Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132964 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene Almakusuma Lucas
"ABSTRAK
Sampah rumah tangga yang sebagian besar berupa sampah makanan masih mendominasi timbulan sampah di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga mengalami krisis energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi ramah lingkungan yang dapat mengatasi permasalahan dan menghasilkan energi terbarukan. Salah satu alternatif penyelesaian permasalahan ini adalah dengan penerapan dry Anerobic Digester (AD). Pemilihan sistem dry utamanya adalah karena kebutuhan airnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem lain. Penelitian dilakukan dengan reaktor anaerobik batch selama 45 hari dengan volume 130 liter. Suhu operasi reaktor adalah pada rentang mesofilik. Substrat yang digunakan adalah sampah makanan kantin dan inokulum yang digunakan adalah efluen anaerobic digester. Terjadi penurunan produksi metana teoritis seiring dengan peningkatan konsentrasi amonia. Adanya indikasi toksisitas amonia dimana konsentrasi amonia mencapai 1.088 mg/L pada pH 7,9. Didapatkan efektifitas reaktor dry anaerobic digester adalah sebesar 43,85% destruksi volatile solid (VS) dan 27,34% destruksi chemical oxygen demand (COD). Rata-rata produksi metana teoritis adalah 0,14 L CH4 / gram VS feedstock

ABSTRACT
Household waste which consist largely amount of food waste, still dominates waste generation in Indonesia. On the other hand, Indonesia is also experiencing an energy crisis. Therefore environmentally friendly technology that can solve problems and generate renewable energy is needed. One alternative that can solve the problems is by the application of dry Anerobic Digester (AD). Selection of dry system is mainly because of its water reqirements is less than with other systems. Research carried out by anaerobic batch reactor for 45 days with a volume of 130 liters. The substrate used was cafeteria food waste and inoculum used is the anaerobic digester effluent. The theoretical methane production decrease due to the increased concentration of ammonia. The indication of the toxicity of ammonia in which the ammonia concentration reached 1088 mg / L at pH 7.9. Obtained effectiveness of dry anaerobic digester reactor was amounted to 43.85% VS destruction and 27.34% COD destruction. The average theoretical methane production was 0.14 L CH4 / g VS feedstock."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Almakusuma Lucas
" ABSTRAK
Sampah rumah tangga yang sebagian besar berupa sampah makanan masih mendominasi timbulan sampah di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga mengalami krisis energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi ramah lingkungan yang dapat mengatasi permasalahan dan menghasilkan energi terbarukan. Salah satu alternatif penyelesaian permasalahan ini adalah dengan penerapan dry Anerobic Digester (AD). Pemilihan sistem dry utamanya adalah karena kebutuhan airnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem lain. Penelitian dilakukan dengan reaktor anaerobik batch selama 45 hari dengan volume 130 liter. Suhu operasi reaktor adalah pada rentang mesofilik. Substrat yang digunakan adalah sampah makanan kantin dan inokulum yang digunakan adalah efluen anaerobic digester. Terjadi penurunan produksi metana teoritis seiring dengan peningkatan konsentrasi amonia. Adanya indikasi toksisitas amonia dimana konsentrasi amonia mencapai 1.088 mg/L pada pH 7,9. Didapatkan efektifitas reaktor dry anaerobic digester adalah sebesar 43,85% destruksi volatile solid (VS) dan 27,34% destruksi chemical oxygen demand (COD). Rata-rata produksi metana adalah 0,14 L CH4 / gram VS feedstock.

