Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Giovanni
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas proses rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika yang dikaitkan
dengan hukum kesehatan dan studi di RSKO Jakarta. Dalam penelitian ini yang
menjadi permasalahan adalah pengaturan rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika
ditinjau dari hukum kesehatan dan proses rehabilitasi di RSKO Jakarta. Tujuan
penulisan skripsi untuk mengetahui dan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana
pengaturan rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika, serta untuk mengetahui
bagaimana proses-proses rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika. Metode penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa perlunya sosialisasi, pengawasan dan sanksi bagi pihak yang belum
menjalankan peraturan perundang-undangan yang mengatur dan terkait dengan
rehabilitasi narkotika di waktu yang akan datang.

ABSTRACT
This thesis is about the process of rehabilitation for drug abusers who is associated
with health law studies in RSKO Jakarta. In this research, the problems are the
regulation for the rehabilitation of drug abusers in terms of health law and the
procesof rehabilitation in RSKO Jakarta. The purpose of this thesis writing is to study
and further discuss on how to rehabilitate the drug abusers, and to find how those
rehabilitation processes are undertaken. This research method is the qualitative with
descriptive design. This research concludes the need for socialization, supervision
and sanction for those who do not follow the rules of law governing narcotics and
also related to drug rehabilitation in the future."
2016
S65380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Sukmawati
"ABSTRAK
Permasalahan NAPZA secara global menjadi persoalan hampir di semua Negara. Pecandu Narkotika, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani Rehabilitasi Medis maupun Rehabilitasi Sosial. Perawatan Rehabilitasi Medis NAPZA memerlukan waktu lama dan biaya yang tinggi, perlu mengetahui faktorfaktor yang menjadi beban biaya. Penelitian ini menggunakan desainpotong lintang.. Dari 68 Pasien Rehabilitasi Medis NAPZA, 79,4 % mengalami komplikasi, rata-rata lama dirawat 180 hari, biaya rata-rata Rp.20.512.370,-, dan tidak terbukti ada hubungan antara karakteristik pasien dengan biaya rehabilitasi Medis NAPZA. Program Rehabilitasi di RSKO terdiri 3 tahap. Komponen biaya yang paling besar adalah tahap Rehabilitasi sebanyak 87,2%, tahap Detoksifikasi/EMP sebanyak 12,07 %, sedang tahap After Care 0.72 %. Komponen biaya terbesar pada tahap Rehabilitasi adalah Akomodasi, yang kedua adalah Obat. Pada tahap Detoksifikasi/EMP komponen biaya paling tinggi.adalah obat. Asuransi Kesehatan Sosial tidak menjamin biaya Rehabilitasi Medis NAPZA. Studi merekomendasikan sustainabilitas layanan Pasien Rehabilitasi Medis NAPZA.

