Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nya`Zata Amani
"ABSTRAK
Budaya Aceh dan ajaran Islam menekankan pentingnya peran ayah dalam kehidupan anaknya. Selain itu, Aceh juga provinsi dimana ajaran agama menjadi dasar hukum dan terintegrasi dalam kehidupan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi sanctification of parenting, yaitu sejauh mana ayah mempersepsi pengasuhannya kepada anak sebagai sesuatu yang memiliki divine character dan significance, terhadap keterlibatan ayah pada domain perilaku dan kualitas afeksi yang dipersepsi oleh anak. Keterlibatan ayah pada domain perilaku diukur menggunakan Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) dan kualitas afeksi diukur menggunakan Nurturance Fathering Scale (Finley & Schwartz, 2004). Sanctification of parenting diukur menggunakan alat ukur Sanctification of Parenting (Mahoney, Pargament, A. Murray-Swank, & N. Murray-Swank, 2003). Hasil analisis statistik regresi linear pada data dari 133 pasang ayah dan anak di Aceh menunjukkan bahwa sanctification of parenting berkontribusi signifikan pada keterlibatan ayah pada domain perilaku dan kualitas afeksi yang dipersepsi oleh anak. Analisis data demografi menunjukkan perbedaan rata-rata keterlibatan ayah pada jenis kelamin anak dan perbedaan kualitas afeksi pada tipe sekolah anak dan tingkat pendapatan total keluarga. Tidak ada perbedaan rata-rata pada sanctification of parenting antara urutan lahir anak, jenis kelamin anak, dan pendidikan pesantren ayah. Diskusi hasil penelitian, limitasi, serta saran penelitian lanjutan dijelaskan di bagian akhir.

ABSTRAK
Both the culture of Aceh and Islamic teachings stresses the important role of father to the child. This study was intended to find the extent to which Sanctification of Parenting, perception of a father to his caregiving process as having divine character and significance, can predict Father Involvement, operationalized in behavior domains involvement and affective quality perceived by the child. The variables measured using Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) and Nurturance Fathering Scale (Finley & Schwartz, 2004) measured in the child and Sanctification of Parenting (Mahoney, Pargament, A. Murray-Swank, & N. Murray-Swank, 2003) measured in the father. One hundred and thirty three pairs of father and adolescent in Aceh participated in the study. Based on linear regression analysis, Sanctification of Parenting contributes significantly to Father Involvement, both in behavior domains and affective quality perceived by the child. Analysis of demographic data shows differences in father involvement based on child gender, differences in affective quality based on school type and level of family income There is no mean differences between child birth order, child gender, and father pesantren education in sanctification of parenting score. Further discussion, limitation, and future research suggestion elaborated in the end."
2016
S64172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunthi Kumalasari Hardi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku kenakalan remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan alat ukur Father Involvement Reported Scale yang dibuat oleh Finley dan Schwartz (2004), sedangkan perilaku kenakalan remaja diukur melalui Self-Reported Delinquency yang dibuat oleh Elliot dan Agetton (1980). Responden pada penelitian ini berjumlah 245 orang remaja SMK yang berusia 15-19 tahun, dan memiliki ayah dalam kehidupannya. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan perilaku kenakalan remaja (r = 0,085; n = 245; p > 0,05, two-tail). Selanjutnya, ditemukan hasil yang signifikan pada korelasi antara keterlibatan ayah dengan subskala perilaku kenakalan remaja, yaitu perilaku kejahatan terhadap benda. Hasil diskusi dari penelitian ini menyatakan kemungkinan ada faktor-faktor lain, di luar keterlibatan ayah yang lebih berhubungan dengan perilaku kenakalan remaja, yaitu ketergabungan remaja dengan geng, status sosial ekonomi, serta faktor budaya.

