Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jupiter Eresta Jaya
"Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kinerja metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor venturi untuk mengolah limbah fenol sintetik. Fenol merupakan senyawa alkohol yang memiliki stabilitas tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh strukturnya yang memiliki cincin aromatis sehingga sulit disisihkan. Proses penyisihan fenol pada penelitian ini akan membandingkan penyisihan fenol untuk tiga kofigurasi proses, yaitu metode ozonasi, kavitasi venturi, dan gabungan dari kedua metode tersebut. Variasi untuk setiap konfigurasi proses yang dilakukan adalah variasi pH (4, 7, dan 11), Laju alir (2, 4, dan 6 L/menit) dan dosis ozon (63,77 mg/jam dan 118,48 mg/jam).
Limbah Fenol yang digunakan pada penelitian ini adalah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 ppm. Pada penelitian ini didapatkan penggunaan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi menggunakan injektor venturi pada kondisi pH 11, laju alir 6 L/menit, dan dosis ozon 118,48 mg/jam akan menghasilkan presentase penyisihan fenol tertinggi dengan nilai sebesar 85% dibandingkan dengan penggunan hanya metode kavitasi hidrodinamika ataupun ozononasi.

n this research, performance evaluation of combination method of ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector to process syntethic phenol are done. Phenol is an alcoholic substance with high stability because of the aromatic ring that it has that makes it hard to be degraded. In this research, the performance of three process configuration, which are the ozonation technique, hydrodynamic cavitation with venturi injector, dan the combination of both method, are be compared to perform phenol degradation. Variation used in each process configuration are pH (4, 7, and 11), Flowrate (2, 4, and 6 L/min), and ozon dosage (63,77 mg/hr and 118,48 mg/hr).
The phenol concentration used in this process is synthetic phenol with 10 ppm concentration. In this research it is found out that the combination method of ozonation technique and hydrodynamic with venturi injector in base condition (pH of 11), 6 L/min circulation flowrate, and 118,48 mg/hr ozone dosage will result in the highest phenol degradation rate (85% of phenol degradation rate and TOC removal of 4,5 mg/L) compared to doing the ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector separately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qotrun Nada Salsabila
"Kejibeling (Strobilanthes crispus) merupakan salah satu tanaman obat karena mengandung senyawa aktif, seperti senyawa fenolat, sehingga perlu dilakukan ekstraksi untuk mendapatkannya. Salah satu metode ekstraksi hijau yang memiliki banyak kelebihan dan dipilih untuk diterapkan pada penelitian ini adalah Ultrasound Assisted Enzymatic-Aqueous Two-Phase Extraction (UAE-ATPE). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dua parameter penting yang mampu menghasilkan nilai Total Phenolic Content (TPC) tertinggi pada ekstraksi daun kejibeling dengan metode UAE-ATPE. Parameter tersebut, yaitu suhu dengan variasi 30oC, 40oC, 50oC, dan 60oC serta konsentrasi enzim dengan variasi 3%-m/m, 5%-m/m, dan 7%-m/m. Metode analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis dipilih untuk menguji nilai TPC secara kuantitatif dengan asam galat sebagai larutan standarnya. Penelitian ini menghasilkan konsentrasi enzim terbaik, yaitu 7%-m/m, dan suhu terbaik, yaitu 60oC, dengan nilai TPC sebesar 8,03 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g sampel.

Kejibeling (Strobilanthes crispus) is one of the medicinal plants because it contains active compounds, such as phenolic compounds, then it needs to be extracted so that it can be utilized. One of green extraction method that has many advantages and was chosen to be applied to this study is Ultrasound Assisted Enzymatic-Aqueous Two-Phase Extraction (UAE-ATPE). This research was carried out to obtain two important parameters that were able to produce the highest Total Phenolic Content (TPC) values in kejibeling leaf extraction using the UAE-ATPE method. These parameters are temperature with variations of 30oC, 40oC, 50oC, and 60oC and enzyme concentrations with variations of 3%-m/m, 5%-m/m, and 7%-m/m. An analytical method using spectrophotometry UV-Vis was selected to quantitatively test TPC values with gallic acid as the standard solution. This study produced the best enzyme concentration, which is 7%-m/m, and the best temperature, which is 60oC, with a TPC value of 8.03 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhenovita Salsabila
"Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) dapat digunakan sebagai alternatif suplemen minuman herbal. Pendugaan umur simpan suplemen herbal jus daun sambung nyawa diperlukan agar diketahui durasi produk hingga mencapai kadaluarsa. Penelitian ini menggunakan variasi pengawet berupa natrium benzoat dan agen penstabil CMC (Carboxyl Methyl Cellulose). Untuk memperoleh umur simpan, penelitian ini meliputi uji kandungan fenolik, uji organoleptik, dan uji angka lempeng total. Pendugaan umur simpan jus daun sambung nyawa dilakukan dengan metode ASLT (Accelerated Shelf-Life Test). Hasil penelitian diperoleh bahwa pendugaan umur simpan diidentifikasi berdasarkan parameter kritis kandungan fenolik pada jus. Jus daun sambung nyawa murni memiliki pendugaan umur simpan 1; 1; 2 hari dengan suhu simpan senilai 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan pengawet natrium benzoat memiliki umur simpan 3; 4; 4; dengan suhu simpan senilai 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan agen penstabil CMC memiliki umur simpan 2; 3; 3 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan pengawet natrium benzoat dan agen penstabil CMC memiliki umur simpan 7; 6; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Berdasarkan uji angka lempeng total, jus daun sambung nyawa murni memiliki tingkat cemaran mikroba di bawah standar terdapat pada umur simpan 2; 2; 2 dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat memiliki umur simpan 6; 6; 6 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan CMC memiliki umur simpan 6; 6; 6 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat dan CMC memiliki umur simpan 8; 8; 6 dengan suhu simpan 38, 25, 7. Berdasarkan uji organoleptik yang meliput parameter rasa, aroma, dan tektur, jus daun sambung nyawa murni memiliki umur simpan rata-rata 2; 1; 1 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat memiliki umur simpan 9; 8; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan CMC memiliki umur simpan 9; 8; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat dan CMC memiliki umur simpan 18; 14; 12 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7.

