Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutjipto
"Tujuan artikel ini untuk mengkaji khasanah pengembangan diversifikasi kurikulum ditinjau dari domain desentralisasi pendidikan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pertama, dari sisi peraturan perundang-undangan yang berlaku terdapat ketentuan yang mengikat semua pihak bahwa daerah dimungkinkan dapat berperan dalam pengembangan diversifikasi kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan dan potensinya. Kedua, konten diversifikasi kurikulum dapat dimulai dari ide, perancangan, implementasi dan evaluasi kurikulum yang cakupannya mulai dari penataan struktur, pemilihan bahan kajian yang esensial baik secara utuh maupun merupakan penjabaran dari standar yang ada. Ketiga, dengan memandang bidang pekerjaan pengembangan diversifikasi kurikulum sebagai wilayah garapan yang tidak sederhana diperlukan tenaga pengembang yang profesional, yang berarti tim tidak mungkin bekerja sendiri agar tugas-tugas tim menjadi lebih memadai, efisien, dan efektif. Keempat, dari kesiapan sumber daya manusia daerah dianggap cukup berpengalaman dalam mengembangkan diversifikasi kurikulum. Kelima, bahwa diversifikasi kurikulum masih memerlukan beragam regulasi sebagai dasar bagi tim pengembang untuk melaksanakan tugasnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diversifikasi kurikulum merupakan kebijakan yang telah diberlakukan untuk mendorong keberagaman berkembang secara terus menerus tanpa menafikan tujuan pendidikan nasional."
Depok: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2015
370 JPK 21:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mudlofir
Jakarta: Rajawali, 2011
375.006 ALI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Sri Martini Meilanie
Jakarta: UNJ Press, 2024
370 SRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iklilah Muzayyanah Dini Fariyah
Depok: Universitas Indonesia. Program Pascasarjana , 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Rofiq
"Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bentuk peradaban, pela ksanaan pendidikan tidak terlepas dari penyiapan seseorang menjadi individu yang siap dalam menghadapi kehidupan yang harus dijalaninya. Dalam perkembangannya pelaksanaan pendidikan sudah memasuki rana dimana dibutuhkan proses perencanaan yang matang sehingga dapat menghasilkan keluaran pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan semacam ini lebih menitikberatkan pada proses formal yang diselenggarakan oleh lembaga resmi yang bernama sekolah dengan perencanaan yang matang, waktu yang teralokasikan dengan baik dan tempat serta situasi yang memungkinkan untuk dapat diselenggarakannya proses pendidikan secara baik dan berhasil dengan maksimal. Beberapa komponen dalam penyelenggaraan pendidikan harus dipersiapkan dengan baik dan terencana yang meliputi kurikulum, tenaga pengajar, siswa, dana, sarana prasarana pendidikan, media pengajaran, dan tenaga pembantu pendidikan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa faktor kendala mungkin ditemui dari komponen yang ada dimana pada akhirnya hal itu dapat mengurangi efektifitas dan menurunkan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum, tenaga pengajar, dan motivasi stake holder merupakan ketiga komponen yang perlu mendapat prioritas dalam penyiapan sebelum pendidikan diselenggarakan. Bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah untuk menyiapkan ketiga komponen diatas karena banyak keterkaitan faktor lainnya yang saling berpengaruh. Diyakini bahwa kurikulum, kemampuan guru dan motivasi memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Namun demikian perlu adanya penelitian yang bisa membuktikan keyakinan diatas. Hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, kemampuan atau kompetensi guru dan motivasinya diurai secara mendalam berdasarkan teori-teori yang ada untuk membuktikan sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam suatu proses pendidikan.
Hakekat dari pencapaian prestasi pendidikan membawa implikasi mendalam bagi yang bersangkutan sebagai individu dalam menjalani kehidupannya. Secara sosial kemasyarakatan, seseorang yang memiliki prestasi belajar yang baik tentunya akan lebih dibutuhkan karena memiliki sumberdaya manusia yang lebih tinggi dibanding individu yang tidak mempunyai kemampuan pengetahuan. Dengan semakin banyaknya individu yang berkualitas maka akan semakin baik dan kuat suatu bangsa dalam menghadapi tantangan dan persaingan internasional. Hal inilah yang dinamakan dengan Ketahanan Nasional suatu bangsa dibidang sumberdaya manusia. Dalam penelitian ini, meskipun data diperoleh dari hasil studi kasus disuatu daerah dan tidak bisa digeneralisasikan untuk digunakan semua daerah, namun diharapkan dapat memberikan masukan penting bagi pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan menengah sesuai data yang diperoleh.

Education is an integral part of human life. As a form of civiliszation, tehe implementation of education can not be separated from the preparation of someone to be an individual who is ready to face the real life. Since the implementation of educational development has entered the shutter which requires a well-considered planning process so it can produce education output that appropriate with the expected. This kind of education is more focused on the formal process conducted by official agencies named school with well considered planning, time allocated, the location and situation that allows for the convening of the educational practices can be prepared with good and planned include curriculum, faculty, students, funding, education infrastructure, teaching media, and education helper.
In practice, several factors might be encountered from existing components that ultimately can reduce the effectiveness and reduce the level of success of education provision. Curriculum, faculty, and motivation is the third component of stakeholder that need to be given priority in the preparation before the education was held. Not an easy task to prepare the three components above because they are interrelated with other factors that influence each other. It is believed that curriculum, theacher capability and motivation play as an important role in the success of the educational process. However research that could prove the belief is needed. Problems that relating to the curriculum, teacher skills and motivation or teacher's competence analysis in depth on the basis of existing theories to prove how far the influence to the student achievement educational process.
