Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silvia
"ABSTRAK
Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW direncanakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perekonomian di Indonesia. Nilai investasi yang dibutuhkan sebesar 814 Triliun Rupiah dengan komposisi 51% dari total pembangunan pembangkit listrik berada di wilayah Jawa-Bali . Untuk mengembangkan persebaran pembangunan Proyek 35.000 MW ini, diperlukan pembuatan alternatif pemetaan persebaran pembangunan pembangkit listrik berdasarkan kebutuhan energi di Indonesia. Proses pembuatan alternatif pemetaan menggunakan prediksi kebutuhan energi sampai tahun 2030 dengan melakukan pendekatan menggunakan metode regresi linear berganda dan analisa beban puncak. Sedangkan untuk perhitungan nilai investasi proyek 35.000 MW yang berdasarkan alternatif pemetaan menggunakan analisa benchmarking dan time value. Pada penelitian ini, didapatkan komposisi pembangunan pembangkit listrik di wilayah Jawa-Bali sebesar 33% dan di luar wilayah Jawa-Bali 67%, dengan total kebutuhan listrik Indonesia sebesar 35.380,64 MW dan nilai total investasi adalah sebesar Rp. 1.813.327.584.711.390,00.

ABSTRACT
The 35,000 MW Power Plant Construction Project is planned to increase development and economics of Indonesia. An 814 trillion-rupiah investment value is needed, which consists of 51% of the total investment, located in Java-Bali. To expand the development distribution of this 35,000 MW Project, the creation of an alternative distribution map of power plant construction based on energy use in Indonesia, is needed. The process of creating this alternative map using energy predictions until 2030, uses a linear regression and peak load analysis approach. However, to calculate the investment value of this 35,000 MW Project, based on the alternative mapping, benchmarking and time value analysis is used. The results of this research shows that 33% of total power plant construction is located in Java-Bali and 67% outside of Java-Bali, with Indonesia?s total energy consumption of 35,380.64 MW. The total investment value is Rp. 1,813,327,584,711,390.00."
2016
S65413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kurniawan
"Investasi di bidang ketenagalistrikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk menjamin tersedianya tenaga listrik dalam jumlah yang cukup yang dapat memenuhi permintaan pasokan. Dengan Kebijakan pemerintah dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW yang tidak hanya bertujuan untuk mengatasi krisis listrik tetapi juga untuk mendorong perekonomian di Indonesia. Sumber daya primer yang melimpah di Indonesia khususnya batubara mencapai sebesar 104.9 milyar ton menjadi sumber energi utama penggerak pembangkit listrik 10.000 MW (PLTU) sehingga dapat menghasilkan energi yang dapat dijual sesuai dengan kapasitas masing-masing pembangkit.
Dengan menggunakan analisa model Inter Regional Input Output (IRIO) dapat diketahui hubungan antar sektor dan antar wilayah akibat adanya permintaan akhir sektor tertentu pada suatu wilayah sehingga dapat meningkatkan output dan pendapatan masyarakat. Dampak akibat pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW terhadap perekonomian Indonesia dari kurun waktu 2011 sampai tahun 2014 dilihat dari peningkatan output berturut-turut sebesar 0,51%, 1,31%, 1,97% dan 2,34% dari output awal sebesar Rp. 5.081,29 triliun, sedangkan peningkatan pendapatan berturut-turut sebesar 0.42%, 0,99%, 1,45% dan 1,72% dari pendapatan awal sebesar Rp. 825,92 triliun. Sekaligus memiliki disparitas yang cenderung mengecil pada tahun 2014.

Investment in the electricity sector is on every important factor to ensure the availability of electricity in sufficient quantities to meet rising demand. With Government policy in the acceleration of 10,000 MW power project, which not only aims to overcome the power crisis but also to stimulate the economy in Indonesia. Primary resources are abundant in Indonesia, especially for coal reached 104.9 billion tons to the main energy source driving the 10,000 MW power plant (power plant) so as to generate energy that can be sold in accordance with the capacity of each plant.
