Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217245 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samuel Reynaldo Hendrawan
"Pembakaran membara adalah pembakaran yang bersifat perlahan dan tanpa adanya nyala api. Penelitian mengenai pembakaran membara sudah cukup banyak dilakukan baik dalam keadaan normal maupun microgravity. Dari penelitian yang sudah dilakukan biasanya diperhatikan pola fingering atau perambatannya karena perambatan merupakan salah satu hal penting dalam pembakaran ini. Dalam penelitian ini, perambatan juga diperhatikan terutama untuk luas perambatan dan kecepatan rambat dari pembakaran yang terjadi pada Kertas Filter Whatman#42 dengan diberi variasi pada aliran udara yang mengalir pada ruang pembakaran alat uji yang berkisar antara 1 hingga 10 Liter Per Menit (LPM). Adaptasi dari penelitian yang sudah ada dilakukan serta menambahkan beberapa inovasi agar didapatkan hasil yang berbeda. Data hasil penelitian berupa luas pembakaran dan kecepatan rambat yang diolah berdasarkan rekaman video selama proses pembakaran berlangsung dan dari masing ? masing kecepatan aliran udara. Hasil dari penelitian ini adalah semakin menurunnya luas pembakaran seiring meningkatnya kecepatan aliran udara. Sehingga trennya adalah kecepatan aliran udara 1 LPM memiliki luas pembakaran yang paling besar dan kecepatan aliran udara 10 LPM memiliki luas pembakaran yang paling kecil.

Theres already some research about smoldering combustion either in normal condition or microgravity, meanwhile smoldering combustion itself is a slow, low temperature and flameless form of combustion. The previous research usually focused on fingering pattern and the propagation because it?s one of the most important thing in this kind of combustion. In this research, propagation also important especially area of propagation and spread rate of the combustion on Filter Paper Whatman#42 with different variations of gas flow starts from 1 LPM to 10 LPM and to achieve better outputs, there must be some innovations for this research. The data of this research are : area of propagation and spread rate which can be develop from video recording of propagation phenomenon inside combustion chamber. The final result of this research is that when the gas flow is higher than the area of propagation are getting smaller, so 1 LPM gas flow will have the biggest area of propagation while the 10 LPM gas flow will have the smallest area of propagation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Lutfi Ramadhan
"Pembakaran dan kebakaran merupakan dua aspek yang saling terkait, dimana untuk meninjau terjadinya kebakaran dan melakukan investigasi terhadap terjadinya kebakaran tersebut, harus meninjau lebih dalam tentang fenomena pembakaran untuk mengetahui mengapa kebakaran terjadi dan cara mencegahnya. Salah satu jenis pembakaran adalah pembakaran membara (smoldering) yang cenderung lambat, memiliki temperatur rendah, dan tidak mengeluarkan lidah api. Namun, penelitian yang beruhubungan dengan pembakaran smoldering masih sedikit dibandingkan pembakaran menyala. Dalam penelitian ini, memperlihatkan pengaruh dari variasi kecepatan aliran udara terhadap luasan area terbakar dan spread rate dari kertas yang terbakar. Sampel yang digunakan adalah kertas saring Whatman #42 dan dimasukkan ke dalam ruang bakar berupa celah sempit dengan jarak 1.2 cm. Sumber pemanas yang digunakan berupa titik di tengah kertas dengan daya sebesar 200 Watt. Penelitian dilakukan dengan variasi kecepatan aliran udara dari 1 ? 10 Liter/menit. Data hasil pengukuran berupa kecepatan rambat, total area terbakar, dan fraksi kertas yang terbakar akan didapatkan. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa aliran udara yang paling optimal dalam pembakaran kertas adalah pada 0.04 m/s (4 LPM) dan 0.05 m/s (5 LPM) dengan luas area terbakar 43.661 cm2 dan 44.24 cm2. Tidak jauh berbeda dengan luas yang terbakar, kecepatan rambat dari pembakaran juga tertinggi pada aliran 4 dan 5 LPM. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar aliran udara tidak mempengaruhi semakin besar juga area terbakar. Tren untuk luasan area terbakar memiliki kenaikan dari aliran 0.01 m/s (1 LPM) hingga 0.05 m/s (5 LPM), lalu turun kembali pada 0.06 m/s (6 LPM) hingga 0.1 m/s (10 LPM). Karakteristik material mampu bakar kertas ini diharapkan dapat mendukung pengembangan proteksi kebakaran di Indonesia kedepannya.