The purpose of this research is to examine the relationship between father involvement and adolescent delinquency. Father involvement was measured by Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas the adolescent delinquency was measured by Self-Reported Delinquency (Elliot & Agetton, 1980). The respondents of this study were 245 vocational students in DKI Jakarta who has a father and with the age of 15-19 years old. The result of this study shows that there is no significant relationship between father involvement and adolescent delinquency (r = 0,085; n = 245; p > 0,05, two-tail) and a significant result between father involvement and subscale predatory crimes against property from self-reported delinquency. Discussion from this result shows the possibilities of other factor that could be more related to adolescent delinquency, such as involvement with peer, social economic status, and cultural factor.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Damayanti
"Perilaku kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu bentuk perilaku agresivitas yang sering dimunculkan oleh para remaja saat sedang mengalami konflik dengan pasangan sebagai bentuk penyelesaian masalah mereka. Namun, perilaku tersebut dapat dicegah dengan cara adanya peran dari keterlibatan orangtua seperti keterlibatan ayah. Studi korelasi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja madya.
Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Father Involvement Scale dan pengukuran perilaku kekerasan dalam pacaran dilakukan dengan menggunakan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale. Partisipan penelitian berjumlah 354 orang remaja berusia 14 ndash; 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah pada domain perilaku dan perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja madya r = -0.095.

Dating violence is a form of aggressive behavior that are often showed by adolescences while experiencing conflict with their partner as a form of problem solving. However, such behavior can be prevented by parent involvement role, such as father involvement. This correlation study was conducted to find out the relationship of father involvement and dating violence in middle adolescence.
Father involvement was measured using Father Involvement Scale and Dating violence behavior was measured using The Revised Conflict Tactics Scale. The participants of this study consisted of 354 adolescences aged 14 ndash 18 years old. The result showed that there is significant negative relationship between father involvement in behavioral domain and dating violence behavior in mid adolescence r 0.095."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Zahra
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan self-esteem remaja, dilihat dari persepsi ayah dan anak. Responden pada penelitian ini adalah 133 siswa kelas X SMA dan ayah mereka. Keterlibatan ayah diukur dengan alat ukur Seven-Item Father Involvement Scale yang disusun oleh Carlson (2006), sedangkan self-esteem diukur dengan alat ukur Self-Liking/Self-Competence Scale-Revised (SLCS-R) yang disusun oleh Tafarodi dan Swann (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah yang dipersepsi oleh remaja dengan kedua dimensi self-esteem remaja, yaitu self-liking (r = .295; n = 133; p < 0,01 twotailed) dan self-competence (r = .262; n = 133; p < 0,01 two-tailed). Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah yang dipersepsi oleh ayah dengan kedua dimensi self-esteem remaja, yaitu self-liking (r = .143; n= 133; p > 0,01 two-tailed) dan self-competence (r = .151; n = 133; p > 0,01 twotailed). Hasil tersebut mengimplikasikan bahwa keterlibatan ayah yang dipersepsi oleh remaja berhubungan dengan self-esteem remaja. Maka, semakin tinggi keterlibatan ayah berdasarkan persepsi remaja, tingkat self-esteem remaja pun semakin tinggi.

The goal of this study was to examine the relationship between father involvement and adolescent self-esteem, with regards to father and adolescent perception. Respondents were 133 10th grade students and their father. Father involvement was measured by Seven-Item Father Involvement Scale (Carlson, 2006), whereas self-esteem was measured by Self-Liking/Self-Competence Scale-Revised (SLCSR) (Tafarodi & Swann, 2001). The result of this study shows that father involvement perceived by adolescent related with both dimensions of adolescent self-esteem, there are self-liking (r = .295; n = 133; p < 0,01 two-tailed) and selfcompetence (r = .262; n = 133; p < 0,01 two-tailed). But, father involvement perceived by father did not related with both dimensions of adolescent selfesteem, there are self-liking (r = .143; n = 133; p > 0,01 two-tailed) and selfcompetence (r = .151; n = 133; p > 0,01 two-tailed). The result implied that father involvement perceived by adolescent related with adolescent self-esteem. Therefore, the higher father involvement perceived by adolescent, the higher adolescent self-esteem will be.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfita Virgiana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya. Alat ukur yang digunakan adalah Nurturant Fathering Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain afektif dan Father Invlovement Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain perilaku oleh Finley dan Schwartz 2004 , sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah Revised-UCLA Loneliness Scale oleh Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Sampel pada penelitian ini berjumlah 429 remaja madya berusia 14 hingga 18 tahun yang tinggal di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya.

