Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Human oral tongue cancer (SP-C1) is thought to be a high grade malignancy. Despite advances in surgery, radiotherapy, chemotherapy and combination therapy, prognosis and survival of patients with human tongue cancer have not significantly improved over the past several decades. Treatment options for recurrent or refractory tongue cancer are limited. Therefore, as a strategy for refractory cancer, anti-mitotic chemotherapy and its mechanisms are of considerable interest, including those using docetaxel hydrate for inducing maspin protein. In the current study, the mechanisms responsible for growth suppression and metastasis of SP-C1 by docetaxel hydrate through induction of maspin regulation were investigated. To evaluate in vitro cell proliferation and cell metastasis, MTT and out-growth assays were performed, respectively. Furthermore, the expression of maspin mediated by docetaxel hydrate was analysed by Western blotting. The results showed that treatment with 50 g/ml docetaxel hydrate significantly suppressed SP-C1 cell growth from day 1. Strong inhibition of metastasis of SP-C1 cells was also shown by treatment with 50 g/ml of docetaxel hydrate. Moreover, a significant induction of maspin regulation was detected in cells treated with 10 and 50 g/ml of docetaxel hydrate. However, the same protein level was
demonstrated in -tubulin expression. These findings suggest that
docetaxel hydrate may have potential for powerful anti-mitotic
chemotherapy through induction of maspin regulation."
[Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Journal of Dentistry Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek ekstrak etanol daun tanaman keladi tikus (typhonium flagelliforme lodd.) pada invasi sel kanker lidah manusia (SP-C1). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboraotris murni terhadap sel kanker lidah manusia (SP-C1) yang diberi perlakuan dengan ekstrak etanol daun keladi tikus. Biakan sel SP-C1 diinkubasikan dengan ekstrak etanol daun tanaman keladi tikus dalam berbagai konsentrasi 90, 25, 50, 75, 100, 125 ug/ml) selama 24 jam, sebagai kontrol negatif digunakan biakan sel SP-C1 dalam Rosswell Park Memorial Institute 1640 (RPMI-1640). Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui aktivitas invasi sel SP-C1 setelah diberi perlakuan ekstrak etanol daun tanaman keladi tikus menggunakan alat Boyden chamber. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan penurunan jumlah biakan sel SP-C1 secara signifikan terlihat pada perlakuan dengan ekstrak etanol daun keladi tkus konsentrasi 125 ug/ml dibandingkan kontrol maupun kelompok perlakuan. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun keladi tikus mempunyai pengaruh signifikan dalam menghambat invasi sel SP-C1."
610 MUM 10:2(2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfabri
"ABSTRAK
Pendahuluan : Docetaxel telah menunjukkan efek dalam pengobatan CRPC biladigunakan sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan kemoterapi lainnya.Banyak penelitian telah menunjukkan korelasi penurunan Prostate Specific Antigen PSA dengan kesintasan pasien CRPC yang mendapatkan terapi Docetaxel.Penelitian-penelitian sebelumnya juga menyatakan adanya korelasi antara volumeprostat, Gleason Score, dan insiden metastasis dengan nilai PSA. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis hubungan antara volume prostat, Gleason Score, danada tidaknya metastasis terhadap penurunan PSA sebagai prediktor respon padapasien CRPC yang mendapatkan Docetaxel.Metode : Penelitian analitik retrospektif dengan mengunakan data rekam medisRumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan yang dilaksanakan pada periode 1Januari 2016-31 Juli 2016. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruhpasien dengan penderita CRPC yang telah menjalani kemoterapi Docetaxelsebanyak 10 siklus. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dipaparkan denganvariabel independen Taksiran Besar Prostat, Skor Gleason, Status Metastase danvariabel dependen perubahan PSA .Hasil : Sebanyak 8 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang berusia rata-rata 65tahun dengan taksiran berat prostat 38,6 gram dengan skor gleason ge; 7 sebanyak 6orang 75 sedangkan

ABSTRACT