ABSTRAK
Household waste which consist largely amount of food waste, still dominates waste generation in Indonesia. On the other hand, Indonesia is also experiencing an energy crisis. Therefore environmentally friendly technology that can solve problems and generate renewable energy is needed. One alternative that can solve the problems is by the application of dry Anerobic Digester (AD). Selection of dry system is mainly because of its water reqirements is less than with other systems. Research carried out by anaerobic batch reactor for 45 days with a volume of 130 liters. The substrate used was cafeteria food waste and inoculum used is the anaerobic digester effluent. The theoretical methane production decrease due to the increased concentration of ammonia. The indication of the toxicity of ammonia in which the ammonia concentration reached 1088 mg / L at pH 7.9. Obtained effectiveness of dry anaerobic digester reactor was amounted to 43.85% VS destruction and 27.34% COD destruction. The average theoretical methane production was 0.14 L CH4 / g VS feedstock."
2016
S65532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Anggi Atesa Apriyani
"Limbah organik terutama sampah makanan memiliki volume yang sangat tinggi dan membutuhkan pengolahan di sumber. Dry anaerobic digestion merupakan salah satu teknologi pengolahan limbah organik yang cukup sederhana, kebutuhan air yang lebih sedikit dan tidak membutuhkan alat pengadukan yang terpasang pada reaktor. Pada penelitian ini substrat yang digunakan berupa sampah makanan yang berasal dari Kantin Fakultas Universitas Indonesia dengan inokulum air lindi dari anaerobic digester yang berada di Pasar Timbul Petamburan, Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan reaktor dry anaerobik batch (TS 19,78%) selama 43 hari dengan nilai C/N campuran 9. Penambahan air lindi dilakukan dua kali pada minggu ke-5 dan ke-6 sebanyak 2 L yang terdiri dari 30% lindi dan 70% air suling. Selama operasi reaktor proses degradasi material organik berjalan dengan baik, dengan penurunan nilai VS dari 82,4% mencapai nilai 57,78% dengan efisiensi penurunan sebesar 30% dengan nilai VSremoved 70,77%. Namun pembentukan metana kurang berjalan dengan baik karena pH yang rendah 3,7-5 pada awal operasi. Volume metana yang dihasilkan sebanyak 0,2452 L dengan presentase gas metana tertinggi pada minggu ke-6 sebesar 8,66%. Pengaruh penambahan air lindi menjaga moisture 93% selama proses operasi di minggu 5 dan 6, meningkatkan nilai COD 9115 mg/l dan peningkatan nilai amonia mencapai 1002 mg/l N NH3 tetapi masih dalam batas toleransi dan belum bersifat toksik.

Organic waste especially food waste have a very high volume and requires processing at the source. Dry anaerobic digestion is one of the organic waste processing technology was quite simple, less water needs and required no stirring tool attached to the reactor. On this study substrate which is used in the form of food waste that comes from the University of Indonesia Faculty Canteen with inokulum leachete from anaerobic digester are in the Timbul market Petamburan, West Jakarta. This research was conducted with reactors dry anaerobic batch (TS 19,78%) during the 43-day with a grade of C/N mix 9. The addition of leachete performed twice in week 5 and 6 as much as 2 L consisting of leachete 30% and 70% distilled water. During the operation of the reactor the process of degradation of organic material went well, with the declining value of its 82.4% VS reached 57.78% efficiency with a decrease of 30% with a value of VSremoved 70,77%. However the formation of methane less going well because of the low pH of 3.7-5 at the start of the operation. The volume of methane produced as much as 0.2452 L with the highest percentage of methane gas on weeks 6 of 8,66%. Influence of addition of leachete moisture keep in ± 93% during the process of operation in weeks 5 and 6, increase the value of COD 9115 mg/l and increased the value of ammonia reached 1002 mg/l NH3 N but still within the boundaries of tolerance and yet are toxic."
2016
S65299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Fitriani Wijayanti
"Sampah organik sebagian besar berasal dari sampah makanan yang menyebabkan karakteristiknya memiliki konsentrasi nitrogen dan lemak tinggi, kelembaban tinggi. Limbah domestik di Indonesia memiliki karakteristik kandungan organik yang sesuai dengan kondisi anaerobik. Limbah minyak dan lemak dapat membantu dalam proses AD yang dijadikan sebagai ko-substrat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja reaktor dry anaerobic digestion sampah makanan dan menganalisis pengaruh penambahan limbah minyak dan lemak terhadap kinerja reaktor dry anaerobic digestion. Penelitian dilakukan menggunakan Continuous Stirred Tank Reactor CSTR dengan volume terisi 400 L yang beroperasi pada suhu rata-rata 27,8 1,07oC.
Penelitian operasi skenario pertama dilakukan dengan input substrat sampah makanan dengan Organic Loading Rate OLR 10 kg VS/m3 selama 43 hari dan diaduk menggunakan variasi intensitas pengadukan 30 rpm dan 60 rpm secara konstan.
Operasi skenario kedua dilakukan selama 59 hari menggunakan substrat sampah makanan dan kotoran sapi banding limbah Fat Oil and Grease FOG dengan Organic Loading Rate OLR yang sama dengan skenario pertama dan diaduk menggunakan intensitas 30 rpm secara konstan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara input substrat sampah makanan dengan penambahan limbah minyak dan lemak.