By using the analysis model of the Inter Regional Input Output (IRIO) can be determined the relationship between sectors and between regions due to there cent demand for a particular sector in a region so as to increase output and incomes. Impacts due to construction of 10,000 MW power plant on the economy of Indonesia from the period 2011 to 2014, seen from the increased output respectively by 0.51%, 1.31%, 1.97% and 2.34% of initial output of Rp. 5081.29 billion, while revenue increased respectively by 0:42%, 0.99%, 1.45% and 1.72% of the initial income of Rp. 825.92 trillion. Well have a disparity that tends to shrink in 2014.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31827
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pujianto
"Proyek pembangunan PLTU-B 35.000 MW oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2015 ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional dan meningkatkan perekonomian negara. Namun, mega proyek tersebut menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang besar. Hal ini tidaklah selaras dengan komitmen iklim Indonesia dalam Perjanjian Paris. Selain itu, penggunaan batu bara melalui proyek tersebut juga memberikan dampak negatif yang dapat merusak lingkungan dan mengancam kehidupan masyarakat. Melihat keadaan ini, beberapa NGO lingkungan di Indonesia yaitu Greenpeace Indonesia, 350.org Indonesia, WALHI, dan JATAM berjejaring satu sama lain dan membentuk Koalisi NGO Break Free From Coal. Koalisi ini dibentuk dengan tujuan untuk melepaskan Indonesia dari ketergantungan penggunaan batu bara dan menekan pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah yang sesuai dengan komitmen iklim Indonesia dalam Perjanjian Paris. Untuk mencapai tujuan itu, Koalisi NGO Break Free From Coal melancarkan aksi dan kampanye dari tahun 2016 hingga 2018. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Koalisi NGO Break Free From Coal dalam perlawanan terhadap proyek pembangunan PLTU-B 35.000 MW. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis merujuk pada teori Transnational Advocacy Network dan Boomerang Pattern milik Keck dan Sikkink (1998). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Koalisi NGO Break Free From Coal telah berhasil menerapkan empat strategi advokasi (Information Politics, Symbolic Politics, Leverage Politics, dan Accountability Politics) dengan baik namun hasil yang didapatkan belum efektif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketergantungan pemerintah Indonesia terhadap batu bara yang masih sangat tinggi, banyaknya musuh yang dihadapi, dan struktur pergerakan koalisi yang belum spesifik. Meskipun begitu, Koalisi NGO Break Free From Coal telah berhasil dalam menghambat proyek pembangunan PLTU-B 35.000 MW, mengeskalasi gerakan dan menghimpun kekuatan, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap isu perubahan iklim terkait dampak buruk batu bara.

The 35,000 MW Coal-Fired Power Plant construction project by the Indonesian government in 2015 is aimed at meeting national electricity needs and improving the countrys economy. However, this mega project produces large amounts of greenhouse gases.This is not in line with Indonesias climate commitment in the Paris Agreement. In addition, the use of coal through the project also gives negative impacts that can damage the environment and threaten peoples lives. Seeing this situation, several environmental NGOs in Indonesia, namely Greenpeace Indonesia, 350.org Indonesia, WALHI, and JATAM networked with each other and formed Break Free From Coal Coalition. This coalition was formed with the aim of releasing Indonesia from dependence on coal use and to pressure the Indonesian government to take steps in accordance with Indonesias climate commitment in the Paris Agreement. To achieve this goal, Break Free From Coal Coalition launched actions and campaigns from 2016 to 2018. The research question in this research is how the role of Break Free From Coal Coalition in fighting againts 35,000 MW Coal-Fired Power Plant construction project. To answer this question, the author refers to Keck and Sikkinks (1998) Transnational Advocacy Network theory and Boomerang Pattern. The method used in this research is qualitative method with case study approach. The results of this study indicate that Break Free From Coal Coalition has successfully implemented four advocacy strategies (Information Politics, Symbolic Politics, Leverage Politics, and Accountability Politics) but the results but the results obtained were not effective due to several influencing factors, namely high dependence of