Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiur Zahrota Mawaddah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang gagasan pendidikan Islam Hamka dalam Yayasan Pesantren Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan gagasan pendidikan Islam Hamka di Yayasan Pesantren Islam dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Data-data penelitian ini bersumber dari sumber primer maupun sumber sekunder yang didapatkan melalui studi pustaka di berbagai perpustakaan seperti Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan perpustakaan lain yang penulis kunjungi. Adanya pendidikan Islam yang masih bersifat tradisional, membuat Hamka berpikir perlunya pendidikan yang modern untuk mengatasi ketertinggalan umat Islam. Menurut Hamka, Manusia dapat dikatakan taat dan mulia ketika mereka mampu memberikan manfaat kepada seluruh umat serta senantiasa mendekatkan diri pada Penciptanya. Kebutuhan akan pendidikan Islam yang berkualitas juga membuat pengurus Yayasan Pesantren Islam berpendapat perlu dibentuknya sebuah pendidikan formal yang memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya kesamaan tujuan, Hamka dan Yayasan Pesantren Islam bertemu dalam sebuah perwujudan cita-cita yaitu pendidikan formal yang berkualitas dengan pengajaran ilmu agama dan Ilmu umum yang seimbang. Oleh karena itu, Gagasan pendidikan Islam Hamka diterapkan dalam pendidikan Yayasan Pesantren Islam untuk pembaharuan pendidikan Islam.

ABSTRACT
This research discusses Islamic education ideas Hamka in Yayasan Pesantren Islam. This research aimed to know the application of Islamic education ideas Hamka in Yayasan Pesantren Islam by using historical research mehod. Research datas is sourced from primary sources and secondary sources were obtained through literature in few libraries such as the Library of the University of Indonesia, Syarif Hidayatullah State Islamic Library and other libraries that the author visited. The presence of Islamic education that still traditional, made Hamka think the need for modern education to overcome the backwardness of Muslims. According to Hamka, people can be said obedient and noble when they are able to provide benefits to the whole people and always closer to the Creator.The need for quality Islamic education also made management of the Islamic schools may consider necessary the creation of a formal education that meets those needs. With the same goal, Hamka and Yayasan Pesantren Islam met in an embodiment of the ideals that quality of formal education with the teaching of religious knowledge and general science are balanced. Therefore, the idea of Islamic education Hamka applied in Islamic education of Yayasan Pesantren Islam for the reform of Islamic education. "
2016
S65333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Akhmad Isa
"Skripsi ini membahas mengenai pemikiran pendidikan Islam K.H Hasyim Asyari dan pengaruhnya di Pesantren Tebuireng. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi literatur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemikiran K.H Hasyim Asyari yang lebih mengedepankan ibadah kepada Allah SWT dan kebahagiaan dunia dan akhirat mempengaruhi pembaruan di Pesantren Tebuireng dimana K.H Hasyim Asyari tidak menolak perubahan namun juga tetap berpegang teguh pada tradisi.

This thesis discusses the thoughts of K.H Hasyim Asyari's Islamic education and its influence on the Pesantren Tebuireng. This research is qualitative research with literature study method. The results of the study conclude that the thoughts of K.H Hasyim Asyari which prioritize worship to Allah SWT and the happiness of the world and the hereafter affect the renewal of the Pesantren Tebuireng where K.H Hasyim Asyari does not reject change but also sticks to tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Audia Mahira
"ABSTRAK
Penelitian ini fokus membahas peran Majelis Agama Islam dalam perkembangan pendidikan Islam di wilayah Pattani. Makalah ini didasarkan pada penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi lapangan, dan studi literatur. Kajian terdahulu Joseph C. Liow mengemukakan dua tokoh penting dari Pattani terhadap reformasi dan pendidikan Islam di Pattani, pada penelitian ini akan membahas peran lembaga Islamnya. Permasalahan penelitian adalah apa saja yang dilakukan oleh Majelis Agama Islam dalam pengembangan Pendidikan Islam di wilayah Pattani dan bagaimana hubungannya dengan pemerintah. Dengan menggunakan teori peranan, ditemukan bahwa majelis tidak membuat norma secara tertulis untuk dipatuhi lembaga pendidikan. Majelis melakukan beberapa kegiatan terkait Pendidikan Islam yaitu dengan menjaga dan menambah pustaka di Pattani, meningkatkan kualitas guru, dan menaungi langsung sekolah Mahad Darul Maarif. Majelis Agama Islam Pattani berusaha untuk bersikap netral dan berpikiran hubungan institusional dengan masyarakat sekitar dan pemerintah. Sehingga kedudukan Majelis Agama Islam saat ini adalah sebagai lembaga yang diberikan kewenangan penuh untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan Islam dengan pemerintah.