Introduction Docetaxel has shown efficacy in CRPC treatment as monotherapy or combination therapy. Previous research showed a correlation between prostat volume, Gleason score, and metastases with PSA value. This study aimed toanalyze the correlation between prostat volume, gleason score, and metastases withPSA value decrement as a response predictor in CRPC patients who receiveDocetaxel.Methods This is a retrospective analytic research, using data in medical recordsin RSU H. Adam Malik Medan, conducted on January 1 July 31 2016. Populationand samples in this research are patients with CRPC who already received 10 cyclesof Docetaxel chemotherapy. Patients that fulfilled the inclusion criteria areanalyzed with dependent and independent variables estimated prostate volume,Gleason Score, and metastatic status . Results Total of 8 patients who fulfilled inclusion criteria were averagely 65 yearsold, estimated prostate weight of 38.6 gram, and 6 people had Gleason score ge 7 75 and 2 people had Gleason score "
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Danil Yulian
"Karsinoma payudara (KPD) merupakan kanker terbanyak pada perempuan dan lebih dari 90% kematian akibat kanker diebabkan oleh adanya metastasis. Diperlukan terapi yang tidak hanya fokus pada proliferasi, tetapi juga fokus pada proses metastasis. Jalur Rho/ROCK diketahui memengaruhi invasi dan metastasis. Studi terbaru menunjukkan bahwa jalur Rho/ROCK berperan penting pada regulasi migrasi dan proliferasi sel, sehingga dapat dijadikan target terapi. Selain mereduksi biosintesis kolesterol melalui inhibisi 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase, statin juga mengurangi formasi isoprenoid intermediates yang diperlukan untuk mediasi pensinyalan melalui jalur Rho/ROCK. Statin diduga dapat menghambat jalur Rho/ROCK dan aman digunakan dalam jangka panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antimetastasis (migrasi dan proliferasi) simvastatin terhadap KPD melalui jalur Rho/ROCK. Penelitian ini merupakan uji intervensi perioperative "window", parallel unmatching, randomized, double-blinded, dan placebo-controlled yang berlangsung sejak November 2014 hingga Juli 2015. Sebanyak 30 pasien KPD diberikan terapi simvastatin 40 mg/hari dan plasebo selama 4-6 minggu lalu dilakukan mastektomi di RSCM, RSPAD Gatot Subroto, RS Persahabatan, dan RSUD Koja. Perubahan migrasi (indeks migrasi, aktivitas ROCK dan kadar mRNA RhoC, CXCR4, dan CD44) dan reduksi proliferasi (ekspresi Ki67) yang didapat dari jaringan biopsi dan mastektomi dievaluasi sebelum dan sesudah terapi. Kemudian karakteristik yang berbeda bermakna dianalisis juga hubungannya dengan kadar kolesterol darah, grade, status ER/PR, dan status HER-2. Simvastatin 40 mg/harimenurunkan indeks migrasi (p=0,006), aktivitas ROCK (p=0,002), kadar mRNA CXCR4 (p=0,045) dan ekspresi Ki67 (p<0,001) secara bermakna.
Terdapat tren penurunan kadar mRNA RhoC (p=0,163) dan CD44 (p=0,094). Penurunan aktivitas ROCK berhubungan dengan kolesterol tinggi (p=0,008), grade rendah (p=0,019) dan amplifikasi HER- 2 (p=0,009). Penurunan kadar mRNA CXCR4 berhubungan dengan kolesterol tinggi (p=0,024), ER/PR positif (p=0,013), dan amplifikasi HER-2 (p=0,018). Penurunan ekspresi Ki67 berhubungan dengan kolesterol tinggi (p=0,001), grade rendah (p=0,017) dan tinggi (p=0,018), HER-2 (p=0,002) dan negatif (p=0,034), serta ER/PR positif (p=0,007) dan negatif (p=0,042). Simvastatin dapat menginhibisi migrasi dan menyupresi proliferasi pada KPD melalui jalur Rho/ROCK, sehingga dapat digunakan sebagai terapi pencegahan metastasis kanker payudara.

Breast cancer is the most common cancer among women and more than 90% of cancer deaths are caused by metastasis. There is an urgent need for the development of therapeutic intervention specifically targeted to the metastatic process. The Rho/ROCK pathway is found to be involved in invasion and metastasis. Recent studies have revealed that the Rho/ROCK pathway plays a critical role in regulation of cancer cell migration and proliferation, making it a potential therapy target. Besides reducing cholesterol biosynthesis by inhibiting 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase, statins also decrease the formation of isoprenoids intermediates essential for mediating the Rho/ROCK signalling. Statin is thought to inhibit the Rho/ROCK pathway and is safe for long-term use.
