Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ani Utami
"Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, perubahan iklim yang terjadi saat ini membayangi perkembangan sektor pariwisata melalui perubahan karakteristik destinasi wisata, termasuk Bali, sbeagai destinasi wisata utama pariwisata Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak variabel iklim terhadap inbound tourism di Bali. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 23 negara selama 25 tahun dengan menggunakan metode fixed effect. Hasilnya, kenaikan suhu di Bali masih akan menaikkan jumlah wisatawan mancanegara. Sementara kenaikan suhu di negara asal akan menurunkan jumlah wisatawan yang datang ke Bali. Selain itu, adanya kejadian bom akan menurunkan wisatawan dan depresiasi riil nilai rupiah tidak akan menaikkan jumlah wisatawan mancanegara dan kenaikan pendapatan wisatawan akan menaikkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali.

Tourism is one of rapidly growing sector in the world, including in Indonesia. However, climate change which happening now overshadows the development of the tourism sector through changes in the characteristics of tourist destinations, including Bali, as the main tourist destinations in Indonesia. This study was conducted to look at the impact of climate variables on inbound tourism in Bali. This study uses secondary data from 23 countries over 25 years using a fixed effect method. As a result, the temperature rise in Bali still will raise the number of foreign tourists. While the temperature rise in the country of origin would decrease the number of tourists coming to Bali. In addition, bombings would decrease the number of tourists and real depreciation of Rupiah will not reduce the number of foreign tourists and the increasing of touris?s income would increase the number of foreign tourist arrivals to Bali.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Purwani
"Pulau Bali menjadi destinasi utama wisata di Indonesia dan wisata pantai menjadi sektor utama. Fenomena perubahan iklim di Pulau Bali, dapat menggangu keberlanjutan wisata pantai di Pulau Bali. Untuk itu, perlu dilakukan studi guna mengetahui tingkat sensitivitas wisata pantai terhadap perubahan iklim. Metode yang digunakan adalah modifikasi perhitungan Indeks Sensitivitas Pantai Goodhue dan diskoring dengan tren frekuensi gelombang tinggi serta jumlah hari hujan pada 24 segmen pantai yang ada di Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Hasil studi menunjukan bahwa, wisata pantai di Bali semakin aman untuk dilakukan aktivitas di lautan seperti aktivitas berenang, karena frekuensi gelombang tinggi cenderung menurun. Sensitivitas wisata pantai dari yang baik adalah Pantai Selatan, Pantai Timur dan Pantai Barat.

Bali island is major destination in Indonesia and beach tourism becomes the main sector. The phenomenon of climate change in Bali, can interfere sustainability of tourism in Bali. Therefore, there should be a study to determine the sensitivity extent of beach tourism toward climate change. The method is a modification of Coastal Sensitivity Index Goodhue and have scoring with trend of high wave frequency and trend from number of rainy days in the 24 segments of the beach in Tabanan, Badung and Denpasar. The study results showed that tourism in Bali is getting safer to perform activities in the oceans such as swimming, because highfrequency waves tend to decline. Sensitivity of beach tourism in South Beach of Bali lower than East and West Beach. Sensitivity of beach tourism in East Beach of Bali is better than the West Beach.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Noor Muslihah M.
"Bertahannya kesesuaian lahan kopi dan kelayakan pendapatan hasil budidaya kopi bagi petani menjadi acuan keberlanjutan perkebunan kopi rakyat. Permasalahan dalam riset ini adalah adanya potensi perubahan kesesuian lahan untuk komoditas kopi karena perubahan iklim, dan belum layaknya pendapatan petani kopi rakyat. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis perubahan kesesuaian lahan kopi, menganalisis tingkat kerentanan perubahan iklim sebagai acuan rancangan peningkatan kapasitas adaptasi perubahan iklim pada petani kopi, dan peningkatan pendapatannya.
