Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Mundzir Kamiluddin
"Di negara-negara berkembang hampir 1 dari 5 Balita meninggal disebabkan oleh pneumonia. Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap terserang pneumonia. Period prevalence pneumonia pada anak Balita di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2013 mencapai 19,6 permil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor lingkungan fisik rumah dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada Balita di DKI Jakarta dengan menggunakan data Riskesdas 2013.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti dan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia Balita di DKI Jakarta sebesar 4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita adalah usia Balita.

In development countries nearly 1 in 5 children under five years old died due to pneumonia. Children under five years old are the age group that susceptible to pneumonia. Period prevalence of pneumonia in children under five years old in Jakarta based on National Basic Health Research 2013 has reached 19.6 per mil.
The objective of this study is to determine the physical environment of house and other factors associated to the incidence of pneumonia children under five years old in Jakarta using National Basic Health Research 2013 data.
This study design is cross-sectional study. Univariate analysis is used to describe each variable studied and bivariate analysis is used to determine the relationship between the dependent and independent variables.
The results showed that the prevalence of pneumonia children under five years old in Jakarta at 4%. Results of bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of pneumonia is age of children under five.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah Siti Nurjanah
"Secara global setiap tahunnya pneumonia menyebabkan kematian hampir sebanyak 1 juta pada anak usia dibawah 5 tahun. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun (Baduta). Period prevalence pneumonia pada anak Baduta berdasarkan data Riskesdas 2013 sebesar 1,7%.
Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak baduta di Indonesia dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel yang diteliti, dan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan berhubungan secara statistik dengan kejadian pneumonia pada baduta: umur 13-23 bulan berisiko 1,7 dibandingkan umur 0-12 bulan, tidak diberikan kolostrum (OR=1,742; 95% CI= 1,140-2,664), belum diberikan imunisasi campak karena umur anak (OR= 0,548; 95% CI= 0,388-0,773), tinggal di perdesaan (OR=1,448; 95% CI= 1,093-1,919), ada asap hasil pembakaran (OR=1,511; 95% CI= 1,142-1,998), ventilasi ruangan masak/dapur kurang (OR=1,829; 95% CI= 1,279-2,614), dan status sosial ekonomi rendah (OR=1,807). Belum dapat disimpulkan hubungan yang pasti bermakna secara statistik karena analisis dilakukan sampai bivariat, perlu dilakukan analisis multivariat.

Globally each year, pneumonia causes almost 1 million deaths in children under 5 years of age. Populations susceptible to pneumonia are children aged less than 2 years. Period prevalence of pneumonia in children under two years based on data Riskesdas 2013 by 1.7%.
The aim of this study is to reveal the factors associated with the incidence of pneumonia in children under two years in Indonesia using data Riskesdas 2013. The study design was cross-sectional. Univariate analysis is used to describe each of the variables studied, and bivariate analysis is used to examine the relationship between the dependent and independent variables.
The results showed statistically associated with the incidence of pneumonia in children under two years old: age 13-23 months of age at risk of 1.7 compared to 0-12 months, not given colostrum (OR = 1.742; 95% CI = 1.140 to 2.664), not given measles immunization for the child's age (OR = 0.548; 95% CI = .388 to .773), live in rural areas (OR = 1.448; 95% CI = 1.093 to 1.919), there was the smoke of burning (OR = 1.511; 95% CI = 1.142 -1.998), ventilate the room cookware / kitchen less (OR = 1.829; 95% CI = 1.279 to 2.614), and lower socioeconomic status (OR = 1.807). Can not be concluded definite relationship was statistically significant due to the bivariate analyzes were performed, multivariate analysis is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S61406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Pneumonia tercatat sebagai salah satu masalah kesehatan utama pada balita. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas balita. Berdasarkan laporan Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD) tahun 2013 pengurangan polusi udara rumah tangga dapat mengurangi kejadian pneumonia berat pada anak sebesar 33%. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013, jumlah sampel penelitian adalah 67.026 balita, analisis data menggunakan regresi logistik ganda dengan model faktor risiko.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PURT yang diukur berdasarkan penggunaan bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan keberadaan ventilasi rumah berhubungan signifikan dengan kejadian pneumonia pada balita (BBRT tidak aman: ORc=1,4; SK 95%: 1,2-1,6; rumah yang tidak memiliki ventilasi memadai: ORc=1,2; SK 95%:1,0- 1,4). Terdapat interaksi antara penggunaan bahan bakar rumah tangga dengan status imunisasi balita dan terdapat interaksi antara ventilasi rumah dengan perumahan kumuh.
Disarankan kepada pengelola program P2PL untuk menggalakan program pencegahan penyakit menular khususnya pneumonia pada balita, serta memberikan KIE terkait penggunaan bahan bakar yang aman, keberadaan ventilasi yang memadai, pemberian imunisasi pada balita, dan kebersihan lingkungan rumah kepada masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga oleh tenaga kesehatan.

