Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchtarul Fadhal
"ABSTRAK
Kemampuan perawatan diri adalah keterampilan mengurus atau menolong diri
sendiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung pada orang lain.
Anak-anak berkebutuhan khusus salah satunya anak penyandang autisme,
umumnya kurang mampu dalam melakukan perawatan dirinya karena adanya
ketidakmampuan dalam berinteraksi, komunikasi, dan perilaku. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan perawatan diri anak usia
sekolah dan remaja penyandang autisme. Desain penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode cross sectional dan responden diambil menggunakan teknik
Consecutive sampling berjumlah 48 responden pada anak penyandang autisme di
SLB Kyriakon Jakarta Selatan. Analisis data menggunakan uji distribusi
frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berada pada
kategori kadang dibantu pada semua komponen perawatan diri. Peneliti
merekomendasikan setiap sekolah berkebutuhan khusus untuk menetapkan
kurikulum pembelajaran tentang keterampilan perawatan diri agar anak dapat
melakukan perawatan dirinya secara mandiri.

ABSTRACT
Self-care is the ability to take care of self or self-help in daily life activities so we
do not rely on others. One of special necessity children is the autism usually does
not quite able to do self-care because of disability in interaction, communication
and action. This research purposed to determine description of self-care ability of
school children and sufferer of autism teenager. This research is descriptive
research by using Cross sectional method and respondents were taken by using
Consecutive sampling technique with 48 respondents of sufferer of autisme
children at SLB Kyriakon, South Jakarta. Data analysis used frequency
distribution test. The result showed that self-care ability of sufferes of autism
children sometimes helped. Researcher recommends every school that has other
special necessity children to establish curriculum of learning about self-care skill
in order the disability children, in this case the autism can do self-care indepently."
2016
S64789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hunun Widiastuti
"ABSTRAK
Reaksi dan persepsi orangtua terhadap ketunaan anaknya mempengaruhi cara mereka merawat dan berdampak pada tingkat perkembangan dan kemandirian self care anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Terapi Kelompok Suportif terhadap kemampuan orangtua dalam melatih self care anak tunanetra ganda di SLB G Rawinala Jakarta Timur. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan 51 responden, terdiri dari 26 responden untuk kelompok intervensi dan 25 responden untuk kelompok kontrol. Terapi ini adalah terapi mutual support, diberikan dalam 4 sessi dan dilakukan selama 6 minggu. Kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor orangtua dianalisis menggunakan uji T test, Chi ? Square dan Regresi Linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan orangtua secara bermakna setelah diberikan terapi pada kelompok intervensi.

ABSTRACT
Perception and reaction of parents towards their children?s disability including MDVI, affects how to care and had effect to the child independent self care and development level. The purpose of this research is influence of Group Supportive Therapy to family ability train of MDVI child self care of SLB G Rawinala, east Jakarta. Design of this research was using ?Quasi experiment by using pre-post test with control group? on 51 samples. The consist of samples to 26 peoples for intervension group and 25 peoples for control group.This therapy is the mutual support group , the treatment has been done almost 6 weeks for 4 session. The parents?s cognitive, affective, and psychomotor ability are valued by using quistioner and then the results of quesioners are analyzed by using T-test. Chi-Square, and Simple Linear Reggresion method. The parents ability of the group that treated by group supportive therapy were increase highly and significantly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28473
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nawawi N.
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif terhadap kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita di SLB-C Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre post tes dengan grup kontrol. Responden penelitian adalah keluarga dengan anak tunagrahita, 60 keluarga anak tunagrahita, terdiri atas 30 keluarga kelompok intervensi dan 30 keluarga kelompok kontrol. Kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita yang mendapatkan terapi kelompok suportif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi kelompok suportif. Kemampuan keluarga setelah di kontrol dengan faktor confounding didapatkan peningkatan mean namun tidak signifikan. Artinya peningkatan kemampuan keluarga disebabkan karena intervensi yang dilakukan bukan dari faktor confounding. Disarankan terapi kelompok suportif digunakan sebagai terapi kelompok dalam meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anak tunagrahita.