Herbal plants with Longevity Spinach (Gynura procumbens) are high in antioxidants. Longevity spinach can be added to beverages as an alternative herbal supplement. To enable their commercialization, it is necessary to estimate the shelf life of longevity spinach juice-based herbal supplements. Sodium benzoate and CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) stabilizing compounds were employed as preservative variants in this research. In this study, the phenolic content, organoleptic tests, and bacterial colony counts (Total Plate Count) were used to assess the composition of nutrients contents of the juice. Using the ASLT (Accelerated Shelf-Life Test) method, the estimated shelf life of longevity spinach juice was calculated. The research demonstrated that the important characteristics of the juice's phenolic component concentration were used to estimate shelf life. Pure longevity spinach juice has an estimated shelf life of 1; 1; 2 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with preservative sodium benzoate has a shelf life of 3; 4; 4 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with CMC as stabilizing agent has a shelf life of 2; 3; 3 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with sodium benzoate and CMC has a shelf life of 7; 6; 7 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Based on the total plate count test, pure longevity spinach juice has below standard microbial contamination levels at shelf life 2; 2; 2 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of sodium benzoate have a shelf life of 6; 6; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of CMC have a shelf life of 6; 6; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juice with the addition of sodium benzoate and CMC has a shelf life of 8; 8; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Based on organoleptic tests covering taste, aroma, and texture parameters, pure longevity spinach juice has an average shelf life of 2; 1; 1 with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of sodium benzoate have a shelf life of 9; 8; 7 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of CMC have a shelf life of 9; 8; 7 with a storage temperature of 38, 25, 7. The juice with the addition of sodium benzoate and CMC has a shelf life of 18; 14; 12 with a storage temperature of 38, 25, 7."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Denny Setyadarma Yuwanto
"Dalam penelitian ini dilakukan penggabungan dua metode Proses Oksidasi Lanjut yaitu metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan pelat berlubang untuk Pengolahan limbah fenol sintetik. Penggabungan dua metode ini bertujuan untuk melihat seberapa signifikan pengaruh penggabungan kedua metode ini dibandingkan dengan kedua metode tersebut diaplikasikan secara terpisah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan tiga variasi proses yaitu metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan gabungan keduanya. Selain itu, dilakukan pula variasi terhadap laju alir sirkulasi, dosis ozon, dan pH untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam penyisihan limbah fenol. Pada penelitian ini terbukti bahwa penyisihan fenol dengan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika menggunakan pelat berlubang dengan kondisi operasi laju alir sirkulasi terbaik yaitu 6 LPM, dosis ozon dengan dua ozonator, dan pH tinggi meghasilkan persentase penyisihan yang lebih baik mencapai 81,4 % dibandingkan dengan metode ozonasi sebesar 69,8 %, dan kavitasi hidrodinamika sebesar 22,1 %.

In this research, carried out the merger of two Advanced Oxidation Process methods, namely ozonation technique and hydrodynamic cavitation by using orifice plate to degrade synthetic phenol. This combination method is carried out to see how significant the effect of the merger of these two methods compared with both methods applied separately. To achieve that purpose, carried out three variations of the process, there are ozonation technique, hydrodynamic cavitation, dan merger of both method. Moreover, also conducted a variation of the flow rate of circulation, ozone dosage, and pH to obtain optimal operating conditions in the phenol waste treatment. Proven in this research that phenol degradation using the combination method of ozonation technique and hydrodynamic cavitation using orifice plate with operating conditions of 6 LPM circulation flow rate, two source of ozone, and basic environment produces better result reaching to 81,4 % phenol degraded compared to ozonation technique 69,8 %, and hydrodynamic cavitation 22,1 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agil Ramadhan Primasto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya dalam mengolah limbah cair tahu. Variasi yang dilakukan adalah laju alir 2-4 LPM dan dosis ozon. Metode kombinasi kavitasi hidrodinamika dan ozonasi (laju alir 4 LPM dan dosis ozon 132,54 mg/jam) menghasilkan kinerja terbaik, yaitu menyisihkan 943 mg/L COD dan 293 mg/L TSS selama 180 menit. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan metode kavitasi hidrodinamika laju alir 4 LPM dan ozonasi dengan dosis ozon 132,54 mg/jam secara terpisah, yang masing-masing hanya mampu menyisihkan 485 mg/L COD-288 mg/L TSS dan 136 mg/L COD-233 mg/L TSS selama 180 menit.