Combustion and fire are two aspects that relate to each other, as to observe how fire happens and to investigate why it happens, we need to dive deeper to fire phenomenon to know why fire happens and how to prevent fire. One of combustion type is smoldering, that happens slower than regular combustion, has lower temperature, and has no flame. Unfortunately, researches regarding smoldering are fewer than those about flaming. In this research, it shows effects of air flow rate variation to the size of burned area and spread rate of burned paper. The sample used in this research is Whatman #42 filter paper, put inside a combustion chamber, which is a narrow slit of 1,2 cm. Heater used is a spot in the center of the paper with 200 Watt power. The study is done by varying the air flow velocity of 1-10 liters/minute. Measurement data such as velocity, total burned area, and a fraction of sample burned will be obtained. This study found that the most optimal air flow in the combustion of the paper is 0.04 m/s (4 LPM) and 0.05 m/s (5 LPM). This proves that the greater the air flow will not affect the size of the burned area. Trends for the size of the area burned increases from 0.01 m/s (1 LPM) to 0.05 m/s (5 LPM), and then will decrease from 0.06 m/s (6 LPM) to 0.1 m/s (10 LPM). The paper properties such as flammability is expected to be able to support the development of fire protection in Indonesia in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riki
"Penggunaan kertas memiliki potensi kebakaran yang cukup tinggi, karena kertas termasuk material selulosa yang mudah terbakar. Walaupun kertas dengan ketebalan tertentu cukup sulit untuk mulai menyala, namun kertas dengan ketebalan yang minim sangat mudah menyala dan dapat merambat dengan cepat dan sulit untuk dipadamkan. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan analisis pengaruh kecepatan aliran udara pada pembakaran kertas dengan sumber penyalaan berupa garis dalam ruang pembakaran berupa celah sempit vertical. Sampel yang digunakan adalah kertas filter Whatman. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu pada kecepatan aliran 0.01 m/s hingga 0.05 m/s perambatan nyala api menuju ke bawah, kecepatan aliran 0.06 m/s perambatan cenderung seimbang, kecepatan aliran 0.07 m/s dan 0.08 m/s perambatan nyala api cenderung menuju ke atas, kecepatan aliran sebesar 0.09 m/s dan 0.10 m/s tidak sanggup untuk mempertahankan penyalaan atau unsustain. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin cepat aliran udara yang dihembuskan maka semakin kecil area perambatan dan terakhir kecepatan rambat pembakaran setiap variasi aliran memiliki tren yang fluktuatif.

Paper has a high fire hazard level, due to the fact that it?s a flammable cellulose material. Although thick paper tend to be more difficult to ignite, a relatively thin paper can be ignited more easily, and the flame could spread rapidly and hard to be extinguished. Therefore, an experiment about the influence of air velocity to the spread of burning paper with a middle line ignition source in a vertical narrow gap burning chamber was conducted. In this experiment, an analysis regarding the propagation of burned area, represented in a burned fraction area graph, area propagation graph, and spread rate graph, was conducted. The sample used is Whatman Filter Paper. The results showed that for air flow of 0.01 m/s to 0.05 m/s the spread of the flame propagated downwards, for airflow velocity of 0.06 m/s the spread of the flame tend to be balanced, and for airflow velocity of 0.07 m/s and 0.08 m/s the spread of the flame propagated upwards, while airflow of 0.09 m/s and 0.10 m/s were unable to sustain the growth of the fire. In can also be observed that the faster the airflow velocity, the smaller the propagated burned area, and spread rate velocity for different variants of flow tend to fluctuate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidhom Asy Ari
"Fraktal adalah penggalan sebuah bentuk geometri yang bisa dibagi lagi menjadi bagian-bagian dimana setiap bagian tersebut akan terlihat mirip dengan bentuk keseluruhannya. Derajat dari batas penggalan suatu fraktal disebut dimensi fraktal. Analisis fraktal ditenggarai cukup efektif untuk memecahkan berbagai permasalahan fenomena alam yang agak rumit. Dalam penelitian ini analisis fraktal diterapkan pada proses fingering aliran celah sempit fluida Newtonian.