Thepurpode of their research use to identify the effects of group supportive therapy to wording the family ability to take the family in caring for children Tunagrahita in SLB-C Cianjur Regency. This research utilized quasi experimental design using pre and post test with control group.The respondents consist of family in caring for children tunagrahita,sixty families were divided inti 2 groups; 30 families as experimental group and 30 families as control group. The research result demonstrated that the the families who recewed supportive group therapy showed that higer ability as composed to families without supportive group therapy.The family ability after being controlled by counfounding factors showed the improvement of mean but not significant. This weart that the family ability was only effected by the intervention not by the counfounding factors. It was recommended the supportive group therapy would be utilited of group therapy in inproving family ability to case for the family with caring for children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30346
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Anindia Anugrah Putri
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi kemampuan perawat pada anak dengan gangguan spektrum autisme (GSA) yang dirawat di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan metode cross sectional dengan teknik total sampling menggunakan sampel 59 perawat dari rawat inap anak, unit thalasemia, serta ruang bedah anak di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Instrumen yang digunakan Survey. Brachlow5 milik Allison Golnik tahun 2009 dengan perubahan demografi sesuai kebutuhan populasi di Indonesia.
Hasil penelitian antara lain persentase usia muda 54,2%, perempuan 91,5%, jenjang pendidikan D3 78%, pengalaman kerja kurang dari 5 tahun 39%, lokasi ruangan rawaat inap 57,6%, tidak pernah training 98,3%, tingginya kapasitas perawat 55,9%, tingginya kapasitas perawat 58,8%, tingginya pengetahuan perawat 57,1%, tingginya kepercayaan orang tua 100%, hambatan perawat 59,3% mengaku kurangnya pendidikan mengenai gangguan spektrum autisme. Saran dari penelitian antara lain diadakan training pada perawat di rumah sakit serta penambahan ilmu mengenai GSA di instansi pendidikan.

The purpose of this study was to determine the perception of the ability of nurses in children with autism spectrum disorders (ASD) were hospitalized. This study was a descriptive analysis using cross sectional method with a total sampling technique using samples of 59 nurses from the children’s inpatient, thalassemia unit, as well as the child's surgery in Cipto Mangunkusumo Hospital. Instruments used Survey.Brachlow5 owned by Allison Golnik (2009) with the changing demographics of the population in Indonesia as needed.
The results of the study include the percentage of young age of 54.2%, 91.5% female, 78% diploma degree, work experience of less than 5 years of 39%, the location of the children’s inpatient was 57.6%, 98.3% said never training, the high capacity of nurses 55.9%, 58.8% of high source of knowledge, nurse 57.1% high knowledge, high trust of parents 100% , barrier 59.3% of nurses admitted lack of education about autism spectrum disorders. Suggestions of research are conducted training to nurses in hospitals as well as the addition of knowledge about the ASD in educational institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Agus Setiawan
"Anak usia sekolah mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat. Jika pemenuhan kebutuhan pada masa ini tidak terpenuhi kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu. Faktor lain yang berhubungan dengan risiko masalah gizi anak usia sekolah adalah kebiasaan jajan. Hal tersebut bisa disebabkan karena tidak sarapan pagi sebelum ke sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan perilaku jajan anak usia sekolah dasar di Jakarta Selatan. Desain penelitian menggunakan korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 380 siswa. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji kanonikal. Hasil analisis bivariat terhadap kedua variabel ini memiliki kemaknaan yang signifikan (p value = 0.000 dan α = 0.05). Kesimpulan penelitian Terdapat hubungan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan perilaku jajan. Fungsi perawatan kesehatan keluarga menjadi faktor yang paling dominan. Saran penelitian dapat menggunakan desain penelitian eksperimen atau kualitatif sehingga dapat melihat secara langsung hubungan sebab akibat fungsi perawatan Kesehatan keluarga.