Pneumonia is listed as one of the major health problems in children. Pneumonia is the leading cause of morbidity and mortality in this age group. Based on data from the report Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD) on 2013, reduction of domestic air pollution can reduce the incidence of severe pneumonia in children by 33%. This study uses data Riskesdas 2013, with total sample of 67.026 under five children in Indonesia.
The results show that the use of cooking fuel (BBRT) and house ventilation significantly associated with the incidence of pneumonia in under five children (unsafe BBRT: ORc = 1.4; 95% CI: 1.2 to 1.6; houses with unadequate ventilation: ORc = 1.2; 95% CI: 1.0-1.4). There is an interaction between the use of cooking fuel with immunization status.
The study suggest the government and its stakeholders to promote the importance of using safe cooking fuels, adequate adequate house ventilation, immunization in young children, and household hygiene sanitation & its environment to the community, especially mothers. This program should lead by P2PL through its health personnel within the country.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medya Aprilia Astuti
"Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi pernapasan yang masih tinggi kejadiannya pada usia balita. Banyak faktor yang dapat memengaruhi pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 237 balita. Berdasarkan uji regresi logistik prediktif didapatkan ada 5 variabel yang berhubungan  dengan kejadian pneumonia yaitu usia, durasi pemberian ASI, riwayat imunisasi, kepadatan hunian dan status ekonomi. Adapun faktor yang paling berhubungan dengan kejadian pneumonia pada penelitian ini adalah riwayat imunisasi (OR 20,372). Program promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan mengenai faktor risiko tersebut sebagai upaya preventif terjadinya pneumonia pada balita. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan metode case control.