The main purpose of this study is to find out the correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence. Nurturant Fathering Scale is used to measure father involvement in affective domain dan Father Involvement Scale is used to measure father involvement in behavior domain by Finley and Schwartz 2004 . Loneliness is measured using Revised UCLA Loneliness Scale by Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Total sample in this study is 429 middle adolescents who lived in Jabodetabek. The result of this study using Pearson Product Moment showed that there was correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Beatric Rosiana
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara keterlibatan ayah dengan autonomy pada remaja akhir. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Nurturant Fathering Scale (NFS) dan Father Involvement Scale (FIS) dari Finley dan Schwartz (2004). Sementara instrumen untuk mengukur autonomy adalah Adolescent Autonomy Questionnaire (AAQ) dari Noom, Dekovic dan Meeus (2001). Sampel penelitian ini berjumlah 109 orang yang berusia 17 - 21 tahun dan tinggal bersama dengan orangtua. Hasil dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan autonomy pada remaja akhir (r = 0.036, p>0.05; r = 0.025, p>0.05; r = 0.038, p>0.05).

The purpose of this study is to examine and find out whether there is a relationship between father involvement and autonomy in late adolescent. This study used two measurement tools which are Nurturant Fathering Scale (NFS) and Father Involvement Scale (FIS) by Finley and Schwartz (2004) to measure father involvement and Adolescent Autonomy Questionnaire (AAQ) by Noom, Dekovic and Meeus (2001) to measure autonomy. The subject of this research consisted of 109 student with age 17 - 21 years old and live together with their parents. The results of this study showed no significance relationship between father involvement and autonomy in late adolescent (r = 0.036, p>0.05; r = 0.025, p>0.05; r = 0.038, p>0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nur Amalina
"[ABSTRAKbr
Fenomena remaja melakukan perilaku agresif semakin banyak ditayangkan di media massa. Salah satu faktor penyebab remaja melakukan perilaku agresif yaitu kurangnya stabilitas emosi, yang terbentuk dari keterlibatan ayah dalam kehidupan sang anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku agresif remaja madya. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan alat ukur Father Involvement Reported Scale yang disusun oleh Finley dan Schwartz (2004), sedangkan perilaku agresif remaja diukur menggunakan Aggression Questionnaire yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). Partisipan penelitian ini berjumlah 436 orang siswa-siswi SMA yang berusia 15-18 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan perilaku agresif remaja madya (r=-0,117; p<0,05; two-tailed). Ditemukan pula adanya beberapa korelasi signifikan antara keterlibatan ayah dan dimensi-dimensi perilaku agresif. Terdapat hubungan signifikan negatif antara keterlibatan ayah dengan agresi fisik (r=-0,134; p<0,01; two-tailed) dan sikap permusuhan (r=-0,181; p<0,01; two-tailed); serta hasil signifikan positif antara keterlibatan ayah dengan agresi verbal (r=0,130; p<0,01; two-tailed).

