Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189932 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afiyana Eka Nurilla
"Depresi merupakan kondisi psikologis yang paling umum terjadi dan banyak memengaruhi wanita, terutama seorang ibu. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggali dampak kondisi depresi ibu pada fungsi kognisi anak. Namun demikian, hasil penelitian mengenai dampak simtom depresi ibu dalam kaitannya dengan peran figur ayah dalam pengasuhan dan fungsi kognitif anak, khususnya Executive Function (EF), masih ditemukan inkonsistensi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kontribusi simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah dalam memprediksi EF anak di usia dini. Sekitar 101 anak usia 4-6 tahun beserta kedua orang tuanya diikutsertakan dalam penelitian ini. Beberapa tes EF diberikan pada anak dan kuesioner simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah diberikan masing-masing pada ibu dan ayah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya simtom depresi ibu yang berkontribusi secara signifikan untuk memprediksi EF anak setelah dilakukan pengontrolan pada jenis kelamin dan usia anak, status bekerja ibu, dan SES. Penelitian ini menggagas pentingnya memperhatikan kondisi psikologis ibu saat akan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan EF anak di usia dini.

Depression is most common psychological condition and affects largely in women, particularly in mothers. Numerous studies have been conducted to specify the impact of maternal depressive symptoms on preschool children cognitive functioning. Nonetheless, the result of the studies regarding maternal depressive symptoms in relation to the role of father figure in parenting and children cognition, especially in Executive Function (EF) have found inconsistency. This study aimed to assess the contribution of maternal depressive symptoms and father involvement in predicting children EF. About 101 preschool children aged 4-6 and their parents were involved in this study. Several EF tests were delivered to children, while maternal depressive symptoms and father involvement questionnaire were given to mother and father respectively.
Result found that only maternal depressive symptoms predicted EF performance on children above and beyond the influences of child gender and age, maternal work status, and family socioeconomic level. This study points out the importance to consider maternal psychological condition while targeting intervention for promoting EF in preschool.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Josephine
"Emotional support ES merupakan pola pengasuhan yang responsif, positif, dan tidak memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Penelitian terdahulu telah meneliti hubungan antara ES orang tua dengan performa executive function EF anak prasekolah, namun masih lebih berfokus pada ibu sebagai sumber emotional support. EF merupakan kemampuan kognitif yang berfungsi untuk mengontrol perilaku bertujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara emotional support ayah dan ibu terhadap performa cool dan hot executive function anak prasekolah usia 48-72 bulan. Sebanyak 61 partisipan ibu dan anak, serta 43 partisipan ayah ikut serta dalam penelitian ini. Anak diberikan beberapa tes EF, lalu ayah dan ibu diminta untuk bermain secara terpisah dengan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat hubungan antara ES ibu dengan performa hot EF anak, namun peran jenis kelamin dan usia anak serta tingat SSE dan pendidikan orang tua yang besar terhadap EF membuat hubungan kedua variabel tersebut menjadi tidak signifikan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengasuhan orang tua yang responsif dan hangat terhadap performa EF anak usia dini.

Emotional support ES is a term for responsive, positive, and non intrusive parenting. Previous research had been conducted to see the relationship between parents emotional support and preschoolers executive function EF , yet still focused on mother as the provider. EF is a set of cognitive function that controls goal directed behavior.
This study aimed to assess the relationship between parents emotional support and preschoolers cool and hot EF. About 61 preschool children aged 48 72 months with their mother, and 43 preschool children aged 48 72 months with their father participated in this study. EF tests were delivered to the children, and after that were asked to play with their mother and father.
Result found that in general, only maternal ES correlated with preschoolers hot executive function. However, the large influences of child gender and age, family socioeconomic level, and parents educational level toward EF made the relationship between EF and ES not significant. This study's results hopefully can broaden the view about parents emotional support and preschoolers executive function.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madasaina Putri Aminati Samii Yaa
"Kontrol orang tua sebagai salah satu aspek pengasuhan telah diketahui memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan hot executive function EF anak. Namun, penelitian yang dilakukan selama ini hanya menggali keterkaitan hot EF anak dengan kontrol verbal saja, dan hanya menyorot kontrol ayah saja atau kontrol ibu saja. Inkonsistensi juga masih ditemukan dari hasil penelitian mengenai strategi kontrol orang tua terhadap hot EF anak.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara strategi kontrol orang tua dengan kemampuan hot EF anak usia 48 bulan ndash; 72 bulan. Sebanyak 61 pasangan ibu anak dan 43 ayah terlibat dalam penelitian ini. Pengukuran hot EF anak dilakukan dengan Gift Delay Task, adapun pengukuran strategi kontrol orang tua dilakukan dengan aktivitas memainkan 3 mainan selama 15 menit.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol verbal command, indirect command, prohibition maupun kontrol perilaku physical discipline modelling dari ibu berkorelasi secara signifikan dengan hot EF anak, bahkan setelah dilakukan pengontrolan terhadap jenis kelamin anak, usia anak, dan tingkat SSE keluarga. Sementara itu, kontrol dari ayah sama sekali tidak berkorelasi. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan edukasi kepada orang tua mengenai pilihan kata dan perilaku yang tepat ketika berinteraksi dengan anak, dalam rangka mengoptimalkan perkembangan hot EF nya.