ABSTRACT
The drug abuse has become a problem globally. Addicts and the victims related to drugs abuse have to be admitted to the medical rehabilitation as well as social rehabilitation. Medical rehabilitation is expensive so that it?s important to know factors that affect the cost. This crossectional study was using quantitative method. The result showed that out off 68 rehabilitation patients, 79,8 % had complication, on average 180 treatment days, and average of cost was Rp.20.512.370,-,. There was no relationship between patients charactheristic and the cost. The rehabilitation program in RSKO consists of 3 stages, namely Rehabilitation (87,2 %), Detoxification (12,07 %), and After Care (0,72%). Accomodation, followed with the treatment cost are two largest cost component in rehabilitation stage. The highest cost of detoxification was for medication. The social health insurance do not cover any treatment for drug abuse rehabilitation. To sustain program in the future, advocacy to policy made is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Eka Sary
"World Drug Report, laporan tahunan United Nation Office on Drug and Crime (UNODC) 2018 menyebutkan bahwa pada tahun 2016 dari sekitar 275 juta penduduk dunia atau 5, 6 % dari populasi global yang berusia 15-64 tahun menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAPZA) sekali dalam hidup mereka. Sekitar 31 jutanya adalah penyalahguna narkoba yang mungkin memerlukan perawatan. Tanggung jawab terpenting dari pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit adalah memberikan asuhan dan pelayanan pasien yang efektif dan aman. Panduan praktik klinis yang tertuang dalam clinical pathway merupakan salah satu upaya untuk menjamin kualitas perawatan pada pasien. Clinical pathway adalah salah satu alat manajemen perawatan yang banyak dipakai oleh pemberi layanan kesehatan dimana clinical pathway berpotensi mengurangi variasi layanan yang tidak perlu sehingga dapat meningkatkan outcome klinis dan juga penghematan pemakaian sumber daya (finansial). Penerapan Clinical pathway pada terapi detoksifikasi penyalahgunaan NAPZA/adiksi berpotensi memberi peluang untuk meningkatkan kualitas perawatan dengan biaya yang sama. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan rumah sakit memanfaatkan suatu sistem yang dapat mengakomodasi penambahan variasi dalam perawatan dan memudahkan evaluasi pelayanan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat sebuah prototipe clinical pathway berbasis elektronik untuk perawatan pasien penyalahguna NAPZA dengan berbasis web. Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan metode prototipe dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada pengguna sistem dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya prototipe sistem yang dapat memberikan informasi tingkat kepatuhan PPA dan merekam variasi yang ada selama perawatan s harus dikembangkan sesuai dengan komponen.

Th World Drug Report, 2018 annual report of the United Nations Office on Drug and Crime (UNODC) states that in 2016 out of around 275 million world population or 5, 6% of the global population aged 15-64 years use narcotics, psychotropic substances and addictive substances others (drugs) once in their lives. Around 31 million are drug abusers who may need treatment. The most important responsibility of health care providers, especially hospitals, is to provide effective and safe care and patient care. The clinical practice guide contained in the clinical pathway is an effort to ensure the quality of care for patients. Clinical pathway is one of the care management tools that is widely used by health care providers where the clinical pathway has the potential to reduce unnecessary variations in services so that it can improve clinical outcomes and also reduce the use of resources (financial). The application of Clinical Pathways to drug abuse / addiction detoxification therapy has the potential to provide an opportunity to improve the quality of care at the same cost.Information technological advances allow hospitals to utilize a system that can accommodate additional variations in care and facilitate evaluation of services provided. The purpose of this research is to design and create an electronic-based clinical pathway prototype for the treatment of web-based drug users. System design is done by using a prototype method and data collection is done by interviewing system users and observations. The results of this study are the establishment of a system prototype that can provide information on the level of PPA compliance and record variations that exist during treatmente focus of this study is the freshman student of Faculty of Psychology at University of Indonesia experience of acquiring, evaluating and using information, when "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Immi Rizky Budiyani
"Maraknya penyalahgunaan NAPZA suntik, membuat pemerintah mendirikan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) untuk mengurangi dampak buruk akibat pemakaian NAPZA suntik, sehingga diharapkan meningkatnya derajat kesehatan penasun. Namun salah satu permasalahan dalam penerapan PTRM adalah kepatuhan pasien. Berdasarkan hal itu, dilakukan penelitian cross sectional terhadap 51 sampel agar diketahui faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan mengikuti terapi metadon di RSKO Cibubur.
Hasil penelitian menunjukkan ketidakpatuhan sebesar 37,3%. Diketahui penasun dengan umur <30 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki-laki (40%), pendidikan tinggi (37,5%), tidak bekerja (44,4%), pengetahuan kurang (54,5%), sikap kurang (60%), jauh dari tempat pelayanan (38,7%), dukungan keluarga kurang (46,7%), dukungan petugas kesehatan kurang (50%), dukungan teman kurang (37,5%) dan keterpaparan informasi baik (41,7%) memiliki proporsi ketidakpatuhan lebih tinggi. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan ketidakpatuhan mengikuti PTRM (p-Value 0,026; PR 2,261).