ABSTRACTbr
Many adolescent aggressive behaviors appeared in media. One of the factors influencing those aggressive behavior is lack of emotional stability, which formed from father involvement in adolescent’s life. The purpose of this research is to examine the correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior. Father involvement was measured by Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas adolescent aggressive behavior was measured by Aggression Questionnaire (Buss & Perry, 1992). Research participants were 436 high school students aged 15-18 years old. The result of this study indicate that there is significant correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior (r=-0,117; p<0,05; two-tailed). There are another findings that father involvement has significant correlation with aggressive behavior dimensions, namely physical aggression, hostility, and verbal aggression. There is negative significant correlation between father involvement and both physical aggression (r=-0,134; p<0,01; two-tailed) and hostility (r=-0,181; p<0,01; two-tailed); positive significant correlation between father involvement and verbal aggression (r=0,130; p<0,01; two-tailed)., Many adolescent aggressive behaviors appeared in media. One of the factors influencing those aggressive behavior is lack of emotional stability, which formed from father involvement in adolescent’s life. The purpose of this research is to examine the correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior. Father involvement was measured by Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas adolescent aggressive behavior was measured by Aggression Questionnaire (Buss & Perry, 1992). Research participants were 436 high school students aged 15-18 years old. The result of this study indicate that there is significant correlation between father involvement and middle adolescent aggressive behavior (r=-0,117; p<0,05; two-tailed). There are another findings that father involvement has significant correlation with aggressive behavior dimensions, namely physical aggression, hostility, and verbal aggression. There is negative significant correlation between father involvement and both physical aggression (r=-0,134; p<0,01; two-tailed) and hostility (r=-0,181; p<0,01; two-tailed); positive significant correlation between father involvement and verbal aggression (r=0,130; p<0,01; two-tailed).]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esteria Guretty
"Remaja merupakan transisi perkembangan dari anak-anak menuju ke fase dewasa. Ketidakmatangan remaja seringkali menjebak mereka dalam kasus-kasus yang merugikan dirinya seperti seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, kekerasan dan lain sebagainya. Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menahan impuls untuk menghindari perilaku beresiko dan memperoleh kesenangan jangka panjang. Salah satu hal yang menentukan kontrol diri seseorang adalah keterlibatan ayah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan kontrol diri pada remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk domain afektif dan Father Involvement Scale (FIS) untuk domain perilaku (Finley & Schwartz, 2004), sedangkan kontrol diri menggunakan Kontrol Diri Scale (SCS, Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 170 orang remaja berusia 12-20 tahun di Jakarta, Depok, dan Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kontrol diri pada domain afektif, sedangkan pada domain perilaku tidak ditemukan hubungan yang signifikan.

Adolescence development is the stage from children to adult. Adolescent immaturity often made them trapped in cases that adverse themselves, such as free sex, drug use, violence, and etc. Self-control is the ability to resist impulses of risky behaviors and gain long-term pleasure. One important thing that determines a person's self-control is father involvement. This study was conducted to examine the relationship between father involvement and self-control in adolescents. Measurements performed using Nurturant Fathering Scale (NFS) for the affective domain and the Father Involvement Scale (FIS) for the behavior domain (Finley & Schwartz, 2004). To measure self-control, this study used Self-Control Scale (SCS, Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). The sample participated in this research were 170 adolescents aged 12-20 years old in Jakarta, Depok, and Bekasi. The results showed a significant correlation between father involvement and self-control in the affective domain, while the behavior domain had no significant relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
"This study examined the relationship between father involvement and moral reasoning in middle adolescent. Father involvement is defined as the extent to which father participate or involved in various aspects of the child’s life, and father’s warmth and acceptance that felt by the child. Moral reasoning is defined as a judgment process about specific action, whether that action is considered as right or wrong. In this study, father involvement is measured by Nurturant Fathering and Father Involvement Scale from Finley and Schwartz (2004), and moral reasoning is measured by The Defining Issues Test which has been developed by Rest (1979). This study is conducted to high school students, age from 15 to 18 years old, in Jabodetabek (N=308). The result of this study showed that there is a significant relationship between father involvement and moral reasoning in middle adolescent (r=+0,154, p<0,01, two-tailed; r=+0,13, p<0,05, two-tailed.

