Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Wibhisono
"ABSTRAK
Ruang Operasi merupakan ruangan yang harus berada dalam kondisi steril, hal ini dikarenakan pada proses operasi pasien rentan untuk terinfeksi kuman-kuman yang berada di udara. Telah dilakukan pengambilan data pada ruang operasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. Dari data yang diperoleh, masih terdapat beberapa parameter yang belum memenuhi standar, seperti kelembaban, dan jumlah partikel (ukuran 0.3, 0.5, dan 1µm) yang terdapat di dalam ruangan. Oleh karena itu dilakukan perancangan ulang sistem tata udara pada ruang operasi dengan memperhatikan standar ASHRAE dan Standar mentri kesehatan, mulai dari perhitungan beban pendingin, kebutuhan volume aliran udara, penentuan letak ducting dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem tata udara di ruang operasi. Hasil dari perancangan ini kemudian disimulasikan dengan program FloVENT versi 8.2, dan dibandingkan dengan simulasi pada keadaan aktual yang datanya disesuaikan dengan hasil pengukuran. Pada proses pembuatan model di simulasi, peletakan alat-alat operasi, jumlah orang pada proses operasi, dan beban pendingin yang berada di dalam ruangan disesuaikan dengan keadaan aktual. Dari hasil simulasi dapat terlihat perbedaan pola aliran udara antara ruang operasi dengan keadaan aktual dan ruang operasi hasil perancangan. Perbedaan pola aliran udara ini terletak pada aliran turbulensi pada ruang operasi dengan keadaan aktual yang hanya mempunyai dua bagian pembuangan. Hal ini dapat menyebabkan partikel-partikel yang berada di ruang operasi terus berputar mengikuti aliran turbulen dan meningkatkan kemungkinan partikel-partikel tersebut masuk ke dalam tubuh pasien yang dioperasi. Pada ruang operasi hasil perancangan baru terlihat bahwa aliran udara di sekitar meja operasi laminer, dan membuat partikel langsung terhisap ke bagian pembuangan udara.

ABSTRACT
Operating room is a room that must be in clean conditions, this is due to in the process of surgery patients are very vulnerable to bacterial infection in the air. Data collection has been done in the operating room in a hospital in Jakarta. From the data that obtained, there are some parameters that do not meet the standards, such as humidity, and the number of particles in the air (size 0.3, 0.5 and 1μm) contained in the room. So the writer does the redesign of the ventilation systems in the operating room that follows the ASHRAE standards and Health Minister standards. The steps of redesign the operating room are calculating the cooling load, airflow requirements, determination the location of the ducting, and equipment needed in the ventilation systems operating rooms. Then the result of the design is simulated with software FloVENT 8.2, and compared with the simulation that uses the existing data in the operating room. In the modeling simulation process, the equipment for operation, number of occupants, and the cooling load in the room are adapted to actual circumstances. From simulation results can be seen different patterns of air flow between the operating room with existing state and operating room with the new design. This air flows pattern difference lies in the turbulence flow in the operating room existing that only have two return air grill, so the airflow in the side that do not have return air grill become turbulent flows. This can cause the aerosol particles follow the turbulent flow and keep rotating in the operating room, and increase the likelihood of these particles enter the body of the patient. In the operating room design results, it can be seen that the airflow around the operating room is laminar, it make the particles inhaled directly to the return air grill. "
2016
S64111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdani
"ABSTRAK
Kualitas udara pada ruang isolasi pasien imunitas menurun menjadi pertimbangan dalam perancangan sistem tata udara ruang isolasi dalam mencegah dan melindungi pasien dari kontaminasi udara luar. Dalam perancangan sistem tata udara ruang isolasi, diperlukan sistem ventilasi yang baik untuk mencegah masuknya kontaminan bakteri atau patogen ke dalam ruangan. Kebutuhan suplai udara ruang berdasarkan ACH harus terpenuhi untuk menjaga tekanan ruang tetap terjaga positif. Sistem filter menjadi bagian yang penting dalam menciptakan kualitas udara yang bersih. Filter yang dipilih menggunakan Pre, medium dan HEPA filter serta menggunakan duct dalam sistem distribusi udaranya. Pola udara dari suplai ke ruangan juga harus laminar. Studi ini menggunakan pemodelan aliran udara dengan FloVent 8.2. Hasil menunjukkan perbandingan ruangan existing dengan disain usulan yang sesuai dengan standar ruang isolasi tekanan positif. Ruangan existing menunjukan hasil laju aliran yang terlalu besar mengakibatkan kecepatan udara juga tinggi. jumlah partikel yang masuk juga tidak sesuai dengan standar. Disain usulan menunjukan kecepatan aliran keluar dari HEPA filter adalah 0.42 m/s, temperatur sebesar 21.6 oC, tekanan 3.6 Pa. Parameter ini telah sesuai standar yang berlaku. Pola aliran udara yang keluar dari HEPA filter juga laminar. Jumlah partikel kontaminasi yang ada di ruangan masih dalam toleransi standar ISO.