The rise of injecting drug use make government build Methadone Maintenance Treatment program (MMT) , in order to harmful reduction so that IDU’s health increased. But one of problems in applying MMT is adherence injection drug users. Based on that, cross sectional study carried out to 51 samples in order to know the factors related to disobedience in IDU who following MMT program in RSKO Cibubur.
The result shows disobedience is 37,3%. IDU with age less than thirty (66,7%), male (40%), high education (37,5%), didn’t have a job (44,4%), less knowledge (54,5%), less attitude (60%), far from health care (38,7%), less of family support (46,7%), less of health worker’s support (50%), less of friend support (37,5%) and have good exposure information (41,7%). Chi Square test results stated that there is a significant relationship between knowledge of the noncompliance following the MMT (p-Value 0.026; PR 2,261).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zumaidah
"Penyalahgunaan Opiat merupakan salah satu fenomena yang terjadi pada masalah kesehatan perkotaan. Banyak faktor yang melatarbelakangi individu terjebak dalam masalah penyalahgunaan Opiat, beberapa diantaranya adalah karena faktor individu itu sendiri, lingkungan sosial, maupun lingkungan psikologis. Masalah ini juga menimbulkan masalah lain bagi individu tersebut, seperti masalah kesehatan fisik, masalah keluarga, maupun masalah psikososial. Masalah psikososial ini bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah koping individu tidak efektif, ansietas, HDR situasional, dan lain lain. Masalah tersebut dapat kita temukan pada pasien yang sedang menjalani terapi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
Pada karya ilmiah ini dijelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan masalah ansietas. asuhan keperawatan diberikan saat mahasiswa melakukan praktik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan. Teknik relaksasi yang dimodifikasi dengan teknik psikoterapi efektif dilakukan untuk mengatasi ansietas pada klien kelolaan. Terdapat beberapa teknik relaksasi lain maupun teknik lain dengan pendekatan psikologi yang dapat dilakukan, oleh karena itu diharapkan selanjutnya dapat dilakukan pemberian asuhan keperawatan dengan teknik lain dan dibuktikan keefektifitasannya dalam mengatasi masalah keperawatan ansietas.

Opiate abuse is a phenomenon that occurs in urban health issues. Many factors behind individuals trapped in Opiate abuse problems, some of which are due to the individual, social, and psychological environment. This issue also raises another problem for the individual, such as physical health problems, family issues, and psychosocial issues. There are many kind of the psychosocial problems, some of which are ineffective individual coping, anxiety, low self esteem, and others.
At this paper described the nursing care given to clients with anxiety problems. Nursing care is given when students do urban community health nursing practice. Deep breathing relaxation techniques are modified with effective psychotherapeutic techniques to overcome anxiety performed on the managed client. There are some other relaxation techniques and other techniques with psychological approaches that can be done, therefore, is expected to further provision of nursing care can be done with other techniques and proved their effectiveness in overcoming the problem of nursing anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunika Anziana Aviary
"Program-program penanganan penyalahgunaan NAPZA dibentuk karena fenomena kehidupan perkotaan ini berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat. Koping menjadi salah satu faktor penting, karena koping adaptif akan menurunkan kemungkinan pemakaian kembali bagi penyalahguna. Karya ilmiah ini menganalisis intervensi masalah keperawatan koping individu tidak efektif pada klien penyalahguna NAPZA di ruang rehabilitasi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Hasil intervensi menunjukkan klien mampu memilih koping yang kontruktif baik berfokus pada masalah atau emosi, meliputi jalan-jalan, bermain dengan anak, berbincang dengan teman, olahraga, sholat, afirmasi, mengisi waktu dengan kegiatan, pindah tempat tinggal sementara waktu dan menghindari lingkungan pemakai. Penelitian terkait koping untuk penyalahguna NAPZA perlu dikembangkan berikut keefektifannya, sejalan dengan pengaruhnya terhadap keberhasilan pemulihan penyalahguna NAPZA.