This study aimed to determine the antimetastasis (migration and proliferation) effect of simvastatin on breast cancer through the Rho/ROCK pathway. In a parallel unmatching, randomized, double-blinded, placebo-controlled, perioperative "window" interventional trial conducted from November 2014 until July 2015, 30 breast cancer subjects were treated with simvastatin 40 mg/day or placebo for 4-6 weeks followed by mastectomy (n=15 in each arm) at Cipto Mangunkusumo Hospital, Gatot Subroto Army Hospital, Persahabatan Hospital and Koja Hospital. Changes in migration (migration index, ROCK activity, mRNA RhoC, CXCR4 and CD44 level) and proliferation (Ki67 expression) from biopsy and final surgical specimen were obtained before and after intervention. The relationships of significant factors with blood cholesterol level, grade, ER/PR and HER-2 status were analyzed.
Simvastatin 40 mg/d significantly reduced migration index (p = 0.006), ROCK activity (p = 0.002), mRNA CXCR4 level (p = 0.045) and reduced Ki67 expression (p < 0.001). Decreased was also observed for mRNA RhoC (p = 0.163) and CD44 level (p = 0.094). Reduced ROCK activity was related to high cholesterol level (p = 0.008), low grade (p = 0.019) and HER-2 amplification (p = 0.009). Reduced CXCR4 transcription was related to high cholesterol level (p = 0.024), positive ER/PR (p = 0.013) and HER-2 amplification (p = 0.018). Ki67 expression was related to high cholesterol level (p = 0.001), low (p = 0.017) and high grade (p= 0.018), with (p = 0.002) and without HER-2 amplification (p = 0.034), and positive (p = 0.007) and negative (p = 0.042) ER/PR status. Simvastatin inhibits the migration and proliferation in breast cancer through Rho/ROCK pathway, hence holds a promising potential as prophylaxis for breast cancer metastasis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Chaerunnisa
"ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi Early Childhood Caries (ECC) anak usia 3-5 tahun masih tinggi. Lidah merupakan sumber bakteri terbesar pada rongga mulut. Oral Veillonella merupakan bakteri yang berhubungan dengan karies. Tujuan: Menganalisis keberadaan dan perbandingan kuantitas Oral Veillonella pada plak lidah anak usia 3-5 tahun kategori risiko karies rendah dan tinggi. Metode: Sampel plak lidah diekstraksi DNA dan dikuantifikasi dengan Real-Time PCR. Hasil: Tidak terdapat perbedaan kuantitas Oral Veillonella yang signifikan pada plak lidah subjek kategori risiko karies rendah dan tinggi (p>0,05). Kesimpulan: Kuantitas Oral Veillonella pada plak lidah kategori risiko karies tinggi lebih banyak dibandingkan dengan kategori risiko karies rendah.

ABSTRACT
Background:The prevalence of Early Childhood Caries (ECC) among 3-5 years old children is still high. Tongue is the biggest bacterial source in mouth. Oral Veillonella is bacteria that associate with dental caries. Objectives: Analyze the presence and comparison of Oral Veillonella quantity on the tongue plaque among 3-5 years old children with low and high caries risk category. Methods: The tongue plaque DNA are extracted and quantified by Real-Time PCR. Results: There was no significant difference of Oral Veillonella quantity between low and high caries risk category (p>0,05). Conclusion: Quantity of Oral Veillonella on the tongue plaque‟s with high caries risk is more than low caries risk."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Kirana Widowati
"Tumor lidah merupakan pertumbuhan sel kanker rongga mulut yang menjangkit pada jaringan lidah yang ditandai sehingga merusak fungsi lidah. Tanda gejala kanker lidah ditunjukkan dengan status kesehatan oral yang memburuk dimana timbul benjolan di lidah, sariawan yang disertai dengan sakit tenggorokan kronik, kehilangan fungsi menelan, serta muncul bercak warna merah atau putih pada lidah. Salah satu intervensi keperawatan mandiri berbasis bukti dalam meningkatakn status kesehatan oral pada pasien kanker lidah yaitu melakukan kebersihan mulut dengan kumur larutan teh hijau. Teh hijau berasal dari tanaman Camellia sinensis yang diketahui mengandung polifenol & katekin yang memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, antitumor, dan antimikroba untuk mengendalikan kerusakan mulut, periodontitis kronis, karies gigi, dan kanker mulut. Berkumur dengan secara rutin dengan teh hijau telah terbukti dapat meningkatkan serta mempertahankan status kesehatan mulut pada pasien kanker rongga mulut.

