Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Bahrul Ulum
"Penelitian ini membahas fenomena komersialisasi tayangan olahraga di media penyiaran, khususnya televisi. Penelitian ini membahas konsep komersialisasi dalam hubungannya dengan produksi tayangan olahraga, khususnya bulutangkis yang disiarkan secara langsung di Kompas TV. Dalam penelitian ini, juga dikaji kebijakan suatu institusi media komersial di Indonesia dalam ranah industri media penyiaran swasta di Indonesia. Untuk mengkaji hal tersebut, peneliti menggunakan perspektif kebijakan komersialisasi dan keterkaitannya dengan ekonomi media untuk mengetahui perilaku insitusi televisi terkait produksi tayangan olahraga. Hasil penelitian ini menunjukkan walaupun memilik tujuan ideal, media penyiaran televisi tetap meintikberatkan aspek-aspek komersial melalui berbagai kebijakan yang terkait produksi program tersebut.

This research will explore the phenomenon of the commercialization of sports in the broadcast media, especially television. Furthermore, this research willstudy the concept of commercialization in relation to the production of sports, especially badminton which was broadcasted live on Kompas TV. This study will also examinepolicies of a commercial media in the realm of private broadcast media industry in Indonesia. To study this, the researcher used a commercialization policy and economic perspective to determine the behavior of institution related to television?s sports program production. The results of this study indicate the interesting fact that the broadcasting media, television though it has an ideal goal but essentially keep doing commercialization through a variety of policies related to the production of the program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Syilfiriyani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5306
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Kartika Hapsari
"ABSTRAK
Ruang lingkup keluarga sarat akan nilai privasi, dimana segala bentuk permasalahan di dalamnya merupakan masalah yang sangat pribadi dan dipandang sebagai aib yang tabu untuk disebarluaskan. Namun pada kenyataannya, isu konflik keluarga telah menjadi salah satu komoditas bagi media untuk dijual guna mendapatkan keuntungan.
Penulisan ini ingin melihat bagaimana tayangan Masihkah Kau Mencintaiku melakukan komodifikasi terhadap konflik keluarga, bagaimana tanggapan khalayak tentang format reality show pada tayangan dan muatan konflik keluarga yang dikomodifikasikan.
Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough pada level teks, discourse practice dan socioculture diketahui bahwa tayangan reality show Masihkah Kau Mencintaiku yang tayang di RCTI telah melakukan komodifikasi konflik dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan antar media, sehingga harus merebut perhatian khalayak untuk mendapatkan rating dan share yang memuaskan. Disamping itu, faktanya khalayak juga menyukai tayangan dengan tema konflik keluarga yang dipenuhi adegan
emosional seperti ini.
Label reality show yang menempel pada tayangan seolah menguatkan argumen bahwa tayangan tersebut memang mengangkat kisah nyata dari sebuah keluarga, dan dengan orang-orang yang memang bermasalah. Sehingga terkesan bahwa konflik keluarga bukanlah aib
yang harus ditutupi lagi. Tayangan seperti ini menghadirkan suatu wacana bahwa kesakralan pernikahan dan keluarga bukanlah hal yang utama lagi, dan bahwa konflik keluarga dan perceraian merupakan hal yang lumrah terjadi saat ini.

ABSTRACT
The family's scope is full of privacy, so that every problem in there may be a very personal thing, which is called as shame or scandal. But in fact, the family conflict issues are sold for the media profit, as one of the media commodity.
The purposes of this thesis are to know how Masihkah Kau Mencintaiku commodify the family conflict issues, and what the audience think about the reality show as a genre of the program. By using the Norman Fairclough's critical discourse analysis method for the text, discourse practice and socioculture practice level, it is acknowledged that the reality show Masihkah Kau Mencintaiku, which was shown in RCTI, commodified the family conflicts. To gain highest rating and media compete to maintain their audience attention towards the show.
Surprisingly, the audience put high interest to watch the program which provided these issues and high emotional tense scenes.
A label or reality show has made the audience believed that the program tells a real stories of family conflicts. As a result, the audience has the tendency to think that family conflicts are no secrets, and that is common to be brought into the public. This program represented discourses that the sacred of a marriage and family are not important anymore, and the family conflict or family divorce are the common issues in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sekhudin
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.

ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]
"
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ikhsan
"Semenjak lahirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, kecenderungan untuk memanjakan pemirsa dengan memberikan tayangan menarik, merupakan suatu keharusan guna bisa menjaring pemirsa sebanyak mungkin. Berbagai strategi diciptakan, guna bisa berkompetisi dengan lainnya. Dampaknya jika sebuah acara bisa menarik minat pemirsa maka hal ini diyakini akan memberikan pemasukan berupa iklan (bagi swasta) yang merupakan sumber penghasilannya. Skripsi ini berusaha memberikan gambaran tingkat persaingan stasiun televisi, dari sisi harapan dan kepuasan yang diperoleh. Guna menunjang hal itu dipakai Teori Niche yang menjelaskan bahwa persaingan antar media massa dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki sumber penunjang kehidupan yang sama. Penerapan teori ini, dalam penelitian komunikasi massa dilaksanakan pada pendekatan Uses and Gratification Sesungguhnya pendekatan ini menjabarkan bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni apa yang menjadi harapan dan apa yang diperoleh. Di sini terdapat sebuah penggabungan dengan teori Niche dalam mengamati tingkat persaingan antar stasiun TV dalam memanjakan pemirsa. Pengetahuan tentang superioritas dari Niche , dilaksanakan dalam mengetahui siapa yang unggul dalam melakasanakan hal tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa TVRI masih belum mampu menandingi superioritas RCTI, baik pada dimensi kognitif (informasi) dan Afektif (hiburan). Untuk TPI dalam tingkat perhatian mahasiswa belum begitu menguat. Superioritas antara SCTV, Anteve dan Indosiar bisa saling mengisi ( interchagebility ) baik dalam dimensi kognitif maupun afektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Aprilia Maharani
"Penelitian ini membahas metafora dalam artikel pada surat kabar. Data yang digunakan adalah 13 artikel bulutangkis pada harian Kompas periode 1994-2002 dalam ajang Piala Thomas. Periode tersebut dipilih karena pada saat itu, Indonesia memenangkan Piala Thomas selama 5 tahun berturut-turut sehingga pembahasan mengenai Piala Thomas semakin banyak diberitakan. Pembahasan difokuskan pada jenis-jenis metafora dalam artikel menurut pendapat Lakoff dan Johnson. Selain itu, aspek semantis dalam hal ranah makna metafora bulutangkis juga dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam artikel bulutangkis pada harian Kompas ditemukan 82 metafora yang akan dikelompokkan dalam metafora struktural, metafora orientasional, metafora ontologis personifikasi, dan metafora ontologis kontainer. Dari seluruh data tersebut, metafora yang paling banyak ditemukan adalah metafora jenis struktural berbentuk kata. Dalam aspek semantis, ditemukan 6 makna ranah metafora, yaitu 1 ranah makna proses pertandingan, 2 ranah makna hasil pertandingan yang terbagi menjadi dua makna: makna menang dan makna kalah, 3 ranah makna peristiwa, 4 ranah makna tokoh, 5 ranah makna harapan, dan 6 ranah makna spasial. Berdasarkan keenam ranah makna tersebut, ranah makna proses pertandingan paling banyak ditemukan. Seluruh metafora yang terdapat dalam artikel bulutangkis pada harian Kompas periode 1994-2002 tidak menunjukkan ciri khas metafora olahraga bulutangkis.

This essay discusses the metaphor in an article of a newspaper. There are 13 badminton articles from harian Kompas period 1994-2002 in Thomas Cup events. The period was chosen because at that time, Indonesia won the Thomas Cup events for 5 years in a row, so that the news about Thomas Cup got more recognition on the news. The discussion focused on the types of metaphors in the article with the opinion of Lakoff and Johsnon. Besides, the semantics aspect in the realm of metaphorical meaning is also discussed. The results showed that in the article badminton on harian Kompas found 82 metaphors to be grouped into structural metaphors, orientational metaphors, ontological metaphors of personification, and ontological metaphors of containers. From the data, the most common metaphor is a structural type in the form of the words. In the semantic aspect, there are six realm of meaning of metaphors 1 realm meaning of process of the game, 2 realm meaning of the results game win and defeat, 3 realm meaning of the event, 4 realm meaning of character, 5 realm meaning of hope, and 6 realm meaning of spatial. Based on the meaning of the sixth realms, the process of the game realm is most prevalent. All of metaphors from harian Kompas period 1994-2002 is not shows the characteristic of badminton sport."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Fajar Noerrachman Okky
"Skripsi ini membahas integrasi horizontal antara Trans TV dan TransI7. Trans Corpora sebagai perusahaan induk yang membawahi Trans TV membeli sebagian saham TV7 dari Kelompok Kompas Gramedia pada tahun 2006.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan proses produksi tayangan di Trans TV dan TransI7, khususnya pada divisi produksi yang memproduksi tayangan non jurnalistik., pasca integrasi horizontal yang terjadi di perusahaan Trans Corpora. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan paradigma post positivist. Strategi penelitian yang dipilih adalah studi kasus multikasus terjalin. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Divisi Produksi, Kepala Departemen Marketing Services, dan Produser tayangan Rumpi dari TransI7 serta associate produser tayangan Ceriwis dan Good Morning dari Trans TV.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Trans Corpora sebagai perusahaan induk berusaha menerapkan sistem, kebijakan, serta budaya organisasi Trans TV pada TransI7 berkaitan dengan orientasi yang sangat mengacu pada permintaan pasar. Manajemen Trans Corpora menuntut pekerja TransI7 untuk berfikir ekonomis dan menghasilkan tayangan yang laku dijual. Cara yang paling mudah pada akhirnya adalah mengikuti formula program di Trans TV yang sudah terbukti disukai pasar sehingga mendatangkan keuntungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap proses produksi adalah pemilik, tujuan organisasi untuk menghasilkan keuntungan besar, dan rutinitas yang berorientasi terhadap permintaan pasar.