ABSTRACT
This study focuses on discussing the role of the Islamic Religious Council in the development of Islamic education in the Pattani region. This paper is based on descriptive qualitative research with interview data collection techniques, field observations, and literature studies. Previous studies Joseph C. Liow revealed two important figures from Pattani for reform and Islamic education in Pattani, in this study will discuss the role of Islamic institutions. The research problem is what is done by the Islamic Religious Council in the development of Islamic Education in the Pattani region and how it relates to the government. Using role theory, it was found that the assembly did not make written norms for educational institutions to adhere to. The Assembly carried out several activities related to Islamic Education, namely by maintaining and adding literature in Pattani, improving the quality of teachers, and directly overseeing the Mahad Darul Maarif school. The Pattani Islamic Council seeks to be neutral and think of institutional relations with the surrounding community and the government. So that the position of the Islamic Religious Council at this time is as an institution that is given full authority to take care of matters relating to Islam with the government."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Iit Iriyana Mukhlisoh
"Skripsi ini membahas bagaimana perkembangan salah satu pondok pesantren tertua di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur mampu bertahan keberadaanya di tengah semakin dikekangnya keberadaan pondok pesantren oleh pihak kolonial. Usaha untuk merevitalisasi pondok pesantren dilakukan oleh salah satu pimpinan pondok tersebut yaitu K.H. Wahab Hasbullah dengan mendirikan madrasah Mubdl Fan. Hal ini bertujuan agar keberadaan pondok pesantren ini tetap menjadi tempat menggali ilmu bagi masyarakat sekitarnya. Dari awal kepemimpinan K. H. Wahab Hasbullah, pondok pesantren ini mengalami perkembangan dan pembaruan baik dari segi fisik maupun non fisik.

The focus of this study about development one of the oldest boarding school in Tambakberas, Jombang, East Java. This boarding school able to maintance its existence in the middle of the limitation by the Dutch Colonial. Efforts to revitalize the boarding school conducted by one of the leaders, K.H. Wahab Hasbullah. He built madrasah Mubdl Fan intended that the existence of the boarding school remains a place to explore the science surrounding communities. From the beginning of leadership K.H. Wahab Hasbullah this boarding school is experienced growth and change in bot physical and non-physical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Adawiah
"Pendidikan seksualitas di Indonesia dinilai masih kurang, banyak anak belum mendapatkan pendidikan seksualitas hingga usia remaja. Beberapa platform di media sosial muncul sebagai alternatif mempelajari seksualitas, salah satunya adalah taulebih.id. Penelitian ini menggunakan metode digital ethnography. Digital ethnography merupakan suatu metode yang terletak di bawah paradigma interpretivisme yang berakar pada etnografi. Data penelitian bersumber dari wawancara dengan beberapa informan yaitu pengelola akun taulebih dan pengikut akun taulebih.id. selain itu, data juga didapatkan dari observasi unggahan-unggahan akun taulebih.id dan dari mengikuti beragam kelas yang dilakukan oleh taulebih.id. Taulebih.id menggunakan Instagram untuk mengunggah tentang pendidikan seksualitas dan mengadakan kelas secara daring. Kurikulum yang digunakan dikurasi dari CSE dan tarbiyah jinsiyah. Moralitas seksual yang menjadi standar kurasi dalam penyusunan kurikulum. Moralitas seksual dapat didefinisikan sebagai dorongan, kedekatan, dan cinta yang memainkan peran penting dalam hubungan antar manusia. Moralitas yang digunakan adalah moralitas seksual sesuai dengan agama Islam. Pendidikan seksual berbasis Islam berfokus pada mencegah seks pranikah, adab dan sikap kepada lawan jenis, dan hukum-hukum Islam seputar seksualitas.