the Indonesian government on coal use, a number of enemies faced, and the unspecific structure of the coalitions movement. Even so, the NGO Coalition Break Free From Coal has succeeded in inhibiting the 35,000 MW PLTU-B construction project, escalating the movement and gathering strength, and increasing public awareness and concern for the issue of climate change related to the bad effects of coal. However, Break Free From Coal Coalition has succeeded in inhibiting the 35,000 MW 35,000 MW Coal-Fired Power Plant construction project, gathering strength and escalating the movement, and increasing public awareness and concern for climate change issue related to negative effects of coal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Yudharaka
"Sistem pembangkit listrik yang ada sekarang bersifat tersentralisasi dan memungkinkan adanya kekurangan kemampuan produksi listrik pada kemudian hari seiring dengan berkembangnya konsumsi listrik masyarakat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pembangkit listrik virtual yang terdiri dari pembangkit listrik terdistribusi. Pada penelitian ini akan dibuat sebuah platform yang menjadi sebuah pemodelan dari pembangkit listrik virtual. Platform ini diharapkan dapat menunjukkan bagaimana pembangkit listrik virtual bekerja dalam mengendalikan pembangkit-pembangkit terdistribusi didalam-nya. Pada platform ini pengguna dapat melakukan pemantauan terhadap pembangkit-pembangkit yang tergabung dalam pembangkit listrik virtual. Pada penelitian ini, platform akan mendapatkan serangkaian pengujian yaitu pengujian fitur, pengujian algoritma, dan juga usability testing. Pada hasil pengujian didapati bahwa platform dapat dibuat dan dapat menjalakan semua fungsi dengan baik. Algoritma yang terdapat dapat platform juga mampu untuk memberikan keseimbangan pada pertukaran energi pembangkit virtual dengan jaringan listrik yang dibuktikan dengan tidak adanya impor yang dilakukan dan dapat melakukan ekspor listrik. Platform juga mendapatkan hasil cukup pada usability testing dengan mendapatkan nilai Mean of Survey sebesar 3,633 dalam skala 5 untuk kelompok yang memiliki pengetahuan pembangkit listrik virtual dan 3,544 dalam skala 5 untuk kelompok yang tidak memiliki pengetahuan pembangkit listrik virtual.

The existing power generation system is centralized and allows for the inability to keep up with the electricity consumption growth. One of the solutions is to use virtual power plants that consist of renewable energy power plants. In this research, a virtual power plant platform will be created as a model of virtual power power plant. This platform is expected to show how virtual power plants work. This platform is expected to show how virtual power plants work in controlling distributed generators. This platform allows users to monitor generator status within virtual power plant environtment. The platform will undergo a series of tests such feature testing, algorithm testing, and usability testing. The test results shoes that the platform able to run all the functions properly. The algorithm of the platform is also capable to provide balance exchange of virtual power energy with the electricity network by the absence of imports and able to export electricity. This platform also getting a Mean of Survey score of 3,633 on a scale of 5 for respondent that have knowledge of virtual power plant and getting score of 3,544 on a scale of 5 for respondent that have no knowledge of virtual power plant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Santhani
"Pembangunan PLTN di Indonesia dan dunia masih menjadi kontroversi, hal ini disebabkan oleh keamanan dan keselamatan PLTN yang masih diragukan. Kecelakaan nuklir di Chernobyl pada tahun 1986 dan kejadian bencana PLTN Fukushima tahun 2011 menunjukan standar keselamatan dan kemanan yang sangat ketat pada kontruksi dan pengoperasian, ternyata tidak dapat menghindari bencana kebocoran radioaktif. International Atomic Energy Agency IAEA adalah badan yang mengawasi perkembangan energi nuklir di dunia, terutama negara berkembang.
Pada tahun 2009 IAEA telah melakukan evaluasi kesiapan Indonesia dalam pembangunan PLTN pertama, berdasarkan evaluasi tersebut menyimpulkan bahwa dari 19 kriteria yang telah ditetapkan hampir semua isu area infrastruktur dapat ditindaklanjuti untuk membuat keputusan selanjutnya berlanjut ke Fase II, kecuali komitmen negara, manajemen dan keterlibatan stakeholder. Dalam penelitian ini, Penulis akan menganalisa kembali 19 multikriteria yang ditetapkan IAEA untuk pembangunan PLTN pertama di Indonesia berdasarkan kondisi saat ini.
