Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shofura Karimah
"Kejadian diare menjadi salah satu penyebab utama kematian anak Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh perubahan variasi iklim (suhu, kelembaban, dan curah hujan) dengan pola kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Jatimakmur. Bekasi merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Barat yang memiliki angka kasus diare tertinggi di kotanya dengan mencapai 14.044 kasus (Dinkes Bekasi, 2012). Penelitian ini menggunakan data sekunder kasus diare yang diperoleh dari Laporan Tahunan Puskesmas Jatimakmur tahun 2013 dan 2014. Sedangkan data variasi iklim diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara Halim Perdana Kusuma.
Penelitian ini membutuhkan desain studi ekologi dan analisis regresi linear untuk mengetahui korelasinya, dan bersifat analitik kualitatif kuantitatif. Ditemukan hasil bahwa suhu, kelembaban, dan curah hujan di kelurahan Jatimakmur memiliki hubungan yang tidak terlalu signifikan (nilai R=0,082, R=0,283, dan R=0,070) dengan kejadian diare. Namun, pengaruhnya sebesar 0,7% setiap meningkatnya suhu 1◦C meningkatkan kasus diare 4,2%, sebesar 8% setiap meningkatnya 1% kelembaban dapat meningkatkan kasus diare 2,3%, dan sebesar 0,5% dapat menjelaskan setiap meningkatnya 1 mm curah hujan dapat meningkatkan kasus diare 0,01% pada periode tahun 2013-2014.

The diarrhea occurrences become one of the major causes of child mortality in Indonesia. The purpose of this research is to determine the impact of Climate or Weather Changes (temperature, humidity, and rainfall) with the pattern of diarrhea occurrences at Puskesmas Jatimakmur. Bekasi is one of the major cities in West Java province, and has the highest number of diarrhea occurrences which reach 14.044 cases (Dinkes Bekasi, 2012). This research applied secondary data obtained from the Annual Report of Puskesmas Jatimakmur in 2013-2014. While another secondary data obtained from BMKG Halim Perdana Kusuma Airport Station.
It requires the ecological design study and linear regression analysis to determine the impact of temperature, humidity, and rainfall patterns into diarrhea occurrences. This research found that the temperature, humidity, and rainfall in Jatimakmur sub-district do not have significant relation (Temperature R value= 0.082, humidity R= 0.283 and rainfall R= 0.070) with diarrhea cases. However, the effect of 0.7%, 8%, and 0.5% can explain which elevating in 1◦C temperature will increase 4.2% diarrhea cases, 1% humidity will increase 2.3% diarrhea cases, and 1 mm of rainfall will increase 0.01% diarrhea cases in the period of 2013-2014.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Cahyono
"Penyakit diare disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit. Sedangkan yang menjadi faktor risiko antara lain kualitas air bersih, kondisi jamban, kepadatan hunian, status gizi, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan status ekonomi keluarga. Insiden diare di daerah Pondok Gede jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Kota Bekasi masih yang tertinggi yaitu 26,6 per 1000 penduduk (1998), 29,9 per 1000 penduduk (1999), dan 30,2 per 1000 penduduk (2000). Penyebab tingginya insiden tersebut belum diketahui secara pasti, sehingga perlu dilakukan kajian atau penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan diare.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan (kualitas air bersih, kondisi jamban dan kepadatan hunian) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah balita yang menderita diare yang datang berobat ke puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita yang tidak menderita diare yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pondok Gede. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kondisi lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kualitas air bersih, kondisi jamban, status gizi balita, ASI eksklusif, imunisasi campak, pengetahuan ibu dan status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan untuk kepadatan hunian dan pendidikan ibu tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian diare pada balita. Untuk uji interaksi didapat adanya interaksi antara variabel kondisi jamban dengan status ekonomi keluarga dan status gizi keluarga dengan kepadatan hunian. Pada analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda, setelah dikontrol oleh faktor status gizi, pemberian ASI eksklusif, imunisasi campak, pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi keluarga ternyata faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian diare adalah kondisi jamban.