This research has purpose to evaluate the performance of ozonation, hydrodynamic cavitation, and combination of both in treating tofu wastewater. The variations being used are flowrate 2-4 LPM and dosage of ozone. Combination of hydrodynamic cavitation and ozonation (4 LPM flowrate and 132,54 mg/jam dosage of ozone) produces the best performance, with degradation of 943 mg/L COD and 293 mg/L TSS in 180 minutes. That result is far better than the 4 LPM hydrodynamic cavitation and 132,54 mg/jam dosage of ozone ozonation separately, which are 485 mg/L COD-288 mg/L TSS and 136 mg/L COD-233 mg/L TSS in 180 minutes accordingly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinan Roaeni
"Penelitian fotokatalisis-ozonasi ini menggunakan reaktor Tubular 'V' Collector (TVC) yang dilengkapi dengan sejumlah black light lamp. Limbah cair sintetik yang digunakan adalah fenol dan katalisnya adalah TiO2 Degussa P25. Fotokatalisis dan ozonasi merupakan Advanced Oxidation Processes (AOPs) yang berpotensi dikembangkan untuk mengolah limbah cair organik.
Hasil penelitian menunjukkan kombinasi proses ozonasi dan fotokatalisis lebih baik dibandingkan dengan proses tunggal, baik ozonasi maupun fotokatalisis. Pada konsentrasi 20 ppm, loading katalis 0,5 g/L, volume awal limbah 20 L selama 4 jam dengan menggunakan fotokatalisis diperoleh persen penyisihan sebesar 15,45%, dengan ozonasi sebesar 44,31% dan dengan gabungan kedua metode tersebut diperoleh 56,58%.

This experiment of photocatalytic and ozonation used Tubular 'V' Collectors (TVC) equiped by amount of black light lamp. Synthetic wastewater used in this experiment is phenol and its catalys is TiO2 Degussa P25. Photocatalysis and ozonation are Advanced Oxidation Processes (AOPs) potencing developed for organic compound of wastewater treatment.
The experiment results showed that in the use of combine photocatalysis and ozonation are obtained better result than single process for ozonation or photocatalysis. At 20 ppm, loading catalys 0.5 g/L, phenol aqueous volume 20 L for 4 hours, % removal in the use of photocatalytic process is 15.45%, ozonation is 44.31% and in the use of combine photocatalysis and ozonation methodes is 56.58%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Amalia
"Penelitian ini mengkombinasikan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamikka dengan injektor venturi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui signifikansi kinerja dari penggabungan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika terhadap proses desinfeksi bakteri Escherichia coli. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan desinfeksi dengan metode ozonasi tunggal dan kavitasi tunggal sebagai pembanding. Variasi yang dilakukan adalah laju alir yaitu 3, 5 dan 7 L/menit dan dosis ozon 64,83, 108,18 dan 135,04 mg/jam. Metode kombinasi ozonasi dan kavitasi hidrodinamika laju alir 7 L/menit dan dosis ozon 135,04 mg/jam menghasilkan kinerja terbaik dengan konsentrasi awal sebesar 1,49 x 105 CFU/mL, semua bakteri dapat terdesinfeksi selama 45 menit. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan metode kavitasi hidrodinamika tunggal laju alir 7 L/menit dengan bakteri tersisa sebesar 21 dan semua bakteri terdesinfeksi pada metode ozonasi tunggal dengan dosis ozon 135,04 mg/jam selama 60 menit.

This research combine ozonation and cavitation hydrodynamic methods with venturi injector. The purpose of this research is to observe significance of ozonation and hydrodynamic cavitation method to disinfection process of Escherichia coli bacteria. To achieve these objectives, disinfection process with single ozonation and single cavitation method was used as a comparison. The variations being used are flowrate 3, 5, 7 L min and dosage of ozone 64.83, 108.18 and 135.04 mg h. Combination of ozonation and hydrodynamic cavitation 7 LPM and 135.04 mg h dosage of ozone showed the best performance with initial concentration is 1.49 x 105 CFU mL, all bacteria were disinfected for 45 minutes. The results is better than the single hydrodynamic cavitation method 7 LPM which had 21 remaining of bacteria and all bacteria were disinfected on a single ozonation method 135.04 mg h dosage of ozone for 60 min."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>