Berdasarkan hasil penelitian, Indonesia belum siap membangun PLTN pertama, terutama pada kriteria komitmen negara, keselamatan, keamanan, perencanaan kedaruratan serta keterlibatan stakeholder. Namun apabila Indonesia menganggap PLTN sangat mendesak untuk dibangun, perlu ada upaya yang dilakukan untuk memenuhi standar IAEA yaitu komitmen tegas Pemerintah, pemilihan lokasi dan teknologi yang tepat, komitmen perlindungan keamanan dan keselamatan, peningkatan SDM, pengelolaan limbah radioaktif, keterbukaan informasi dan sosialisasi nuklir, subsidi serta penyiapan dana keadaan darurat.

There is still a controversy about the development of nuclear power that shows concern for its security and safety aspects. The catastrophic nuclear accident happened in Chernobyl 1986 and Fukushima 2011 suggested that a very strict safety and security standard on construction and operation apparently could not prevent radioactive leak disaster. International Atomic Energy Agency IAEA is the organization that oversees the development of nuclear energy in the world, especially developing countries.
In 2009, IAEA has conducted an assessment on Indonesia 39 s readiness for its first nuclear power plant. The assessment concluded that 19 nuclear infrastructure issues, Indonesia still has pending issues on state commitment, management and stakeholder involvement. In this study, the author would like to reanalyze the 19 nuclear infrastructure issues which set by the IAEA for Indonesia rsquo s first nuclear power plant based on Indonesia current conditions.
The study itself suggests that Indonesia is unlikely to be ready to build the plant. This is due to numerous unmet nuclear infrastructure standards, especially in state commitment, management, safety, security, emergency planning and stakeholder involvement aspects. However, if the construction of nuclear power plant is urgently needed, the government has to make efforts to meet IAEA standards in several aspect, such as state commitment, proper location and technology selection, security and safety protection, human resource development, radioactive waste management, information disclosure and nuclear socialization, subsidies and preparation of emergency funds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santo Freddy
"Indonesia memiliki potensi yang cukup besar pada sumber energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Mini Hidro (PLTM) namun pemanfaatannya masih tergolong sangat sedikit. Pengembangan sumber energi ini tentu perlu diimbangi dengan peningkatan infrastruktur yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Investasi pada PLTM memiliki risiko yang tinggi, baik pada perencanaan atau pada proses pembangunannya nanti sehingga diperlukan rencana strategis untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada.
Skripsi ini menganalisis faktor-faktor risiko secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui dampak dari faktor-faktor risiko tersebut pada keberlangsungan PLTM dengan metode Manajemen Risiko. Pendekatan yang dilakukan untuk penilaian risiko adalah Value at Risk (VaR) dan model finansial.
Hasil dari perhitungan tersebut adalah daftar kemungkinan risiko yang mungkin akan terjadi dalam bentuk model Risk Register dan nilai risiko yang memetakan pengaruh faktor-faktor risiko terhadap PLTM secara finansial untuk mendapatkan rekomendasi mitigasi risiko. Skripsi ini bisa dapat menjadi referensi atau pertimbangan bagi pihak ? pihak yang berkepentingan dalam mengelola risiko dan mitigasi risiko sebagai salah satu usaha pengembangan potensi PLTM.

Indonesia has considerable potential in the energy sources of Mini-Hydro Power Plant (MHPP) but its utility is still relatively not significant. Development of these sources of energy would need to be offset by increased infrastructure that requires abundant amount of investment. Investments in MHPP was included in investments with high risk, either in construction planning or in the process of its construction at a later so we need strategic plan to anticipate the risks that can occurs.
This thesis will mapping risk factors for quantitative and qualitative analysis to know the impact of these risk factors on the sustainability of the MHPP with the method of risk management. The approach of risk assessment is Value at Risk (VaR) and financial models.