Dari hasil penelitian menunjukan perlunya meningkatkan perhatian masyarakat terhadap status gizi balita, pemberian ASI eksklusif, imunisasi campak, sarana penyediaan air bersih dan kondisi jamban keluarga dalam upaya penurunan insiden diare. Sedangkan kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Puskesmas Pondok Gede disarankan meningkatkan pemberian penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tidak hanya melalui puskesmas dan posyandu tetapi juga melalui pengajian ibu-ibu dan arisan dengan topik penyakit diare, persyaratan kesehatan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat, imunisasi dan status gizi balita serta pengetahuan tentang penyakit diare guna pencegahan penyakit diare. Kepada Pemerintah Kota Bekasi disarankan agar dapat menyediakan dana untuk pemberian stimulan pembangunan sarana air bersih dan jamban keluarga percontohan atau pembangunan sarana air bersih dan jamban keluarga bagi keluarga yang tidak mampu.

Relationship between Environment Factors with Diarrhea Incidence among Under-fives in Coverage Area of Pondok Gede Health Center, Bekasi City 2003Diarrhea could be caused by bacteria, viruses, or parasites and the risk factors are water quality, water closet condition, resident density, exclusive breast feeding, immunization, mother education, mother knowledge, and economic status of family. Diarrhea incidence in Pondok Gede compared to other area in Bekasi City has a highest rate that is 26,6 per 1000 residents (1998), 29,9 per 1000 residents (1999), and 30,2 per 1000 residents (2000). It is no clear the cause of high incidents rate, this need to be studied about factors that related to.
Objective of this study is to find out relationship between environment factors such as quality of clean water, water closet condition and residents density with diarrhea incidence among under-fives in coverage area by Pondok Gede health center, city of Bekasi. This study used case control design. Case is under-five suffer to diarrhea which came to health center, and control is under-five not suffered to diarrhea which living in covered area of Pondok Gede health center. Data collected by interview and environment observation.
The results of this study shows that there is relation between quality of clean water, water closet condition, under five nutrition status, exclusive breast feeding, immunization, mother knowledge, and economic status of family with diarrhea incidence. While with resident density and mother education have no significant relation ship with diarrhea incidence. The interaction test has found that there is interaction between water closet condition variable with economic status and family nutrition status with resident density. In multivariate analysis by multi regression logistic, after controlled by nutrition status factor, exclusive breastfeeding, measles immunization, education, knowledge, and economic status of family, environment factor that appears influence diarrhea incidence is water closet condition.
From the results of this study showed that it is necessary to increase community awareness to under-five nutrition, exclusive breastfeeding, measles immunization, infrastructure of clean water provider, and water closet condition in efforts to decrease diarrhea incidence. While to Health Office of Bekasi City and Pondok Gede health center recommend conduct information dissemination to community to increase community's knowledge, not only by health centers or Posyandu, but through activities that gathered mothers such as pengajian (devotional) or arisan. Bekasi City government should be provide fund for stimulant to develop clean water infra structure, good family closet model and clean water infra structure and water closet for under class family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Arsyah Febriana
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat gambaran faktor risiko kelelahan yang dialami oleh kurir PT JNE di wilayah Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi tahun 2022. Penelitian dilakukan pada 31 orang kurir yang beroperasi di wilayah Pondok Gede dan sekitarnya pada Mei – Juni 2022. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan metode kuantitatif. Variabel dependen penelitian ini adalah kelelahan kerja, dan variabel independen yaitu faktor risiko terkait pekerjaan (shift kerja, durasi kerja, waktu istirahat), faktor risiko non pekerjaan (masa kerja, commuting time, dan kepuasan terhadap sistem insentif dan reward), dan faktor individu (usia, status gizi, kualitas tidur, kuantitas tidur, ketakutan pada akan Covid-19, dan kebiasaan sarapan). Hasil menunjukkan bahwa 51,6% (16 orang) mengalami kelelahan sedang, 35,5% (11 orang) kelelahan ringan, dan 12,9%(4 orang) tidak kelelahan. Kelelahan sedang cenderung dialami oleh durasi kerja berlebih (39,3%), beban kerja rendah (75%), istirahat cukup (45%), shift kerja siang (41,7%), masa kerja >5 tahun (47,1%), commuting time lama (57,1%), puas dengan sistem reward (45%), puas dengan sistem insentif (47,4%), usia ≤35 tahun (37,9%), tidur kurang dari 7 jam (53,8%), status gizi berlebih (40%), dan ketakutan terhadap covid-19 yang ringan (40%).