ABSTRACT
The quality of air in the isolation of the patient?s immune to consideration in designing the system of the air, the isolation in preventing and protecting patients from contaminating outside air. In the design of the system of air in the isolation room, it takes the ventilation system to prevent the entry of contaminants to bacteria and pathogens into the room. The need for supply based on ACH must be met to keep the pressure space will be positive. System filters to be an important part in creating the quality of clean air. Filter are selected using pre, medium and a HEPA filter and also using ducting in the distribution of air. The pattern of air supply to the room should also be laminar. This study used modeling the flow of air with the FloVent 8.2. The result shows a comparison of the existing design with the design of the proposals in accordance with standards the isolation room as the positive pressure. The Existing design showed the result of the air flow too big, cause the air velocity is also high. Amount of particles that are also incompatible standards. The new design shows the air velocity out of HEPA filter is 0.42 m/s, the temperature of 21.6 oC, the pressure of 3.6. The parameters have been in accordance with applicable standard. Air flow out of a HEPA filter also laminar. Amount of particle contamination still in line to ISO standard."
2016
S64110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Karimah
"ABSTRAK
Ruang operasi merupakan salah satu sarana kesehatan yang krusial karena menjadi tempat pertolongan yang memerlukan penanganan penyakit yang lebih serius. Ketika membuat perancangan ruang operasi, kondisi udara yang akan terjadi harus diperhatikan agar ketika ruang nanti digunakan sistem ruang bersih pada ruang operasi ini bisa berfungsi dengan baik sehingga menyokong kegiatan medis yang sedang berlangsung di dalamnya. Perancang dapat mengecek kesesuaian ruang rancangan dengan standar yang telah ada dengan menggunakan perangkat lunak simulasi perancangan. Dengan adanya hasil uji simulasi ini, dapat diketahui kelayakan rancangan untuk membangun ruang operasi yang sesuai standardisasi. Hasil dari perhitungan data dan simulasi program menunjukkan nilai Pergantian Udara per Jam Air Change Hour, ACH sebesar 17, temperatur 220C, dan kecepatan udara 0,1 m/s. nilai ini sudah sesuai standar sehingga desain pada ruang Operating Theatre ini sudah layak untuk dibangun, tidak memerlukan perubahan dalam struktur bangunan maupun sistem tata udaranya.

ABSTRACT
This study aimed to determine whether Operating room is one of health facilities that has crucial role since it used to give medical help for some worse sickness and need further handling. When the operating room is being designed, there must be a concerned for the air condition that would be applied by the system in order that the cleanroom system at the operating room could be useful thus support the activity inside. Engineer could check compatibility between the recent design and the design simulation with a software. From the result of the design simulation, properness of the design to build an operating room could be known. The results of the data calculations and the program simulations show the value of Air Change Hour ACH is 17, the temperature of 220C, and the air velocity of 0.1 m s. This value is in accordance with the standard so that the design in the space Operating Theater is already feasible to be built, does not require changes in the structure of the building and its air system."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ispa Firmazona
"Pola distribusi aliran udara dan temperatur di dalam ruang bersih (clean room) suatu rumah sakit menjadi salah satu faktor utama untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kesehatan pasien serta staf sesuai dengan standar ASHRAE dan persyaratan teknis serta medis yang berlaku. Kompleksitas perancangan clean room dapat disederhanakan dengan pengembangan model pola distribusi aliran udara dan temperatur berbantuan aplikasi perangkat lunak FLOVENT V7.