The result of model calculation is a list of risks which may occur in the form of model Risk Registers and value of risks that mapping the influence of risk factors on financial aspect of MHPP to get recommendations for risk mitigation. This thesis can be can be a reference or consideration for the stakeholders in managing risk and risk mitigation as one of the potential MHPP development efforts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Tris Yuliyanto
"Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Indonesia dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kesiapan ini diketahui dari seberapa besar kontribusi industri Indonesia dalam memproduksi komponen- komponen PLTN yang dikelompokkan menjadi 4 subsisteni yaitu primary subsystem, secondary subsystem, construction/civil subsystem dan balance and protection subsystem. Analisis dilanjutkan dengan melihat kernampuan komponen yang diproduksi industri Indonesia dalam menghasilkan devisa atau yang biasa dikenal dengan efisiensi perusahaan dalam menghemat atau menghasilkan devisa melalui domestic resource cost yaitu dengan melihat proporsi biaya sumber daya lokal dan biaya sumber daya luar negeri dalam menghasilkan nilai tambah.

Research in this thesis aims to determine the readiness of Indonesia in the construction of nuclear power plant. This readiness is known of how much contribution the industry Indonesia in producing nuclear components are grouped into 4 system is the primary subsystem, secondary subsystem, construction / civil subsystem and balances and protection subsystem. The analysis continued by looking at the ability of Indonesias industrial components produced in generating foreign exchange or commonly known by the companys ejficiency in saving or generating foreign exchange through domestic resource cost by looking at the proportion of the cost of local resources and the cost of offshore resources in generating added value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Deni Wuala
"Keterlambatan penyelesaian konstruksi proyek-proyek pembangkit listrik di Indonesia adalah fenomena umum. Salah satu penyebabnya adalah durasi proyek yang terlalu optimis dan tidak realistis karena tidak memperhitungkan faktor-faktor risiko dalam penjadwalan. Metode analisis meta-network adalah salah satu metode untuk mengkuantifikasi faktor risiko terhadap jadwal dalam bentuk nilai adaptive capacity. Studi literatur dan wawancara terhadap pelaku konstruksi pembangkit listrik di Indonesia dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan dampaknya terhadap jadwal proyek pembangkit listrik di Indonesia. Sebuah framework yang menggabungkan proses penjadwalan konvensional dengan metode analisis meta-network dibuat berdasarkan studi literatur yang kemudian diujikan terhadap proyek aktual. Hasil studi ini menemukan bahwa terdapat 18 faktor risiko yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek-proyek konstruksi pembangkit listrik di Indonesia dan yang paling berdampak negatif adalah faktor masalah pembayaran dari owner dan metode konstruksi yang tidak tepat/ tidak praktis. Hasil uji kapabilitas framework terhadap proyek nyata dan validasi pakar konstruksi pembangkit di Indonesia menunjukkan bahwa framework yang digunakan mampu untuk memperhitungkan dampak dari berbagai faktor risiko terhadap durasi proyek dan menghasilkan jadwal proyek sebagai bentuk respon risiko dalam bentuk jadwal yang proaktif terhadap risiko.