Organic waste mostly comes from food waste that has characteristics of high concentrations of nitrogen and fat, high humidity. Domestic waste in Indonesia has characteristics of organic content which is suitable with anaerobic conditions. Waste oil and fat can help in the process of AD which is used as co substrate.
This research is intended to analyze the performance of dry anaerobic digestion reactor of food waste and analyze the effect of oil and waste addition on dry anaerobic digestion reactor performance. The research was conducted using Continuous Stirred Tank Reactor CSTR with a volume of 400 L applied at an average temperature of 27.8 1.07oC.
The first scenario operation study was performed with food waste substrate input with Organic Loading rate OLR is 10 kg VS m3 for 43 days and stirred using constantly strirring intensity variation of 30 rpm and 60 rpm.
The second scenario operation was conducted for 59 days using food waste and cow dung substrate of Fat Oil and Grease waste FOG with Organic Loading Rate OLR which is similar to the first scenario and stirred using constant 30 rpm intensity.
The results of study showed that there was a significant difference between the input of food waste substrate with the addition of Fat Oil and Grease p.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reigina Sandriaty
"Adanya kecenderungan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi makanan mengandung minyak dan lemak menjadi pemicu peningkatan timbulan limbah minyak dan lemak serta nilai COD dan VS air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biogas dan rasio limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan yang paling optimum.
Penelitian dilaksanakan selama 42 hari inkubasi pada suhu 37˚C dengan tiga variasi rasio VS limbah minyak dan lemak dan sampah makanan yaitu 1:7, 1:2, dan 1:1 dengan metode biochemical methane potential. Limbah minyak dan lemak memiliki karakteristik COD 148 g/L, TS 763 g/L, dan VS 759 g/L.
Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah minyak dan lemak memiliki potensi menghasilkan biogas tertinggi melalui proses anaerobic co- digestion dengan sampah makanan dan menghasilkan 485 mLCH4/grVS dari variasi 1:7. Sementara variasi rasio limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan 1:2 dan 1:1 hanya menghasilkan 128 dan 4 mLCH4/grVS.

Tendency of Indonesian people to eat foods containing oils dan fats trigger increasing in generation of fat, oil, and grease waste and increasing in wastewater?s COD and VS. This research is conducted to know potential of fat, oil, and grease and its ratio with food waste that obtain the highest biogas production through biochemical methane potential method.
The research was conducted over 42 days incubation at 37˚C including three variation of volatile solids (VS) ratio of fat, oil, and grease waste with food waste, that is 1:7, 1:2, and 1:1. As co- substrate of the anaerobic co- digestion process, fat, oil, and grease characteristics are COD 148 g/L, TS 763 g/L, and VS 759 g/L.
Result showed that fat, oil, and grease waste has potential to produce biogas through anaerobic co- digestion process with food waste and produce 485 mLCH4/grVS as the highest methane yield of 1:7 ratio. While the variation of ratio fat, oil, and grease waste with food waste at 1:2 and 1:1 only produce 128 and 4 mLCH4/grVS, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartanti Putri Josephine
"Anaerobic digestion(AD) dapat menjadi solusi dalam mengolah limbah organik. Pengadukan dalam AD dapat meningkatkan kinerja proses di dalam AD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengadukan terhadap pembentukan biogas dari degradasi TS dan VS pada AD dengan menggunakan pengadukan dengan kecepatan 30 rpm selama 4 jam/hari dibandingkan dengan AD tanpa pengadukan. Perbandingan substrat sampah makanan dan feses sapi yang digunakan adalah 9:1 dan organic loading rate (OLR) 7,83 kg VS/m3-hari. Operasional reaktor menggunakan 2 buah dry AD satu tahap dengan volume 51 L dalam kondisi suhu mesofilik selama 31 hari. Hasil uji menunjukkan substrat cocok untuk dry AD dengan total solids (TS) sebesar 20,50-28,5%; nilai volatile solid (VS) 86,75-87,53%TS; rasio C/N sebesar 14,12-16,35 dan tingkat inhibitor <3.000 mg/L amonia.
Hasil penelitian menunjukan penyisihan COD pada reaktor dengan pengadukan 66,2±11,0% sedangkan pada reaktor tanpa pengadukan 58,4±17,4%. Penyisihan TS dan VS pada reaktor dengan pengadukan 59,6±7,11% dan 5,71±3,56% sedangkan pada reaktor tanpa pengadukan 64,8±4,80% dan 8,10±2,31%. Perhitungan produksi biogas dari degradasi TS dan VS pada reaktor pengadukan lebih tinggi dengan 2,77±0,57 L CH4/kg VS dibandingkan dari reaktor tanpa pengadukan 2,35±0,37 L CH4/kg VS.
Untuk mendapat kesimpulan dilakukan uji statistik dengan hasil statistik menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara produksi biogas pada reaktor dengan pengadukan dan tanpa pengadukan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengadukan tidak berpengaruh pada penurunan TS, VS, COD, dan produksi biogas.