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan penalaran moral pada remaja madya. Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai seberapa jauh ayah turut berpartisipasi atau terlibat dalam berbagai aspek-aspek kehidupan anak, serta kehangatan dan penerimaan yang diperoleh oleh anak dari ayahnya. Sedangkan penalaran moral didefinisikan sebagai sebuah proses pembuatan penilaian mengenai tindakan spesifik, apakah tindakan tersebut benar atau salah. Keterlibatan ayah diukur menggunakan alat ukur Nurturant Fathering and Father Involvement Scales dari Finley dan Schwartz (2004), sedangkan penalaran moral diukur menggunakan alat ukur The Defining Issues Test yang dikembangkan oleh Rest (1979). Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA yang berusia 15 hingga 18 tahun di Jabodetabek (N=308). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan ayah memiliki hubungan yang signifikan dengan penalaran moral pada remaja madya (r=+0,154, p<0.01, two-tailed; r = +0,13, p < 0.05, two-tailed)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Pratami
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku seksual pranikah pada perempuan remaja akhir Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai partisipasi ayah dalam berbagai aspek kehidupan anak Finley Schwartz 2004 Perilaku seksual pranikah didefinisikan sebagai segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenis yang dilakukan sebelum pernikahan yang sah Sarwono 2012 Seiring dengan berkembangnya teknologi perilaku seksual tidak hanya dilakukan secara fisik namun dapat menggunakan teknologi Pada penelitian ini perilaku seksual mencakup perilaku seksual secara fisik dan menggunakan teknologi Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Father Involvement Scale pada subskala Reported Father Involvemet Scale Finley Schwartz 2004 Sementara alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku seksual pranikah adalah Cyber Physic Sexual Behavior Scale alat ukur yang dikonstruk sendiri oleh peneliti Responden pada penelitian ini berjumlah 1 365 perempuan yang berada dalam masa remaja akhir di Indonesia yaitu berusia 19 22 tahun Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan perilaku seksual pranikah dengan r 0 147 p 0 01.

ABSTRACT
This study was conducted to examine correlation between father involvement and premarital sexual behavior among female in late adolescence Father involvement defined as father's participation in all aspects of their children's life (Finley Schwartz, 2004). Meanwhile premarital sexual behavior defined as any sexual behavior that driven by sexual desire with opposite sex before the legal marriage Sarwono 2012 Along with the development of technology sexual behavior can be done not only physically but also using technology This study of sexual behavior includes sexual behavior physically and with the use of technology Father involvement was measured using Reported Father Involvement Scale subscale from an adaptation instrument named Father Involvement Scale Finley Schwartz 2004 and premarital sexual behavior was measured using an instrument constructed by researcher herself named Cyber Physic Sexual Behavior Scale Respondent of this study are 1 365 female in late adolescence aged between 19 22 The result of this study shows that father involvement had significant negative correlation with premarital sexual behavior among female in late adolescent with r 0 147 p 0 01., This study was conducted to examine correlation between father involvement and premarital sexual behavior among female in late adolescence Father involvement defined as father rsquo s participation in all aspects of their children rsquo s life Finley Schwartz 2004 Meanwhile premarital sexual behavior defined as any sexual behavior that driven by sexual desire with opposite sex before the legal marriage Sarwono 2012 Along with the development of technology sexual behavior can be done not only physically but also using technology This study of sexual behavior includes sexual behavior physically and with the use of technology Father involvement was measured using Reported Father Involvement Scale subscale from an adaptation instrument named Father Involvement Scale Finley Schwartz 2004 and premarital sexual behavior was measured using an instrument constructed by researcher herself named Cyber Physic Sexual Behavior Scale Respondent of this study are 1 365 female in late adolescence aged between 19 22 The result of this study shows that father involvement had significant negative correlation with premarital sexual behavior among female in late adolescent with r 0 147 p 0 01 ]"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>