Analisis fraktal ini dilakukan dengan menghitung dimensi fraktal dari pola aliran yang terbentuk dan mencari korelasinya dengan viskositas fluida, lebar celah dan sudut kemiringan plat kaca, serta gradien temperatur. Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh beberapa karakteristik pola aliran yang terbentuk. Dimensi fraktal dari pola aliran akan meningkat seiring dengan pertumbuhan gelombang yang terbentuk. Untuk lebar celah dan sudut kemiringan yang berbeda tidak mempengaruhi karakteristik aliran karena nilai dimensi fraktal terhadap waktu spesifik dari pola alirannya tidak menunjukkan perbedaan.
Perbedaan viskositas dari fluida mempengaruhi pola aliran, semakin besar viskositas fluida pertumbuhan gelombang akan semakin kecil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai dimensi fraktalnya yang juga semakin kecil. Aliran Hele Shaw melalui medan dengan gradien temperatur positif memiliki pertumbuhan gelombang yang lebih cepat dibanding dengan kondisi normal. Demikian pula dengan aliran Hele Shaw yang melalui medan dengan gradien temperatur negatif namun memiliki karakteristik aliran yang berbeda. Nilai dimensi fraktal aliran ini akan menurun saat t/t*>6.

Fractals are of rough or fragmented geometric shape that can be subdivided in parts, each of which is (at least approximately) a reduced copy of the whole. The degree of fractal boundary fragmentation is called by fractal dimension. Fractal analysis is powerful to solve the complicated natural phenomenon problems. In this experiment, fractal analysis is applied for fingering process of Newtonian fluid thin space flow.
This fractal analysis is processed by counting the fractal dimension of flow pattern and determining the correlation with fluid viscosity, width of gap, degree of angle and the temperature gradient. From the analysis result, there is some flow pattern characteristic founded. The fractal dimension of the flow pattern will increase in a row with the wave growth. The difference of the width of gap and the degree of angle do not affect the flow characteristic because the fractal dimension of the time specific of the flow pattern has a same value.
The difference of the fluid viscosity affect the flow pattern, higher fluid viscosity cause the reduction of wave growth. This is showed by the reduction of the fractal dimension value. Hele Shaw flow through field with a positive temperature gradient has a faster wave growth than at normal condition. But the Hele Shaw flow through field with a negative temperature gradient has a different flow characteristic. Fractal dimension value of this flow will decrease at t/t* > 6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Eka Permana
"Fraktal adalah penggalan sebuah bentuk geometri yang bisa dibagi lagi menjadi bagian-bagian. Setiap bagian tersebut akan terlihat mirip dengan bentuk keseluruhannya. Derajat dari batas penggalan suatu fraktal disebut dimensi fraktal. Fraktal mempunyai tiga tingkat keserupaan diri: serupa diri secara persis, lemah dan statistic. Metode-metode yang dapat digunakan untuk perhitungan dimensi fraktal dapat digunakan: Metode Segitiga Planar, Covering Blanket, Flat Structuring Element dan Box-Counting. Aplikasi dari Fraktal analisis dapat digunakan dalam penentuan kualitas resapan bahan berserat.
