Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wildan Maulana Nurikhwan
"Fenomena drag reduction pada transportasi fluida dinilai cukup ampuh untuk melakukan penghematan energi. Hal ini bisa didapatkan dengan cara penambahan zat aditif atau merubah struktur geometri untuk mengkontrol pergerakan fluida. Pengujian dilakukan untuk mempelajari karakteristik aliran air dalam pipa persegi dengan melakukan penambahan lapisan agar-agar dengan variasi konsentrasi Cw 2% dan Cw 5%. Analisis penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan hubungan koefisien gesek dengan Reynolds number untuk melihat fenomena drag reduction. Pengaruh penambahan lapisan agar-agar adalah delay pada fase aliran transisi. Hasil dari pengujian adalah terjadinya drag reduction maksimum sekitar 27% pada Reynolds number sekitar 3900.

Drag reduction phenomenon on fluids transportation can be considered to be effective for energy saving. This can be obtained using additive polymer or changing geometry of the conduits to control fluid movement. This experiment was done to learn the characteristics of water flow on rectangular pipe with addition of agar coating which have C­w 2% and Cw 5%. This research analysis was done using friction coefficients and Reynolds number relation to obtain drag reduction phenomenon. The effect of agar coating was delayed the transition regime. The research?s results were obtained maximum drag reduction about 27% at Reynolds number 3900."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Markus Kunardianto
"ABSTRACT
Dewasa ini ilmu pengukuran aliran fluida telah memegang peranan yang penting dalarn kehidupan manusia. Aplikasi pengukuran aliran tluida antara lain pengukuran debit air pendingin yang mengalir pada alat penukar kalor (heat exchanger) pada PLTU, pengukuran volume air bersih per bulan rumah tangga yang kebutuhan aimya disuplai dari PAM (Perusahaan Air Minum) dan lainnya. Alat ukur aliran fluids., atau disebut juga meter aliran dibuat dengan bemiaeam macam tingkat ketelitian (accuracy), ketepatan (precision), bentuk dan dimensi, penurunan tekanan, prinsip kerja dan Iairmya sesuai kebutuhan konsumen. Tingkat ketelitian dan kealcuratan dari meter aliran yang terdapat di pasaran belum sepenuhnya sesuai dengan spesiiikasi pabriknya, oleh Karena itu perlu perlu dilakukan pengujian terhadap meter aliran agar konsumen yakin dan percaya terhadap unjulr klja meter aliran.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan basil pembacaan debit meter aliran vane wheel, paddle wheel, ultrasonik, rotameter dan venturi meter dengan debit aktual. Debit aktual djperoleh dengan rnencatat sejurnlah volume yang mengalir dalam interval waktu tertentu Peuguj ian ini dinamakan pengujian primer.
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketelitian meter aliran vane wheel clibandingkan dengan meter aliran paddle wheel, ultrasonilc, rotameter dan Venturi meter. Dengan pengujian ini juga diperoleh karakteristik dari masing-masing meter aliran untuk daerah operasi kerja yang berbeda.
Hasil pengujian mentmjukkan bahwa tingkat ketelitian meter aliran vane wheel adalah kurang bail; Meter aliran vane wheel memberikan pembacaan yang lebih besar dari nilai aktual sebesar sepuluh persen untuk daerah pengukuran Re 5.000 sampai 28.000. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan kalibrasi agar tinglrat kesalahannya berada dibawah f dua persen. Tingkat ketelitian meter aliran lainnya sangat bervariasi, untuk daerah pengukuran Re 18.000 sampai 28.000 meter aliran yang baik digunakan adalah paddle wheel, ultrasonik dan rotameter karena tingkat kesalalwnnya berada dibawah dua persen. Sedang untuk daerah pengukuran antma Re 5.000 sampai 18.000 dapat digunakan rotameter.

"
1999
S36992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Adwiputra
"ABSTRAK
Transport characteristic adalah salah satu rheology ice slurry yang perlu diteliti. Transport characteristic adalah satuan energi pendinginan yang didapatkan dari ice slurry yang dialirkan dengan variasi kecepatan tertentu. Pada penelitian ini, ice slurry dibuat menggunakan campuran air tawar dengan 20% Monoethylene Glycol sebagai freezing depressant. Ice Slurry ini dibuat dengan ice slurry generator pada Laboratorium Pendingin Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang mencapai suhu terendah -15 dengan 12 jam waktu pengoperasian. Ice slurry yang dialirkan pada pipa 1/2 inci dengan panjang pipa 2 meter ini menghasilkan ice mass fraction sebesar 40% dengan variasi kecepatan 0,34 hingga 1,00 meter per detik. Transport characteristic terbesar yang didapatkan dalam penelitian ini sebesar 173,50 kW.