Berdasarkan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif, diperoleh hasil bahwa terjadinya kenaikan temperatur, perubahan intensitas curah hujan dan lama bulan kering di tahun 2050 pada lokasi riset tidak mengakibatkan kehilangan kesesuaian lahan kopi. Arabika memiliki tingkat kerentanan perubahan iklim yang lebih tinggi dibandingkan robusta. Peningkatan pendapatan memiliki korelasi positif dengan peningkatan kapasitas adaptasi perubahan iklim. Disimpulkan bahwa penting untuk melaksanakan upaya adaptasi perubahan iklim yang sejalan dengan peningkatan pendapatan untuk keberlanjutan perkebunan kopi rakyat, dengan mendorong partisipasi petani dan organisasi lokal.

The persistence of coffee land suitability and the feasibility of coffee cultivation income for farmers is a reference for the sustainability of smallholder coffee plantations. The problem in this research is the potential change in land suitability for coffee commodities due to climate change, and the inadequate income of smallholder coffee farmers. The purpose of this research is to analyze changes in the suitability of coffee fields, analyze the level of vulnerability of climate change as a reference design to increase climate change adaptation capacity of coffee farmers, and increase their income.
Based on the combined quantitative and qualitative methods, the results show that an increase in temperature, changes in rainfall intensity and dry month length in 2050 at the research location do not result in loss of suitability of coffee fields. Arabica has a higher level of vulnerability to climate change than Robusta. An increase in income has a positive correlation with an increase in the capacity to adapt to climate change. It was concluded that it is important to implement climate change adaptation efforts that are in line with increased incomes for the sustainability of community coffee plantations, by encouraging the participation of farmers and local organizations.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tries Apriliando
"Provinsi Bali merupakan provinsi dengan kegiatan ekonomi utamanya adalah sektor pariwisata. Keindahan alam Provinsi Bali, khususnya Pulau Bali memiliki daya saing pariwisata yang semakin unggul, yaitu menempati peringkat 32 dari 140 negara. Keberlanjutan sektor pariwisata sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Penelitian ini mencoba menganalisis pola tingkat kenyamanan iklim tahun 2010 hingga 2020 berdasarkan Tourism Climate Index (TCI), kemudian hasil analisis tersebut dijadikan sebagai bahan untuk melakukan prediksi nilai TCI hingga 15 Februari 2023. Hasil analisis pola tingkat kenyamanan iklim coba di asosiasikan dengan review wisatawan pada platform Tripadvisor.com. Hasil pemodelan nilai TCI digunakan untuk mengetahui besar akurasi model sehingga dapat berguna bagi sektor pariwisata. Analisis spasial dilakukan dengan metode interpolasi CoKriging berdasarkan data stasiun observasi BMKG dengan mempertimbangkan variabilitas ketinggian wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pola dry peak season pada 20 obyek wisata Pulau Bali, dimana iklim ternyaman terjadi pada saat puncak musim panas (Agustus). Hasil prediksi menunjukkan hasil yang cukup baik dengan tingkat toleransi kesalahan maksimal 9, sehingga dapat dijadikkan sebagai teknologi alternatif untuk prediksi tingkat kenyamanan iklim di masa mendatang.

