Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hemingway, Ernest, 1899-1961
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2016
813.54 HEM l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hemingway, Ernest, 1899-1961
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2009
813.54 HEM l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hemingway, Ernest, 1899-1961
Jakarta: Pustaka Jaya, 1976
813.54 HEM l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hemingway, Ernest, 1899-1961
Surabaya : Ecosystem, 2017
813.54 HEM o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hemingway, Ernest, 1899-1961
Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1961
813.54 HEM o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dono Indarto
"Dono Indarto. Perjalanan Simbolik Tokoh Santiago: Sebuah Analisis Mitologis/Arketipis Terhadap Novelet The Old Man and the Sea (Di bawah bimbingan Ibu Rani Winata, SS, MA, dan Ibu Dra. Myra Sidharta) Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Suatu hal yang menarik dari novelet The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway ialah bahwa karya ini dapat dibaca dalam tataran simbolik. Berbagai unsur cerita, yakni tokoh, latar, dan alur mempunyai asosiasi simbolik khusus yang membentuk motif utama cerita, yakni perjalanan yang dilakukan tokoh utama Santiago. Ditinjau menurut jenis perlambangannya (yakni arketipis), unsur_-unsur tersebut memperlihatkan bahwa perjalanan simbolik yang dilakukan oleh tokoh utama Santiago merupakan suatu perjalanan batin ke dalam diri tokoh itu. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan bahwa perjalanan tokoh Santiago merupakan sebuah motif arketipis, yaitu proses psikologis transendensi yang dilewati tokoh itu. Proses transendensi yang merupakan upaya untuk mengaktifkan arketipe sentral Self ini dilakukan Santiago untuk menyembuhkan krisis masa tua yang tengah dialaminya. Dengan menggunakan pendekatan mitologis/arketipis yang berdasar pada teori ketidaksadaraan kolektif, khususnya konsep arketipe Jung untuk meneliti asosiasi lambang, saya berusaha memperlihatkan bahwa jenis tokoh, latar, dan alur dalam novelet ini merupakan arketipe-_arketipe yang mendukung pembentukan motif utama perjalanan simbolik Santiago. Hal ini juga saya lakukan dengan menganalogikan unsur-unsur tersebut dengan sejumlah mite serta karya sastra lainnya. Dari hasil analisis saya sampai pada kesimpulan bahwa tokoh Santiago melakukan transendensi ke dalam wilayah _ketidaksadaran kolektifnya guna memperoleh energi psikis Self yang berguna bagi penyembuhan krisisnya. la berhasil dalam pencarian ini dan kembali dalam keadaan sembuh dan harmonis dengan dirinya maupun lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hewett, Dorothy, 1923-2002
Sydney: Currency Press, 1976
822 HEW o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Artauli Ratna Menara
"Every writer through his works attempts at illus_trating his view of life as Well as his view of man. However, the writer's view differ from one another dependinL upon the social background as well as his experiences. That the work of an author is born out of his experiences, is not uncommon. The same applies to Ernest Hemingway who is considered as one of America's most famous writers and who has the ability to translate his experiences into a form of art recognized throughout the world.Hemingway is also quite possibly the most influ_ential writer of English prose in our century for in nearly every country where his work is known, it has been imitated and assimilated 1, for example in radio programs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S14181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Pustaka Jaya 1952
I 899.29 H 113
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapto
"Penelitian ini didorong oleh pengalaman saya bahwa penerjemahan adalah suatu kegiatan rekreatif yang menuntut usaha sangat keras dan kreatif untuk menemukan padanan optimal dalam teks sasaran (TSa) meski hal ini tidak selalu mudah. Persoalan yang dihadapi penerjemah merentang mulai dari perbedaan mekanisme gramatikal antara bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) sampai sistem kebahasaan yang lebih luas bahkan perkara yang pads dasarnya di luar bahasa. Pokok perhatian kajian ini adalah penerjemahan pemarkah kohesi (PK) yang merupakan bagian penting dalam pembentukan teks. PK adalah perangkat bahasa untuk mengikat bagian-bagian dalam teks agar menjadi satuan yang utuh sehingga penerjemahannya layak dicermati.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan (1) berbagai PK yang digunakan pengarang, (2) padanan yang digunakan oleh penerjemah, (3) pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan OMS ke LTL, dan (4) implikasi pergeseran itu. Untuk itu dipilihlah novel The Old Man and the Sea (OHMS) sebagai sumber data teks sumber (TSu) dan Lelaki Tua dan Laut (LTL) sebagai sumber data TSa. Lima jenis PK yakni:PK Pengacuan, Penyulihan, Pelesapan, Konjungsi, dan Leksikal diidentifikasi dari OMS dengan mengikuti metode identifikasi PK yang dikembangkan oleh Halliday dan Hasan. PK itu diklasifikasikan menurut jenis dan subjenisnya. Karena alasan fisibilitas, PK pengacuan dan PK leksikal dibatasi hanya yang berkaitan dengan tiga tokoh utama dalam cerita Santiago (TOM), Manolin (TB), the marlin (TF). Lebih