Pneumonia is one of the respiratory infections that is still high at the age of five. Many factors can affect pneumonia. This study aims to determine the factors associated with the incidence of pneumonia in infants. The research design used was cross sectional with a total sample of 237 toddlers. Based on the predictive logistic regression test, there were 5 variables related to the incidence of pneumonia, namely age, duration of breastfeeding, immunization history, occupancy density and economic status. The factors most associated with the incidence of pneumonia in this study were immunization history (OR 20,372). Health promotion programs on health services are more improved regarding these risk factors as a preventive effort for the occurrence of pneumonia in children under five years. Future studies are expected to be able to conduct research using the case control method."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Aprilicia
"ABSTRAK
Asma merupakan penyakit inflamasi saluran pernapasan yang sering
dijumpai pada anak-anak dengan insiden kejadian yang lebih tinggi dibanding
kelompok umur lainnya. Diperkirakan, sekitar 300 juta penduduk dunia saat ini
menderita asma dan akan meningkat menjadi 400 kasus pada tahun 2025. Selain
dari faktor pejamu yang tidak dapat dimodifikasi, peningkatan prevalens asma
diduga juga berhubungan dengan adanya peran dari faktor lingkungan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
asma dan pencetus serangan asma anak usia 0-11 tahun di Indonesia pada tahun
2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskedas tahun 2013 dengan
desain cross sectional deskriptif. Responden terdiri dari 237.992 anak usia 0-11
tahun di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan analisis chi square. Hasil
analisis univariat diperoleh prevalensi asma pada anak usia 0-11 tahun di Indonesia
pada tahun 2013 sebesar 3,6% dengan faktor pencetus yang paling sering adalah flu
atau infeksi sebesar 56,2%. Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa kejadian asma
pada anak usia 0-11 tahun berhubungan dengan umur, jenis kelamin, wilayah
tinggal, keadaan sosioekonomi, asap dapur, paparan pestisida dalam rumah, jenis
lantai rumah, jenis dinding rumah, jenis plafon rumah, kebersihan ruang tidur,
kebersihan ruang masak, dan kebersihan ruang keluarga. Penelitian ini menemukan
bahwa peluang mendapatkan asma lebih tinggi ditemukan pada anak laki-laki,
berumur 2 tahun, tinggal di wilayah pedesaan, mempunyai keadaan sosioekonomi
rendah, terdapat asap dapur dalam rumah, terdapat paparan pestisida dalam rumah,
mempunyai lantai rumah berjenis tanah, dinding berjenis bambu, plafon berjenis
bambu, serta kebersihan ruang tidur, ruang masak, dan ruang keluarga yang tidak
bersih.

ABSTRACT
Asthma is an inflammatory disease of respiratory tract are often found in children
with a higher incidence of events than other age groups. It is estimated that around
300 million people worldwide currently suffer from asthma and will increase to 400
cases in 2025. Due to a host factors can?t be modified, there are a role of
environmental factors which contributed to increase the prevalence of asthma. This
study aims to determine the factors associated with asthma and trigger asthma attack
among children aged 0-11 years in Indonesia on 2013. This study using secondary
data from National Basic Health Research 2013 with a study design descriptive
cross-sectional. The respondents are 237.992 children aged 0-11 years in Indonesia.
Data was analyzed using chi square analysis. Result of univariate analysis shows
prevalence of asthma in children aged 0-11 years in Indonesia on 2013 amounted
to 3,6% with a trigger factor that most often is cold or infection by 56,2%. Results
of bivariate analysis shows that the prevalence of asthma among children aged 0-
11 years are associated with age, sex, region of residence, socioeconomic status,
kitchen smoke, exposure to pesticides in the home, the type of floor of the house,
the type of house wall, ceiling type of house, cleanliness of the bedroom, cleanliness
of cooking space, and cleanliness of the living room. This study found that the risk
chances of getting asthma was found higher in boys, 2 years old, live in rural areas,
have socioeconomic status is low, there is a kitchen smoke in the house, there is
exposure to pesticides in the house, has a house floor manifold earthen, wall
manifold bamboo, ceiling manifold bamboo, and the cleanliness of the bedroom,
kitchen, and family rooms are not clean.;;;"
2016
S65579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Setiowati
"Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah akut yang secara khusus mempengaruhi fungsi paru. Penyakit ini merupakan penyebab kematian balita terbesar setelah diare. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia pada kelompok balita sebesar 4,8%, angka ini berada diatas prevalensi pneumonia nasional yaitu 4,0%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita (12-59 bulan) di Indonesia pada tahun 2017. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 13.855. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kejadian pneumonia pada balita dengan tempat tinggal, jenis dinding, jenis atap, usia 12-23 bulan, usia 24-35 bulan, status imunisasi DPT-Hib, berat badan lahir, dan balita dengan ibu berstatus pendidikan lulus SD. Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017 adalah jenis dinding.