Bali Province is a region whose primary economic activity is centered around the tourism sector. The natural beauty of Bali Province, especially the island of Bali itself, has significantly enhanced its tourism competitiveness, ranking 32nd out of 140 countries. The sustainability of the tourism sector is strongly influenced by weather and climate conditions. This research aims to analyze the pattern of climate comfort levels from 2010 to 2020, based on the Tourism Climate Index (TCI). The results of this analysis are then utilized to predict the TCI value until February 15, 2023. Furthermore, the analysis of climate comfort levels is correlated with tourist reviews on the Tripadvisor.com platform. To model the TCI value, the accuracy of the model is determined, making it valuable for the tourism sector. Spatial analysis was conducted using the CoKriging interpolation method, utilizing BMKG observation station data, and accounting for the variability of the area's altitude. The results revealed a peak season pattern with dry conditions across 20 tourism sites on the island of Bali, with the most comfortable climate occurring during the peak of summer (August). The prediction results demonstrate satisfactory accuracy with a maximum error tolerance level of 9, making it a reliable technology for predicting future climate comfort levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyadi
"This research intends to determine whether Bali Tourism has economic spillover effects on sub national area. The authors investigate those externalities through inbound and domestic tourism flows model by Yang and Wong (2012). In addition, other issue related to production factors migration (Capello, 2016) also covered in this paper. The result show that air transportation plays a very important role in the inflow of tourism. Consequently, central and regional governments need to strengthen cooperation with the private sector in order to build and improve accessibility and connectivity. Dealing with migration motive, it needs to increase local businesses participation in the national tourism industry."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2018
330 JPP 2: 1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya
"Pengetahuan tentang karakteristik permintaan pariwisata mancanegara diperlukan untuk perencanaan dan pengelolaan sektor pariwisata yang efisien khususnya di Indonesia di mana hampir sebagian besar industri sangat tergantung kepada pemerintah. Penelitian ini mempelajari hubungan antara determinan permintaan pariwisata dan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia, serta respon pemerintah terhadap perubahan determinan dimaksud. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan pendapatan negara asal wisatawan, nilai tukar mata uang, biaya perjalanan, dan kecenderungan periodic mempengaruhi jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia. Namun, permintaan wisatawan mancanegara hanya sensitif terhadap perubahan pada variable pendapatan. Lebih jauh, terdapat hubungan non linear antara pendapatan dan kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia. Pemerintah telah menyadari adanya pengaruh tersebut dan mengambil tindakan positif melalui instrument kebijakan anggaran. Implikasi dari penelitian ini akan berpengaruh terhadap prioritas program pemasaran pariwisata Indonesia.

The efficient planning and management of the tourism sector requires appropriate knowledge about the characteristics of inbound tourism demand, especially in Indonesia, where most industries are highly dependent on the government. This study examined the relationship between the determinants of inbound tourism demand and international visitor arrivals in Indonesia and the responses of the government to changes in the determinants. The findings show that changes in tourists rsquo origin country income, real exchange rates, travel costs, and the time trend affect international tourist arrivals in Indonesia. However, the inbound tourism demand in Indonesia is sensitive only to changes in the income variable. Moreover, the relationship between changes in income and tourist arrivals in Indonesia is not linear. The government has realized the impact of the changes of the determinants and responded positively through the instrument of budgeting policy. The implication of the findings will affect the budget allocation priority for the tourism marketing program.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Permatasari
"Indonesia merupakan negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, lewat produksi minyak kelapa sawit. Meskipun sudah berkontribusi secara positif dalam menghasilkan devisa bagi Indonesia, komoditas kelapa sawit kerap kali terindikasi menerima diskriminasi dari negara konsumen yakni Uni Eropa, Inggris dan Swiss, yang menetapkam peraturan untuk memenuhi komitmen perubahan iklim di bawah peraturan UNFCCC. Di sisi lain, kegiatan produksi minyak kelapa sawit Indonesia, walau sudah diatur dalam rangkaian peraturan dan kebijakan, masih memerlukan perbaikan terutama dalam penegakkan hukum dan tata kelola hutan dan lahan. Perjanjian WTO sebagai peraturan internasional memperbolehkan adanya proteksi lingkungan yang tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang dan diskriminatif atau melalui pembatasan yang terselubung. Untuk itu, perlu dibuat sebuah kesepakatan yang dapat menyeimbangkan komitmen perubahan iklim dan perdagangan internasional untuk kelapa sawit berkelanjutan melalui beberapa forum baik bilateral maupun regional.