Pada penelitian ini analisis fraktal digunakan pada proses fingering yang terjadi pada aliran celah sempit dengan fluida non-newtonian dengan divariasikan pada lebar celah (b), sudut kemiringan (?), dan jarak heater (dT/dx). Dengan menggunakan software MATLAB akan didapatkan nilai dimensi fraktal (Df) yang digunakan untuk menganalisa penelitian yang dilakukan.
Dari penelitian ini dihasilkan pola aliran karakteristik pada fluida non-newtonian dimana nilai dimensi fraktal menunjukkan pertumbuhan fingering yang terjadi pada waktu spesifik tertentu. Pada gradien negatif (dT/dx0) dan tanpa gradien (dT/dx=0). Selain itu didapatkan bahwa perbedaan sudut kemiringan dan lebar celah tidak mempengaruhi karakteristik fluida. Nilai t/t* terletak pada jangkauan 0.25 - 3.5 dan nilai Df terletak pada 0.8 - 2. Viskositas fluida menurun ketika terjadi kenaikan temperatur dan berhubungan dengan meningkatnya dimensi fractal (Df). Karakteristik fluida Newtonian dan non Newtonian berbeda. Dengan perbandingan antara dimensi fractal (Df) dan t/t*, nilai maksimal pada penelitian ini diperoleh pada fluida non Newtonian t/t* = 3.5 sedangkan pada fluida Newtonian dapat mencapai t/t* = 10 pada nilai Df yang sama.

Fractal geometry is a fragment of a form which can be subdivided into parts. Each section will look similar (at least approximately) overall shape. Degrees from the boundary of a fractal fragment is called fractal dimension. Fractal self-similarity has three levels: self-similar precisely, weak and statistics. The methods can be used for the calculation of fractal dimension can be used: Method of Planar Triangle, Covering Blanket, Flat Structuring Element and Box-Counting. Application of Fractal analysis can be used in determining the quality of absorbing fibrous material.
In this study, fractal analysis is used to fingering processes that occurred in the narrow gap flow with non-Newtonian fluid with variation in gap width (b), inclination angle (?), and the distance between heater (dT / dx). By using MATLAB to obtain the fractal dimension (Df) used to analyze the research undertaken.
Results from this study resulted in the flow pattern characteristic of non-Newtonian fluid in which the value of fractal dimension shows the growth of fingering which occurs at a specific time. On the negative gradient (dT / dx 0) and without a gradient (dT / dx = 0). In addition it was found that the difference angle and width of the gap does not affect the characteristics of the fluid. The value of t / t * lies in the 0.25 range - 3.5 and Df value lies in the 0.8 - 2. Inversely proportional to fluid viscosity decreases with increasing temperature and is associated with increasing the fractal dimension (Df). Characteristics of Newtonian and non Newtonian fluids are different. By comparison between fractal dimension (Df) and t / t *, a maximum value in this study non-Newtonian fluid was obtained at the t / t * = 3.5, while in Newtonian fluids can reach the t / t * = 10 at the same value of Df.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50914
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Hadianti Putri
"Pembakaran membara (Smoldering Combustion) merupakan fenomena pembakaran yang cukup unik, karena fenomena ini tidak memiliki lidah api. Fenomene smoldering ini dapat menjadi bahaya, karena karakteristik pembakaran yang lambat, temperatur rendah, flameless, dan proses pembakarannya dapat berkelanjutan. Fenomena ini dapat dapat terjadi pada material berpori baik yang bersifat organik maupun non-organik. Pembakaran membara pada material organik dapat menyebabkan kebakaran lahan hutan (wildland fire) baik pada permukaan tanah maupun di bawah tanah. Fenomena smoldering pada material organik ini dapat diteliti dengan material tembakau yang memiliki nilai ignition temperatur antara 380-620 oC. Dengan variasi kecepatan aliran udara serta penyalaan dari atas, sehingga perambatannya turun (downward). Pada penelitian ini dilakukan pengukuran distribusi temperatur, laju penurunan massa, serta ketebalan asap. Dimana ketika laju udara yang diberikan semakin cepat, maka proses pembakarannya akan semakin cepat juga.

