Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Ulfa Dewi
"Skripsi ini membahas aspek moral yang terdapat dalam naskah pesisiran berjudul Serat Jatikusuma melalui pendekatan alur. Pendekatan alur digunakan untuk mengetahui aspek moral yang terkandung dalam berbagai peristiwa yang diceritakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa aspek moral terdapat di dalam setiap episode Serat Jatikusuma. Kehadiran aspek moral tersebut dipengaruhi oleh alur cerita yang terdapat pada Serat Jatikusuma.

This thesis discusses about moral values in a coastal manuscript under the title Serat Jatikusuma by using plot approach. Plot approach is used to analyse moral value in every event which told by the story. The research Method used is descriptive qualitative through literary surveys. From the analysis, moral values of Serat Jatikusuma are found in every episode. The moral values are influenced by the plot of story in Serat Jatikusuma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Jatikusuma (atau Serat Asmarakhandi), menceritakan tentang petualangan seorang putra raja bernama Jatikusuma dari Asmarakhandi, disertai kedua orang abdinya bernama Jumput dan Cleput. Teks ini banyak menceritakan isi dialog ngelmi antara Jatikusuma dan seorang putri dari kerajaan Jong Biraji, Sasmitarasa. Teks ini sepertinya belum berakhir, karena masih menceritakan pertemuan R. Bondan dengan Dewi Agrahini. Bandingkan deskripsi bagian pertama naskah FSUI/CI.11 untuk keterangan selanjutnya. Teks Jatikusuma telah dibahas oleh para sarjana sastra Jawa di antaranya dalam Pigeaud 1967: 222 dan Poerbatjaraka dkk. 1950: 80-81. Setelah diperbandingkan dengan data-data yang diberikan oleh Poerbatjaraka maupun koleksi FSUI, ternyata teks pada FSUI/CI.40 ini hampir sama dengan FSui/CI.41 dan KBG 449, namun masing-masing memiliki keunikan atau kekhasan susunan pupuh sendiri. Informasi penulisan teks ini tidak ada. Penyalinan diperkirakan sekitar akhir abad ke-19, mungkin di Yogyakarta. Teks ini pernah diringkas oleh Mandrasastra pada bulan Oktober 1933 di Yogyakarta atas prakarsa Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.40-NR 252
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi salah satu versi teks Serat Jatikusuma atau Serat Asmarakhandi, lihat deskripsi naskah CI.40 di atas. Lihat juga keterangan tentang CI.11. Naskah mulai disalin pada hari Rabu, 19 Dulkangidah, Jimakir 1802 (7 Januari 1874). Pada tanda purwapada terdapat stempel berwarna merah dengan tulisan yang kurang jelas; diduga bahwa stempel ini milik kerajaan atau kalangan bangsawan di Surakarta. Menurut keterangan lain, naskah juga pernah dimiliki oleh P.A. Cakradiningrat, di Surakarta. Naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari Mundisura di Surakarta pada bulan Februari 1939."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.41-NR 355
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapti
"Serat Jatikusuma adalah naskah yang berisi tentang cerita roman Islam dan berkembang di sekitar daerah pesisir pantai utara Jawa. (Pigeaud, 1967: 219-223). Dibanding dengan teks-teks keraton, teks-teks pesisiran memiliki kekhasan dalam hal bahasa (bahasa Jawa dialek pesisiran), aksara (aksara pegon disamping aksara Jawa, dan isi (meskipun tidak seluruhnya, namun menunjukkan warna keislaman). (Karsono H. Saputra, 2001:88). Serat Jatikusuma yang selanjutnya disebut SJK merupakan salah satu naskah yang berkembang disekitar daerah pesisir pantai utara Jawa. Pigeaud (1967:219-223) telah mengelompokan teks Serat Jatikusurna termasuk dalam sastra roman yang berkembang di sekitar daerah pesisir pantai utara Jawa bersama dengan Johar Manikam, Johar Sah, Mursada, Jaka Nestapa, Jaka Prataka, Sukamadi, Ardi Kusuma, Raden Saputra, dan Santri Gudigan. Teks SJK menceritakan tentang pengembaraan seorang putra raja bernama Jatikusuma dari Asmarakandi, disertai dua punakawannya bernama Jumput dan Caleput. Pada akhimya Jatikusuma menikah dengan Sasmitarasa, putri dari Jong Biraji. Melalui studi pustaka diperoleh informasi ternpat penyimpanan SJK. Naskah_naskah yang mengandung teks SJK tersimpan di perpustakaan FSUI dengan koleksi empat naskah, PNRI dua naskah, dan tiga naskah terdapat di Museum Sono Budoyo. Berdasarkan informasi tersebut, peneliti bermaksud menyajikan suntingan teks SJK dan terjemahan dalam bahasa Indonesia, melalui langkah-langkah kerja filologi dengan menggunakan metode landasan. Poerbatjaraka (1950:75) dalam Indonesische Handscriften mngelompokkan naskah SJK sebagai naskah kesusastraan pesantren. Sebagai naskah yang berkelompok dalam kesusastraan pesantren, naskah SJK setidak-tidaknya mengandung unsur-unsur pesantren atau unsur-unsur Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Priyanti Nawangsari
"Skripsi ini membahas tentang ajaran moral yang terdapat dalam Serat Sanasunu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ajaran apakah yang terdapat dalam Serat Sanasunu dan merumuskan ajaran apa yang dominan dalam Serat Sanasunu. Teori moral adalah teori yang digunakan dalam menganalisis ajaran moral yang terdapat Serat Sanasunu dan dengan teori tersebut, ajaran moral yang paling dominan dari Serat Sanasunu akan didapatkan. Dalam serat ini ditemukan ajaran mengenai nilai-nilai moral yang terdapat dalam masyarakat, seperti nilai religiusitas, nilai sosialitas, nilai gender, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggung jawab, nilai penghargaan terhadap alam, dan nilai kepantasan.Penelitian ini menggunakan metode analisis-deskriptif dan kepustakaan. Dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan bahwa Serat Sanasunu berisi ajaran moral dan nilai kepantasan memiliki peranan penting dalam Serat Sanasunu.

