Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128051 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kasandika Ganiarsa
"ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi cadangan sulfur yang besar namun belum dimanfaatkan dengan baik karena penguasaan teknologi yang minim. Teknologi komersial produksi sulfur dari cadangan alamnya yang paling sering digunakan adalah proses Frasch yang menggunakan continuous steam sehingga membutuhkan dana operasional, modal, serta penguasaan teknologi yang tinggi. Proses pemurnian sulfur secara batch dalam steam autoclave merupakan alternatif yang dapat menggantikan proses Frasch. Tetapi, penelitian yang ada menunjukan yield sulfur hasil pemurnian belum maksimal, yaitu hanya 80% pada kondisi maksimalnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini gas CO2 akan diinjeksikan ke dalam autoclave sebelum sistem dipanaskan. Gas CO2 berfungsi untuk meningkatkan kalor yang ditransfer ke batuan sulfur, sehingga menyebabkan lebih banyak sulfur yang dapat terlelehkan dan terpisahkan dari pengotornya. Selain itu, gas CO2 juga dapat meningkatkan suhu batuan sulfur sebelum dilelehkan oleh steam. Gas CO2 yang digunakan adalah sebesar 10, 20, dan 30 psi. Rasio volume air terhadap padatan yang digunakan adalah sebesar 4, 7, dan 10 ml/g serta waktu pemanasan yang digunakan adalah selama 2, 4, dan 6 menit pada suhu 140oC dan menggunakan saringan 50 mesh. Pada penelitian ini, terbukti bahwa preinjeksi gas CO2 dapat meningkatkan yield sulfur hingga menjadi 90% pada kondisi yang sama ketika tidak ada gas CO2. Tetapi di sisi lain, keberadaan CO2 juga menurunkan tingkat kemurnian sulfur hasil pemurnian.

ABSTRACT
Indonesia has enormous sulfur reserve potential that hasn?t been utilized to its maximum due to lack of technology mastery. Frasch process is the major commercial technology to produce sulfur from its natural ore, but the use of continual steam needs high investment and operational cost as well as advanced technology. Sulfur purification in batch in steam autoclave is an alternative to Frasch process. However, recent research show that the process yield is only 72% in its optimum condition and 80% in its maximum. Therefore, in this research, CO2 gas is preinjected to autoclave before the system heating process is started. CO2 gas is used to enhance the heat transferred to the natural sulfur ore, hence more sulfur will be melted and separated from its residues. CO2 gas is also capable of raising the ore temperature before it?s melted by the steam. In this research, CO2 gas is used in 10, 20, and 30 psi. The ratio of water and ore is 4 ml/g, 7 ml/g, and 10 ml/g while the heating time is 2, 4, and 6 minutes under the condition of 140oC and 50 mesh filter. This research conclude that CO2 preinjection enhance the sulfur yield in to 90% in the same process without CO2 gas present. But on the other hand, CO2 gas decrease sulfur purity percentage."
2016
S64491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandhi Alamsyah
"ABSTRAK
Sulfur merupakan salah satu komoditi utama dalam berbagai industri kimia, seperti industri asam sulfat, kosmetik, dan farmasi. Saat ini, Indonesia masih mengimpor sulfur. Padahal, Indonesia memiliki deposit sulfur alam yang besar. Proses pemurnian sulfur komersil saat ini memiliki biaya operasional yang besar karena harus menginjeksikan steam kontinu dan instalasi peralatan yang mahal. Pada penelitian sebelumnya dilakukan modifikasi proses produksi sulfur menggunakan autoclave dengan sistem batch untuk mereduksi biaya operasional dan dapat dilakukan pada skala kecil. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses ini dapat memurnikan batuan dengan kemurnian tinggi tetapi dengan yield yang kurang optimum. Pada penelitian ini dilakukan injeksi gas nitrogen ke dalam sistem untuk meningkatkan transfer kalor ke batuan sulfur sehingga memperbesar yield sulfur yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum untuk proses pemurnian adalah pada suhu 140oC, rasio volume air/massa batuan sebesar 10 ml/g, tekanan gas nitrogen sebesar 30 psi, dan lama waktu injeksi 6 menit. Yield dan kemurnian yang didapatkan masing-masing sebesar 82,8% dan 99,72%.