Delay in the completion of power plant construction projects in Indonesia is a common phenomenon. One of the reasons is that the project duration is too optimistic and unrealistic because it does not take into account risk factors in scheduling. The meta-network analysis method is a risk assessment method using in this research as a way to quantifying risk factors in the form of adaptive capacity. Literature study and interviews with power plant construction project practioners in Indonesia were conducted to identify risk factors and their impact on projects time performance. A framework that combines conventional scheduling processes and meta-network analysis methods was made based on literature studies which are then tested on actual projects. There are 18 risk factors identified in this study that affect the time performance of power plant construction projects in Indonesia, with payment problems from owner and improper/impractical construction methods as the most important factors. The framework is found capable to calculate the impact of various risk factors on the duration of the project and produce a proactive project schedule as risk response."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Mardiansyah
"Medan magnet adalah ruang disekitar magnet dimana tempat benda-benda tertentu mengalami gaya magnetik. Gaya magnetik dapat ditimbulkan oleh bendabenda yang bersifat magnet. Di samping itu, gaya magnet juga dapat timbul karena adanya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar. Medan magnet yang timbul disekitar arus listrik dapat dimanfaatkan atau disadap melalui rangkaian solenoida. Proses penyadapan ini didasari adanya proses tegangan induksi elektromagnetik oleh solenoida. Dalam proses penyadapan menggunakan solenoida akan dihasilkan tegangan sadap. Nilai tegangan sadap yang dihasilkan oleh solenoida tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jarak antara sumber medan magnet terhadap solenoida, besarnya medan magnet pada sumber, permeabilitas magnetik bahan solenoida dan jumlah lilitan solenoida serta luas penampang solenoida. Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, penulis merancang sebuah solenoida yang baik, dengan harapan medan magnet yang ada di lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan secara optimal. Tegangan sadap yang terbesar diperoleh dari jarak yang terdekat dengan sumber medan magnet, jumlah lilitan, menggunakan inti besi dan memperluas penampang solenoida. Tegangan sadap terbesar yang dihasilkan ialah 8.52 Volt dan dapat digunakan pada aplikasi sederhana seperti menyalakan lampu LED.

Magnetic field is the space around a magnet where the place of certain objects having magnetic force. Magnetic force can be caused by objects with magnetic. In addition, the magnetic force also arises because of the electric current following in a conductor. Magnetic field arising around an electric current can be exploited or tapped through a circuit solenoid. Tapping process is based on a process of induced voltage electromagnetic solenoid. In the process of tapping using a solenoid, will be generated a voltage tap. Tapping the voltage value generated by the solenoid is influenced by several factor, that is the distance between the source of the magnetic field of the solenoida, the magnitude of the magnetic field on the source, permeability magnetic material solenoid dan the number of solenoid coil and the sectional area of the solenoid. With consideration of several factors, the authors designed a solenoid with the expectation magnetic field environment around can be used optimally. The biggest voltage tap can be got from the closest area to source of magnetic field, number of solenoid coil, using iron core and increasing sectional area of the solenoid. the biggest voltage tap results is 8.52 Volt and can be used in simple application, such a turning on the LED."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wulan Romianingsih
"Saat ini, ada dua instrumen untuk menilai dampak lingkungan dan sosial dari proyek pembangkit listrik di Indonesia, yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) dan Environmental and Social Impact Assessment (ESIA). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aspek lingkungan dan sosial dari Amdal dan ESIA untuk mengembangkan pedoman dan strategi pengintegrasian dua studi ini. Metode yang digunakan adalah analisis dokumen, wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan utama ESIA dan Amdal terletak pada fase penapisan, pelingkupan, analisis dampak, dan tindak lanjut. ESIA mencakup aspek fisik-kimia, biologi, (lingkungan) dan sosio-ekonomi (sosial) yang lebih luas dibandingkan Amdal. Mengintegrasikan dua kajian lingkungan ini dapat mengurangi jejak karbon dari studi lingkungan, memperkuat perlindungan lingkungan, efisiensi biaya hingga 12%, meningkatkan kapasitas penyusun dan pelaksana Amdal dan ESIA, peningkatan keberterimaan oleh pengambil keputusan, yaitu pemerintah dan lembaga finansial. 

Currently, there are two instruments for assessing the environmental and social impacts of power development projects in Indonesia, which are Analisis Mengenai Dampak Lingkungan or Amdal and  Environmental and Social Impact Assessment (ESIA). This research aims to compare the environmental and social aspects of Amdal and ESIA to further develop guidance and strategy for the integration of these practices. This research employed document analysis, semi-structured interviews, and field observation. This research found that the main differences between Amdal and ESIA are in the screening, scoping, impact analysis, and follow-up phases. The ESIA covers a wider range of physicochemical, biological, and socio-economic (social) aspects than Amdal does. Integrating the two practices could reduce the carbon footprint, strengthen environmental protection, save costs up to 12%, increase the stakeholder capacity, and improve the acceptance of decision-makers (the government and financial institutions)."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>