ABSTRACT
Transport characteristic is one of the rheology of ice slurry that needs to be studied. Transport characteristic is a unit of cooling energy obtained from ice slurry which is supplied with a certain variation of speed. In this study, ice slurry was made using a mixture of fresh water with 20% Monoethylene Glycol as a freezing depressant. This Ice Slurry is made with ice slurry generator in the Cooling Laboratory of the Mechanical Engineering Department of the Faculty of Engineering, University of Indonesia, which reaches the lowest temperature of -15 ℃ with 12 hours of operating time. The ice slurry flowed in the 1/2 inch pipe with a 2 meter pipe length produces an ice mass fraction of 40% with a speed variation of 0.34 to 1.00 meters per second. The biggest transport characteristic obtained in this study was 173.50 kW."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rut Puspaningtyas Suntarto
"Fenomena kegagalan piping erosion sering terjadi pada struktur bendungan tanah. Partikel tanah dari bendungan yang terus tergerus ini lama-kelamaan menyebabkan terbentuknya rongga seperti pipa. Penelitian ini akan mengamati interaksi antara partikel pipe wall yang terbentuk dengan aliran air yang terjadi. Studi permodelan ini menggunakan metode numerik Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) dengan platform DualSPHysics dan aliran diasumsikan dalam kondisi laminar dengan Re 100 dan 200. Partikel yang diamati pertama kali adalah 1 partikel dalam bentuk lingkaran sempurna untuk mengamati terlebih dahulu volum kontrol yang paling tepat dalam penelitian ini. Pada studi ini didapati semakin besar parameter geometri dari volum kontrol yang digunakan, hasil semakin mendekati hasil literatur. Akurasi permodelan ditingkatkan dengan memperpanjang waktu simulasi untuk memastikan bahwa partikel sudah memenuhi volum control sehingga aliran sudah stabil. Model lain yang diamati juga adalah dua partikel dengan posisi dan jarak yang berbeda untuk mengamati pengaruhnya terhadap variabel koefisien drag, koefisien lift, dan Strouhal Number yang dialami masing – masing partikel. Pada studi ini didapati bahwa semakin jauh jarak antar partikel bersebelahan, semakin kecil juga gaya sehingga mempengaruhi juga koefisien drag, koefisien lift. Semakin jauh partikel vortex yang terbentuk menjadi semakin mendekati frekuensi single cylinder dan hal ini mempengaruhi Strouhal Number yang dialami oleh partikel.

Failure that frequently happened in earth dam structures is internal piping erosion happens when soil particles of the earth dam eroded continuously and it creates a hollow space in a form of a pipe. This study will observe the interaction between the solid particles with water flow. This modeling study will use Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) as a numerical approach with DualSPHysics platform and the flow assumed as a laminar flow with Re of 100 and 200. The first model observed in this study is one circular-shaped solid particle against water flow. It’s found that by increasing the size of volume control, the output will have higher accuracy. Accuracy of this model is also improved by elongating the maximum time simulation. The next model simulated is two solid particles against water flow with different distances to observe how it affects the drag coefficient, lift coefficient, and strouhal number of each particle. In this study, it’s found that by increasing the distance between the two particles will decrease the force, drag coefficient and lift coefficient of each particle. Also, the increase of distance between the two particles makes vortices form in a single dominant frequency and it affects the strouhal number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reski Septiana
"Dalam hal transportasi fluida menggunakan pipa, penurunan koefisien gesek adalah aspek yang penting karena berkaitan dengan penghematan energi. Transportasi fluida tidak hanya menggunakan pipa bulat namun pipa lain seperti pipa persegi juga digunakan, khususnya untuk sistem ducting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan perbedaan drag reduction yang dihasilkan oleh Agar dengan ketebalan coating 1mm dan 3mm. Pipa persegi dengan diameter hidrolis yang sama tanpa Agar coating digunakan sebagai pembanding. Fluida kerjanya adalah air. Konsentrasi Agar untuk coating-nya 5%. Penelitian dilakukan di aliran laminar dan transisi. Hasilnya menunjukkan semakin tebal coating Agar, maka semakin besar pengurangan hambatan gesek akan didapatkan.