Parental control as one of parenting aspects has been known having significant effect towards development of hot executive function EF in preschoolers. Nevertheless, numerous studies conducted lately only explored relation between hot EF and verbal control, and highlighted paternal or maternal control strategies only. Few inconsistency about the studies is also found still.
The aim of this research is to identify the association between parental control strategies and hot EF of children aged 48 months ndash 72 months. There are 61 dyadic mother child and 43 fathers participate in this research. Measurement of hot EF is using Gift Delay Task, and measurement of parental control strategies is using playing activity of 3 kinds of toys for 15 minutes.
Result found that maternal verbal control command, indirect command, prohibition and maternal behavioral control physical discipline and modelling are significantly correlate with children rsquo hot EF above and beyond the influences of children gender, children age, and family SES. Meanwhile, there is no correlation at all with paternal control. This result could be an educational materials for parents, to be selective in using appropriate words and behavior during interact with children, in order to optimize the development of their hot EF.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nurbatari
"Usia dini merupakan periode emas dimana banyak perkembangan terjadi secara pesat, tidak terkecuali pada fungsi kognitif tingkat tinggi yakni Executive Function (EF). Dalam upaya pengoptimalan kemampuan EF, berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memengaruhi kemampuan EF, salah satunya adalah kelekatan. Namun, penelitian mengenai kelekatan dan EF diketahui masih inkonsisten. Selain itu, kebanyakan penelitian mengenai kelekatan hanya melibatkan ibu saja, padahal diketahui bahwa peran ayah turut berpengaruh terhadap perkembangan anak. Penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut apakah secure attachment antara ayah dan ibu dengan anak dapat memprediksi kemampuan hot dan cool EF anak usia prasekolah. Untuk mengetahui mengenai informasi secure attachment antara ayah dan ibu terhadap anak dan anak, kedua orangtua diminta untuk mengisi Parent Child Reunion Inventory PCRI . Untuk mengetahui kemampuan EF, anak akan diberikan serangkaian tes EF. Penelitian ini diikuti oleh 85 pasang orangtua beserta dengan anak mereka yang berusia 4-6 tahun. Dengan mempertimbangkan SES keluarga, usia, dan jenis kelamin anak, hasil memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment ayah dan ibu dengan kemampuan EF anak. Faktor-faktor lain selain attachment seperti autonomy support dan scaffolding perlu dipertimbangkan untuk mencapai kemampuan EF anak usia prasekolah yang optimal.