This study aims to describe the fatigue risk factors experienced by PT JNE couriers in the Pondok Gede District, Bekasi City in 2022. The study was conducted on 31 couriers operating in the Pondok Gede area and its surroundings in May – June 2022. This study uses a study cross-sectional with quantitative methods. The dependent variable of this study is work fatigue, and the independent variable is work-related risk factors (work shift, work duration, rest time), non-work risk factors (service period, commuting time, and satisfaction with the incentive and reward system), and individual factors. (age, nutritional status, sleep quality, sleep quantity, fear of Covid-19, and breakfast habits). The results showed that 51,6% (16 people) experienced moderate fatigue, 35,5% (11 people) experienced mild fatigue, and 12,9% (4 people) did not. Moderate fatigue tends to be experienced by excessive work duration (39,3%), low workload (75%), adequate rest (45%), day shift (41,7%), working period > 5 years (47,1% ), long commuting time (57,1%), satisfied with the reward system (45%), satisfied with the incentive system (47,4%), age 35 years (37,9%), sleeping less than 7 hours (53,8%), excess nutritional status (40%), and mild fear of COVID-19 (40%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Liasari
"ABSTRAK
Kuota jemaah haji Indonesia merupakan kuota terbesar di dunia. Jawa Barat merupakan provinsi dengan kuota haji terbesar di Indonesia. Sedangkan Kota Bekasi merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang memiliki kuota terbesar di Jawa Barat. Untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan sebaik-baiknya bagi jemaah haji di bidang kesehatan, maka dibutuhkan pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang efektif dan efisien dimulai dari jenjang pertama yaitu Puskesmas. Tujuan studi ini untuk membangun model sistem automasi pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji di puskesmas. Studi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). Penelitian dilakukan di Kota Bekasi, melibatkan Puskesmas Pondok Gede dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya prosedur yang belum dilakukan yaitu tidak dilakukannya pemeriksaan jiwa, penilaian kemandirian, dan tes kebugaran. Adanya pencatatan berulang-ulang juga mengakibatkan kegiatan pencatatan dan pelaporan menjadi kurang efisien, dan belum adanya informasi yang efektif untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap jemaah haji risiko tinggi. Dari hasil uji coba, sistem baru dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencatatan dan pelaporan sebesar 84-88,9% waktu yang dihemat untuk menyajikan 8 indikator pemeriksaan kesehatan haji.
ABSTRACT
Indonesia has the largest Hajj quota in the world. West Java is the province with the largest Indonesian Hajj quota. While Bekasi is one of the city with the largest quota in West Java. To provide guidance, service, and the best protection for pilgrims in the health sector, an effective and efficient pilgrims health reporting and recording is required from the first level of the health center. The purpose of this study is to build a model of automation systems for recording and reporting of the pilgrims health screening. The study used a qualitative approach and Rapid Application Development (RAD) as system development method. The study was conducted in the city of Bekasi, involving primary health center Pondok Gede and Bekasi City Health Office. There were still procedures that has not been done. Redundancy found in recording and reporting caused less efficient, and there was still the absence of effective information to monitor and guide the high risk pilgrims. From the test results it can be concluded that the new system can improve the efficiency and effectiveness as it saves time by 84 to 88.9% to present 8 indicators of Hajj Pilgrims Health Screening."