ABSTRACT
Sulfur is one of the main commodities in various industrial chemicals, such as sulfuric acid industry, cosmetics, and pharmaceuticals. Currently, Indonesia is still importing sulfur. In fact, Indonesia has a large deposit of natural sulfur. Commercial sulfur production process has a significant operational cost due to must inject steam continuously and expensive equipment installations. Based on the research, the modification of sulfur production process using autoclave with batch systems can reduce operational costs and can be implemented on a small scale. The study concluded that this process can purify rocks with high purity but with less optimum yield. In this research, nitrogen gas will be injected into the system to increase the yield of sulfur. Based on the research results, the optimum conditions for the production process is at temperature of 140oC, ratio of water volume/ores mass of 10 ml/g, injected pressure of 30 psi, and the duration of injection of 6 minutes. Yield and purity were obtained respectively by 82.8% and 99.72%."
2016
S63733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Amirudin
"ABSTRAK
Prinsip pemurnian sulfur dari batuan sulfur alam salah satunya adalah dilakukan dengan pemanasan menggunakan Proses Frasch. Hal ini karena titik leleh sulfur (119,6 oC) yang tergolong reatif rendah. Proses ini memerlukan injeksi steam berlebih kedalam batuan sulfur alam untuk melelehkan kandungan sulfur dan memisahkan dari pengotornya. Pada penelitian ini dilakukan proses permunian sulfur dari batuan sulfur alam dalam sistem batch dengan steam autoclave agar proses lebih cepat dan dapat dijalankan dalam skala lab. Penelitian terakhir menggunakan steam autoclave menunjukan yield sulfur hasil pemurnian masih belum maksimal, yaitu hanya 72% dari massa batuan sulfur awal pada kondisi optimumnya dan 80% pada kondisi maksimalnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini selain menggunakan steam juga dilakukan preinjeksi gas nitrogen kedalam sistem. Gas nitrogen meningkatkan jumlah media yang mentransfer panas pada sistem sehingga terjadi peningkatan transfer panas dan juga sebagai medium pre-heating sehingga batuan sulfur akan mengalami peningkatan suhu sebelum dilelehkan dengan media transfer panas steam. Kondisi operasi dengan suhu 140oC, tekanan gas nitrogen 30 psi, rasio air-batuan 10 ml/gr, dan waktu operasi 4-5 menit menunjukkan hasil terbaik dengan yield 82-84,67% dengan kemurnian 99,86-99,94%.

ABSTRACT
One of method in sulfur purification process from native sulfur is Frasch Process that using heat treatment principle. It can be done caused by the melting point of sulfur that low enough, about 119,6oC. This process needs injection of superheated steam continuously into the deposit of sulfur at the underground. The sulfur will melt due to the melting point and separate from the residues. There has been a research about batch sulfur purification from the natural sufur ore by using steam autoclave, but the yield of the process is still not efficient enough. Therefore, at this research using pre-injection of nitrogen as additional and pre-heating medium in order to enhance the yield. The operation of sulfur purification process at 140oC, nitrogen pressure 30 psi, ratio 10 ml/gr, and 4-5 minutes time operation has shown the best result with yield 82-84,67% and concentration of sulfur 99,86-99,94%."