Indonesia is the largest vegetable oil producer in the world, through the production of palm oil. Although it has contributed positively in generating foreign exchange for Indonesia, palm oil is often indicated to be discriminated against from consumer countries, namely the European Union, the United Kingdom and Switzerland, which set regulations to fulfill climate change commitments under the UNFCCC law. On the other hand, Indonesia's palm oil production activities, although already regulated in a series of regulations and policies, still need improvement, especially in law enforcement and forest and land governance. The WTO agreement as an international regulation allows for environmental protection that should not be carried out arbitrarily, discriminatory or through a disguise restriction. For this reason, it is necessary to make an agreement that can balance climate change commitments and international trade for sustainable palm oil through several bilateral and regional forums."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vrilia Adirasari
"ABSTRAK
Pada 29 November 2012 Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif menandatangani Nota Kesepakatan Bersama no
412/Menkes/SKB/XI/2012 dan NK/30/PW.202/MPEK/201 untuk mendukung
Wisata Kesehatan atau Health Tourism. Nota tersebut berlaku selama 2 tahun dan
akan berakhir pada November 2014. Indonesia menargetkan menjadi negara
tujuan medical tourism pada 2015. Untuk mengetahui implementasi medical
tourism saat ini, dilakukan analisis kualitatif dengan pendekatan studi kasus di
Wing Amerta Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali. Telah dilakukan
wawancara kepada 12 informan kemudian dilakukan analisis konten. Kecukupan
informan diperoleh dengan mekanisme “snow balling”. Validasi dengan
triangulasi melalui pengamatan dan tilik dokumen. Simpulan penelitian adalah
bahwa medical tourism sudah terlaksana di Wing Amerta Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Bali sebagai proses alamiah. Tahapannya belum seperti pre dan
post prosedur diagram Deloitte 2008. Kajian implementasi yang mengacu pada
mekanisme sistem masih dalam tahap perencanaan. Membutuhkan dukungan
kebijakan, sarana, teknologi informasi, publikasi pemasaran dan otoritas
pelaksana. Program medical tourism di Bali telah dilaksanakan di beberapa
Rumah Sakit Swasta, antara lain Bali Royal Hospital dengan program unggulan
Bayi Tabung/ Fertilisasi In Vitro dan Bedah Plastik.

ABSTRAK
On 29th November 2012, Ministry of Health and Ministry of Tourism and Creative
Economics signed the Memorandum Of Understanding number
412/Menkes/SKB/XI/2012 and NK/30/PW.202/MPEK/201 to support medical
tourism or health tourism. There were twelve (12) informan have been asked.
Observation and reviewing documents were done for triangulation. Study showed
that the medical tourism has been implemented in Wing Amerta of Sanglah
General Hospital as a natural process. This medical tourism did not suit as pre
and post procedure of medical tourism from Deloitte 2008 diagram. The process
is still on the planning stage. It needs regulation support, information technology
resources, publication support and authority good will. In Bali there are private
hospitals which have medical tourism as their main services, one of them is Royal
Bali Hospital choose In Vitro Fertilization and Plastic Surgery as their prime
services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Wulandari Naro Putri
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memunyai garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Karena terletak di daerah tropis, diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik) menjadikan pantai di Indonesia sangat strategis. Dengan jumlah 13.466 pulau yang ada di Indonesia, banyak diantaranya yang belum terkelola dengan baik terutama pulau kecil. Kondisi ini menjadikan sektor pariwisata pesisir pulau kecil menjadi potensi yang layak untuk dikembangkan di masa mendatang. Pulau Ayer adalah salah satu pulau wisata di kawasan Kepulauan Seribu yang memunyai daya tarik berupa bangunan cottage dengan gaya arsitektur yang unik. Hanya saja dalam perkembangannya, wisata pesisir pulau kecil ini menemui ancaman perubahan iklim yang tidak dapat menunggu. Untuk itu, Arsitek pun dituntut untuk lebih kreatif merancang model bangunan yang sesuai dalam mengantisipasi perubahan iklim.

Indonesia as the largest archipelagic country in the world has the second longest coastline after Canada. Being situated in the tropics, flanked by two continents (Asia and Australia) and two oceans (Indian and Pacific) made beach condition in Indonesia is very strategic. With a number of 13.446 islands in Indonesia, many of them are not well managed, especially small island. That was made a small island coastal tourism sector into a viable potential to be developed in the future. Ayer Island is one of the islands in the Thousand Islands region that has the appeal of cottage building with a unique architectural style. However, the development of small coastal island tourism meets the threat of climate change that can’t wait. To that end, Architect was required to be more creative designing appropriate building models in anticipation of climate change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuningsih Herbowo
"Kunjungan wisatawan ke Sanur telah menurun sejak tahun 1988, penurunan kunjungan tersebut terutama disebabkan karena menurunnya kualitas lingkungan Sanur serta makin tidak nyamannya sarana kepariwisataannya. Penurunan kualitas lingkungan ditandai dengan adanya erosi pantai, kebersihan, demikian pula ketidakaturan makin terasa mengganggu.