Sexuality education in Indonesia is considered to be still lacking, many children do not receive sexuality education until they are teenagers. Several platforms on social media have emerged as an alternative to studying sexuality, one of which is taulebih.id. This research uses digital ethnographic methods. Digital ethnography is a method that is located under the interpretivism paradigm which is removed from ethnography. The research data comes from interviews with several informants, namely taulebih.id account managers and followers of the taucepat.id account. Apart from that, data was also obtained from observing uploads from the taucepat.id account and from attending various classes conducted by taucepat.id. Taucepat.id uses Instagram to upload about sexuality education and hold classes boldly. The curriculum used is curated from CSE and Jinsiyah Tarbiyah. Sexual morality is a standard in curriculum preparation. Sexual morality can be defined as the drive, closeness, and love that play an important role in human relationships. The morality used is sexual morality in accordance with the Islamic religion. Islamic-based sexual education focuses on preventing premarital sex, etiquette and attitudes towards the opposite sex, and Islamic laws surrounding sexuality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainiyatul Latifah
"Saudi Vision 2030 yang digagas oleh Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) merupakan inisiatif yang sangat menarik perhatian, karena ambisi dan skala transformasinya yang sangat besar. Implementasi Saudi Vision 2030 berimplikasi kepada keterbukaan Arab Saudi dan keberpisahan dari Wahhabisme untuk membawa Saudi kepada Islam Moderat yang dicita-citakan oleh MBS. Reformasi kurikulum pendidikan Islam merupakan salah satu transformasi Saudi Vision 2030. Penelitian ini menganalisis bagaimana proses reformasi kurikulum pendidikan Islam tersebut dilakukan dan bagaimana strategi penerapannya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis teks, penelitian ini menganalisis materi buku ajar Dirasat Islamiyah (kajian Islam) yang mengandung tema terkait relasi antaragama dan inter-agama dalam masyarakat. Teori relasi kuasa Michael Foucault digunakan untuk menunjukkan adanya peran negara dalam memproduksi ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa relasi kuasa-pengetahuan beroperasi pada proses produksi kurikulum Pendidikan Arab Saudi. Kurikulum Pendidikan Arab Saudi berupaya mengkonstruksi dan menginternalisasi ideologi generasi muda Saudi agar sejalan dengan agenda Islam Moderat pemerintahan MBS menuju Saudi Vision 2030.

Saudi Vision 2030, conceived by His Royal Highness Prince Muhammad bin Salman (MBS), is a highly captivating initiative due to its ambitiousness and the vast scale of its transformation. The implementation of Saudi Vision 2030 implies Saudi Arabia’s openness and disengagement from Wahhabism to bring about the moderate Islam envisioned by MBS. The reform of the Islamic education curriculum is one of the transformations under Saudi Vision 2030. This research analyzes how the process of Islamic education curriculum reform is carried out and the strategies for its implementation. Using a qualitative approach and text analysis method, this study examines the content of Dirasat Islamiyah (Islamic studies) textbooks that contain themes related to inter-religious and intra-religious relations in society. Michael Foucault's theory of power relations is employed to demonstrate the state's role in producing knowledge. The results of this study find that power-knowledge relations operate in the process of the production of the Saudi Arabian education curriculum. The Saudi Arabian education curriculum seeks to construct and internalize the ideology of the young Saudi generation to align with the moderate Islam agenda of MBS’s government towards Saudi Vision 2030."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diponegoro
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas dinamika pembaruan yang terjadi pada pesantren milik Persatuan Islam (Persis). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui mengapa dalam pesantren Persis perlu ada pembaruan, dan faktor apa yang memicu munculnya pembaruan. Dalam pembahasannya, Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut dijadikan sebagai studi kasus terkait pembaruan ini dalam rentang waktu antara tahun 1979 sampai 1994. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap penelitian, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan penelitian didapat bahwa sekitar tahun 1980-an, tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan mulai berubah, sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Umumnya mereka sekolah membutuhkan legalitas formal berupa ijazah. Karena itu, terjadi pergeseran orientasi_arah dan tujuan_pendidikan pesantren Persis. Mulanya, menjadi muballigh merupakan tujuan utama yang harus dicapai oleh lulusan pesantren Persis. Perlahan tujuan ini pun berubah, menjadi lebih bersifat umum, yaitu mencetak pribadi muslim yang tafaqquh fiddin. Sekiranya atas dasar itulah merasa perlu melakukan pembaruan-pembaruan. Sejak itu, Pesantren Persatuan Islam Tarogong mulai menyelenggarakan ujian negara untuk mendapat ijazah. Padahal saat itu seluruh pesantren Persis dilarang mengikuti ujian negara dan apapun yang berkaitan dengan pemerintah oleh, ketua umum Persis 1967-1983. Pesantren pun menyederhanakan beberapa mata pelajaran pesantren yang dianggap terlalu gemuk. Tidak hanya itu, Pesantren juga mengubah sistem kalender pendidikan pesantren, yang mulanya mengikuti penanggalan Hijriyah (dari Syawal hingga Sa?ban), berubah mengikuti kalender pendidikan yang ditetapkan pemerintah (dari Juli hingga Juni). Semua itu dilakukan Pesantren Persatuan Islam Tarogong dengan pertimbangan sistem pendidikan pesantren yang dikeluarkan Pimpinan Pusat Persis sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi pesantren mengambil langkah-langkah pembaruan ini adalah sosok Latief Muchtar, ketua umum persis 1983-1997, yang pemikirannya dikenal progresif dan lebih terbuka dibanding pendahulunya, E.Abdurrahman. Ia juga berhasil menyelenggarakan Muktamar Persis ke-10 yang juga bertempat di Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut tahun 1990.

