gradation is more higher the rate can be reach more higher the incentive that can get. Indirect compensation as financial reward; such as the chance to get training or courses, gifts or parcels, family gathering or traveling. In other side, Non-financial reward such as direct research to field by producer by giving congratulation and praise for their excellent result that they get and willingness of support facility for good technical.
In order to give a reward truly can increase working motivation of employee, therefore need to create such as standard of working that have to be reach to get a reward, and evaluation have to be done continuously. To know that the reward is can cover the case that come up need more research that have to be done through interview or filling questioner.
As a long-term planning need to develop others reward, which needed by the employee such as education support for employee's children, accident and healthy insurance also light credit.
Besides that need to form a Research and Development Division to know consumer wants, to anticipate audience satisfaction because of sinetron themes that being watched by expanding themes and new technique to be able to create and can be a trend setter. The existence of Research and Development Division will make component in a sinetron of production unit can be continue increasing and expanding their creativity, so that the business of sinetron not only determine in one side of consumer it means audience and TV station but production house has a role also, so that the working motivation of employee and working productivity can be kept awakened and reward program can be expand.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Gde Bagus Semara Wima
"Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif sangat dibutuhkan oleh pekerja dalam level apapun pekerja tersebut berada. Dalam konteks penelitian ini, salah satu tingkatan dalam organisasi perusahaan (PT. Astra Daihatsu Motor) yang coba untuk diteliti adalah tingkatan penyelia (supervisor). Penyelia menjadi titik tolak penelitian, mengingat dalam prakteknya penyelia memiliki fungsi dalam proses komunikasi intra perusahaan yang sangat vital yaitu menjadi "jembatan" komunikasi (communication bridge) antara pimpinan dalam tingkatan yang lebih tinggi (manajer keatas) dengan para pekerja operasional (bawah). Penelitian ini mencoba mencari keterhubungan antara peran komunikasi penyelia dengan peran pemotivasiannya yaitu adakah pengaruh dari efektivitas komunikasi yang dijalankan oleh penyelia dengan motivasi kerja yang timbul dari karyawan/bawahan penyelia tersebut.
Penelitian ini melibatkan 251 responden operator yang merupakan 30 % dari total operator yang ada Departemen Produksi (diukur berdasarkan Man power profile Juli 2000) yang ada di empat pabrik (stamping, engine, casting, dan assembling) PT. Astra Daihatsu Motor. Sedangkan penyelia yang diteliti adalah keseluruhan populasi penyelia di Departemen Produksi yaitu sebanyak 9 orang. Ada tiga hal yang coba ditelusuri dari penelitian ini yaitu: (1) Kompetensi komunikasi penyelia: Pengujian menunjukkan bahwa keseluruhan penyelia yang bersangkutan (9 penyelia) dapat dikategorikan berkomunikasi dengan baik, tetapi harus ditingkatkan pada beberapa segi dari kemampuan komunikasinya. (2) Penelitian efektivitas komunikasi menunjukkan: proses komunikasi telah berjalan secara efektif, terlihat dari terpenuhinya prasyarat kesesuaian terhadap keenam indikator efektivitas komunikasi enam kriteria efektivitas, yaitu : penerima, isi, ketepatan waktu, media, format kemasan, dan sumber. (3) Pengaruh efektivitas komunikasi terhadap motivasi dihasilkan beberapa temuan-temuan sebagai berikut :
a. Besar nilai hubungan berdasarkan analisas korelasi Kendall adalah 0,7406 mendekati angka 1, arah hubungan positif, menunjukkan semakin efektif komunikasi semakin tinggi motivasi. Tingkat signifikansi koefisien korelasi diukur dari probailitas adalah 0,000 yang menunjukkan korelasi efektivitas komunikasi dengan motivasi adalah sangat nyata.
b. Besar nilai hubungan berdasarkan analisis korelasi Spearman adalah 0,8528 mendekati angka 1, arah hubungan positif, menunjukkan semakin efektif komunikasi semakin tinggi motivasi. Tingkat signifikansi koefisien korelasi diukur dari probabilitas adalah 0,000 yang menunjukkan korelasi efektivitas komunikasi dengan motivasi adalah sangat nyata.