School age children are experiencing a period of rapid growth and development. If the fulfillment of the needs at this time is not fulfilled, then the possibility of growth and development will be disrupted. Another factor that is related to the risk of nutritional problems in school-age children is the habit of eating snacks. This snacking habit can be caused by not having breakfast before leaving for school. This study aims to determine the relationship between the family health care function and the snacking behavior of elementary school aged children in South Jakarta. This research method or design is a descriptive correlational study. This research is a quantitative study using aapproach cross sectional. The research sample from the calculation results obtained that the number of research samples was 380 students. This data analysis used frequency distribution variance, bivariate analysis, chi-square test and canonical test multivariate analysis. The results of the bivariate analysis on these two variables had significant significance (p value = 0.000 and α = 0.05). Research conclusions There is a relationship between family health care functions (recognizing problems, deciding action, caring for sick children, modifying the environment and utilizing health services) with snacking behavior towards knowledge, attitudes and skills / practices. In this study, there were also the most dominant variables controlled by confounding variables. Research suggestions can use experimental or qualitative research designs so that they can see directly the causal relationship of the family health care function."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliana
"Pola asuh merupakan serangkaian interaksi intensif yang melibatkan orang tua dan anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik orang tua dengan jenis pola asuh dalam merawat anak penyandang autisme. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan melibatkan 49 orang tua yang mempunyai anak autisme (6-12 tahun) di wilayah Jakarta Selatan. Instrumen yang digunakan adalah Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden (53,1%) menggunakan pola asuh permisif. Hasil uji Chi Square menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik orang tua dengan jenis pola asuh (p>0.05, α=0.05). Namun, karakteristik orang tua mungkin dapat mempengaruhi jenis pola asuh yang digunakan oleh orang tua. Perbedaan nilai-nilai budaya dan karakteristik orang tua menjadikan pola asuh dimasing-masing daerah berbeda. Penelitian ini merekomendasikan untuk diadakannya kerjasama antara pihak sekolah, klinik, dan orang tua dalam memberikan informasi terkait jenis pola asuh yang digunakan oleh orang tua dan dampaknya bagi perkembangan anak autisme.

Parenting is series of intensive interaction that involves parents and children. This study purposed to examine the relationship between parental characteristics with type of parenting style in caring for children with autism. This study used a correlation descriptive design and involved 49 samples of parents who have children with autism (6-12 years old) in South Jakarta. This study using the instruments used the Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ). The results of this study indicated that the majority of respondents (53.1%) using permissive parenting style. Based on Chi Square test, there was no significant relationship between parental characteristics with type of parenting style (p>0.05, α= 0.05). However, parental characteristics may influence the type of parenting style that used by parents. The difference of cultural and parental characteristics make parenting style in each of the different regions. This study recommends the holding of cooperation between the schools, clinics, and parents in providing information related to the type of parenting that used by parents and its impact on the development of children with autism."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Isabella Hotmidatua
"Sindroma Down adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh trisomi kromosom 21. Anak dengan sindroma Down memiliki kondisi rongga mulut yang beragam dan memiliki masalah kesehatan oral seperti karies dan penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian karies pada anak dengan sindroma Down usia 14 tahun ke atas di SLB C Jakarta. Subjek penelitian berasal dari 43 SLB C di Jakarta. Total subjek adalah 174 anak dengan sindroma Down usia 14 sampai 53 tahun. Pemeriksaan karies dilakukan dengan pemeriksaan klinis menggunakan indeks DMF-T. Hasil penelitian ditemukan indeks DMF-T 5,90 pada total subjek dengan prevalensi karies sebesar 84,48 . Kesimpulan studi ini adalah terdapat tingkat kejadian karies yang tinggi pada anak dengan sindroma Down usia 14 tahun ke atas di SLB C Jakarta dengan indeks DMF-T sebesar 5,90."