Pneumonia is acute lower respiratory tract infection that affect lung function in particular. This disease is a leading mortality on under-five children after diarrhea. According to Basic Health Research (Riskesdas) 2018, prevalence of pneumonia on group of under-five children is 4,8%, high than the national pneumonia prevalence which is 4,0%. This study aims to analyse factors related to pneumonia on under-five children in Indonesia on 2017. Cross-sectional design study was chosen with 13.855 samples included. This study is an extension analysis of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 data. The data analysis in this study used chi square test and logistic regression. Result found that there is a statistically significant relationship between pneumonia under-five children with type of residence, type of wall, 12-23 months old, 24-35 months old, DPT-Hib immunisation, birth weight, and elementary school graduated mother. Dominant influencing factors of pneumonia on under-five children in Indonesia based on IDHS 2017 data is type of wall."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Adhitama Putri
"[ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia, negara dengan kasus TB terbanyak kelima di dunia. Prevalensi TB paru di Indonesia menurut Riskesdas 2013 sebesar 0,4% (400/100.000) dan salah satu provinsi yang memiliki prevalensi TB paru di atas prevalensi nasional adalah DKI Jakarta (0,6%). Kepadatan yang tinggi, merokok tembakau, diabetes, dan malnutrisi diketahui sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi keterpaparan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis dan perkembangan TB aktif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor klinis, sosio-demografi, dan lingkungan dengan kejadian TB paru usia ≥ 15 tahun di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Analisis data dengan regresi logistik ganda menggunakan SPSS versi 17.0 . Penderita TB paru adalah responden yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak dan/atau foto rontgen dalam waktu ≤ 1 tahun atau memiliki semua gejala klinis TB paru.
Hasil penelitian menemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB paru usia ≥ 15 tahun yaitu, diabetes melitus (POR = 3,25), status perkawinan (tidak kawin) (POR=0,44), riwayat merokok (POR=1,93), dan interaksi antara status gizi dengan umur (POR=21,31). Pengendalian dan pencegahan terhadap faktor risiko TB diantaranya edukasi tentang gizi, konseling mengenai pentingnya menjaga kadar gula darah bagi para diabetesi, dan memperluas Kawasan Tanpa Rokok penting untuk dilakukan guna menurunkan prevalensi TB paru serta mendukung keberhasilan program pengendalian TB paru di DKI Jakarta.