Tongue tumors are the growth of oral cancer cells that infect the tongue tissue, thereby damaging the function of the tongue. Symptoms of tongue cancer are indicated by worsening oral health status where lumps appear on the tongue, mucositis accompanied by chronic sore throat, dysphagia, and red or white spots appearing on the tongue. Nurisng intervention based on evidance to improve oral health status in tongue cancer patients is carrying out oral hygiene by gargling with green tea solution. Green tea comes from the Camellia sinensis plant which is known to contain polyphenols & catechins which have antioxidant, anti-inflammatory, antitumor and antimicrobial to control oral decay, chronic periodontitis, dental caries and oral cancer. Routine gargling with green tea has been proven to improve and maintain oral health status in oral cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Elisabeth
"Penelitian ini fokus pada fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis dan hairy tongue. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi dan distribusi dari lesi tersebut berdasarkan usia dan jenis kelamin pada 312 pasien yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Studi ini merupakan survei epidemiologi deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Data diperoleh melalui pemeriksaan klinis dan wawancara. Fissure tongue merupakan lesi yang paling sering ditemukan (46,5%) diikuti geographic tongue (3,2%), median rhomboid glossitis (1,3%) dan hairy tongue (1,3%). Semua lesi tersebut ditemukan lebih sering pada pasien pria. Fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis dan hairy tongue memiliki prevalensi paling tinggi pada kelompok usia 61-68 tahun, 5-12 tahun, 53-60 tahun dan 13-20 tahun, secara berurutan.

This study is focused on fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis and hairy tongue. The purpose of this study is to determine the prevalence and distribution of these lesions according to age and gender in 312 patients who visited University of Indonesia dental hospital. This study has been done by cross sectional descriptive epidemiological survey. The data were collected by clinical examination and interview. Fissure tongue was observed most frequently (46.5%) followed by geographic tongue (3.2%), median rhomboid glossitis (1.3%) and hairy tongue (1.3%). All of these lesions are more common in male patients. Fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, and hairy tongue had the highest prevalence in 61-68 years old, 5-12 years old, 53-60 years old, 13-20 years old, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Harmen
"ABSTRACT
Latar Belakang: Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Indonesia, kanker kolorektal menyerang kelompok usia produktif. Tanaman Phaleria macrocarpa diketahui mampu menghambat pertumbuhan kanker. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap ekspresi iNOS pada sel kanker kolorektal HCT 116. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian in-vitro yang menggunakan cell-line kanker kolorektal HCT 116 yang diberikan ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dalam 3 dosis yaitu dosis kecil (50 ppm), dosis sedang (100 ppm) dan dosis besar (200 ppm) dibandingkan dengan sel kanker kolorektal tanpa pemberian ekstrak sebagai kontrol negatif. Sel yang telah diberi perlakuan kemudian diwarnai dengan pewarnaan imunositokimia dengan antibodi anti-iNOS dan diukur ekspresi iNOS-nya dengan menggunkan H-Score dan dianalisis dengan menggunakan uji One-Way ANOVA dan Post-Hoc Bonferroni. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan uji skrinning fitokimia terhadap ekstrak yang digunkaan. Hasil: Ekspresi protein iNOS tertinggi yang diukur dengan H-Score pada penelitian ini ditemukan pada kontrol negatif (234,88). Pemberian ekstrak etanol batang mahkota dewa dengan dosis besar terbukti menurunkan H-Score sebesar 23,5% menjadi 179,67 dengan p=0,00. Pada Uji Post-Hoc didapatkan perbedaan bermakna baru terihat pada pemberian ekstrak dengan dosis yang besar (200 ppm). Pada uji skrinning fitokimia dapat ditemukan ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) positif mengandung tanin, flavonoid, glikosida, dan triterpenoid Kesimpulan: Ekstrak etanol batang mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat menurunkan ekspresi protein iNOS pada sel kanker kolorektal HCT 116.

ABSTRACT
Background: Colorectal cancer is one of the leading cause of death in the world. In Indonesia, colorectal cancer commonly found in productive group. Phaleria macrocarpa is known for its effect to inhibit the growth of cancer. Therefore, further research is needed to understand the effect of ethanolic extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) bark on expression of iNOS in colorectal cancer HCT 116 cell ine. Methods: This experiment is done in in-vitro setting using colorectal cancer cell line HCT 116 which are given ethanolic extract of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) bark in 3 different dosages which are 50 ppm; 100 ppm; and 200 ppm. The specimen is stained with immunocytochemistry staining with anti-iNOS antibody. The expression of iNOS is measured using H-Score and compared with control negative. The result of H-Score will be analyzed using One-Way ANOVA test followed by Post-Hoc Bonferroni Test. This experiment is also completed with phytochemistry screening test of the ethanol extract of Mahkota Dewa Bark (Phaleria macrocarpa) .