Treatment programs for drug abuse created based on the phenomenon of urban life which affects the health status of the community. Coping is one of important factor, because adaptive coping will reduce the possibility of relapse for abusers. This paper analyzes the intervention of coping ineffective to an abuser clients in rehabilitation, Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Intervention results showed the client is able to choose a constructive coping focuses on the problem or emotion, such as walking down the streets, playing with children, talking with friends, exercise, prayer, affirmation, filling time with activities, moving for a while avoiding the user environment. Research related to coping for drugs abuse need to be developed including its effectiveness, in line with its effect on the success of drug abuse recovery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Maya Savitri
"RSKO merupakan RS milik Kementerian Kesehatan yang menerapkan sistem remunerasi sejak tahun 2014. Penelitian ini bertujuan menghasilkan sistem remunerasi yang dapat diterima oleh stakeholder di RSKO Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menemukan bahwa sistem remunerasi saat ini sudah memenuhi prinsip kepatutan namun belum memenuhi prinsip keadilan dan kelayakan, belum transparan serta belum tersosialisasi dengan baik. Nilai nominal remunerasi yang kecil, kesenjangan antara remunerasi yang diterima dengan tunjangan kinerja Kementerian Kesehatan dan rasa kurang dihargai menyebabkan ketidakpuasan terhadap sistem remunerasi. Disarankan kepada RSKO untuk melakukan evaluasi sistem remunerasi secara berkala dan meningkatkan PNBP.

RSKO is a hospital that belongs to Ministry of Health that have been implementing remuneration system since 2014. Purpose of this study is to identify a remuneration system that accepted by stakeholder in RSKO Jakarta. This research is qualitative with case study. The current remuneration system already meets the principles of decency but not currently meet the eligibility principles and fairness. Low nominal value of remuneration, the gap between remuneration in RSKO with performance allowance in Ministry of Health and feeling less appreciated caused dissatisfaction of the remuneration system. RSKO have to evaluate periodically the remuneration system and raise the revenue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Indriyani
"Gangguan penggunaan opioid merupakan suatu penyakit kronis dan kambuhan dengan konsekuensi ekonomi, personal, dan terhadap kesehatan masyarakat. Tingkat komorbiditas psikiatrik dan fisik ditemukan tinggi pada penggunaan opioid. Penggunaan rumatan buprenorfin jangka panjang telah terbukti dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup pasien. Waktu minimal yang direkomendasi untuk mencapai manfaat klinik bagi pasien yaitu 12 bulan. Terlihat efek positif terapi berupa penurunan penggunaan opioid, perilaku berisiko terinfeksi HIV atau Hepatitis C, tindak kriminal dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan psikopatologi, retensi dalam terapi dan kualitas hidup pasien terapi rumatan buprenorfin di RS. Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. Penelitian dengan desain potong lintang pada bulan Maret-Mei 2019. Pengambilan sampel secara simple random sampling; menggunakan WHOQOL-BREF untuk menilai kualitas hidup serta SCL-90 untuk menilai psikopatologi. Retensi dalam terapi merupakan lamanya pasien mengikuti terapi buprenorfin, dibagi 2 kelompok yaitu ≤ 1 tahun dan > 1 tahun. Dari 105 sampel, mayoritas laki-laki, usia rerata 39 tahun, sudah menikah, tamat SMA, bekerja paruh waktu dan 40,9% memiliki psikopatologi. Ditemukan hubungan bermakna antara kualitas hidup dengan ada tidaknya psikopatologi pada pasien. Kualitas hidup ranah psikologik, hubungan sosial dan lingkungan secara signifikan lebih tinggi pada kelompok pasien tanpa psikopatologi. Temuan ini serupa dengan penelitian lainnya, yaitu terdapat hubungan antara psikopatologi dan kualitas hidup. 97,1% sampel memiliki retensi terapi > 1 tahun dengan rerata 4 tahun. Tidak ditemukan adanya perbedaan rerata kualitas hidup pasien pada masing-masing ranah yang dihubungkan dengan retensi dalam terapi, dengan p > 0,05. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sedikitnya jumlah subjek penelitian pada kelompok retensi ≤ 1 tahun. Penelitian jangka panjang mengenai efektivitas terapi buprenorfin dengan sampel yang lebih besar dan beragam, khususnya terkait kepatuhan berobat perlu dilakukan sebagai studi lanjutan. Penelitian dengan keterlibatan jenis individu yang lebih beragam serta inklusi jenis adiksi lainnya perlu dilakukan sebagai studi lanjutan.