The focus on this study is the horizontal integration that occurred between Trans TV and TransI7. Trans Corpora as the holding company who owned Trans TV, takes over TV7 from Kelompok Kompas Gramedia.
The purpose of this study is to describe the programme policy and production process in both TV station, particularly in their production division that produces non journalistic media products, after the horizontal integration that emerged under Trans Corpora. This research is using qualitative approach with post positivist paradigm. The strategy of this research is case study with embedded multi level analysis. The interviewee of this research are the Production Division Head, Marketing Services Department Head, and producer of Rumpi show from TransI7, also the associate producer of Ceriwis and Good Moring show from Trans TV.
The result of this research shows that Trans Corpora, as the holding company, applied the very same work system, organizational culture, and conducts of Trans TV, as its primary station, to TransI7 as the acquired firm. Trans Corpora Management demands TransI7 to create programmes that sells and profitable. The easiest way to accomplish it was to use the programme formula that has been proved to be succesful in Trans TV. The conclusion of this research is that ownership, profit oriented goals, and sales driven routinity happen to be the most influencing factors that shapes the programme production process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wininta Febri Handayani
"Penelitian ini terfokus pada fenomena program tayangan di delapan televisi swasta yang mengandung materi seksual. Materi seksual merupakan isi dari materi pornografi. Pornografi merupakan salah satu hal tertua yang ada di dunia ini. Sejak dahulu segala sesuatu yang dibalut dengan materi seksual selalu mengundang ketertarikan sekaligus perdebatan. Memasuki tahun 2002, persaingan antar stasiun televise swasta semakin tajam, terutama dalam hal memperebutkan share audience dan slot iklan komersial. Menyikapi hal ini, media televise melihat materi seksual sebagai pemikat yang sangat ampuh untuk meraih penonton dalam jumlah besar. Selain itu hal-hal yang bersentuhan dengan materi seksual akan selalu up to date dan terus dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun dalam skala yang berbeda.
Program tayangan malam yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB, memiliki kandungan materi seksual yang sangat kental, Beberapa mempertontonkan adegan bermaterikan seksual dalam bentuk yang vulgar, kendati sebagian lagi hanya diekspose samara-samar. Namun pada dasarnya tetap dapat menimbulkan rangasangan seksual dan mengundang birahi. Program tayangan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah program tayangan yang telah ditentukan peneliti dengan menggunakan teori purposive random sampling di delapan stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, TM, Trans TV, ANTV, TV7, dan Lativi, yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB.
Peneliti melihat ada keterkaitan hubungan antara iklim persaingan antar stasiun televisi swasta dalam memperbutkan share audience dan iklan komersial dengan banyaknya frekuensi pemunculan materi seksual di delapan stasiun televisi swasta tersebut. Semakin banyak frekuensi pemunculan materi seksual pada sebuah tayangan, maka semakin tinggi pula share audience dan slot iklan komersial yang diperoleh sebuah stasiun televisi swasta. Oleh karena itu saat ini tayangan bermaterikan seksual marak kita saksikan di layar televisi.
Materi seksual yang digunakan sebagai alai ukur adalah materi seksual yang diambil peneliti dari Lembaga Sensor Film (LSF). Sehingga yang diukur pada saat pencatatan atau koding adalah pemunculan materi-materi seksual tersebut pada seluruh tayangan yang dijadikan sampel.
Peneliti mengaitkan frekuensi pemunculan tersebut dengan tingkat share audience dan jumlah slot iklan komersial tayangan yang bersangkutan dengan batasan materi seksual yang telah dijelaskan pada Bab IV. Ini ditujukan untuk memperoleh deskripsi pemunculan materi seksual secara detail di delapan stasiun televisi swasta tersebut.
Pengolahan data menggunakan SPSS versi 11.0 dan hasilnya peneliti menemukan bahwa korelasi atau hubungan antara frekuensi pemunculan materi seksual dengan share audience dan jumlah slot iklan komersial menghasilkan hubungan yang signifikan dan positif nmun cukup lemah.