Result: Highest expression of iNOS is seen in the control negative group (234,88). Administration of ethanol extract of mahkota dewa bark (Phaleria macrocarpa) in 200 ppm dose significantly decrease the H-score by 23,5% to 179,67 with p=0,00. In Post-Hoc test, significantly different H-Score is only seen in 200 ppm group. In phytochemistry screening test, the ethanol extract of mahkota dewa bark (Phaleria macrocarpa) is positive for tannin, flavonoid, glycoside, and triterpenoid. Conclusion: Administration of ethanol extract of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) bark can decrease the expression of iNOS in colorectal cancer HCT 116 cell line.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Erlia Anggrainy
"Latar Belakang: Penurunan sensitivitas hingga resistensi terhadap tamoksifen sering terjadi dalam pengobatan kanker payudara jangka panjang. Salah satu penyebab utamanya adalah peningkatan ekspresi transporter efluks P-glikoprotein (P-gp) dan Breast Cancer Resistance Protein (BCRP). Kurkumin diketahui sebagai penghambat P-gp dan BCRP. Pemberian kurkumin pada sel yang telah menurun sensitivitasnya terhadap tamoksifen diharapkan mampu meningkatkan sensitivitas sel kanker payudara terhadap tamoksifen melalui penghambatan kedua transporter tersebut.
Metode: Sel MCF-7 dipaparkan tamoksifen 1 µM selama 10 pasasi (sel MCF-7(T)), kemudian dianalisis perubahan sensitivitas sel terhadap tamoksifen melalui viabilitas sel dan ekspresi mRNA P-gp dan BCRP. Pada sel MCF-7(T), kurkumin diberikan dalam dosis 5, 10, dan 20 µM dengan atau tanpa tamoksifen selama 5 hari dan dianalisis viabilitas sel dan ekspresi mRNA P-gp dan BCRP pada hari ke-2 dan 5. Sebagai kontrol positif, verapamil 50 µM digunakan sebagai penghambat P-gp, ritonavir 15 µM dan nelfinavir 15 µM sebagai penghambat BCRP.
Hasil: Setelah diberikan tamoksifen 1 µM selama 10 pasasi (44 hari), sel MCF-7(T) menurun sensitivitasnya terhadap tamoksifen yang dibuktikan dengan terjadinya pergeseran CC50 sebesar 32,08 kali, peningkatan viabilitas sel sebesar 106,4%, dan peningkatan ekspresi mRNA P-gp dan BCRP sebesar 10,82 kali dan 4,04 kali. Pemberian kurkumin dengan atau tanpa tamoksifen selama 5 hari dapat menurunkan viabilitas sel dan ekspresi mRNA P-gp dan BCRP (p < 0,05).
Kesimpulan: Kurkumin meningkatkan sensitivitas sel MCF-7(T) terhadap tamoksifen yang ditandai dengan penurunan viabilitas sel dan ekspresi mRNA P-gp dan BCRP. Peningkatan sensitivitas tersebut diduga terjadi melalui penghambatan ekspresi mRNA P-gp dan BCRP oleh kurkumin.

Background: Decrease of sensitivity or resistance to tamoxifen occurs after long-term treatment in breast cancer. One of the major factor in tamoxifen resistance is overexpression of efflux transporter P-glycoprotein (P-gp) and Breast Cancer Resistance Protein (BCRP). Curcumin has been known as inhibitor of P-gp and BCRP. The addition of curcumin to tamoxifen resistant cells is expected to increase the sensitivity of breast cancer cells to tamoxifen.
Methods: MCF-7 breast cancer cell line was exposed with tamoxifen 1 µM for 10 passage (MCF-7(T)), then cell viability and mRNA expression of P-gp and BCRP were analyzed. To the MCF-7(T) cells, curcumin of 5, 10, dan 20 µM with or without tamoxifen was given for 5 days and cell viability and mRNA expression of P-gp and BCRP were analyzed on day 2 and 5. As positive control, verapamil 50 µM was used as P-gp inhibitor, ritonavir 15 µM and nelfinavir 15 µM were used as BCRP inhibitor.