Drag reduction in fluid transport is an important thing to discuss, related to energy saving. The most common pipe which is used in fluid transport is circular pipe. But in ducting system, rectangular pipes are also used. The goal of this research is to compare drag reductions of Agar coating 1mm and 3mm. Rectangular pipe with the same hydrolic diameter is used as a comparison. Working fluid is water. Agar concentration is 5%. This research focused in laminar and transition flow. The research?s results were obtained drag reduction about 15% of 3mm and 9% of 1mm Agar coating."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hudaya
"ABSTRAK
Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien gesek dan merupakan hal penting dari sistem aliran fluida di dalam pipa karena berhubungan dengan penggunaan energi. Air murni merupakan salah satu dari fluida-fluida sederhana yang digunakan pada penelitian kerugian jatuh tekan. Air merupakan fluida newtonian dimana viskositasnya hanya berpengaruh oleh perubahan temperatur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerugian jatuh tekan dan karakteristik yang terjadi pada penampang pipa kotak (segi empat sama sisi) dengan s sebesar 2mm, Bilangan Reynolds dan koefisien gesek. Aliran fluida memiliki karakteristik pokok (laminer atau turbulen). Nilai Bilangan Reynolds 2000-4000 menunjukan aliran laminer dan diatas nilai 4000 menunjukan turbulen. Nilai Bilangan Reynolds yang tinggi berarti ada kecepatan aliran yang tinggi, perluasan fluida dan viskositas yang kecil. Gesekan antara fluida dan dinding pipa dapat diabaikan karena yang digunakan adalah pipa mulus dan koefisien gesek adalah antara partikel fluida yang diam dan yang bergerak.
Dari pengujian ini didapatkan data debit aliran, perbedaan ketinggian air, kecepatan aliran dan viskositas fungsi temperatur. Spesifikasi dari alat pengujian yang diperlukan juga didapatkan untuk diolah menggunakan persamaan-persamaan empiris sehingga didapatkan hasil pengolahan, tampilan grafik hasil pengolahan yang akan dibandingkan dengan grafik secara teoritis. Grafik yang ditampilkan merupakan hubungan antara Bilangan Reynolds dan koefisien gesek dimana semakin kecil Bilangan Reynolds (laminer) maka akan semakin tinggi koefisien gesek. Perbedaan ketinggian air melalui alat ukur (manometer) juga menunjukan besar kecilnya kerugian energi tersebut. Semakin tinggi perbedaan ketinggian air antar tiap titik alat pengukur tekanan maka kerugian energi semakin besar.

Abstract
Pressure drop has a relavancy with the coefficient of friction adn it?s significant case of the system of fluid rate in the pipeline cause it?s related with energy consumption. Pure water is one of plain fluids used on pressure drop research. Water is newtonian fluid which its viscosity depends on temperature change only.
This research done in order to understand the pressure drop occurs at fluid rate and the characteristic from of the box agains (square) with s = 2 mm, Reynolds Number and coefficient of friction. Fluid rate has a fundamental characteristic (laminar or turbulent). The value of Reynolds Number 2000 up to 4000 appears the laminar rate and more than 4000 for turbulent. High value of Reynolds Number appears high velocity of fluid rate, fluid expansion and low viscosity. Friction between the fluid and the pipe wall can be neglected because the pipe used in this research is a smooth pipe and friction is between static fluid and moving fluid.
From the research obtains the capacity of rate, difference of water height, velocity of rate and viscosity depended on temperature change. Specification of the equipment required is also getting to processing that uses empirical equations, so it will get the processing result, processing result graphic will be compared with the theoritical graphic. The graphic being appeared is relation between Reynolds Number and coefficient of the friction, where on teh wane of Reynolds Number (laminar), so then the coefficient of friction increased. A difference of water height through the measuring instrument (pressure gauge) also appears amount of losses. The higher a difference of water height inter each point of pressure gauge, so the losses become bigger."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43576
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Upp, E. L. (Edmund Loy), 1927-2007
Boston: Gulf Professional, 2002
681.28 UPP f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Henry
"Transportasi merupakan salah satu hal yang berkaitan dengan pemanfaatan energi. Transportasi fluida pada sistem perpipaaan merupakan salah satu contohnya yang sering ditemui di Industri-industri besar. Pengurangan hambatan gesek diperlukan untuk menghemat energi pada transportasi di aliran dalam pipa. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari karakter aliran dari penambahan ekstrak konjac pada air yang dialiri dalam pipa spiral dengan ratio pi/d 14.6 dan diameter hidrolis 6 mm serta pipa bulat berdiameter 4 mm dan 2 mm. Perhitungan hambatan gesek yang diinginkan didapatkan melalui perbedaan tekanan dari kedua pressure tap dengan jarak 0.9 meter. Perbedaan tekanan dihasilkan melalui variasi konsentrasi campuran 100 ppm, 200 ppm, dan 400 ppm serta lama pencampuran 15 menit dan 60 menit. Hasil eksperimen menunjukan bahwa Pressure drop terjadi pada setiap pipa uji, dan nilai pressure drop tersebut semakin menurun dengan adanya penambahan ekstrak konjac setiap konsentrasinya. Reynold Number pada pipa bulat spiral pada pengadukan 60 menit terkecil adalah 1609, terbesar adalah 11698, sedangkan Drag reduction terkecil adalah 12.94, terbesar adalah 49.33.