Abstract
This paper analyzes the dynamics of changes that occurred at pesantren, Islamic traditional school in Indonesia, belonging to the Persatuan Islam (Persis), the modernist Muslim organization. The goal of this study is to determine precisely why pesantren Persis need to change, and what factors trigger the change. In that research, Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut used as case studies related to this change in the timeframe between 1979 and 1994. The method used is the historical method, which consists of four stages of research, namely heuristic, criticism, interpretation, and historiography. According to the research, found that around the 1980s, demands and community needs for education began to change, in accordance with the policies issued by the Government. They school usually require some degree of formal legal. Therefore, the orientation and objectives of pesantren Persis was displacement. Initially, muballigh is a primary goal to be achieved by pesantren Persis graduates. Slowly this goal also changed, becoming more general, that is, creating tafaqquh fiddin Muslims. Based on that, Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut feels the need to carry out reforms. Since then, Pesantren Persatuan Islam Tarogong began to organize the State examination to receive diplomas. Nevertheless, precisely currently the whole pesantren Persis strictly prohibits any State examinations and other activity related to government by E.Abdurrahman, general chairman of Persis 1967-1983. Pesantren Tarogong then simplifies some pesantren subjects that are considered too fat. Moreover, pesantren also changed the calendar system of education, which initially followed the Hijri calendar (Shawwal to Sa'ban), change to the the calendar of education established by the government (July to June). All done Pesantren Persatuan Islam Tarogong with the consideration of the pesantren education system published by PP Persis is no longer relevant to the needs and demands of society. One of the factors that affect Pesantren Tarogong to take action in this update is to find Latief Muchtar, general chairman of Persis 1983-1997 exactly, is known for progressive thinking and more open than his predecessor, E.Abdurrahman. In addition, he also succeeded in organizing the 10th Muktamar of Persis which is also held at Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut in 1990."
2010
S12179
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qonitah
"Disertasi ini mendiskusikan tentang budaya bersekolah dalam perspektif resistensi kultural. Kurikulum sebagai desain akan jalan yang dilalui setiap penuntut ilmu dalam prosesnya mengalami berbagai perubahan pun mengalami perubahan. Kehadiran Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang digagas kelompok Tarbiyah sejak awal 1990 membawa nuansa kurikulum tersendiri bagi Pendidikan di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan. Kurikulum dalam sistem Pendidikan Nasional dianggap tidak mencukupi bagi terbentuknya generasi Muslim yang akan datang. SIT dalam pelaksanaannya menginfusi kurikulum ketarbiyahan dalam kurikulum terselubung yang akhirnya mempengaruhi kehidupan murid, guru, dan orang tua murid. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Data dari penelitian ini dikumpulkan dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan kajian pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan pada SIT NF Depok adalah bentuk resistensi kultural aktif dari Muslim perkotaan. Kurikulum sekolah tidak hanya ditempatkan sebagai sarana belajar, tetapi menjadi nilai-nilai yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