Results: The administration of tamoxifen 1 µM for 10 passage (44 days), caused a decreased of MCF-7(T) cells sensitivity to the drug, with 32,08 times reduction in CC50 towards tamoxifen, increased of cell viability of 106,4%, and increased mRNA expression of P-gp and BCRP mRNA of 10,82 and 4,04 fold, respectively. The administration of curcumin with or without tamoxifen for 5 days reduced cell viability and the mRNA expression of P-gp mRNA and BCRP (p < 0,05).
Conclusion: Curcumin increased MCF-7(T) sensitivity to tamoxifen, characterized by decreased of cell viability and mRNA expression of P-gp and BCRP. Increased of sensitivity was estimated at least in part through inhibition of P-gp and BCRP mRNA expression by curcumin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bajuadji
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker payudara sampai saat ini memiliki insiden dan prevalensi yangtertinggi dalam diantara penyakit kanker pada perempuan. Lokasi tersering metastasis kanker payudara adalah tulang dimana memiliki overall survival yang baik yang berakibat padapengeluaran biaya yang tinggi dibandingkan dengan metastasis organ viseral. CXCR4 dan RANK diketahui memiliki peran dalam homing sel kanker ke tulang.Dibandingkan dengan biomarker-biomarker yang lain, CXCR4 dan RANK berada padakaskade paling awal dari proses metastasis tulang. Aksis CXCR4 dengan SDF-1 sebagailigannya merupakan pengaturan utama dalam trafficking sel pada beberapa sel punca tubuhmanusia. Aksis RANK/RANKL/OPG mengontrol proses osteoklastogenesis dan resorpsitulang. Dari berbagai studi didapatkan CXCR4 dan RANK diekspresikan tinggi pada kankerpayudara dan berkaitan dengan metastasis tulang. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kombinasi ekspresi protein CXCR4 danRANK sebagai faktor prediktor metastasis tulang pada kanker payudara. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah case control, analitik, dengan observasional,untuk diagnostik dan prognostik. Penelitian ini dilakukan pada penderita kanker payudarastadium I-IV dengan jumlah sampel 58 pasien. Hasil Penelitian: Faktor Klinikopatologi stadium tumor, mempunyai hubungan yang signifikan terhadap ekspresi kombinasi CXCR4 dan RANK pada metastasis tulang padakasus kanker payudara. Pada penderita kanker payudara terdapat hubunngan yang signifikanantara nilai kombinasi ekspresi CXCR4 dan RANK tinggi dengan kejadian metastasis tulang. Kesimpulan: Faktor Klinikopatologi stadium tumor mempunyai hubungan yang signifikanterhadap ekspresi kombinasi CXCR4 dan RANK pada metastasis tulang pada kasus kankerpayudara. Kombinasi CXCR4 dan RANK dapat digunakan sebagai alat prediktor diagnostikuntuk mengetahui status metastasis tulang kanker payudara, sehingga dapat diberikan terapiawal yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan menekan biaya kesehatan di kemudianhari.

ABSTRACT<>br>
Background Until recently, breast cancer has the highest prevalence and incidence offemale cancer. Breast cancer often metastasised to bone, which have better overall survival but consume more health cost than visceral metastasis. CXCR4 and RANK have been known for it's role in cancer cell homing to bone. Instead ofother biomarkers of bone metastasis, CXCR4 and RANK act in the early cascade of bonemetastasis process. CXCR4 SDF 1 axis plays a great role in cell trafficking of many types ofhuman stem cell. RANK RANKL OPG axis mediates osteoclastogenesis and boneresorption. In several studies, CXCR4 and RANK are highly expressed in breast cancer andcorrelate with bone metastasisAim To establish the combination, CXCR4 and RANK are highly expressed in breast cancer and correlate with bone metastasisMethods Case Control study, analytical, observational for prognostic and diagnostic byinvolving 58 patiens with stadium I,II,II,IV at breast cancer Result Clinic pathalogical factor, stadium had significant correlation with combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients. The High combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients had significant correlation with bone metastasis. Conclusion: Clinic pathalogical factor stadium tumor had significant correlation with combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients. The high Combination of CXCR4 and RANK expression can act as a predictor for bone metastasis inbreast cancer, so the patient can start early therapy which increase the quality of life andreduce treatment cost."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T58889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>