Transportation is one of the things related to energy utilization. Fluid transport in pipe systems is one such example that is often encountered in large industries. Reduction of the frictional resistance is required to save energy on transport in the pipeline flow. The purpose of this research is to find the character of flow from addition of konjac extract to water which is flowed in spiral pipe with ratio of pi d 14.6 and diameter of hydraulic 6 mm and round pipe with diameter 4 mm and 2 mm. The calculation of the desired friction resistance is obtained through the pressure difference of the two pressure taps with a distance of 0.9 meters. The difference in pressure was generated through mixed concentration variations of 100 ppm, 200 ppm, and 400 ppm as well as mixing time of 15 minutes and 60 minutes. The experimental results show that the Pressure drop occurs in each test tube, and the pressure drop value decreases with the addition of conjac extract of each concentration. Reynold Number on spiral round pipe at 60 minute smallest stirring is 1609, biggest is 11698, while the smallest Drag reduction is 12.94, biggest is 49.33."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaffar Gibrani
"Current meter merupakan alat ukur kecepatan air yang paling sering digunakan, namun, alat tersebut membutuhkan baterai maupun listrik untuk bisa digunakan, hal tersebut akan menyulitkan penggunanya untuk melakukan pengukuran di tempat-tempat terpencil terutama yang jauh dari listrik, karena itulah penulis menyarankan alternatif berupa alat ukur kecepatan air pendulum. Untuk membuktikan bahwa alat ukur kecepatan air pendulum benar dapat mengukur kecepatan air, dilakukanlah tiga buah percobaan. Ketiga percobaan tersebut dilakukan pada apparatus Hydraulic Flume di Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai FTUI. Percobaan pertama dilakukan untuk membuktikan bahwa sudut pada pendulum dapat mewakili kecepatan alirannya, dengan cara menurunkan ketinggian aliran mulai dari 12.5 cm hinga 5 cm dimana setiap ketinggian aliran dilakukan pengukuran dengan pembacaan sudut dan dengan current meter sebagai benchmark. Lalu percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui panjang tali berapa yang paling efektif dengan memvariasikan panjang tali menjadi 43 cm, 53 cm, dan 63 cm. Percobaan terakhir dilakukan untuk mengetahui lubang tali mana yang paling efektif dengan memvariasikan lubang tali pengikat 1, 2, dan 3.

Current meter is the most commonly used water velocity measurement tool, however, the device requires batteries and electricity to be used, it will make it difficult for users to take measurements in remote places, especially those far from electricity, thats why the authors suggest alternatives in the form of pendulum as a water measurement tools. To prove that the pendulum water velocity meter can correctly measure water velocity, three experiments were carried out. All three experiments were carried out on the Hydraulic Flume apparatus at the Hydraulics, Hydrology, and River Laboratory FTUI. The first experiment was carried out to prove that the angle in the pendulum could represent the flow velocity, by reducing the height of the flow starting from 12.5 cm to 5 cm where each height was measured by reading the angle and with the current meter as a benchmark. Then the second experiment was carried out to find out which rope length was the most effective by varying the length of the rope to 43 cm, 53 cm and 63 cm. The last experiment was carried out to find out which rope holes were most effective by varying the 1, 2 and 3 strap ties.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LaNasa, Paul J., 1941-
"There is a tendency to make flow measurement a highly theoretical and technical subject but what most influences quality measurement is the practical application of meters, metering principles, and metering equipment and the use of quality equipment that can continue to function through the years with proper maintenance have the most influence in obtaining quality measurement. This guide provides a review of basic laws and principles, an overview of physical characteristics and behavior of gases and liquids, and a look at the dynamics of flow. The authors examine applications of specific meters, readout and related devices, and proving systems. Practical guidelines for the meter in use, condition of the fluid, details of the entire metering system, installation and operation, and the timing and quality of maintenance are also included.
"
Waltham, MA: Butterworth-Heinemann, 2014
e20427058
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>