Early childhood known as a golden period where our developmental as a human being develop rapidly, not to mention our Executive Function (EF) skill. In order to optimized EF skills, many research had been conducted to investigate factors that associate to EF skills. It revealed that one of the factor that have association with EF is attachment. Research found that the association between attachment and EF remain inconsistent. On top of that, several studies related to attachment and EF focused only on mother figures without considering fathers. This study investigated prospective associations between father rsquo s and mother rsquo s secure attachment and hot and cool EF skills in preschoolers. In attempt to investigate these topics, parents were administered Parent Child Reunion Inventory PCRI and to investigate EF, the children were administered a battery of EF tasks. 85 parents with their 4 6 years old kid were participated in this study. The results indicated that neither father child attachment nor mother child attachment were significantly related to child performance on EF tasks above and beyond family socioeconomic status SES , child age, and sex. Factors other than attachment, such as autonomy support and scaffolding need to be considered in order to optimize preschooler rsquo s EF skill."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afinafaza Rusyda Putri
"Rendahnya keterlibatan ayah merupakan situasi yang mengkhawatirkan mengingat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, khususnya anak pada masa kanak-kanak awal (3-6 tahun). Salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi keterlibatan ayah adalah maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping didefinisikan sebagai perilaku ibu yang memfasilitasi, membatasi, dan mengontrol ayah, baik ketika mereka berinteraksi dengan anak atau bahkan sebelum dan sesudah terlibat dengan anak. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah maternal gatekeeping dapat memprediksi keterlibatan ayah. Secara khusus, penelitian ini akan melihat kontribusi dimensi-dimensi maternal gatekeeping sebagai prediktor keterlibatan ayah, yaitu dimensi encouragement, discouragement, dan control. Partisipan penelitian ini adalah 94 ayah yang berumur 28-49 tahun dan memiliki anak berumur 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement dan The Maternal Gatekeeping Scale yang disebar secara online melalui Google Form. Hasil penelitian menggunakan analisis Multiple Linear Regression menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh tiga dimensi maternal gatekeeping secara bersama-sama terhadap keterlibatan ayah adalah sebesar 28.7%. Selain itu, hasil analisis kontribusi setiap dimensi maternal gatekeeping terhadap keterlibatan ayah menemukan bahwa perilaku ibu yang memfasilitasi (dimensi encouragement) memprediksi tingkat keterlibatan ayah, sedangkan dimensi discouragement dan control tidak.

The low of father involvement is a concerning situation given the importance of their involvement in childcare, particularly during early childhood (3-6 years). One suspected factor that might influence father involvement is maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping refers to a mother's behavior that either facilitates, restricts, or controls the father's interactions with the child, even before and after they engage with the child. Therefore, this study aims to investigate whether maternal gatekeeping can predict father involvement. Specifically, the research will examine the contributions of dimensions of maternal gatekeeping, encouragement, discouragement, and control, as predictors of father involvement. The participants of this study were 94 fathers aged 20-50 years who had children aged 3-6 years. The measures used in this study were the Inventory of Father Involvement and The Maternal Gatekeeping Scale, distributed online through Google Form. The results of the study using Multiple Linear Regression analysis showed that the three dimensions of maternal gatekeeping collectively accounted for 28.7% of the variance in father involvement. Furthermore, the analysis indicates that facilitative behavior from mothers (encouragement) predicts the level of father involvement, meanwhile discouragement and control did not."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aulia Syifa
"Di Indonesia 23-83% anak usia 2-4 tahun mengalami temper tantrum. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan perilaku negatif pada anak di tahap usia selanjutnya.  Dalam pengasuhan anak, tidak terlepas dari peran ayah sebagai orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan menurut perspektif ibu dengan risiko kejadian temper tantrum pada anak usia toddler di Kecamatan Beji Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster random sampling dan total responden sebanyak 112 orang. Penelitian ini mengukur kedua variabel melalui kuesioner. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan risiko kejadian temper tantrum dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin terlibat ayah dalam pengasuhan anak, maka akan mengurangi risiko kejadian temper tantrum yang dialami anak. Pengasuhan ayah yang maksimal diberikan pada anak usia toddler, akan membentuk perkembangan emosional yang positif pada anak. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor kualitas pernikahan dan motivasi ayah dalam mengasuh anak serta menambahkan durasi temper tantrum yang terjadi.

In Indonesia, 23-83% of children aged 2-4 years’ experience temper tantrums. Improper handling can lead to negative behaviour in children at a later age stage.  In the care of children, it is inseparable from the role of fathers as parents. This study aims to look at the relationship between father's involvement in parenting from the mother's perspective and the risk of temper tantrums in toddler-aged children in Beji Sub-district, Depok City. This research method used a cross sectional design with cluster random sampling technique and a total of 112 respondents. This study measured both variables through questionnaires. The results of this study found a significant relationship between father's involvement in parenting and the risk of temper tantrums with a significance value of p-value using chi square test of 0.001 (<0.05). The more involved the father is in the care of the child, it will reduce the risk of temper tantrums experienced by the child. Maximum father's care given to toddler age children will shape positive emotional development in children. Future research can add factors of marriage quality and father's motivation in parenting and add the duration of temper tantrums that occur."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudya Carolina
"Masalah internalizing yang terjadi pada anak usia dini ditemukan berkaitan erat dengan parenting stress yang dialami ibu. Kapasitas kognitif berupa executive function (EF) diduga dapat menjembatani hubungan antara kedua variabel tersebut, di mana keberadaan kapasitas EF yang baik dianggap dapat menghindarkan anak dari risiko mengembangkan masalah internalizing di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari defisit pada EF anak dalam memediasi hubungan antara parenting stress ibu dan masalah internalizing anak. Sebanyak 207 ibu kandung dari anak berusia 3 hingga 8 tahun tanpa masalah psikologis dan neurologis berpartisipasi di dalam penelitian. Melalui uji statistik mediasi menggunakan PROCESS Hayes, ditemukan bahwa defisit EF pada anak mampu memediasi secara penuh kaitan antara parenting stress ibu dan masalah internalizing anak. Hasil tersebut menunjukkan pentingnya mempertimbangkan kapasitas EF anak dalam memahami terjadinya masalah internalizing anak. Intervensi untuk mengatasi masalah internalizing anak juga dapat diarahkan melalui pengembangan kapasitas EF anak.