Down syndrome is a genetic disorder caused by trisomy of chromosome 21. Down syndrome children have variety of oral characteristics and have oral problem such as caries and periodontal disease. The aim of this study is to know frequency distribution of caries in Down syndrome children aged 14 years and over in SLB C Jakarta. Subjects of this study are from 43 SLB C in Jakarta. Total of subjects are 174 Down syndrome children aged 14 to 53. Caries examination was done by clinically using DMF T index. The result of this study is 5,90 DMF T index in total subject population with 84,48 caries prevalence. This study conclude that Down syndrome children aged 14 years and over in SLB C Jakarta have high caries experience with DMF T index scored 5,90."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winson Jos
"Latar belakang: Saat ini kondisi status gizi anak usia sekolah di Indonesiacukup memprihatinkan. Hal ini terlihat dari data Departemen Kesehatan (2004), bahwa pada tahun 2003, bahwa 27,5% anak Indonesia kurang gizi. Untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010, diperlukan perbaikan pada semua aspek kesehatan termasuk status gizi. Program perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berkaitan erat dengan kebersihan diri diharapkan dapat meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kebersihan diri dan pada akhirnya akan meningkatkan status gizi msyarakat pula. Akan tetapi, belum terdapat bukti yang jelas yang membahas keterkaitan langsung antara tingkat pengetahuan menjelaskan hubungan antara hubungan tingkat pengetahuan mengenai kebersihan diri dengan status gizi khususnya pada kelompok anak usia sekolah.
Metode: Penelitian ini dilakukan terhadap 78 anak usia sekolah di bawah binaan Yayasan X, penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional untuk menilai tingkat pengetahuan responden, kondisi status gizi di Yayasan X, dan mencari hubungan di antara keduanya.
Hasil: Jumlah subjek laki-laki pada penelitian ini (45 anak)lebih banyak dibanding jumlah subjek perempuan (33 anak) Usia rata-rata anak tersebut adalah 10,10 tahun ± 1,43 tahun, dengan berat badan rata-rata 26,18 kg ± 5,55kg dan tinggi badan rata-rata 130,67cm ± 8,32cm. Semua data yang didapat dianalisis dengan menggunakan Chi-square test untuk melihat ada tidaknnya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kebersihan diri dengan status gizi pada anak usia sekolah di Yayasan X. Dari hasil uji tersebut diketahui bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kebersihan diri dan status gizi yang diukur berdasarkan indikator persenti berat badan terhadap umur (p=0, 212), tinggi badan terhadap umur (p = 0,318), dan persentil body mass index(p = 0,117). Akan tetapi, dapat dilihat bahwa anak dengan tingkat pengetahuan yang baik cenderung memiliki status gizi yang baik pula.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kebersihan diri dengan status gizi pada anak usia sekolah, namun terlihat adanya efek positif dari kebersihan diri dalam kaitannya dengan status gizi.

Background: Nowadays, nutritional status of school-aged children in Indonesia is devastating. According to Ministry of Health (2004), in 2003 27,5% of Indonesia children is undernourished. In order to achieve the vision of Indonesia Sehat 2010, a full sector improvement is required, including improvement of nutritional status in school-aged children. The Healthy and Hygiene Lifestyle Programme (Program Perilaku Hidup bersih dan Sehat) which include personal hygiene improvement is expected to be able to improve the nutritional status in Indonesia. However, there are no sufficient evidence proving the effectiveness of personal hygiene improving nutritional status, especially in school-aged children group.
Methods: The research was conducted in X Foundation, with 78 school-aged children as the subjects. This research uses cross-sectional designed to identify the personal hygiene knowledge of subjects, nutritional status of subjects, and associationbetween the personalhygiene knowledge and nutrional status.
Result: The total of male subjects (45 kids) is more than the total of female subjects (33 kids). The avarage age for the subject is 10,10 years old ±1,43 years old, the avarage weight for the subject is 26,18kg ± 5,55kg, and the avarege height for the subject is 130,67cm ± 8,32cm. The collected data is analyzed usingchi-square test to prove the association between personal hygiene knowledge and nutritional status in school-aged children in KampungKids Foundation. The result shows there is no significant association between personal hygiene knowledge and nutritional status indicators, such as, weight-age-percentils (p=0,212), height-age-oercentils (p = 0,318), dan body mass index percentils(p = 0,11 7). However, school-aged children with better personal hygiene knowledge tend to have better nutrional status.
Conclusion: There are no significant association between hygiene knowledge and nutritional status of school-aged children in X Foundation. However, personal hygiene knowledge shows positive benefits to improve nutritional status.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahmiyati Putri
"