Smoldering combustion is a phenomenon that is quite unique, because this phenomenon has no flame. This smoldering phenomenon can be a hazard, because of it?s characteristics. The characteristic of smoldering combustion is slow, low-temperatur, flameless and sustained. This phenomenon can occur on cellulose material both organic and non-organic. Smoldering combustion in organics material can cause a wildland fires, both in surface and inside the land. This phenomenon in orcanics material can learned with tobacco material that has ignition temperatue 380-620 oC.With air flow variation and from up ignition (downward propagation). In this research, obtained temperature distribution, mass loss rate and smoke opacity. Increase in air flow velocity cause increase in burning time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvanda Adam Pramono
"ABSTRAK
Gelembung memiliki peran penting dalam proses pemisahan seperti desalinasi dan flotasi. Salah satu cara menghilangkan gelembung adalah air entrainment. Fenomena air entrainment pada jet terjun vertikal telah diteliti dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nozzle terhadap kedalaman penetrasi gelembung, laju air entrainment, dan area dispersi gelembung. Pengaturan alat eksperimental adalah dalam bentuk sistem perpipaan air yang terdiri dari pompa, nozzle, downcomer, flowmeter air, flowmete udara, dan kolam pengamatan. Data visual berupa video dan foto diambil dengan menggunakan kamera digital dengan metode backlighting. Data visual kemudian diproses dengan program pengolah gambar untuk memperoleh data kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa diameter nozzle mempengaruhi air entrainmen. Kedalaman penetrasi, laju air entrainment, dan nilai dispersi gelembung dipengaruhi oleh ukuran nozzle.

ABSTRACT
Bubble has an important role in separation processes such as desalination and flotation. One way to produce bubble is water entrainment. Water entrainment phenomena on vertical plunging jet has been studied with the aim to know the effect of nozzle and down comer size on bubble penetration depth, gas entrainment rate, and bubble dispersion area. Experimental setup is in the form of water piping system consisting of pump, nozzle, downcomer, water flowmeter, air flowmeter and water box. Visual data in the form of video and photograph taken by using digital camera with backlighting method. Visual data is then processed with the image processing program to obtain quantitative data. The results show that the nozzle diameter affects the water entrainment. Depth penetration, gas entrainment rate and bubble dispersion values are affected by the nozzle size."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fadhilah Fitriani
"Pembakaran membara (smoldering) merupakan fenomena pembakaran yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dimana telah dikaji luas namun terbatas dari sisi jenis material yang digunakan. Sehubungan dengan sifat pembakaran membara yang berlangsung untuk jangka wkatu yang lama membuat pembakaran membara ini sangatlah berbahaya. Bahaya yang dihasilkan tidak hanya untuk manusia namun juga bagi lingkungan. Sebuah eksperimen telah dilakukan untuk mempelajari tentang pengaruh yang dihasilkan oleh aliran udara yang diberikan terhadap pembakaran membara searah pada material selulosa berupa tembakau. Eksperimen dilakukan dalam skala kecil pada aparatus berbentuk silinder dalam arah vertikal dengan aliran udara terkontrol yang diberikan ke dalam silinder tersebut. Aliran udara yang diberikan dikontrol dengan menggunakan flowmeter. Data temperatur saat pembakaran berlangsung diukur dengan menggunakan termokopel tipe K untuk mendapatkan profil distribusi temperatur di dalam silinder. Timbangan digunakan selama pembakaran berlangsung untuk merekam massa untuk melihat laju penurunan massa dari material tembakau yang dibakar. Opacitymeter juga diletakkan di atas silinder untuk mengukur ketebalan asap yang dihasilkan dari pembakaran yang ada. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa besar aliran udara yang diberikan mempengaruhi distribusi temperatur, laju penurunan massa, dan juga ketebalan asap yang dihasilkan.