Research has demonstrated that internalizing problems in young children was associated to maternal parenting stress. A cognitive ability called the executive function (EF) is considered to mediates the relationship between these variables, where a good EF is considered a protective factor that helps to keep the children from developing further internalizing problems. This research is intended to study the role of the deficit in children’s EF in mediating the relationship between maternal parenting stress and a child’s internalizing problem. A total of 207 biological mothers of children aged 3 to 8 years old with no medical record of psychological and neurological problems participated in this study. Through statistical mediation analysis using PROCESS Hayes, we found that the deficit in children’s EF fully mediated the relationship between the maternal parenting stress and children’s internalizing problem. This result indicated the importance of considering the children’s EF capacity in understanding the manifestation of children’s internalizing problem. Interventions designed to reduce internalizing problems could also be directed through improving children’s EF capacity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Citra Ronna
"Sebanyak 75% anak di Indonesia mengalami sibling rivalry. Sibling rivalry yang tidak ditangani dapat berdampak negatif bagi perkembangan anak. Dalam proses pengasuhan anak, peran ayah sangat berarti bagi perkembangan anak.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Kecamatan Beji. Fokus penelitian ini terletak pada peran ayah sebagai faktor yang mungkin memengaruhi dinamika hubungan antara saudara. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara acak di beberapa kluster yang mewakili berbagai kelurahan di Kecamatan Beji. Penelitian ini melibatkan 112 ayah sebagai responden. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian Fatherhood Scale dan kuesioner kejadia sibling rivalry. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0,001 (<0,05). Semakin terlibat ayah dalam proses pengasuhan anak, maka akan mengurangi kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah. Pengasuhan ayah yang optimal pada anak usia prasekolah akan membantu perkembangan kecerdasan emosi anak sehingga anak dapat mengatasi risiko terjadinya sibling rivalry. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor motivasi, tempat tinggal, dan kepuasan pernikahan dalam mengasuh anak.

As many as 75% of children in Indonesia experienced sibling rivalry. Untreated sibling rivalry could have had a negative impact on a child's growth and development. In the process of raising children, the father's role was very important for the child's growth and development. This study aimed to analyse the relationship between father involvement in the parenting process and the incidence of sibling rivalry in preschool children in Beji District. The focus of this research was on the role of the father as a factor that might have influenced the dynamics of the relationship between siblings. The research method used was quantitative with a cross-sectional research design. The sampling technique used in this research was cluster random sampling. Data collection was carried out randomly in several clusters representing various sub-districts in Beji District. This research involved 112 fathers as respondents. Data was collected through the Fatherhood Scale research instrument and sibling rivalry incidence questionnaire. The results of this study found a significant relationship between father involvement in the child care process and the incidence of sibling rivalry in preschool children with a significant p-value using the chi-square test of 0.001 (<0.05). The more involved fathers were in the child-rearing process, the greater the incidence of sibling rivalry in preschool-age children. Optimal paternal care for preschool children would help develop children's emotional intelligence so that children could overcome the risk of sibling rivalry. Future research could add factors of motivation, place of residence, and marital satisfaction in raising children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqina Permatasari Ardiwijaya
"Riset tentang kontribusi kualitas pengasuhan orangtua terhadap perkembangan Executive Function (EF) anak sudah banyak dilakukan. Hanya saja, dari riset tersebut belum bisa diketahui dengan jelas jenis pengasuhan mana yang lebih efektif untuk mendukung perkembangan EF. Di samping itu, penelitian terkait peran pengasuhan ayah juga masih terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pengasuhan ayah (Autonomy Support dan Control) dan kondisi perkembangan anak (Tipikal dan Autism Spectrum Disorder) terhadap EF. Terdapat 31 orang partisipan ayah dan anak berusia 48-96 bulan (22 orang anak dengan perkembangan tipikal dan 9 orang anak dengan Autism Spectrum Disorder) yang ikut terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya kondisi perkembangan anak yang memberikan kontribusi terhadap EF. Selain itu, pengasuhan control ayah dan kondisi perkembangan anak berkontribusi terhadap komponen cognitive flexibility. Hasil dari penelitian ini dapat memperkaya informasi untuk orangtua terkait penerapan pengasuhan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan EF anak sesuai dengan kondisi perkembangannya.