Anaerobic digestion (AD) can be a solution in treating organic waste. Stirring in AD can improve process performance in AD. This study aims to analyze the effect of stirring on biogas formation with degradation of TS and VS in AD using stirring at a speed of 30 rpm for 4 hours per day compared with an AD without stirring. The comparison of food waste substrate and cow feces used was 9:1 and organic loading rate (OLR) 7.83 kg VS/m3-day. The reactor operation uses 2 dry AD one stage with a volume of 51 L in mesophilic conditions for 31 days. The test results show that the substrate is suitable for dry AD with total solids (TS) of 20.50-28.5%; volatile solid (VS) value of 86.75-87.53% TS; C/N ratio of 14.12-16.35; and inhibitor level <3,000 mg/L of ammonia.
The results showed that removal of COD in the reactor with stirring 66.2±11.0% while in the reactor without stirring 58.4±17.4%. The removal for TS and VS in the reactor with stirring 59.6±7.11% and 5.71±3.56% while in the reactor without stirring 64.8±4.80% and 8.10±2.31%. Meanwhile, biogas production from TS and VS degradation in the stirring reactor produce higher volume of biogas with 2.77±0.57 L CH4/kg VS compared to biogas production from the reactor without stirring which 2.35±0.37 L CH4/kg VS.
To conclude, a statistical test was performed with the results of statistics showing that there was no significant difference between the production of biogas in the reactor with stirring and without stirring. This study concluded that stirring had no effect on decreasing TS, VS, COD, and biogas production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Khairiah
"Penambahan substrat sampah makanan dan limbah minyak dan lemak berpotensi menghasilkan akumulasi VFA yang berdampak kepada ketidakseimbangan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi yang dioperasikan menggunakan AD terhadap parameter kualitas efluen dengan mengidentifikasi hubungan antara akumulasi VFA dan LCFA dalam pembentukan biogas dan VSD. Penelitian ini dilakukan selama 245 hari menggunakan Continuous Stirred Tank Reactor CSTR dengan kapasitas 400 L dengan rata-rata suhu 29 0,90 C dan pH 6,2 0,71. Reaktor dioperasikan dengan Organic Loading Rate OLR 10 Kg VS/m3.2-3hari dan pengadukan 30 rpm selama 4 jam/hari. Penelitian terdiri dari tiga variasi, yang terdiri dari variasi 1 sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 9:1, variasi 2 limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:7, dan variasi 3 limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:2. Pada kondisi steady state, Variasi 1 menunjukan rata-rata reduksi COD 54,24 7,11 ; VSD 75,8 6,47 ; amonia 1,17 6,74 ; dan pH 6,0 3,87. Penambahan limbah minyak dan lemak dengan variasi 2 menunjukan hasil pengujian yang berbeda secara signifikan dengan variasi 1 yang ditandai dengan uji test-T dengan tingkat kepercayaan 95. Hasil pengujian varasi 2 menunjukan rata-rata reduksi COD mencapai 57,6 6,9 ; VSD 88,9 5,49 ; amonia 1,08 11,55 ; pH 5,82 3,6 , dan rasio VFA/TA akhir proses dengan nilai 0,36 yang menunjukan proses AD berjalan stabil dan tidak ada akumulasi VFA dan LCFA. Sedangkan variasi 3 lebih efisien dalam mengolah limbah minyak dan lemak menggunakan reaktor AD sampah makanan yang dibuktikan dengan reduksi COD diatas 50 dengan range 52,21 ndash; 68,27, rata-rata VSD 93,46, rasio VFA/TA akhir proses 0,69 yang menunjukan ada beberapa ketidakstabilan akan terjadi pada proses AD, akan tetapi, tetap tidak terjadi akumulasi VFA pada dan LCFA pada variasi 3, serta menghasilkan volume biogas tertinggi hingga 980 L/hari.