Untuk menjaga daya tank lingkungan, perbaikan selalu harus dilakukan. Sebagai akibat turunnya kunjungan wisata, penerimaan pendapatan pun menjadi berkurang dan keadaan ekonomi masyarakat ikut menurun. Sanur sebagai kawasan pariwisata yang semula unggul menjadi menurun daya tarik. Sanur terkesan kurang mengantisipasi dan siap menghadapi perubahan-perubahan karena permintaan yang.meningkat, suatu kelemahan yang perlu diperbaiki.
Sesuai dengan kajian keunggulan dan kelemahan, SWOT, pilihan mengarah untuk menggunakan kebijakan partisipatif dalam merevitalisasi kawasan Sanur karena adanya potensi untuk bekerja sama dan karena merupakan perwujudan dari hak azasi dalam iklim politik yang demokratis.
Menghadapi keadaan Sanur yang memburuk beberapa tokoh masyarakat yang terdiri atas tokoh-tokoh desa Sanur, desa adat, LSM, pakar, sadar bahwa permbinaan suatu kawasan Iingkungan memerlukan kerjasama. Masyarakat setempat yang terdiri dan gabungan beberapa pihak berinisiatif melakukan perbaikan-perbaikan lingkungannya dan bersama-sama membentuk Gerakan Permbangunan Sanur Bersama, dan berusaha untuk memulihkan kembali daya tarik Sanur. Gerakan ini berkembang dan dibentuklah Forum Pemerhati Sanur (1997) yang diprakarsai tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama .dengan pesertanya adalah pengusaha, LSM, ilmuwan dan pemerintah. Pembahasan dan pengelolaan Sanur dibahas bersama dalam forum.
Pengembangan cara bekerja sama seperti diatas sebagal suatu proses memecahkan masalah yang didukung masyarakat, merupakan suatu sistem perencanaan partisipatif yang menampung aspirasi masyarakat, adalah masalah yang menjadi latar belakang penelitian ini.
Penelitian yang dilaksanakan ini dibatasi pada kawasan Sanur dengan tiga desanya, Sanur Kaja, Kelurahan Sanur, dan Sanur Kauh. Sedang revitalisasinya dibatasi pada aspek fisik lingkungan Sanur dan perencanaan dibatasi pada aspek fisik lingkungannya.
Kerangka berpikir dari proses perencanaan partisipatif adalah bahwa semua masukan dan semua yang terlibat diikut sertakan dalam proses yang demokratis untuk menghasilkan output yang dapat memulihkan daya tarik Sanur.
Rumusan masalahnya adalah, pertama bagaimana proses perencanaan partisipatif dalam memulihkan kembali daya tarik Sanur, yang kedua, bagaimana pengaruh perencanaan partisipatif dalam merevitalisasi kawasan pariwisata Sanur.
Penelitian dilakukan dengan mengkaji proses perencanaan partisipatif dalam revitalisasi kawasan pariwisata Sanur, hasil revitalisasi kawasan pariwisata Sanur.
Untuk mempertajam tujuan penelitian ini dirumuskan hipotesis kerja yaitu: dengan perencanaan partisipatif revitalisasi kawasan pariwisata akan berhasil.
Tipe penelitian ini adalah evaluasi dengan metode survei yang bersifat deskriptif-analitis menggunakaan metode sampling secara purposive, yaitu sesuai dengan tujuan dengan basis keterwakilan. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dengan kuesioner, wawancara secara terstruktur, dan observasi. Sedangkan variabel babas adalah perencanaan partisipatif dan revitalisasi adalah variabel terikat. Indikator perencanaan partisipatif pengetahuan, sikap, perilaku, peran forum, dan hasil konsultasi. Indikator revitalisasi adalah obyek pariwisata, fasilitaas pelayanan pariwisata, dan prasarana pariwisata.