ABSTRACT
;The purpose of this study is to determine the relationship of clinical, sociodemography,
and environmental factors with the occurrence of pulmonary TB age
􀂕􀀔􀀘􀀃 􀁜􀁈􀁄􀁕􀁖􀀃 􀁌􀁑􀀃 􀀧􀀮􀀬􀀃 􀀭􀁄􀁎􀁄􀁕􀁗􀁄􀀃 􀁌􀁑􀀃 􀀕􀀓􀀔􀀖􀀃 􀁅􀁄􀁖􀁈􀁇􀀃 􀁒􀁑􀀃 􀀥􀁄􀁖􀁌􀁆􀀃 􀀫􀁈􀁄􀁏􀁗􀁋􀀃 Research 2013. The
study design is cross-sectional. Data analysis used in this study is multiple logistic
regression using SPSS version 17.0. Patient with pulmonary TB is a respondent
who had been diagnosed by health professionals through the examination of
􀁖􀁓􀁘􀁗􀁘􀁐􀀃 􀁄􀁑􀁇􀀒􀁒􀁕􀀃 􀁏􀁘􀁑􀁊􀀃 􀁕􀁒􀁑􀁗􀁊􀁈􀁑􀀃 􀁚􀁌􀁗􀁋􀁌􀁑􀀃 􀂔􀀔􀀃 􀁜􀁈􀁄􀁕􀀃 􀁒􀁕􀀃 􀁚􀁋􀁒􀀃 􀁋􀁄􀁇􀀃 􀁆􀁏􀁌􀁑􀁌􀁆􀁄􀁏􀀃 􀁖􀁜􀁐􀁓􀁗􀁒􀁐􀁖􀀃 􀁒􀁉􀀃
pulmonary TB.
The study result found that factors related to the occurrence of pulmonary
􀀷􀀥􀀃 􀁄􀁊􀁈􀀃 􀂕􀀔􀀘􀀃 􀁜􀁈􀁄􀁕􀁖􀀃 􀁒􀁏􀁇􀀃 􀁄􀁕􀁈􀀃 􀁇􀁌􀁄􀁅􀁈􀁗􀁈􀁖􀀃 􀀋􀀳􀀲􀀵􀀠􀀖􀀏􀀕􀀘􀀌􀀏􀀃 􀁐􀁄􀁕􀁌􀁗􀁄􀁏􀀃 􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃 􀀋􀁘􀁑􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀌􀀃
(POR=0,44), smoking history (POR=1,93), and interaction between nutritional
status and age (POR=21,31). Control and preventive efforts of risk factors of
pulmonary TB, such as nutrition education, counseling about the need to control
blood glucose among diabetes patient, and expanding no smoking area are
important to do in order to decrease prevalence of pulmonary TB and support the
success of pulmonary TB control program in DKI Jakarta, The purpose of this study is to determine the relationship of clinical, sociodemography,
and environmental factors with the occurrence of pulmonary TB age
􀂕􀀔􀀘􀀃 􀁜􀁈􀁄􀁕􀁖􀀃 􀁌􀁑􀀃 􀀧􀀮􀀬􀀃 􀀭􀁄􀁎􀁄􀁕􀁗􀁄􀀃 􀁌􀁑􀀃 􀀕􀀓􀀔􀀖􀀃 􀁅􀁄􀁖􀁈􀁇􀀃 􀁒􀁑􀀃 􀀥􀁄􀁖􀁌􀁆􀀃 􀀫􀁈􀁄􀁏􀁗􀁋􀀃 Research 2013. The
study design is cross-sectional. Data analysis used in this study is multiple logistic
regression using SPSS version 17.0. Patient with pulmonary TB is a respondent
who had been diagnosed by health professionals through the examination of
􀁖􀁓􀁘􀁗􀁘􀁐􀀃 􀁄􀁑􀁇􀀒􀁒􀁕􀀃 􀁏􀁘􀁑􀁊􀀃 􀁕􀁒􀁑􀁗􀁊􀁈􀁑􀀃 􀁚􀁌􀁗􀁋􀁌􀁑􀀃 􀂔􀀔􀀃 􀁜􀁈􀁄􀁕􀀃 􀁒􀁕􀀃 􀁚􀁋􀁒􀀃 􀁋􀁄􀁇􀀃 􀁆􀁏􀁌􀁑􀁌􀁆􀁄􀁏􀀃 􀁖􀁜􀁐􀁓􀁗􀁒􀁐􀁖􀀃 􀁒􀁉􀀃
pulmonary TB.
The study result found that factors related to the occurrence of pulmonary
􀀷􀀥􀀃 􀁄􀁊􀁈􀀃 􀂕􀀔􀀘􀀃 􀁜􀁈􀁄􀁕􀁖􀀃 􀁒􀁏􀁇􀀃 􀁄􀁕􀁈􀀃 􀁇􀁌􀁄􀁅􀁈􀁗􀁈􀁖􀀃 􀀋􀀳􀀲􀀵􀀠􀀖􀀏􀀕􀀘􀀌􀀏􀀃 􀁐􀁄􀁕􀁌􀁗􀁄􀁏􀀃 􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃 􀀋􀁘􀁑􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀌􀀃
(POR=0,44), smoking history (POR=1,93), and interaction between nutritional
status and age (POR=21,31). Control and preventive efforts of risk factors of
pulmonary TB, such as nutrition education, counseling about the need to control
blood glucose among diabetes patient, and expanding no smoking area are
important to do in order to decrease prevalence of pulmonary TB and support the
success of pulmonary TB control program in DKI Jakarta]
"
2015
S60359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Tri Nugraheni
"Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak balita terbanyak di Indonesia. Prevalensi pneumonia pada balita di Indonesia lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu 1,6% pada tahun 2013 menjadi 2% pada tahun 2018. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan prevalensi pneumonia pada balita tertinggi keempat di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia pada balita usia 12-59 bulan. Sedangkan, variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan rumah, faktor karakteristik balita dan faktor ekonomi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara indeks kepemilikan rendah (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), tempat tinggal (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02) dan jenis dinding (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) dengan pneumonia pada balita.