2013
T36858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Ayu Permatasari
"Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Menurut data profil UPTD Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi (2011) Cakupan K1 sebesar 96,8% masih dibawah target standar pelayanan minimum (SPM) yang mengikuti Millenium Development Goal (MDG’s) sebesar 97% dan cakupan K4 sebesar 85,2% masih di bawah target standar pelayanan minimum (SPM) yang mengikuti Millenium Development Goal (MDG’s) sebesar 95%.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan kunjungan pelayanan antenatal care (ANC) dengan jumlah sampel 100 ibu hamil trimester III yang melakukan kunjungan antenatal mulai tanggal 1 November sampai 13 Desember tahun 2012. Pengambilan sampel secara simple random sampling dan data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Pondok Gede yang melakukan kunjungan pelayanan antenatal dengan baik sebanyak 72% dan terdapat 3 variabel yang terbukti bermakna secara statistik dengan variabel dependen yaitu variabel pengetahuan (OR:0,250; 95%CI:0,1-0,627), pendidikan (OR:3,5; 95%CI:1,386-8,835) dan dukungan keluarga (OR:0,147; 95%CI:0,040-0,539).

Antenatal care is health service by health staff to mother during her gestation, it carried out in accordance with the antenatal care standard. According to profile data at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town (2011) the coverage of K1 is 96,8%, which is still under the target Development Goal (MDG’s) is 97% and the coverage of K4 is 85,2%, which is still under the target Development Goal (MDG’s) is 95%.
This research was descriptive by design cross sectional. The research aimed to know distribution of factors associate with utilization of antenatal care visit for pregnant women at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town in 2012. A hundred the 3rd trimester pregnant women from 1st November until 13rd December 2012. Randomly selected as sample of this research who attend to Maternal and Child Health Clinic at the Health Center Pondok Gede. Data collected using questionnaries.
The result of this research showed the 3rd trimester pregnant women at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town visited antenatal care well is 72%, and only three variables were statistically significant with the dependent variables which are knowledge (OR:0,250; 95%CI:0,1-0,627), education (OR:3,5; 95%CI:1,386-8,835), and family support (OR:0,147; 95%CI:0,040-0,539).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyanto
"Pembukaan UUD 1945 alinea 4 mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya amandemen UUD tahun 1945 pasal 28 H menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kesepakatan universal tentang kesehatan sebagai hak azasi manusia.
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang didasari TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, mengamanatkan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan, termasuk dalam bidang kesehatan. Selanjutnya Pemerintah menetapkan bahwa, Otonomi Daerah mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001. Keputusan ini mengantarkan pada perubahan tatanan secara besar-besaran dan mendasar.
Puskesmas Pondok Gede Sebagai salah satu puskesmas di Kota Bekasi yang diproyeksikan sebagai puskesmas perintis dalam pengembangan puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) serta perintis dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan dasar puskesmas perkotaan di Kota Bekasi, dipandang perlu untuk segera membuat arah dan tujuan serta strategi kebijakan yang berlandaskan kepada perencanaan berdasarkan fakta di lapangan. Sampai dengan saat ini Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi belum memiliki perencanaan strategis untuk tahun anggaran 2002- 2005.
Untuk menyusun perencanaan strategis Puskesmas Pondok Gede dilakukan penelitian operational (operational research) dengan analisis faktor eksternal dan internal dari data kualitatif dan kuantitatif yang diolah dengan menggunakan software Quantitative System for Bussines (QSB+) untuk melakukan peramalan secara berseri (Time Series Forecasting). Pada tahap pertama (Input Stage) dilakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal oleh Consensus Decission Making Group (CDMG) yang terdiri dari Unsur Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program di Puskesmas Pondok Gede. Selanjutnya pada tahap kedua (Matching Stage) CDMG melakukan analisis matrix Internal-External (IE) dan SWOT untuk menentukan posisi organisasi. Pada tahap berikutnya yaitu tahap Decision Stage digunakan matrik QSPM untuk menentukan prioritas strategi utama terpilih.
Pada penelitian ini Puskesmas Pondok Gede berada pada matrix IE posisinya pada kuadran V (Hold and Maintain), dengan strategi yang direkomendasikan adalah market penetration dan product development. Sedangkan berdasarkan TOWS Matrix berada pada posisi Internal Fix-it Quadrant dengan strategi yang direkomendasikan adalah retrenchment, enhancement, market development, product development, vertical integration dan related diversification. Dari hasil matching ditetapkan bahwa Puskesmas Pondok Gede harus melakukan product development.