Hasil simulasi dan visualisasi model menunjukkan bahwa banyak faktor yang berpengaruh terhadap pola distribusi aliran dan temperatur udara didalam operating theater antara lain : temperatur dan laju alir volumeterik udara segar, letak dan jenis serta dimensi laminar flow diffuser dan return air grille, jenis material dinding, lantai serta langit-angit, perletakkan lampu, meja operasi, perlengkapan elektronik penunjang operasi serta posisi dokter dan para medis. Penentuan temperatur udara masuk, laju alir udara dan tekanan udara didalam operating theater yang disesuaikan dengan kondisi fisik ruangan merupakan persyaratan awal untuk memenuhi kondisi nyaman temperatur didalam ruang operasi. Beberapa hasil yang ditunjukan pada simulasi, didapat nilai yang mendekati standar ASHRAE yaitu temperatur 20°C sampai 24°C, tekanan _ 12,5 Pa, laju alir udara 0,45 m/s dan pola aliran uni directional flow (laminar). Model yang dirancang dan dikembangkan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam perancangan awal - airflow modelling in operating theater - . Analisis dan unjuk kerja thermal pada salah satu operating theater di Indonesia akan dibahas secara dalam makalah ini.

Distribution pattern of air flow and temperature in the clean room of a hospital became one of the main factors to reach a level of comfort and health of patients and staff in accordance with the standards ASHRAE and technical requirements and medical regulations. Clean room design complexity can be simplified with the development model of air flow distribution patterns and temperature assisted FLOVENT V7 software applications.
The results of simulation and visualization models indicate many factors that influence the distribution pattern of air flow and temperature within the operating theater, among others: the temperature and flow rate of fresh air volumeterik, location a, type and dimensions of laminar flow diffuser and return air grille, wall materials, floor and the ceiling, position lights, operating tables, operating supporting electronic equipment and the position of the doctor and the medical. Determination of the supply air temperature, air flow rate and air pressure in the operating theater tailored to the physical condition of the room is beginning to fulfill the requirements for a comfortable thermal conditions in the operating room. Model that was designed and developed can then be used as a reference in the initial design "airflow modeling in the operating theater". Analysis and thermal performance one operating theater in Indonesia will be discussed in this paper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50906
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Abdillah
"Seperti diketahui pentingnya sirkulasi udara pada suatu bangunan apalagi pada ruang parkir tertutup ini. Buangan gas hasil pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor seperti gas CO2, CO, NOx dan lain - lain dapat berakibat fatal, sehingga diperlukan suatu sistem ventilasi mekanik yang diharapkan dapat membuat dan mempercepat pergerakan atau pergantian udara dari dalam menuju luar ruangan dan sebaliknya, sehingga dapat mengendalikan tingkat polutan pada ruangan tersebut. Dengan adanya udara yang bergerak dan bersirkulasi tersebut, diharapkan kondisi udara di dalam ruangan menjadi baik kualitasnya dan sesuai dengan standar yang diinginkan. Dalam pengkajian kali ini, kebutuhan sirkulasi udara pada underground car park akan dianalisa menggunakan FLOVENT V7, sehingga dapat diketahui pola distribusi udara dan temperaturnya.
Penganalisaan ini akan disertakan pensimulasian aktual, recommended dan berdasarkan Standard ANSI/ASHRAE 62.1.2004. Berdasarkan hasil simulasi dan analisa kondisi aktual bahwa temperatur rata - rata pada Basement 2, Basement 1 dan Lower Ground berturut - turut sebesar 35.1ºC, 34.9ºC dan 34.3ºC mungkin dikarenakan kebutuhan akan sirkulasi udara pada underground car park tersebut kurang mencukupi, sehingga udara panas dan gas pembuangan kendaraan tidak sepenuhnya terbuang yang akhirnya terakumulasi. Berdasarkan Analisa yang didapat sebaiknya sistem tata udara pada ruangan tersebut lebih dioptimalkan dan bila perlu layout ducting disesuaikan kembali berdasarkan tata letak kendaraan.