2016
S62651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin
"Permintaan sulfur dalam negeri semakin meningkat hingga 220 ribu ton pada 2014 atau setara dengan 72 juta US dollar. 70% sulfur yang ada saat ini merupakan by product dari minyak bumi. Seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan juga terbatasnya eksplorasi untuk penambangan sulfur menjadi pertimbangan untuk meningkatkan produksi sulfur dalam negeri. Proses pemurnian sulfur alam dengan sistem kontiniu dan tekanan tinggi yang telah ada, proses Frasch, membutuhkan modal dan biaya operasional yang besar. Proses Frasch membutuhkan air hingga 57 m3 untuk setiap ton sulfur yang dihasilkan dan juga biaya yang mahal. Pada penelitian sebelumnya dilakukan modifikasi proses produksi sulfur menggunakan autoclave dengan sistem batch untuk mereduksi biaya operasional dan dapat dilakukan pada skala kecil. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses ini dapat memurnikan batuan dengan kemurnian tinggi tetapi yield yang dihasilkan kurang optimum Pada penelitian ini dilakukan injeksi gas karbondioksida ke dalam sistem sebagai media transfer panas tambahan. Karbondioksida juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan difusifitas uap air untuk penetrasi ke dalam formasi batuan yang membantu untuk melelehkan sulfur sehingga meningkatkan yield sulfur yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi operasi untuk proses pemurnian adalah pada suhu 140oC, tekanan injeksi karbondioksida sebesar 30 psi, rasio air dan batuan sebesar 10ml/g, serta lama waktu operasi 6 menit dengan yield dan kemurnian yang didapatkan masing-masing sebesar 86,8% dan 99,82%.

Demand of sulfur in Indonesia is increasing throughout the years reaching 220 thousand tones equivalent with 72 millio US Dollar in 2014. Nowadays, 70% of sulfur is coming from byproduct of petroleum industry. As long as the depletion of oil and gas resoources and the limited of exploration of sulfur mining as the consideration to enrich the production of sulfur in domestic.The existing sulfur purification process with continue system and high pressure, Frasch process, requires high capital and operational cost. Frasch process needs water up to 57 m3 in order to get one tone of sulfur. On the previous research, modified sulfur production process used autoclave in batch system to reduce the operational cost in order to use by small industry. The result is that process can purify sulfur with high purity but, the yield itself is not optimal. In this research, carbondioxyde is injected as an addition of heat transfer. In addition, carbon dioxide has an ability to enrich the diffusivity of steam to penetrate rock formations. The injection of carbon dioxide in this system can help in melting sulfur faster in order to increase the yield itself. Based on this research, the operation condition to purify sulfur is 140 oC of temperature, 30 psi of CO2 injection, 10 ml/g of ratio between water and native sulfur ore with 6 minutes of process. The result of yield and purity are 86,8% and 99,82%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Saputra
"Tingkat impor sulfur Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini diakibatkan produksi sulfur dalam negeri yang tidak dapat memenuhi demand sulfur dalam negeri dan kurangnya eksplorasi proses produksi sulfur. Sekitar 70%
dari sulfur yang ada saat ini diproduksi dengan Proses Claus sebagai by-product proses pengolahan petroleum dan minyak bumi. Seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan terbatasnya eksplorasi penambangan sulfur menjadi pertimbangan peningkatan proses produksi sulfur Indonesia. Indonesia sebagai daerah Ring of Fire memiliki kekayaan melimpah berupa batu sulfur alam melimpah hanya digunakan sebagai campuran semen ataupun cinderemata. Salah satu metode pemurnian sulfur dari batuan sulfur alam yang ada saat ini ialah Proses Frasch yang memerlukan biaya investasi dan operasional yang besar. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan proses sulfur dari batuan sulfur alam dengan menggunakan modifikasi Proses Frasch berupa sistem batch. Proses ini dirancang untuk industri kecil menengah di mana digunakan autoclave dengan uap air sebagai media pengekstraksi. Pada penelitian ini, didapatkan yield dan tingkat kemurnian optimum sulfur yang diekstraksi dengan modifikasi Proses Frasch terhadap beberapa variabel seperti ukuran mesh,
suhu, rasio air per batu sulfur, dan waktu ekstraksi. Penelitian ini diharapkan dapat memberi alternatif proses untuk mengekstraksi sulfur dari batuan sulfur menggunakan sistem batch berupa autoclave.