Puskesmas Pondok Gede disarankan agar segera menindaklanjuti hasil penelitian ini antara lain melalui sosialisasi visi dan misi kepada staf dan seluruh stakeholder terkait serta mengimplementasikan program yang dituangkan dalam strategic action plan.

The preamble of UUD 1945, 4th paragraph stated that Indonesia Government should protect the nation and develop the nation's welfare and further to enlighten it. Furthermore, amendment of UUD 1945 section 28 H stated that nation should get health service. The above section showing that Indonesia idolizes universal commitment about health as human rights.
UU No. 22 1999 about District Government and UU No. 25 1999 about Financial Balance Between National and District based on TAP MPR No. XV/MPR/1998 about District Autonomy, mandated operational of decentralization including health sector. Furthermore, governments determine that district autonomy starts at January 1, 2001. This decision makes big change and fundamental.
Pondok Gede Primary Health Centre as a Primary Health Centre (PHC) in Bekasi was projection as a volunteer in developed PHC with treatment facility and volunteer for developed basic health service for urban in Bekasi. It's important to make vision; goal and strategy that based on evidence based planning. For this time, Pondok Gede PHC does not have strategic planning for 2002-2005.
To make strategic planning Pondok Gede PHC used operational research with external and internal analysis factor from qualitative and quantitative data that processed with Quantitative System for Business (QSB+) software for time series forecasting. On first step (Input Stage) the external and internal environment analyzed by Consensus Decision Making Group (CDMG) that consist of Bekasi District Health Officer, Head of PHC and health programmer Pondok Gede PHC. Furthermore, the second step (Matching Stage) CDMG doing lE Matrix analysis and SWOT for organization positioning. For the next step is decision stage that used QSPM Matrix for chosen main strategy priority.
Pondok Gede PHC stay at Internal External Matrix in V quadrant (Hold and Maintain), with recommended strategy is market penetration and product development.
Based on TOWS Matrix the position is Internal Fix it Quadrant with recommended strategy is retrenchment, enhancement, market development, product development, vertical integration and related diversification. From the Matching Stage Pondok Gede PHC must do product development.
Pondok Gede PHC suggested that as soon as possible follow up this research result pass through socialization of vision and mission to staff and related stakeholders and implemented this program with strategic action plan.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerfitri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang masalah pengelolaan rekam medis lansia pada
Program Santun Lansia di UPTD Puskesmas Pondok Gede, Bekasi. Tujuan dari
skripsi ini ialah merancang sistem informasi rekam medis bagi lansia yang dapat
digunakan untuk menghasilkan informasi yang valid, lengkap, dan tepat waktu
serta untuk mendukung peningkatan pelayanan bagi lansia di UPTD Puskesmas
Pondok Gede Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Hasil penelitian berupa sistem informasi rekam medis lansia yang dapat
diterapkan di UPTD Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi.

ABSTRACT
This thesis studies about matters which happen in elderly medical record
management at Elderly Assist Program in Pondok Gede Community Health
Center, Bekasi. The purpose of this thesis is designing information system of
medical record for elderly that can be used to produce valid, complete, and on
time information and also to support care upgrading for elderly in Pondok Gede
Community Health Center, Bekasi. This research used qualitative research method.
Result of this research information system of Elderly Medical Record which can
be used in Pondok Gede Community health center, Bekasi."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Habibah Nurul Rahmah
"Latar Belakang: Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masih menjadi penyakit menular paling mematikan kedua di dunia dan masih menjadi penyakit endemis di Indonesia. Kabupaten Mimika merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berstatus endemis tinggi malaria (API 597,58‰ per tahun 2022).
Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan curah hujan) dan pengobatan malaria dengan kejadian malaria di Kabupaten Mimika tahun 2016-2022.
Metode: Desain studi ekologi menggunakan data sekunder dengan analisis korelasi dan uji regresi linear ganda. Skenario waktu time lag 0, 1, dan 2 diterapkan untuk melihat hubungan antara faktor iklim dengan kejadian malaria per bulan di Kabupaten Mimika tahun 2016-2022.