As we all know the importance of air circulation in a building especially in this enclosed parking spaces. Exhaust gases of incomplete combustion from vehicles such as CO2, CO, NOx and others can be harmful, so required a mechanical ventilation system that is expected to create and accelerate the movement or change of air from inside to outdoors and the reverse, so that can control the level of pollutants in the room. With the air moving and circulating them, is expected to air condition in the room to be in good quality and in accordance with the standards. In this study, the need for air circulation in the underground car park will be analyzed using FLOVENT V7, which can identify patterns of air distribution and temperature.
This analysis will be included the actual simulation, recommended and based on the Standard ANSI/ASHRAE 62.1.2004. Based on the results of the analysis and the actual simulation that the average temperature on Basement 2, Basement 1 and Lower Ground are 35.1ºC, 34.9ºC dan 34.3ºC. Perhaps it is because the need of air circulation in the underground car park is not adequate, so the hot air and vehicle exhaust gases are not completely wasted that eventually accumulated. Based on the analysis of the governance system should be obtained in room air is more optimized and if necessary layout Ducting adjusted return based on the layout of the vehicle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50958
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Raymond
"ABSTRAK
Jumlah infeksi nosokomial yang terjadi di negara maju dengan teknologi yang baik masih sangat banyak. Hal ini menggambarkan sulitnya mengontrol pergerakan partikel di udara. Oleh karena itu, sistem tata udara di rumah sakit harus dapat melindungi dan memberikan kenyamanan untuk orang yang berada di dalam rumah sakit. Ruang isolasi tekanan negatif adalah ruang dimana partikel penular penyakit dengan jumlah banyak berada. Oleh karena itu, sistem tata udara harus mencegah keluarnya partikel ini dari ruangan. Analisa yang dilakukan untuk melihat kinerja ruangan adalah dengan melakukan simulasi di software FloVent 8.2. Pada hasil perhitungan dan simulasi, terlihat bahwa kebutuhan ACH yang tidak cukup, nilai PMV dan PPD, yang melebihi standar dan pola aliran udara yang masih turbulen.

ABSTRACT
Many nosocomial incfections in developed country with better technologies happened. This fact describes the difficult of controlling particle in the air. Hence, ventilation system in hospital must have the capability to protects and provides thermal comfort for people in the hospital. Airborne Infection Isolation room is a room in which many airbornes occured. Therefore, ventilation system has to prevents these airbornes escaping the room. Analytical method to measure the room performance is doing simulation with software FloVent 8.2. Based on calculation and simulation, ACH needs is not enough, PMV and PPD not in the standard range, and turbulent airflow "
2017
S69467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat
"ABSTRAK
Sistem tata udara pada ruang operasi berperan penting dari segi kenyamanan tim bedah dan pasien. Selain dari segi kenyamanan, sistem tata udara juga memiliki fungsi untuk mengurangi jumlah partikel di udara ruang operasi selama proses pembedahan berlangsung. Pada ruang operasi yang diteliti didapat banyak parameter-parameter yang tidak memenuhi standar ruang operasi menurut ASHRAE 170 dan ISO 14644-1 sehingga dibutuhkan perancangan ulang sistem tata udara yang baru. Sistem tata udara yang dirancang harus memenuhi semua standar parameter ruang operasi yang berlaku seperti kebutuhan udara segar, suhu, tekanan, kecepatan udara diatas meja operasi, dan tingkat konsentrasi partikel kontaminan. Pentlitian ini menggunakan program FloVent 8.2 untuk melakukan simulasi terkait parameter ruang operasi baik pada kondisi ruang operasi existing maupun kondisi hasil desain. Hasil simulasi selanjutnya dibandingkan dan terlihat bahwa pola aliran udara pada ruang operasi existing tidak terlalu baik dalam penyapuan partikel keluar ruangan sehingga berdampak pada tingginya konsentrasi partikel yang terdisipasi di udara. Selain pola aliran udara, kondisi suhu dan kenyamanan termal pengguna ruangan masih belum sesuai dengan standar yang berlaku dan telah terjadi penurunan efisiensi HEPA filter menjadi 93 terhadap partikel ukuran 0.3 m. Sedangkan ruang operasi hasil desain menunjukan pola aliran udara laminar yang cukup baik menyapu partikel keluar ruangan. Hasil simulasi juga menunjukan bahwa sistem tata udara hasil desain telah memenuhi parameter ruang operasi yang diatur dalam standar ASHRAE 170 dan ISO 14644-1. Kata kunci: ASHRAE 170; HEPA filter; ISO 14644-1; parameter ruang operasi; pola aliran udara; ruang operasi; sistem tata udara

ABSTRACT