c. Analisis regresi dari kedua variabel efektivitas komunikasi dan motivasi menghasilkan nilai uji t test untuk statistik t hitung adalah 20,49498 dengan tingkat signifikansi (α)=1% didapat hasil uji t tabel 2,326. Karena statistik t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak. Dengan demikian efektivitas komunikasi benar-benar berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
Saran yang dapat disampaikan adalah 1) Dalam organisasi perusahaan, komunikasi merupakan kompetensi yang dapat ditingkatkan (upgradable), karena itu dapat dipelajari dan dipahami oleh siapapun serta dalam level, berdasarkan kondisi ini maka setiap elemen dalam organisasi harus selalu mereview dan menganalisa perkembangan kemampuan komunikasinya terutama dalam hal melibatkan bawahan/pendengar sehingga dapat menunjang proses kerja dan kinerja baik individu maupun perusahaan. 2) Kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat meningkatkan motivasi pekerja, karenanya perhatian terhadap kemampuan komunikasi harusnya tidak hanya menjadi kebutuhan parsial elemen organisasi perusahaan, tapi menjadi kebutuhan keseluruhan komponen/elemen organisasi perusahaan. 3) Penelitian ini, yang merupakan bagian dari proses audit komunikasi haruslah terus dilakukan dan dapat dijadikan program berkala manajemen dalam usaha meningkatkan kemampuan komunikasi anggota organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Husnia A. A.
"Salah satu kunci keberhasilan perbankan syariah sebagai suatu perusahaan adalah pada kinerja sumber daya manusia (SDM). Ada dua hal yang perlu dibenahi, yaitu kemampuan dan motivasi karyawan perbankan syariah untuk mendukung perkembangan kinerja bank syariah. Dari hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri cabang Bogor, sehingga diharapkan evaluasi terhadap kinerja karyawan dapat dilakukan secara kontinyu agar tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemberian pendidikan dan pelatihan secara berkala diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan.

One of the success factor of Islamic Banking as company is the performance of human resource. There are two things that should be fixed, the ability and the motivation of the employee of the Islamic banking to support the performance development of Islamic Banking. From multiple linier regression analysis showing that there is a significant correlation between ability and working motivation to the employee performance of Bank Syariah Mandiri Bogor. So, hopefully there will be a continuous evaluation of the performance of employee, therefore the result achievement of the employee?s performance will be achieved. Providing education and continuous training will improve the performance of the employee."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25363
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Ratna Juwita
"Tujuan dari penulisan proposal ini adalah memberikan usulan kepada PT X dalam usahanya meningkatkan efektivitas kinerja karyawannya sejalan dengan salah satu sasaran pokok yang terdapat pada rencana strategis perusahaan yang disusun pada tahun 2006 yaitu menciptakan kualitas SDM yang handal (lampiran 3) melalui rancangan formalisasi jabatan dan rancangan model kompetensi (lampiran : Bab IV).
Berkaitan dengan perubahan fungsi PT X sejak tahun 1998 dari operator penyedia air minum menjadi pengawas Mitra swasta (lampiran I), didapatkan sejumlah masalah yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusianya. Dalam beberapa hal, perubahan fungsi tersebut sudah disikapi manajemen dengan melakukan beberapa perubahan, misalnya perubahan struktur organisasi, perubahan peraturan perusahaan dan juga penetapan uraian tugas yang jelas sampai pada level sub divisi. Akan tetapi, perubahan-perubahan tersebut belum diikuti dengan perubahan sistem pengelolaan kinerja karyawan yang lebih professional (lampiran : Bab I).
Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap PT X, permasalahan kekaryawanan yang timbul antara lain adalah :
1. Sebagian karyawan belum mampu menarnpilkan kinerja yang diharapkan meski sudah diseleksi dengan asesmen potensi oleh konsultan SDM dan diberikan pelatihan oleh perusahaan.
2.Masih adanya orang-orang yang tidak pas duduk di jabatan tertentu karena ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki kurang mendukung sehingga kurang mampu menampilkan kinerja yang baik dalam bekerja.