Indonesia's sulfur import rates is increasing annually. The reason of the increases are Indonesia domestic sulfur production can't fulfill domestic sulfur
demand and lack of sulfur production process exploration. About 70% of sulfur that has been produced nowadays used Claus Process which are byproduct of oil and petroleum industry. But, decreasing amount of fossil fuel resources and limited exploration of sulfur production processes are some factors to consider to increase domestic sulfur production. Indonesia as Ring of Fire area has so many
natural resources, one of them is sulfur which barely used as mixture of cements or souvenir. One of purification method to produce sulfur from sulfur ores is Frasch Process which needs big investment and operational cost. Therefore, in this research are designed sulfur purification method from sulfur ores using Modified Frasch Process in form of batch system. This process is designed to be suitable for low-medium scale industry which using autoclave with pressurized steam as extraction medium. In this research will be obtained optimum condition to extract sulfur using modified Frasch Process towards some variables such as mesh filter size, water volume per grams sulfur ores ratio, extraction temperature, and extraction time. It is hoped that this research could give alternative process to extract sulfur from sulfur ores using autoclave as batch system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Jonathan M
"ABSTRAK
Sebagai salah satu fasilitas publik, terminal merupakan tempat dimana dibutuhkannya perhatian khusus terhadap lingkungan sekitarnya, khususnya terhadap kualitas udara pada terminal. Paparan udara yang tercemar terhadap pengguna fasilitas public akan menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan bagi mereka. Parameter pencemar udara yang diukur adalah parameter pencemar karbon monoksida CO , sulfur dioksida SO2 dan partikulat. Pengambilan sampel udara dilakukan pada tiga titik sekitar lokasi Terminal Rawamangun, dimana dua titik sampel berada pada lokasi indoor dan satu titik pada lokasi outdoor. Perhitungan karbon monoksida CO dilakukan dengan menggunakan alat CO meter yang dihitung langsung dan memiliki nilai pencemar yang cukup kecil dimana nilai tertingginya ada pada niilai 2291 /m3. Perhitungan nilai sulfur dioksida dilakukan dengan metode spektofotometri yang dimana pada udara terminal ditemukan nilai pencemar SO2 yang cukup kecil dan memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Pada pencemar partikulat digunakan pengambilan hasil dengan metode gravimetri yang dihasilkan nilai pencemar terbesar 19.81 /m3.Berdasarkan ketiga nilai pencemar tersebut, disimpulkan bahwa ketiga nilai tersebut memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah RI Nomer 41 Tahun 1999.

ABSTRAK
As one of the public facilities, the terminal is a place where the need for special attention to the surrounding environment, particularly on air quality in the terminal. Exposure to polluted air to the users of public facilities will cause a negative impact on their health. Parameters measured air pollutant is a pollutant parameters of carbon monoxide CO , sulfur dioxide SO2 and particulate matter. Air sampling conducted at three points around the site Rawamangun Terminal, where two sample points are at an indoor location and one point on the outdoor locations. Calculation of carbon monoxide CO is performed by using the calculated CO meter immediately and have a value of pollutants that are small enough where there is the highest value in 2291 niilai m3. The calculation of the value of sulfur dioxide was conducted by spectophotometric in which the terminal air pollutant SO2 was found values that are small enough and meet the quality standards that have been established. In particulate pollutants used harvesting by the gravimetric method produced the biggest polluters value of 19.81 m3.Berdasarkan three values of these pollutants, it was concluded that these values meet the quality standards set by Government Regulation Number 41 of 1999."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ariny Rosyada Azmy
"Pembakaran batu bara di pembangkit listrik menghasilkan polutan yang salah satunya sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas, sesak dada hingga menyebabkan edema, bronkopasme, dan pneumonitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran risiko kesehatan pada pekerja akibat pajanan konsentrasi SO2 pada pekerja di PLTU Suralaya. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 pekerja yang diambil secara purposive sampling. Hasil pengukuran sulfur dioksida rata-rata di empat titik sebesar 0.0335 mg/m3 dan masih dibawah baku mutu. Hal penelitian ini menunjukkan nilai intake dari pajanan SO2 pada pekerja didapatkan nilai rata-rata sebesar 0.00047 mg/kg/hari sedangkan nilai besaran risiko yang didapatkan sebesar 0.0187 yang artinya tingkat risiko pada pekerja masuk ke dalam kelompok aman. Hasil proyeksi terhadap tingkat risiko pada tahun ke 5 hingga tahun ke 30 mengalami peningkatan. Pekerja juga mengalami gejala gangguan pernapasan diantaranya batuk, dahak, sesak napas, mengi, nyeri dada, dan napas berat. Pentingnya upaya preventif pada pekerja di PLTU agar dapat meminimalisir pajanan SO2 dengan menggunakan APD serta pihak PLTU dapat mengembangkan teknologi modern agar meminimalisir polutan akibat pembaran batu bara.