The addition of food waste substrate and waste oils and fats has the potential to produce VFA accumulation which has an impact on the imbalance of the AD process. This research was aimed to determine the suitability between of fat, oil, and grease FOG wastes, and food waste and cow mannure that was operated using AD on effluent quality parameter by identifying the relationship between VFA and LCFA accumulation in the formation of biogas and VSD. This research was conducted for 245 days used Continuous Stirred Tank Reactor CSTR with it area of capacity 400 by its averages temperature and pH, were 29 0,90 C and pH 6,2 0,71, respectively. To operate the reactor using Organic Loading Rate OLR 10 Kg VS m3.2 3day and steering 30 rpm for 4 hours day. The study consisted of three variations, consisting of variation 1 food waste and cow mannure in the ratio of 9 1 , variation 2 waste of fat, oil, and grease with food waste and cow mannure in the ratio of 1 7 , and variation 3 waste of fat, oil, and grease with food waste and cow mannure with a ratio of 1 2. In steady state conditions, Variation 1 shows the average COD reduction reached 54,24 7,11 VSD 75.81 6,47 ammonia 1,17 6,74 and pH 6,0 3,87, respectively. The addition of FOG waste with variation 2 have significantly different test results with variation 1 characterized by a test T with a 95 confidence level. The test results of variation 2 obtained that the average reduction of COD reached 57,6 6,9 VSD 88,9 5,49 ammonia 1,08 11,55 pH 5,82 3,6, and a final process VFA TA ratio of 0,36 indicating that the AD process is stable and there is no accumulation of VFA and LCFA, respectively. While the addition of FOG waste variation 3 more efficient in treating FOG waste using AD reagent food waste as evidenced by the reduction of COD above 50 with a range of 52.21 68.27 and average VSD 93.46, a final process VFA TA ratio of 0,69 indicates that some instability will occur in the AD process, however, there is no VFA accumulation in and LCFA in variation 3 with produce highest biogas volume up to 980 L day. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayyis Ibadurrohman
"Sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah organik dengan persentase sebesar 58. Kantin Fakultas Teknik Universitas Indonesia FT UI merupakan salah satu penyumbang sampah organik yang cukup tinggi. Pengolahan sampah makanan yang dilakukan masih terbatas pada pengomposan yang membutuhkah waktu 6-7 minggu. Salah satu alternatif pengolahan sampah makanan yang dapat dilakukan yaitu dengan proses biokonversi menggunakan larva Black Soldier Fly Hermetia Illucens.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan sampah organik Kantin FT UI, menganalaisis durasi optimal biokonversi, serta menganalisis potensi biokonversi dari sampah organik di Kantin FT UI. Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium yang menggunakan 4 jenis variasi durasi biokonversi yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Durasi optimal biokonversi yang didapat selanjutnya digunakan untuk mengetahui potensi pengolahan dengan skala eksisting.
Dari hasil pengukuran, rata-rata timbulan sampah sebesar 46,27 kg/hari. Selanjutnya dari keempat variasi durasi biokonversi, didapatkan durasi optimal yaitu selama 12 hari. Untuk potensi pengolahan sampah eksisting, proses biokonversi dengan larva Black Soldier Fly Hermetia Illucens dari sampah Kantin FT UI dapat mereduksi sampah sebesar 75 dengan nilai WRI sebesar 6,25 /hari, serta dapat menghasilkan biomassa larva sebanyak 800 gr per 4 kg sampah.