The focus of this study is the analysis of morality teaching in Serat Sanasunu. The purpose of this study is to understand what is the teaching of morality in Serat Sanasunu and what the most dominant teaching of morality in the Serat Sanasunu. By using morality theory, the teaching of morality in Serat Sanasunu and what the most dominant the teaching of morality in Serat Sanasunu will be known. There are a lot of moral value like religiosity, charity, gender, justness, democracy, integrity, autonomy, struggle, responsibility, appreciation about nature, and properness. This research, we will knowm that there is the lesson of morality in Serat Sanasunu, and the properness is the most dominant moral value in Serat Sanasunu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
PATRA 11 (3-4) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nopah
"

Serat Kridhawasita merupakan karya sastra macapat yang ditulis pasca kemerdekaan negara Indonesia oleh R. Purbadarsana. Serat ini membahas nilai-nilai moral Jawa pada saat revolusi kemerdekaan. Dilihat lebih teliti, serat ini saling berhubungan antara pupuh macapat dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu bagaimana simbolisasi nilai-nilai moral dalam pupuh-pupuh macapat dalam membangkitkan semangat perjuangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan nilai-nilai moral budaya Jawa yang dilihat dari aspek sifat pupuh dan makna isi teks, serta nilai-nilai moral tersebut dapat membangkitkan semangat perjuangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotik. Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dalam perkembangan kebudayaan Jawa, khususnya pupuh tembang macapat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Serat Kridhawasita mengandung simbolisasi nilai moral yang menggambarkan sifat dari pupuhnya, serta nilai-nilai tersebut bersifat menyemangati para pejuang muda.


Serat Kridhawasita is a literature work of Macapat that was written after Indonesian independence by R. Purbadasarna. Serat is telling the moral values of Javanese when the independence revolution occurred. When I research it more deeply, Serat does have a connection with macapat poem and the meaning that the author trying to tell. The issue that I try to analyze in this research is how is the symbolization of moral values in macapat poems can awaking the fighting spirit. Based on that issue, this research is to explain the moral values of Javanese by the perspective from the aspect of the poem’s trait and the meaning of the contents of the text, also the moral values that could awaking the fighting spirit. This research is descriptive qualitative by using semiotic theory. It is hoped that this research can enrich our knowledge development of Javanese culture, especially pupuh tembang macapat. The result of this research is showing that Serat Kridhawasita contains symbolization of moral value that describe the character of the poem, also the value has a characteristic that encouraging young warrior.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Nurodin
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang simbolisasi aspek moral unsur-unsur cerita Anantaswara dalam Dongeng Sato Kewan karya Priyana Panduwinata 1952. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari salah satu cerita yang terdapat dalam buku Dongeng Sato Kewan, yakni Anantaswara. Buku tersebut terdiri dari lima cerita, yaitu Anantaswara, Babon Mardika, Zulfulus, Bagawan Tega Ing Rat, dan Kongres Kagunan Joged. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan hermeneutika serta menggunakan pendapat aspek moral menurut K. Bertens. Hasil dari penelitian ini adalah simbolisasi aspek moral unsur-unsur cerita Anantaswara dalam Dongeng Sato Kewan yang terdapat dalam judul, latar tempat, tokoh, dan ujaran.

ABSTRACT
This research examines symbolization of Anantaswara moral aspect elements inside Dongeng Sato Kewan written by Priyana Panduwinata in 1952. The data used in this study are taken from one of the story in fairy tale book named Dongeng Sato Kewan which is Anantaswara. The book consists of five stories namely Anantaswara, Babon Mardika, Zulfulus, Bagawan Tega Ing Rat, and Kongres Kagunan Joged. The method used in this research based on descriptive analysis and hermeneutics as well as moral aspect according to K. Bertens. The result of this study is symbolization of moral aspect elements inside Dongeng Sato Kewan appeared in the title, the location scene, character play, and utterance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>