Pneumonia is one of the most common causes of child mortality in Indonesia. The prevalence of pneumonia in children under five in the last five years has increased by 1,6% in 2013 to 2% in 2018. West Java Province is the fourth highest prevalence of pneumonia on children under five in Indonesia. The aim of the study was to analyze the factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in West Java Province. The study was conducted with a cross sectional design using secondary data on the Indonesian Demographic and Health Survey 2017. Dependent variable of this study was pneumonia among children aged 12-59 months. Meanwhile, independent variables are house environment factors, children characteristic factors, and economic factors. The data analysis used in this study is Chi-Square test. The results indicated that there was a significant correlation between low wealth index (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), type of residence (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02), and type of wall (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) with pneumonia on children under five years old. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Wulandari
"

Berdasarkan Riset Kesehatan 2013 dan 2018, anak usia 12-23 bulan memiliki prevalensi pneumonia tertinggi diantara usia balita lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak usia 12-23 bulan di Pulau Jawa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain potong lintang dengan menggunakan sampel berjumlah 2.695 anak. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi kejadian pneumonia pada anak usia 12-23 bulan sebesar 5,5%. Imunisasi campak berhubungan dengan kejadian pneumonia secara signifikan (POR= 1,743; 95% CI= 1,077-2,822). Penelitian ini mendukung pentingnya pemberian imunisasi campak untuk mencegah pneumonia. Intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu meningkatkan cakupan imunisasi campak melalui kampanye imunisasi campak.

 

 


According to Riskesdas 2013 and 2018, the highest prevalence of pneumonia in children under five are the children aged 12-23 months. This study aims to identify the prevalence and factors associated with pneumonia among children aged 12-23 months in Jawa Island. The study design used for this study is cross sectional with total sample of 2.695 children. Bivariate analysis is performed to identify factors associated with pneumonia. The results show the prevalence of pneumonia among children aged 12-23 months is 5,5%. Measles immunization is significantly associated with pneumonia (POR= 1,743; 95% CI= 1,077-2,822). This study supports the importance of measles vaccination to prevent pneumonia. Intervention that can be implemented by the government is increasing measles immunization coverage through measles vaccination campaigns.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Ratnasari
"Pneumonia merupakan penyebab kedua kematian setelah diare, terutama pada balita. Selama beberapa tahun terakhir prevalensi pneumonia balita di Jawa Timur mengalami peningkatan dari 1,06% menjadi 4,2% pada 2013. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor lingkungan fisik rumah dan faktor lain diantaranya faktor karakteristik balita dan faktor sosial ekonomi, yang diduga berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Jawa Timur tahun 2012. Data penelitian merupakan data sekunder hasil Survei Demografi dan Kesehatan Nasional (SDKI) tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 2.058 balita umur 0 ? 59 bulan. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan metode Chi Square. Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah maupun faktor lainnya dengan kejadian pneumonia pada balita.

Pneumonia is the second leading cause of death after diarrhea in Indonesia, especially in children under five years old. Over the past few years the prevalence of pneumonia in children under five years old in East Java increased from 1,06% to 4,2% in 2013. The purpose of this study was to analyze the physical and environmental factors of houses and other factors such as children characteristic factors and socio economic factors. This research used secondary data from the National Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012. This research used cross-sectional design study, with 2.058 total sample of children aged 0-59 months. Data was analyzed using univariate and bivariate analysis using Chi Square method. This research could not prove an association between physical environmental factors of house and other factors with the prevalence of pneumonia in children under five years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>