Kesimpulan yang diambil peneliti adalah bahwa jika frekuensi pemunculan materi seksual tinggi atau banyak tidak selamanya akan menyebabkan share audience dan slot iklan komersial meningkat karena ada beberapa ha! lain yang mempengaruhi kedua hal tersebut, misalnya jam tayang dan tema tayangan. Namun bagaimanapun juga program tayangan yang dibalut dengan materi seksual selalu menarik perhatian penonton dan mendapatkan slot iklan yang cukup besar. Sehingga program tayangan dengan materi seksual yang kental tidak akan pernah dilewatkan penonton kapanpun jam tayangnya dan apapun temanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirudin
"PENELITIAN ini berangkat dari pertanyaan mengenai proses produksi tayangan religi "Mamah dan Aa Beraksi" di Stasiun Televisi Indosiar dalam relasinya dengan pembentukan kebudayaan. Fokus penelitian adalah dinamika relasi antar aktor (tim kreatif, tim produksi, penceramah, pembawa acara, audiensi) dalam proses produksi tayangan religi di studio. Dengan menggunakan metode etnografi dan teori ranah dari Bourdieu (1993) dan Turner (1974), peneliti mengajukan argumen bahwa ruang produksi tayangan dapat dilihat sebagai ranah produksi budaya yang relatif otonom, yang memiliki logika dan pola permainannya sendiri dan bukan subordinasi dari lingkungan makro (kekuasaan ekonomi politik) sebagai sesuatu yang pasti menentukan arah tindakan dan hasilnya. Dengan berfokus pada ranah produksi, penelitian ini membuktikan bagaimana kekuatan ekonomi dominan tidak senantiasa mendominasi proses produksi tayangan. Praktik-praktik dalam ranah produksi tayangan memiliki logikanya sendiri dan praktik tersebut membentuk jalinan sosial dan material yang mengarah pada tujuan tertentu. Disertasi ini menunjukan bahwa teori ranah produksi budaya dapat dimanfaatkan secara produktif untuk meneropong gejala media yang semakin menjadi ciri era informasi global. Pendekatan prosesual (Bourdieu, 1993) dan logika permainan dalam suatu ranah (Turner, 1974) relevan dikembangkan dalam studi antropologi media untuk menelaah variasi gejala dan bentuk media yang lain, mengkaji proses produksi yang melibatkan banyak arena, dan menelaah hadirnya media baru (new media) yang memungkinkan simultannya proses produksi dan konsumsi dalam satu arena. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, peneliti menemukan bahwa di era serbamedia, dinamika produksi budaya telah diwarnai secara signifikan oleh panggung-panggung media, namun praktikpraktik sosial di dalam proses produksi tayangan Mamah Dedeh menunjukkan, panggung media tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari. Praktik hidup sehari-hari sudah menjadi bagian dari tenunan media, pun sebaliknya, praktik media telah menjadi bagian dari hidup sehari-hari."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2186
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Dharma Gita Diyaksa
"ABSTRAK
Menjelang Pemilihan Umum Presiden Indonesia tahun 2014 ramai pemberitaan dengan isu kejahatan, pelanggaran hukum, kecurangan, atau bentuk tindakan lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral masyarakat yang dilakukan oleh kandidat calon Presiden, calon Wakil Presiden, atau pendukungnya. Dari sejumlah pemberitaan media massa dengan isu tersebut, peneliti menetapkan pemberitaan Metro TV dan TV One sebagai subjek dalam penelitian ini. Adapun metode yang digunakan adalah analisis framing. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui makna dibalik tayangan berita Metro TV dan TV One pada periode 1 Mei 2014 sampai dengan 6 Mei 2014, 1 Juni 2014 sampai dengan 4 Juni 2014, dan 1 Juli 2014 sampai dengan 8 Juli 2014. Hasilnya, peneliti melihat fenomena ini sebagai suatu bentuk kejahatan tersembunyi. Terdapat hubungan yang tidak setara dan konstruksi yang bersifat merugikan yang terkandung dalam makna pemberitan Metro TV dan TV One. Disisi lain juga terdapat pemaksaan makna dan simbol yang mengganggu otonomi pihak lain.

ABSTRACT
Ahead of 2014 Indonesian‟s Presidential Election news are crowded with the issue of crime, lawlessness, fraud, or any other action that is incompatible with the moral values of society by Presidential candidates, candidate for Vice President, or their enthusiasts. Based from a number of news on mass media regarding these issue, researcher establishes Metro TV and TV One news as a subject in this study. The method used is framing analysis. This method used to determine the meaning behind the news shows on Metro TV and TV One between the period of May 1st, 2014 until May 6th, 2014, June 1st, 2014 until June 4th, 2014, and July 1st, 2014 until July 8th, 2014. As a result, the researcher sees this phenomenon as a form of hidden crime. There are unequal relations and constructions that are detrimentals within the meaning of Metro TV and TV One news. On the other hand there is also an imposition of meanings and symbols that interfere with the autonomy of others.
;"
2016
S65235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>