3.Proses seleksi dan promosi jabatan belum memiliki acuan yang baku sehingga bagi sebagian karyawan dianggap tidak transparan.
4.Program pelatihan yang dilakukan belum didasari oleh analisa kebutuhan pelatihan yang cukup baik.
5.Uraian pekerjaan yang ada masih sebatas tingkat divisi, sementara di dalam setiap divisi tidak ada pembagian peran atau fungsi. Akibatnya, pembagian pekerjaan yang dilakukan oleh kepala divisi hanya didasarkan kebiasaan yang tidak tertulis sehingga penanggung jawab suatu tugas di dalam divisi juga tidak jelas.
Masalah-masalah tersebut di atas menghambat efektivitas kerja karyawan yang pada saat ini berstatus karyawan BUMD untuk berperan mendukung langkah strategis perusahaan dalam fungsinya sebagai pengawas mitra swasta (Lampiran : Bab III).
Untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di atas, rnaka perusahaan perlu melakukan hal-hal sebagai berikut (Lampiran bab Ill) :
1. Melakukan formalisasi jabatan untuk memperjelas dan mempertegas peran karyawan dalam mendukung strategi perusahaan. Dengan peran yang jelas, perilaku kerja karyawan diharapkan lebih terarah dan lebih efektif.
2. Menetapkan kompetensi yang perlu dimiliki oleh karyawan PT X balk yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi spesifik sesuai dengan tuntutan masing-masing jabatan. Penempatan seseorang dalam suatu jabatan menuntut persyaratan orang tersebut harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan jabatannya, agar yang bersangkutan handal dalam menjalankan tugas yang diberikan. Berdasarkan kompetensi tersebut nantinya akan disusun berbagai sistem pengelolaan karyawan.
Pada bagian akhir penulisan tugas skhir dijelaskan langkah-langkah formalisasi jabatan yang dimulai dari tahap diferensiasi horizontal pada level sub divisi dan dilanjutkan dengan menentukan tingkat formalisasi yang akan diberikan untuk suatu jabatan. Berdasarkan deskripsi pekerjaan yang sudah diformalisasi, disusun model kompetensi untuk tiap-tiap jabatan. Tahapan penyusunan model kompetensi dimulai dengan (1) persiapan; (2) penyusunan model kompetensi; (3) pengumpulan data dengan cara in depth interview dan focus group discussion, (4) analisis data dan kesimpulan hasil, dan diakhiri dengan (5) finalisasi model kompetensi (Lampiran Bab IV)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjono Tardan
"Penelitian ini adalah untuk menguji alat pemetaan kinerja karyawan berdasarkan pendekatan Stephen Covey dengan cara melakukan pengukuran terhadap kinerja Central Purchasing Officer-x di departemen pembelian PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., dan pemetaan kinerja menggunakan metode "363-degree evaluations" melalui sudut pandang diri pribadi karyawan dibandingkan dengan berbagai sudut pandang baik atasan, bawahan, maupun teman sejawat.
Penelitian merupakan penelitian populasi di dalam departemen pembelian PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., serta merupakan sebuah studi kasus, dengan memakai pendekatan Stephen Covey yang meliputi 7 kategori variabel perilaku, yaitu: perilaku proaktif; perilaku merujuk pada tujuan akhir; perilaku dahulukan yang utama; perilaku berfikir, bertindak, dan penerapan menang-menang; perilaku berusaha mengerti dahulu baru dimengerti; perilaku bersinergi; dan perilaku asah gergaji.