Air conditioning system for operating room has an important rule for surgeon and patient comfortable. Beside from comfortable side, air conditioning system has another function to decrease airborne particle in operating room during operation. At the operating room that researched, there are many parameters that are not appropriate with operating room standard based on ASHRAE 170 and ISO 14644 1, so that we need to design a new air conditioning system for the operating room. The new design has to meet all the operating room parameter standards prevail, such as fresh air needed, temperature, pressure, air speed above operating bed, and airborne contamination level. The research uses FloVent 8.2 software program to do simulation related to the operating room parameters whether in existing condition and also the new design. The simulation results than compared, and we can see that airflow pattern in existing condition operating room is not too good to sweep airborne particles out of the room, so that makes the airborne particle dissipated in the air of the operating room. Beside the airflow pattern, temperature condition and the occupation thermal comfort do not meet the standard too and the HEPA filter efficiency has decline to 93 for particle size 0.3 m. While the new operating room design shows the laminar airflow pattern that good enough to sweep particles out of the room. The simulation results show that the new air conditioning system has statisfy the operating room parameters which regulated in ASHRAE 170 and ISO 14644 1 standard. Keywords Air conditioning system airflow pattern ASHRAE 170 HEPA filter ISO 14644 1 operating room operating room parameters."
2017
S68596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alvin Alvaro
"ABSTRAK
Sistem HVAC pada ruangan operasi sangat penting untuk gedung pleayanan kesehatan dan diharuskan berjalan memenuhi standar yang ada, kenyataannya dewasa ini banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ruang OK sehingga dokter dan pasien belum dapat melakukan aktifitas dengan nyaman. Selain itu banyak usaha untuk mengembangkan model dari koil pendingin, telah banyak model yang tersedia untuk berbagai macam keperluan, namun, beberapa penelitian menjelaskan bahwa model koil pendingin banyak yang terlalu kompleks, sehingga dibutuhkan koil pendingin yang simpel dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang sistem tata udara khususnya dibagian sistem pendingin cooling coil unit untuk mencapai kondisi ruangan yang sesuai standar dirumahsakit.. Dengan kolaborasi heat pipe heat exchanger sebagai pre-cooler, sistem pendingin diharapkan mampu membuat kondisi ruangan eksperimen memenuhi standar ASHRAE dan ISO Sistem pendingin yang di rancang merupakan circulating thermostatic water bath dengan direct chilling. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen temperatur udara masuk 28o C dan 30 o C, kecepatan udara 2.0 m/s, dan kecepatan aliran air 4 LPM. Hasil dari sistem pendingin rancangan menghasilkan kondisi ruangan yang memenuhi standar saat variasi temperatur 28 o C dan cooling load sebesar 0.905kW. variasi 30o C belum memenuhi standar dengan beban pendingin 0.948 kW. Hasil pengujian menunjukan koil pendingin akan lebih optimal apa bila dipasang dengan konfigurasi yang tepat.

ABSTRACT
The HVAC system in the operating room is very important for health care buildings and is required to meet the existing standards, in fact today many hospitals have not met the OK room standards so doctors and patients have not been able to perform activities comfortably. In addition, there have been many attempts to develop models of cooling coils, many models are available for a variety of purposes, however, some studies have suggested that many cooling coil models are too complex, requiring a simple and accurate cooling coil. This study aims to redesign the air conditioning system especially in the cooling coil cooling unit system to achieve the standard room condition in hospital. With the collaboration of heat pipe heat exchanger as pre cooler, the cooling system is expected to make the experimental room condition meet the standard of ASHRAE and ISO The cooling system that is designed is a circulating thermostatic water bath with direct chilling. This research was conducted with experiments of air temperature of 28 o C and 30 o C, 2.0 m s air velocity, and water flow rate of 4 LPM. The results of the design cooling system has met the standard room conditions at 28 o C and cooling load at 0.905kW. the 30 o C variation has not met the standard with a cooling load of 0.948 kW. The test results show the cooling coil will be more optimal what when installed with the right configuration."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri
"ABSTRAK
Inovasi terbaru untuk mengurangi emisi kapal laut adalah dengan menggunakan Shore to Ship Power Supply. Shore power supply akan memberikan semua energi listrik yang dibutuhkan kapal saat berlabuh. Membuat pelabuhan lebih nyaman dan bebas emisi yang dikeluarkan oleh kapal. Ada kaitan erat antara perkembangan peralatan listrik dengan industri HVAC dan perlu sinergis satu sama lain. Dimana peralatan listrik harus membutuhkan kondisi udara yang ideal agar dapat bekerja maksimal terus menerus, dan HVAC menggunakan listrik sebagai sumber energi. Dengan memaksimalkan desain yang sesuai kita dapat membuat suatu sistem yang hemat energi dan ramah lingkungan. Akan dibahas berbagai sistem distribusi cooling yang memungkinkan terhadap shore power supply, pembahasan metode distribusi juga dilengkapi hasil simulasi Flovent, dan akan dilakukan penilaian mana distribusi yang paling efisien untuk shore power supply.