Kemampuan bahasa semantik adalah kemampuan pemahaman bahasa yang seringkali berkaitan dengan pemahaman mengenai kosakata. Kemampuan ini memiliki peran untuk membantu proses belajar anak. Anak tunarungu menemui hambatan dalam mengembangkan kemampuan bahasa semantiknya, dan hal ini bisa dipengaruhi oleh metode komunikasi yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tentang perkembangan bahasa semantik anak tunarungu yang menggunakan tiga metode komunikasi, yaitu oral, bahasa isyarat, dan komunikasi total. Sebanyak 30 anak tunarungu kelas 3-6 SD yang sudah mampu membaca beserta orang tuanya menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan secara online menggunakan PPVT 4th ed untuk mengukur kemampuan bahasa semantik dan Kuesioner Metode Komunikasi. Hasil analisis menggunakan exploratory data analysis menunjukkan adanya perbedaan kemampuan bahasa semantik antar kelompok metode komunikasi dengan kemampuan bahasa semantik tertinggi di kelompok bahasa isyarat. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah partisipan, melakukan pengembangan norma PPVT 4th ed dan mengukur variabel lain yang menjadi faktor dalam menjelaskan efektivitas penggunaan metode komunikasi terhadap perkembangan kemampuan bahasa semantik.

 


Semantic language skills is language comprehension skills that are often related to understanding vocabulary. Who has a role to help children's learning processes. Deaf Children have obstacles in developing their semantic language skills, and this can be influenced by their communication methods. This study aims to obtain an overview of the semantic language development of deaf children using three methods of communication, that is oral, sign language, and total communication. A total of 30 deaf children from grade 3-6 elementary school who were able to read and their parents became participants in this study. The study was conducted online using PPVT 4th ed to measure semantic language skills and the Communication Method Questionnaire. The results of exploratory data analysis show that there are differences in semantic language skills between groups of communication methods and the highest semantic language skills in sign language groups. Future studies are suggested to increase the number of participants, make consideration to deveelop PPVT 4th ed norms and measure other variables that possibly become factors in explaining the effectiveness of using communication methods for development semantic languages skill.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Puji Lestari
"Kemampuan orang tua secara kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap keterbatasan fisik anak tunanetra mempengaruhi cara mereka merawat dan berdampak pada tingkat perkembangan dan kemandirian perawatan diri pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan orang tua dalam melatih perawatan diri anak dengan tunanetra. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan melibatkan 100 orang tua yang memiliki anak tunanetra yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 51,0% orang tua memiliki kemampuan melatih perawatan diri yang baik. Penelitian memberikan implikasi supaya hasil penelitian dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan dalam memaksimalkan peran orang tua pada perkembangan kemampuan anak tunanetra.

The ability of parents in cognitive, affective, and psychomotor towards physical limitations of children with visual impairments affects the way they care, it impacts to the level of development and self-care independence in children. The purpose of this research was to identify parents ability in self-care training with visual impairments children. This research used descriptive design, involved 100 parents of visual impairments children that were taken using purposive sampling technique.
The result showed that 51.0% of parents have a good ability to train self care of visual impairments children. This study has implications for improve the quality of nursing care and educational institusions in maximizing the role of parents in visual impairments child development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>