Opioids use disorders are chronic relapsing diseases with many negative consequences on economic, personal, and public health. Psychiatric and general medical comorbidity were high among opioids users. Long term buprenorphine maintenance had been proven could increase patient's functioning and quality of life. Recommended length in order to achieve clinical benefits was 12 months. The overt positive impacts were decreases in frequency of using, high-risk using behavior, mortality, and criminal behavior. This cross-sectional study aimed to identify the relationship between psychopatology, retention in therapy, and quality of life of buprenorphine maintenance therapy patients in Jakarta Drug Dependence Hospital. The period of observation was on March to May 2019 to samples chosen by simple-random. The instruments used were WHOQOL-BREF and SCL-90, to measure quality of life and psychopatology, respectively. For treatment retention status sample were divided into 2 groups (the up-to-1-year group and the more-than-1-year group). Of the 105 samples, the majority were males with mean age of 39 y.o., married, high-school graduated, and part-timers, also 40.9% of them already had psychopatologies. There was a significant relationship between quality of life and the existance of psychopatology. Psychological and social and environmental relationship domains of quality of life were significantly higher on without-psychopatology group. This finding is similar to other studies whom found that there was a relationship between psychopatology and quality of life. Most samples (97.1%) had retained for at least more than 1 year in therapy, with average of 4 years. No difference in each domains of quality of life found between groups (p >0.05). This may be influenced by the small number of samples whom had retained for at least 1 year. Long-term study on buprenorphine therapy effectivity and medication adherence with more varied samples needs to be conducted."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucyanel Arlym
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien, yakni karakteristik pasien dan pelayanan di instalasi rawat jalan. Metode penelitian analitik cross sectional pada 110 pasien rawat jalan. Digunakan analisis univariat, bivariat dan multivariate dengan uji statistic chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian 64% responden menyatakan puas. Tiga variabel karakteristik yang dominan berhubungan adalah pekenjaan, penghasilan dan pendidikan. Tiga variabel pelayanan di rawat jalan yang dominan berhubungan adalah lingkungan sarana/prasarana di ruang tunggu, pelayanan tenaga perawat di poli dan pelayanan tenaga dokter di ruang periksa. Dari karakteristik pasien didapatkan komunitas yang memerlukan pelayanan berorientasi pelanggan, komunikatif, cepat, tanggap, dan kualitas dan kompetensi pelaksana pelayanan.
Prioritas saran untuk lingkungan sarana/prasana di ruang tunggu lebih memperhatikan kenyamanan ruang tunggu, melengkapi dengan kipas angin/ac, bahan bacaan dan kebersihan wc/toilet, diklat customer care training untuk perawat, kedisiplinan dokier, penjadwalan kunjungan, dan meningkatkan pemasaran rumah sakit.

This Research aims to determine patient satisfaction on service of ambulatory care Installation at Drug Dependence Hospital Jakarta in year 2010 and the factors associated with patient satisfaction, ie, patient characteristics and service in ambulatory care installation. The method of this thesis is cross sectional analytic study on 110 patients that used univariate analysis, bivariate and multivariate analysis. Chi square and logistic regression is used as statistic test.
The research results that 64% respondents who expressed satisfaction. There are three dominant variables of patient characteristics that are related to occupation, income and education. There are three dominant variables of ambulatory services related with satisfaction, that are environmental infrastructure in the waiting room, nursing services, and physician services. By patients characteristics this research informed that requiring community services more customer-oriented, communicative, fast, responsive, and competence and quality of the service implementation.
As Suggestions for waiting room facilities service is to keep waiting room comfortable with air conditioner, the reading materials and sanitary toilets, training for customer care, training for nurses, doctors are more disciplined and stand by at the poly, schedule visiting, and increase hospital marketing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33292
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2686
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>