lanjut, PK pengacuan yang dikaji hanya mencakupi PK pengacuan prononuna, dan PK leksikal kolokasi mencakupi kata-kata yang berkaitan langsung dengan ketiga tokoh utama tersebut. Data pemarkah kohesi dari teks sumber, OMS, dilacak terjemahannya di dalam teks sasaran, LTL. Butir terjemahan itu dipilah untuk mendapatkan terjernahan yang mengalami suatu pergeseran yaitu yang tidak berkorepondensi formal dengan unsur TSunya. Butir TSa yang bergeser itu dianalisis keadaan pergeserannya. Pergeseran dapat melibatkan bentuk terjemahan sebagai akibat dari digunakannya prosedur penerjemahan transposisi, atau dapat pula bersifat maknawi bila penerjemah menerapkan prosedur modulasi. Pergeseran akibat transposisi dapat dibedakan menjadi pergeseran aras dan kategori di mana yang terakhir ini dapat dibagi menjadi pergeseran struktur, kolas kata, satuan, dan sistem internal. Adapun pergeseran akibat modulasi dibedakan antara yang bersifat pergeseran sudut pandang dan cakupan makna. Pergeseran sudut pandang dirinci lagi menjadi perubahan negatif-positily aktif-pasif, dan fokus. Sedangkan pergeseran cakupan makna meliputi perubahan spesifik-generik, generikspesifik, dan perubahan yang bersifat pergantian.
Hasil analisis data menunjukkan penerjemahan PK pengacuan secara relatif paling banyak mengalami pergeseran makna dengan kecenderungan pelemahan kohesi karena penggunaan padanan bahasa sasaran yang lebih rendah keeksplisitannya daripada unsur bahasa sumbernya. Pada penerjemahan PK penyulihan dan pelesapan, tcrjadi kecenderungan peningkatan kohesi karena terjemahan melibatkan unsur leksikal yang lebih lengkap (verba utama). Sebaliknya, dalam penerjemahan PK banyak digunakan bentuk lesap yakni padanan tidak hadir secara eksplisit. Penerjemahan PK leksikal juga lebih banyak menggunakan padanan yang keeksplisitannya lebih rendah.

This research was stimulated by self-experience on translating which showed that translating was indeed a recreative effort in the sense that the translator should try hard to find the best translation equivalent ever available for every piece of the source language (SL) text. The problems faced by translators lie on a wide-overwhelming area covering grammatical and lexical differences and often including non-linguistic matters such as those of culture. This study focuses on the problems of translating cohesive items, i.e. linguistic elements that link parts in a text. Cohesive items, thus, play an important role for text unity that their translation needs a careful scrutiny.
This study aims at revealing (1) the cohesive items used by the author, (2) the items used by the translator as the translation of the cohesives, (3) the shifts that may happen in the translation of the cohesive items, and (4) the implication of the shifts. The novel The Old Man and the Sea (OMS) was taken as the main source of the source language data and its translation, Lelaki Tua dan Laut (LTL), of the target language (TL) data. The five cohesives were identified from OMS following the method developed by Halliday and Hasan. Further classification was done to the data to find their specifications. For some feasibility reasons, the reference and lexical cohesive items under investigation were restricted to those items related to the three main characters in the story, namely Santiago , Manolin, and the marlin. Moreover, the reference was only limited to the pronominal whereas the collocational lexical cahesives should only include those words that had direct association with the three main characters. Then, the SL data were traced to LTL to find their equivalents used by the translator in his translation These TL data were selected and classified to screen out those which underwent translation shifts of some kind, that is having no formal correspondence. It is the data of this quality that serve as the main data of this investigation. The translation shifts can be attributed to the translating procedure used by the translator. Transpositional procedure results in level shift and category shift, the latter of which is further divided into shifts of structure, class, unit, and internal system. Meanwhile, modulation procedure yields viewpoint shifts and semantic field shifts, both of them having a number of subdivisions.
The result of the data analysis shows a tendency of a weaker cohesion upon the translation of reference due to the use of TL items which in some respects less explicit Yet, the translation of substitution and ellipsis goes to the opposite direction, strengthen the cohesion. The reason seems to be that the TL tends to use more lexical items involving the main verb or noun head, just the elements under subsitution or ellipsis in the SL text. (in the other hand, the translation of conjunctions weakens the cohesion for the reason of the their absence in the TL text. Many of lexical cohesions are translated into TL equivalents with lower explicitness. The researcher fully realizes the complexity of textual cohesion and that this study touches only a little part of it. The intertextuality and the reader's background knowledge are among others to claim to play important roles in the integrity of a text. A similar but comprehensive study of this field would be warmly welcome to get a more exhaustive result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>