This dissertation is aimed to discuss schooling culture in the light of cultural resistance perspective. Curriculum as a design of path that every student through in the process experiencing changes thru times and places for the relations that includes School, parents, and state. The emergence of Integrated Islamic School (IIS) since early 1990s brought a specific curriculum ambience as an alternative for Indonesian Muslims to select for their children, especially those who live in urban area. Tarbiyah community that started in campuses at 1980s and initiated IIS recognized that the curriculum of national education was insufficient for developing the next Muslim generation. They managed to instill the tarbiyah curriculum through ways that are hidden, implisit and demonstrate how their hidden curriculum effecting students’, teachers’, and parents’ lives. This research conducted in Nurul FIkri Integrated Islamic School Depok. The data for this research was collected by participant observation, indepth interview, and literature studies. This study reveals that IIS curriculum is form of active cultural resistance for the urban Muslim that embodied Islamic values that desired to be integrated in Urban Muslim everyday life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Humairoh
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dapat merusak proses pendidikan, khususnya pada generasi muda. Mereka cenderung terlena oleh budaya yang tidak selaras dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia yang mencakup kebaikan, kesantunan, dan kesederhanaan. Lebih jauh lagi, banyak anak muda saat ini lebih memilih budaya yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islami. Dengan pemahaman yang lebih dalam, hal ini dapat mengarah pada pergeseran nilai-nilai moral bangsa, terutama di kalangan generasi muda di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses dan strategi pendidikan Islam yang efektif di usia dini melalui studi kasus di SDIT Al-Qudwah Depok dan menganalisis implementasi penerapan Islam usia dini dalam perspektif antropologi Islam di SDIT Al-Qudwah Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di SDIT Al-Qudwah. Data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber, yaitu sumber tertulis dan lisan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik utama, yakni penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Teknik analisis data menggunakan analisis isi (content analysis) yang difokuskan pada pendidikan Islam di usia dini dari perspektif antropologi Islam. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan antropologi Islam di SDIT Al-Qudwah mengenai konsep kebudayaan memiliki relevansi yang signifikan. SDIT Al-Qudwah memiliki program khusus untuk mengembangkan karakter anak sesuai dengan fitrahnya, seperti pembelajaran tentang akhlak mulia, kejujuran, dan tanggung jawab. Guru mengadopsi pendekatan holistik dengan memperlakukan setiap anak sebagai individu dengan potensi unik yang harus dikembangkan, sejalan dengan perspektif antropologi Islam yang mengakui nilai dan martabat setiap individu sebagai khalifah Allah di bumi.

This research is motivated by problems that can undermine the educational process, especially in the younger generation. They tend to be influenced by cultures that are not in harmony with Indonesian cultural values, which include goodness, decency, and humility. Furthermore, many young people today prefer cultures that do not reflect Islamic values. With a deeper understanding, this could lead to a shift in the moral values of the nation, especially among the younger generations of the future. This study aims to identify effective Islamic education processes and strategies at an early age through a case study at SDIT Al-Qudwah Depok and to analyze the implementation of early childhood Islamic education from the perspective of Islamic anthropology at SDIT Al-Qudwah Depok. The data used in this research comes from various sources, both written and oral. Data collection techniques are carried out using two main methods, namely field research and library research. Data analysis techniques use content analysis that focuses on Islamic education at an early age from the perspective of Islamic Anthropology. The findings of this study show that the view of Islamic anthropology at SDIT Al-Qudwah on the concept of culture has significant relevance. They have special programs to develop children’s character according to their nature, such as learning about noble morals, honesty, and responsibility. The teachers adopt a holistic approach by treating each child as an individual with unique potential to be developed, in line with the Islamic anthropological perspective that recognizes the value and dignity of each individual as the caliph of Allah on earth."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steenbrink, Karel A.
Jakarta: LP3ES, 1994
297.64 STE rt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>