Hasil: Hasil analisis dengan uji korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengobatan malaria dengan kejadian malaria tahun 2016-2022 (p = 0,000; r = 0,990). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban, dan curah hujan rata-rata dengan kejadian malaria di Kabupaten Mimika tahun 2016-2022 pada seluruh skenario waktu. Analisis dengan uji regresi linear ganda menghasilkan model prediksi dengan persamaan Kejadian Malaria = 4912,9 - 129,3 (suhu udara) - 3,36 (curah hujan) - 13,6 (kelembaban) + 0,997 (pengobatan ACT). Berdasarkan hasil uji regresi linear ganda model dapat menjelaskan 98% variasi variabel kejadian malaria (R Square = 0,980). Variabel yang paling dominan terhadap kejadian malaria di Kabupaten Mimika tahun 2016-2022 adalah pengobatan malaria.

Background: Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium parasites and transmitted to humans through the bite of female Anopheles mosquitoes. Malaria is the wolrd’s second deadliest infectious disease and an endemic disease in Indonesia. Mimika Regency is one of the regencies in Indonesia that has a high malaria endemic status (API 597.58‰ as of 2022).
Objective: To determine the relationship between climatic factors (air temperature, humidity, and rainfall) and malaria treatment with malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022.
Methods: Ecological study using secondary data with correlation analysis and multiple linear regression. Scenarios of time lag 0, 1, and 2 were applied to investigate the relationship between climate factors and malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022.
Results: The results of the correlation test showed a significant relationship between malaria treatment and the incidence of malaria in 2016–2022 (p = 0,000; r = 0,990). No significant relationship was found between average air temperature, humidity, and rainfall with malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022 in all time scenarios. Multiple linear regression analysis produced a predictive model with the equation Malaria Incidence = 4912,9 - 129,3 (air temperature) - 3,36 (rainfall) - 13,6 (humidity) + 0,997 (ACT treatment). Based on the multiple linear regression result, the model can explain 98% of malaria incidence variation (R Square = 0,980). The most dominant variable for malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022 is malaria treatment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Adijaya Susatyo
"Filariasis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh cacing dari genus Filaria yang penularannya melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Di Indonesia kasus filariasis keberadaannya masih tinggi. Desa Jati Sampurna dan Jati Karya Kecamatan Pondokgede Kabupaten Bekasi Jawa Barat telah diketahui merupakan daerah endemik kecacingan. Diduga lama tinggal di daerah tersebut berpengaruh terhadap insidensi filariasis di kedua desa tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi IgG4 antifilaria pada penduduk daerah tersebut dan perbandingannya dengan lama menetap dan status kependudukan. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis pada data sekunder. Data sekunder diperoleh dari data hasil penelitian utama yang dikerjakan secara cross-sectional. Data?data tersebut digunakan untuk menilai hubungan faktor risiko infeksi filaria pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik kecacingan berdasarkan distribusi IgG4 antifilaria di kecamatan Pondok Gede Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat peningkatan IgG4 anti-filaria terhadap status kependudukan (p = 0,017) dan korelasi positif antara jumlah IgG4 anti-filaria dengan lama tinggal dalam tahun (p = 0,003).

Filariasis is a contagious disease caused by worms of the genus Filaria which transmitted through the bite of various species of mosquitoes. In Indonesia the existence of filariasis cases are still high. Jati Sampurna and Jati Karya village in Pondokgede Sub-district, Bekasi District, West Java has been known as filariasis endemic area. Length of stay is presumed as one of many factors that affects filariasis incidence in those villages. This study aimed to determine the distribution of IgG4 antifilaria on the region and its comparison with the length of stay and residence status. This study is based on secondary data. Secondary data were obtained from primary research data done by cross-sectional method. These data were used to assess the association of risk factors filarial infection in pregnant women living in endemic areas based on the distribution of IgG4 antifilaria in Pondok Gede, Bekasi district, West Java. Research shows there is an increase in anti-filarial IgG4 against residence status (p = 0.017) and a positive correlation between the number of anti-filarial IgG4 with length of stay in years (p = 0.003)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S33815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>