Burning coals in power plants produces pollutants, one of which is sulfur dioxide. Sulfur dioxide can cause coughing, sore throat, wheezing, shortness of breath, chest tightness, edema, bronchospasm, and pneumonitis. This research aims to estimate the amount of health risk in workers due to exposure to SO2 concentrations in workers at the PLTU Suralaya Banten. This research uses the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) method. The sample in this research was 7 workers who were taken by purposive sampling. The average sulfur dioxide measurement results at four points are 0.0335 mg/m3 and are still below the quality standard. The results of this research indicate that the intake value of SO2 exposure in workers obtained an average value of 0.00047 mg/kg/day while the value of the magnitude of risk obtained was 0.0187 which means that the risk level for workers is included in the safe group. The results of the projections of the level of risk in the 5th to 30th years have increased. Workers also experience symptoms of respiratory problems including chough, phlegm, shortness of breath, wheezing, chest pain, and heavy breathing. The importance of preventive efforts for workers at PLTU in order to minimize SO2 exposure by using PPE and the PLTU can develop modern technology to minimize pollutants due to coal burning
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Kusuma Dewi
"Gangguan fungsi paru dipengaruhi oleh akumulasi pajanan polusi udara ke tubuh manusia. Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) sebagai tempat yang padat kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang berisiko tinggi untuk menyebabkan pajanan sulfur dioksida (SO2) terhadap petugas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara konsentrasi pajanan SO2 udara ambien dengan kejadian gangguan fungsi paru pada petugas SPBU di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk wawancara, Spektrofotometer Uv-vis untuk mengukur sulfur dioksida dan spirometri untuk mengukur fungsi paru. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas yang bekerja di 37 SPBU. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 125 responden dan jumlah pengukuran SO2 adalah 30 sampel. Hasil penelitian berdasarkan uji Regresi Logistik Ganda dengan data kontinyu, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi SO2 udara ambien dengan gangguan fungsi paru pada petugas SPBU di Kota Bandar Lampung, dengan nilai p=0.058. Sedangkan hasil dengan data kategorik, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi SO2 udara ambien dengan gangguan fungsi paru pada petugas SPBU di Kota Bandar Lampung, dengan nilai p=0.136 dengan dikontrol oleh lama kerja, status gizi dan masa kerja. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai gangguan fungsi paru dengan zat pencemar lainnya.

Impaired lung function is affected by the accumulation of air pollution exposure to the human body. Fuel Filling Stations (SPBU) as places which are densely with motorized vehicles with fuel have high risk caused by sulfur dioxide (SO2) exposure to attendants. The aim of this study is that to determine the relationship between ambient air SO2 exposure concentrations and the incidence of impaired lung function in Fuel Filling Stations (SPBU) attendants at Bandar Lampung City, Lampung Province. This study used a cross sectional design. Moreover, the instruments in this study used a questionnaire for interviews, a UV-Vis spectrophotometer to measure sulfur dioxide and spirometry to measure lung function. The populations of this study were all attendants working at 37 gas stations. In addition, the numbers of samples in this study were 125 respondents and the number of SO2 measurements was 30 samples. The result of the study based on the Multiple Logistic Regression test with continuous data shows a significant relationship between ambient air SO2 concentration and impaired lung function in Fuel Filling Stations (SPBU) in Bandar Lampung City, with a value of p = 0.058. Meanwhile, the results with categorical data shows that there is no significant relationship between ambient air SO2 concentration and impaired lung function in Fuel Filling Stations (SPBU) attendants in Bandar Lampung City with a value of p = 0.136 which is controlled by length of service, nutritional status and years of service. In addition, further research is needed regards to impaired lung function with other pollutant substances."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>