Hasil survei diperoleh dengan pengumpulan data kuesioner dari 107 responden terdiri dari 60 dari dunia usaha, 36 ormas nirlaba dan masyarakat, 8 pemda dan 3 pakar. Penelitian dilakukan antara bulan Agustus 2000 -Oktober 2001 di Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kaja dan Desa Sanur Kauh, yang merupakan bagian dari Kawasan Strategi Sanur.
Dari hasil penelitian dilapangan dan sebagai hasil analisis serta pembahasan dan aspek-aspek pengetahuan, sikap dan perilaku diperoleh bukti bahwa masyarakat Sanur memahami bahwa kawasan Sanur menurun keadaannya yang membawa akibat adanya penurunan pendapatan. Masyarakatpun mengetahui penyebab-penyebab dan menyadari bahwa perbaikan-perbaikan perlu dilakukan. Perencanaan partisipasif telah berhasil merumuskan masalah-masalah yang perlu diatasi dan pemecahan serta cara-cara pelaksanaannya.
Beberapa yang dapat disebutkan sebagai hasil revitalisasi adalah, meningkatnya kepatuhan pada peraturan perundangan menyangkut pembangunan dan pelestarian Iingkungan, adanya penertiban bagian-bagian bangunan yang disesuaikan dengan ketentuan tata ruang, adanya peningkatan kebersihan, dan keamanan. Hasil revitalisasi yang signifikan adalah Kawasan Pantai Matahari Terbit, yang panting adalah adanya peningkatan jumlah wisatawan yang datang.
1. Proses perencanaan partisipatif dalam revitalisasi dilakukan melalui forum dengan melibatkan seluruh stakeholder.
2. Hasil revitalisasi, telah meningkatkan daya tarik Sanur, dengan membaiknya kualitas Iingkungan kawasan pariwisata Sanur dan fasilitas pelayanan pariuvisatanya serta telah meningkatkan kunjungan wisatawan
Dengan kesimpulan lebih lanjut bahwa hipotesis yang dikemukakan diatas terbukti benar.
Kemudian disarankan :
1. Hasil yang dicapai dalam memperbaiki kualitas Iingkungan Sanur telah menunjukan bahwa partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilannya, karenanya, disarankan bahwa perencanaan partisipatif digunakan dalam setiap usaha pembangunan suatu lingkungan.
2. Keberhasiian partisipasi sangat tergantung pada produktiftas dialog interaktif antara semua stakeholder, sehingga disarankan agar lebih efektif, wadab kelembagaan partisipatif dikembangkan terus dengan kelompok yang besamya beranggotakan sekitar 20 stakeholder
3. Keberhasilan partisipasi juga sangat bergantung pada kemampuan stakeholder untuk berdialog, karena itu masyarakat perlu terus diberdayakan dan ditingkatkan kemampuannya, dengan meneruskan penyelenggaraan kursus-kursus, penyuluhan, serta pembinaan tentang perencanaan partisipatif
4. Untuk mencapai hasil partisipatiI yang sebaik-baiknya perlu ditingkatkan tanggung jawab masing-masing anggota masyarakat, diperjelas dan dipertuas hak dan kewajibannya dalam mengikuti perencanaan partisipatlf , dan dalam memelihara kelestarian lingkungan.
5. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan berguna bagi anggota forum.

The number of the tourists arrival in Sanur had decreased since 1988. This decrease is primary caused by the decline of the environment quality and the worsening of the existing tourists facilities. The decline has also been marked by the erosion of the beaches, cleanliness is poor, so is order and lawfulness.
To preserve it's attractiveness improvement and maintenance should constantly be undertaken. As a result of the decline in tourist visitation, people's income weakened and the people's economy worsened. Sanur as a formerly leading tourist destination area has lost its attraction and seems to have lost its sense to anticipate changes due to rising demands, which in it self is a weakness that needs strengthening.