Dari hasil perbandingan rata-rata hitung antara persepsi orang lain dengan persepsi diri pribadi terhadap kinerja Central Purchasing Officer -x terdapat kesenjangan yang disebabkan oleh hasil nilai rata-rata yang lebih tinggi dari diri sendiri yang menunjukkan adanya tingkat kepuasaan dan kepercayaan diri yang berlebihan dari karyawan yang bersangkutan. Sedangkan perbandingan hasil rata-rata hitung antara persepsi atasan, bawahan dan teman sejawat menunjukkan representative reliability yang baik.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi karyawan yang bersangkutan untuk menyusun rencana aksi yang bertitik tolak dari keunggulan dan kelemahan kinerja yang dimiliki. untuk meningkatkan efektifitas kerja, melakukan perbaikan dan pengembangan kinerja yang lebih baik di lingkungan tempat bekerja, membangun kerja sama dengan karyawan lain, serta melakukan proses pembelajaran yang berkesinambungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alifa Adefia
"Inovasi menjadi hal yang krusial bagi keberlangsungan perusahaan. Innovative work behavior adalah bentuk perilaku karyawan yang dapat menginisiasi inovasi. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi innovative work behavior, diantaranya adalah job autonomy dan work engagement. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh job autonomy terhadap innovative work behavior melalui work engagement sebagai variabel mediasi dan dimoderasi oleh creative self-efficacy pada karyawan sektor perikalanan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara daring. Objek penelitian ini adalah karyawan tetap sektor periklanan di DKI Jakarta, dimana terdapat 184 responden yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data SEM-PLS dengan data yang diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 26 dan SmartPLS 4. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara job autonomy terhadap innovative work behavior. Hasil juga menunjukan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan antar satu sama lain. Selain itu, hasil juga mengonfirmasi pengaruh positif dan signifikan antara job autonomy terhadap innovative work behavior melalui mediasi work engagement. Namun, peran moderasi creative self-efficacy dalam penelitian ini ditemukan tidak signifikan dan tidak dapat memperkuat pengaruh antar variabel.

Innovation is crucial for company sustainability. Innovative work behavior is a form of employee behavior that can initiate innovation. Several factors can influence innovative work behavior, including job autonomy and work engagement. This research aims to analyze the influence of job autonomy on innovative work behavior through work engagement as a mediating variable and moderated by creative self-efficacy on advertising sector employees in DKI Jakarta. This research was carried out with a quantitative approach using online questionnaires. The object of this research is permanent employees of the advertising sector in DKI Jakarta, with 184 respondents obtained using purposive sampling techniques. This research uses SEM-PLS data analysis techniques with data processed using the IBM SPSS Statistics 26 and SmartPLS 4 software. The results show a positive significant influence between job autonomy and innovative work behavior. The results also show that all variables have a positive and significant direct influence on each other. Furthermore, the results also confirm the positive and significant influence of job autonomy on innovative work behavior through the mediation role of work engagement. However, creative self-efficacy role as a moderating variable in this study was found to be insignificant and could not strengthen the influence between variables."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Sekti Ariyanti
"Karyawan sebagai modal insani adalah faktor penting untuk mengejar sustainable competitiveness, yang pemanfaatannya sangat dipengaruhi keterikatan kerja karyawan. Penelitian bertujuan mengembangkan intervensi untuk meningkatkan keterikatan kerja karyawan di PT X. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuisioner. Kuisioner yang digunakan merupakan hasil adaptasi dari UWES, Perceived Organizational Support dan Organizational Commitment, dengan reliabilitas total 0.937 dan dalam rentang 0.633 hingga 0.891 per dimensi untuk N=46. Hasilnya, pengaruh signifikan berasal dari persepsi atas dukungan organisasi, terutama dukungan pimpinan. Rancangan intervensi ini merupakan implementasi kegiatan berbagi pengetahuan yang dimotori oleh manajer untuk memperbaiki persepsi atas dukungan supervisor agar keterikatan kerja karyawan dapat ditingkatkan.

Employee as human capital is important factor to ensure organization manage sustainable competitiveness. The extent to which organization able to gain advantage of human capital depends on the employees? work engagement. Only engaged workforce will provide necessary support for organization to deal with such a dynamic business world. This study aimed to develop intervention to increase employees? work engagement PT X. This is a quantitative research, using questionnaires adapted from UWES, Perceived Organizational Support and Organizational Commitment with total reliability 0.937 and ranged from 0.633 to 0.891 per dimension, with N= 46. Result of the study reveal that perceived organizational support, in specific supervisor support significantly affecting employees? work engagement. Based on this finding, it is recommended that implementation of knowledge sharing activities, run by managers would fit to increase perception of supervisor support as enabler to improve employees? work engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30741
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>