ABSTRACT
The latest innovation to reduce ship emissions is to use Shore to Ship Power Supply. Shore power supply will provide all required electrical energy when the ship docked. Make the port more comfortable and freely emitted by ships. There is a strong connection between the development of electrical equipment and the HVAC industry, so they need to be synergistic with each other. Electrical equipment should require ideal conditions of the air in order to work optimally and continuously, and HVAC use electricity as an energy source. By maximizing the appropriate design we can create a system that is energy efficient and environmental friendly. We will discuss various cooling distribution system that allows the shore power supply to run optimally. With simulation results of Flovent, and assessment will be carried out to create the most efficient cooling distribution of shore power supply."
2014
S66947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Naura Vathania
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien, terutama di ruang operasi dan ICU, di mana terdapat aktivitas yang tinggi. Perlu adanya pemantauan dan penjagaan kualitas udara secara bakteriologi sebagai cerminan dari kondisi kebersihan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas udara secara bakteriologi di ruang operasi di beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya sebagai salah satu langkah pencegahan infeksi nosokomial. Desain penelitian ini adalah retroprospektif dengan menggunakan data yang bersumber dari UKK PPM LMK FKUI. Data diperoleh dari 217 pemeriksaan di ruang operasi dan 5 pemeriksaan di ICU yang dilakukan di 17 rumah sakit selama Januari 2018-Juni 2019. Pada tahun 2018, dari 137 pemeriksaan di ruang operasi, 120 (87,59%) di antaranya memenuhi standar baku mutu dan dari 4 pemeriksaan di ICU, 1 (25%) di antaranya memenuhi standar baku. Pada tahun 2019, dari 80 pemeriksaan di ruang operasi, 70 (87,50%) di antaranya memenuhi standar baku dan dari 1 pemeriksaan di ICU, 1 (100%) memenuhi standar baku. Mayoritas ruang operasi di rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya memiliki kualitas udara secara bakteriologi yang sudah baik, tetapi ICU memiliki kualitas udara yang tidak memenuhi standar baku mutu.

ABSTRACT
Nosocomial infection is known to increase morbidity and mortality of patients, especially in operating room (OR) and intensive care unit (ICU) as they have high rate of activities that may risk in infection. Monitoring and maintenance of bacteriological quality of air are needed as they can reflect the actual condition of hygiene in hospital. The aim of this study is to know the bacteriological quality of air in several hospitals in Jakarta and the greater area of Jakarta. It is expected that the results of this study can become a basis in taking preventive measures against nosocomial infection. The design of this study was retroprospective. Data were collected from 217 examinations in OR and 5 examinations in ICU done in 17 hospitals between January 2018 and June 2019 by UKK PPM LMK FKUI. In 2018, among 137 results collected in OR, 120 (87,59%) fulfilled the requirement of bacteriological quality of air and among 4 examinations done in ICU, 1 (25%) also fulfilled the requirement. In 2019, among 80 examinations done in OR, 70 (87,50%) fulfilled the requirement and among 1 check done in ICU, 1 (100%) also fulfilled the requirement. It is concluded that the bacteriological quality of air in majority of OR in hospitals in Jakarta and its greater area is good, but that in ICU is not."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>