In line with SWOT analysis conducted, it is recommended to adopt participatory policy as a mechanism to revitalize Sanur, considering that there is a great potential for collaboration among the people, and since it is seen as an application of the principle of people's right in a democratic political environment
Faced with such a condition, a group of concerned people consisting of informal leaders of the village, desa adat, NGG's and some professionals realize that an area that needs to be revitalize requires a strong effort jointly undertaken by the people and initiated the establishment of a movement called Gerakan Sanur Bersama (Sanur Mutual Movement).
The objective is to restore, and revitalize Sanur by motivating the people and initiating improvement and enhancement of the existing disintegrated tourist facilities, to its legendary magnificence in the past. The movement has then be extended to became Forum Pemerhati Sanur ( Sanur Awareness Forum ) in 1977, initiated by Informal leaders and Religious leaders, with businessmen, NGO's, some experts and the Government. Problems faced by Sanur are discussed collaboratively in the forum.
This kind of teamwork as a process to reach mutual consensus, has been accepted by the people and is a system of participatory planning that could accommodate people's aspiration, and is regarded as the background of this research
The research is conducted in a limited area of Sanur with it's three villages, respectively Sanur Kaja, Sanur village and Sanur Kauh.. While aspect of revitalisation the thesis is concerned is mere physical, and planning is limited to what is related to the physical aspect of the environment.
The central deliberation of this participatory planning process is that all input or ideas and all participating member of the forum are incorporated democratically in the process to formulate the best output for restoring Sanur attractiveness.
The main problem investigated in this research is firstly, how could participatory planning be put into action in restoring the attractiveness of Sanur, secondly how has the participatory planning influenced revitalization of Sanur.
The research is also conducted by investigating the process of participatory planning in revitalization, and the revitalization result of Sanur
It is assumed that this research's hypothesis is that revitalisation of Sanur area, the planning of which is conducted through participatory planning approach will have a good result.
The type of this research is a descriptive analytical survey with a purposive sampling method, as intended with a representative base system. The survey is intended to accumulate primary data's by questioning and structured interviews and observations. The free variable are participatory planning while revitalization is a fixed variable The participatory planning indicator are knowledge, behaviour, attitude, tourist object, tourism facilities, infrastructure.
Survey results have been accumulated from 107 respondents, consisting of 60 representatives of the business circle, 30 Non Government Organizations, 8 government officials and 3 experts from different universities and has been conducted between August 2000 and May 2001 in Sanur village, Sanur Kaja, and Sanur Kauh, which is part of the strategic planning region of Sanur
Through field investigation and analysing aspect of knowledge, attitude and behaviour proof has been accumulated, that the people of Sanur are well aware of the environmental decline, resulted in the decrease of their income.
The Participatory planning has been- able to formulate problem and its solution and implementation aspect. Some result that could be mention are: Better compliance to regulatory building code and environmental protection measures. Improvement of building according to urban spatial guide lines. Improvement of solid waste collection system. Better organizes security system. A significant result of participatory planning is the project Pantai Matahari Terbit (Sun Rise Beach), Other significant result is the increase of aggregated tourist arrival in Sanur.
Result of the research illustrated above leads the author to conclude:
1. Participatory planning process in revitalization has been conducted through a forum involving all stakeholder
2. Revitalization has been successful, indicated by the
improvement of the environment and by the rise of tourist arrivals.
It is further concluded that the hypothesis the author presented proofed to be right
It is further suggested that:
1. Improvement of the Sanur environment quality has indicated that community participation has a significant role in its success, it is therefore suggested that participatory approach in planning should be constantly administered for planning and development programme.
2. Success of the participatory system depends on the productivity of inter dialog among stakeholder. It is therefore suggested for more efficiency that consultative forum should be constantly strengthened and with a membership of approximately of 20 person
3. Success of the participatory system depends also on the ability of the shareholder to participate in a dialog, it is therefore necessary that people's ability should constantly be improved through courses, enlightens, and participatory planning courses.
4. The Right and Responsibilities of the people in participatory planning should be clearly formulated as well as in appreciating and protection of the environment.
5. Result of this research is proposed be used for further research and for the benefit of member of the forum.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T 2442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>