Numerous research on the contribution of parenting quality to child's Executive Function (EF) has been carried out. However, those researches did not show which type of parenting that promotes child's EF development. Furthermore, research related to the role of father's parenting has not been thoroughly investigated. This study was conducted to determine the contribution of the father's parenting (autonomy support and control) and the child's developmental condition (typically developed and Autism Spectrum Disorder) on the EF. A total of thirty-one father and child participated in this study (22 typically develop children and 9 children with Autism Spectrum Disorder). The study found that only child's developmental conditions was significantly contributing to EF. In addition, the father's parenting control and child's developmental conditions has significant contribution to cognitive flexibility. This result can enrich the information for parents related to types of parenting style that is effective in improving the child's EF in accordance with the child's developmental conditions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Mukti R.
"Hubungan orang tua dan anak tercermin dalam kualitas attachment merupakan hal yang penting bagi aspek perkembangan anak di masa depan. Anak yang memiliki kualitas attachment berbeda, antara lain secure, avoidant dan ambivalent attachment, memiliki cara berbeda ketika menghadapi lingkungan karena proses mental yang bekerja dalam pikiran mereka berbeda. Proses mental tersebut dilatarbelakangi oleh executive function EF, proses neurokognitif yang memfasilitasi anak dalam mengatur perilaku untuk menyelesaikan masalah yang terbagi menjadi dua domain, cool EF dan hot EF. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa kualitas attachment memprediksi kemampuan EF anak. Meski demikian, masih ditemukan ketidakkonsistenan temuan terkait domain EF yang terprediksi oleh kualitas attachment anak yang berbeda. Selain itu, figur ayah membuktikan kontribusinya pada aspek perkembangan anak, termasuk kemampuan EF anak. Namun, sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai kualitas attachment anak dengan ayah pada kemampuan EF masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan kemampuan cool EF dan hot EF anak diantara kualitas secure, avoidant dan ambivalent attachment anak dengan ibu dan ayah mereka serta interaksi kombinasi kualitas attachment anak dengan kedua orang tuanya. Partisipan penelitian ini berjumlah 128 anak berusia 4-6 tahun. Pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan battery-test EF dan ASCT Attachment Story Completion Task. Analisis data menggunakan ANCOVA dengan usia dan jenis kelamin sebagai kovariat. Hasil membuktikan bahwa terdapat perbedaan kemampuan cool EF yang signifikan dan kemampuan hot EF yang tidak signifikan antara kualitas attachment anak yang berbeda. Penjelasan hasil diulas pada bagian diskusi. Temuan penelitian ini menekankan pentingnya hubungan harmonis orang tua dan anak yang memfasilitasi proses mental anak untuk mengatur perilaku.

Parent child relationship which reflected in attachment quality was crucial for child development in subsequent phase of life. A child who have different attachment quality, among others were secure, avoidant, ambivalent attachment that have different way to response their environment because they have different mental process which worked differently in their mind. The work of mental process was supported by executive function EF , a neurocognitive process that facilitated the children to regulate their behavior to solve the problem which divided into two domain, cool EF and hot EF. Previous research found that attachment quality could predicted child's EF skills. However, there were inconsistencies in their result related with which domain that being predicted with the different quality of attachment. Moreover, research related father figure found it contribution to child developmental aspects, including child's EF. Nevertheless, to our knowledge little is known about child's attachment quality with father in predicting child's EF.
The aim of this current research was to investigate the differences in child's cool and hot EF between child secure, avoidant and ambivalent attachment with mother and father and the interaction of the combination of child attachment quality with their parent. The participant of this research were 128 preschoolers aged from 4 6 year old. This research used observational measurement with battery test EF and ASCT Attachment Story Completion Task . The data analysis using ANCOVA with child's age and gender become covariates. This research found that there was a significant differences in cool EF and non significant differences in hot EF between different child attachment quality. The finding will be discussed in discussion. This research presented important finding about parent child quality who could facilitated the child's mental process to regulate their behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>