Smoldering fire is a phenomenon that is still less studied. To take in consideration of smoldering fire tendency which lasts for a really long time, smoldering fire brings so many bad effects not only to human but also to environment. An experiment has been conducted to study the effects of forced air flow on an upward forward oriented smoldering combustion of tobacco material. Experiments are done in a small-scale, vertically oriented smoldering cylindrical apparatus. The forced air flow was being controlled by a flowmeter. Temperature histories of tobacco are measured by 6 type-K thermocouples to get the temperature distribution profile inside the cylinder during the combustion. Weight-scale was being used to record the mass to get the mass loss rate of the tobacco. Opacitymeter was also being placed at the top of cylinder to record the smoke opacity produced by the combustion of the tobacco. The results show that the forced air flow effects the temperature distributions, mass loss rate of the tobacco, and the smoke opacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almacho Rachmanudiputra
"Proses dehumidifikasi udara dan mikroenkapsulasi merupakan salah satu bagian dari proses yang terjadi dalam penggunaan alat pengering secara tidak alami. Proses dehumidifikasi dan mikroenkapsulasi dapat diaplikasikan melalui sistem pengering semprot, yang sangat bermanfaat terutama dalam bidang industri pengolahan makanan. Pada penelitian pertama, digunakan sistem pengering semprot dengan menggunakan media air, yang terdiri dari variasi kelembaban udara masuk yang diperoleh melalui temperatur evaporator (100C, 150C, 200C, dan 250C) dan variasi temperatur udara keluar (600C, 900C, 1200C). Variasi laju aliran udara masuk yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 150 lpm, 300 lpm, dan 450 lpm. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi kelembaban udara masuk dan temperatur udara keluar terhadap laju aliran material menggunakan media air pada sistem pengering semprot. Pada penelitian kedua, digunakan sistem pengering semprot dengan tekanan udara sebesar 1 bar untuk dilakukan proses mikroenkapsulasi menggunakan campuran gelatin (25 ml), maltodekstrin (75 ml), serta air (400 ml). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar ukuran hasil mikrostruktur pada penyaring siklon, dinding siklon, serta permukaan erlenmeyer dengan menggunakan tekanan udara sebesar 1 bar. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa semakin rendah rasio kelembaban, maka laju aliran materialnya semakin tinggi dan semakin rendah temperatur udara keluar yang digunakan, maka laju aliran material yang dicapai juga semakin rendah, begitupun sebaliknya. Kemudian, dari hasil penelitian kedua diperoleh ukuran mikrostruktur pada penyaring siklon dan permukaan erlenmeyer sebesar 10 μm, serta pada dinding siklon yang memiliki ukuran sebesar 20 μm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat pengering mampu menjalankan proses mikroenkapsulasi dengan menggunakan tekanan udara sebesar 1 bar.

The process of air dehumidification and microencapsulation is one part of the process that occurs in the use of dryers unnaturally. Dehumidification and microencapsulation processes can be applied through a spray dryer system, which is very useful especially in the field of food processing industry. In the first study, a spray dryer system was used using water media, which consisted of variations in intake air humidity obtained through evaporator temperatures (100C, 150C, 200C, and 250C) and variations in outgoing air temperatures (600C, 900C, 1200C). Variations in the rate of air flow used in this study consisted of 150 lpm, 300 lpm, and 450 lpm. This study aims to determine the influence of variations in air humidity out and air temperature out to the flow rate of materials using water media in the spray dryer system. In the second study, a spray dryer system with an air pressure of 1 bar was used to microencapsulate using a mixture of gelatin (25 ml), maltodextrin (75 ml), and water (400 ml). This study aims to find out the size of microstructure results in cyclone filter, erlenmeyer wall, and erlenmeyer surface by using air pressure of 1 bar. The results of the first study showed that the lower the humidity ratio, the higher the flow rate of the material and the lower the outtake air temperature used, the lower the flow rate of the material, and vice versa. Then, from the results of the second study obtained the size of microstructures on cyclone filters and erlenmeyer surfaces of 10 μm, as well as on the wall of cyclones that has the size of 20 μm. The results showed that the dryer is able to run the microencapsulation process using an air pressure of 1 bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>