Most of waste that produced in Indonesia is organic waste with percentage of 58. Canteen of Faculty of Engineering Universitas Indonesia FT UI is one of the high enough contributor of organic waste. Food waste processing is still limited to composting that takes 6 7 weeks. One of the alternative food waste processing that can be applied is bioconversion process using Black Soldier Fly larvae Hermetia Illucens.
This study aims to determine the generation of organic waste in Canteen FT UI, analyze the optimum duration of bioconversion, and analyze the bioconversion potential of organic waste in Canteen FT UI. This study was conducted on a laboratory scale that used 4 variations of bioconversion duration those are 7 days, 14 days, 21 days, and 28 days. The optimum duration of current bioconversion was used to know the potency of processing with the existing scale.
From the measurement result, the average of waste generation is 46,27 kg day. Then from within the variation of bioconversion duration, the optimum duration is 12 days. For the potential of existing waste processing, the bioconversion process with Black Soldier Fly larvae Hermetia Illucens from waste in Canteen of FT UI can reduce organic waste by 75 with WRI value of 6.25 day, and can produce larvae biomass as much as 800 gr per 4 kg organic waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Kurnianingsih
"Pengadukan dalam Anaerobic Digestion AD dapat dikontrol untuk meningkatkan kinerja proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas pengadukan terhadap kinerja proses AD, transfer panas di dalam digester dan untuk menganalisis kesetimbangan energi. Penelitian dilakukan menggunakan Continuous Stirred Tank Reactor CSTR dengan volume terisi 400 L yang beroperasi pada suhu rata-rata 27,8 1,07oC. Penelitian operasi skenario pertama dilakukan dengan input substrat sampah makanan dengan Organic Loading Rate OLR 10 kg VS/m3 selama 43 hari dan diaduk menggunakan variasi intensitas pengadukan 30 rpm dan 60 rpm selama 4 jam/hari untuk melihat kinerja proses AD. Operasi skenario kedua dilakukan menggunakan substrat sampah makanan dan kotoran sapi banding limbah Fat Oil and Grease FOG sebesar 10:1 dengan OLR 10 kg VS/m?3 dan dilakukan variasi pengadukan berkala 30 rpm, 15 menit/1,5 jam dan kontinu 30 rpm, 4 jam/hari untuk melihat tansfer panas dalam digester. Hasil penelitian operasi skenario pertama menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua intensitas pengadukan.

Mixing in Anaerobic Digestion AD can be controlled to improve the performance of the AD process. This study aims to determine the effect of mixing intensity on the performance of the AD process, heat transfer in the digester and to analyze the energy balance. The study was conducted using a Continuous Stirred Tank Reactor CSTR with 400 L working volume which operates at an average temperature of 27,8 1,07 C. In the first scenario operation study, reactor was fed with food waste with Organic Loading Rate OLR 10 kg VS m3 for 43 days and mixed using variation of mixing intensity 30 rpm and 60 rpm for 4 hours day to see AD process performance. The second operation was carried out using food and cow dung with Fat Oil and Grease FOG waste ratio 10 1 and mixed intermittent 30 rpm, 15 min 1.5 hour and continuous 30 rpm, 4 hour day to see heat transfer in the digester. The results of the first scenario operation study showed that there was a significant difference in both mixing intensity p."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Elia Purwanto
"

Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia. Namun permasalahan dalam aspek lingkungan, sosial dan ekonomi muncul karena sebagian makanan akan terbuang sia-sia, bahkan sampah makanan ini dihasilkan pada setiap tahapan dalam rantai pasok makanan. Masalah ini perlu menjadi perhatian baik pemerintah sebagai regulator maupun pelaku usaha sebagai operator dan masyarakat sebagai konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, proporsi sampah makanan paling banyak dihasilkan pada tahap konsumsi. Tahapan konsumsi dibagi menjadi dua pelaku yaitu food service dan rumah tangga. Makalah ini berfokus untuk membahas timbulan sampah makanan pada sektor layanan makanan di DKI Jakarta dengan menggunakan system dynamics. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan strategi pengurangan timbulan sampah makanan di sektor layanan makanan. Timbulan sampah makanan yang dihasilkan dari tiga sumber: pemasok makanan, layanan makanan, dan food bank. Donasi bahan makanan, kampanye kesadaran sampah, dan pemberian potongan harga untuk makanan yang tidak habis terjual menjadi strategi untuk mengurangi jumlah timbulan sampah.


The need for food continues to increase along with the increase in world population. However, problems in environmental, social and economic aspects arise because some of the food will end up being wasted, in fact, this food waste is produced at every stage in the food supply chain. This problem needs to be of concern to both the government as a regulator and business actors as operators and the public as consumers. Based on research conducted by the Ministry of National Development Planning, the proportion of food waste is mostly generated at the consumption stage. The consumption stage is divided by two actors, food service and households. This paper focuses on discussing the generation of food waste in food services in Jakarta using a causal loop analysis. This study aims to propose a strategy for reducing food waste in the food service sector. Food waste is generated from three sources: food suppliers, food services, and food banks. Food donations, waste awareness campaigns, and giving discounts for food that doesn't sell out are strategies to reduce the amount of waste generated.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>