The nature of educational achievement provound implications for the person as an individual in living their lives. The social community, someone who has a good learning achievement would be more necessary because it has a higher human resources than individuals who had no ability knowlwdge. With the increasing number of individuals who are qualified, the better and stronger a nation in fascing the challenges and international competition. It called national people resilience in the human resources. In this study, although the data obtained from case studies and give some important input for the parties relating to the education, especially secondary education according to the data obtained.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29663
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eka Lutfiatun
"Abstrak
Sistem kurikulum pendidikan di sekolah mengintegrasikan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap aktifitas pembelajaran. Hal ini tentunya dapat menjadi bekal yang sangat berharga berupa nilai-nilai luhur yang akan sangat berguna ketika siswa benar-benar terjun ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa asing sangat erat kaitannya karena latar belakang bahasa asing yang dipelajari maupun siswa sebagai subjek belajar tentunya berbeda. Selain itu, kesulitan siswa dalam mempelajari materi membaca, khususnya analisis gramatika pun menjadi perhatian guru. Tidak hanya dalam kognitif saja, guru juga perlu memerhatikan aspek kecerdasan siswa yang berbeda, atau kecerdasan majemuk yang menuntut guru untuk memberikan perlakuan yang sesuai. Sehingga guru perlu menerapkan berbagai teknik pembelajaran yang dapat menggugah semangat siswa meskipun harus mempelajari materi bertingkat kesulitan tinggi. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan penggunaan media korpus linguistik berbasis web yang bernama The Quranic Arabic Corpus dan penerapan teknik pembelajaran Mission Walls. Penelitian ini menggunakan metode analisis kajian pustaka, dengan menganalisis beberapa karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian penggunaan media korpus linguistik dan penerapan Mission Walls dalam rangka penguatan pendidikan karakter dan kecerdasan majemuk. Hasilnya adalah pendidikan karakter dan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk menjadi penting dan integrasi web korpus dan Mission Walls dapat diterapkan. Keseluruhan Mission Walls mengandung 11 nilai karakter, yakni jujur dan rasa ingin tahu, toleransi, kerja keras, tanggung jawab, kreatif, dan demokratis, menghargai prestasi, komunikatif, dan gemar membaca. Kesimpulannya, sangat memungkinkan bagi guru untuk menggunakan media berbasis web, penerapan berbagai teknik pembelajaran inovatif dan megintegrasikannya dengan penguatan pendidikan karakter dan mengasah kecerdasan majemuk siswa.
"
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2018
371 TEKNODIK 22:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Saleh H F S
"Sekolah dengan kapasitasnya sebagai sebuah institusi sosial berfungsi sebagai agen sosialisasi dan sekaligus agen kontrol sosial. Dalam fungsinya tersebut misalnya membentuk perilaku seseorang, tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan pelajaran-pelajaran formal saja, diperlukan adanya perbuatan nyata, yang jika dalam lingkup sekolah bisa dicontoh melalui segala bentuk interaksi antara aktor-aktor di sekolah. Hal inilah yang dinamakan dengan kurikulum terselubung (hidden curriculum) yang sudah barang tentu terdapat di setiap sekolah. Seperti yang dilakukan oleh SMA Negeri "X" Jakarta yang mana salah satu visi-misi-tujuannya adalah ingin mewujudkan sikap/perilaku siswanya menjadi demokratis. Penelitian ini ingin mencoba melihat hubungan antara kurikulum terselubung terhadap pembentukan perilaku demokratis siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan kurikulum terselubung memiliki peranan/pengaruh dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pada siswa. Terdapat hubungan yang cukup/sedang dan arah yang positif antara variabel kurikulum terselubung dengan variabel perilaku demokratis siswa. Lebih jauh lagi, telah dibuktikan dalam penelitian ini tentang pentingnya penanaman nilai-nilai demokrasi melalui penerapan kurikulum terselubung yang cukup efektif.

School with it's capacity as a social institution has a function to become an agents of socialization and social control. Its function for example to form a person's behavior, not enough just to rely on any formal lessons, concrete action is needed, that if within the scope of the school can be emulated by all forms of interaction among actors in the school. This is called the hidden curriculum (hidden curriculum), which of course contained in each school. As performed by SMA Negeri "X" Jakarta where one of the vision-mission-goal is to establish the democratic attitude/behavior of students. This study try to see the relationship between the hidden curriculum to formation of student democratic behavior.
The results of this study empirically indicate that application of the hidden curriculum has a role/influence in internalize democratic values in students. There is a moderate relationship and positive direction between hidden curriculum variable with student's democratic behavior variable. Furthermore, it has been proved in this study on the importance of cultivation of democratic values through the application of the hidden curriculum is quite effective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Javierra
"ABSTRAK
Penelitian dilatar belakangi oleh terjadinya dualisme kurikulum yang saat ini
digunakan dalam pendidikan Indonesia. Terdapat sebagian besar sekolah yang
menggunakan KTSP 2006 dan sebagian sekolah yang menggunakan Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 disahkan di masa Mendikbud Moh.Nuh yang kemudian
diimplementasikan secara serentak pada tahun ajaran 2014/2015. Tiga bulan
setelah implemetasi serentak dilakukan, muncul hasil evaluasi Kurikulum 2013.
Kemudian terbitlah Permendikbud No.159/2014 Tentang Evaluasi Kurikulum
yang pada intinya menjelaskan bahwa evaluasi telah dilaksanakan sehingga
pedoman evaluasi pada Permendikbud No.81A/2013 tidak lagi berlaku. Pasca
peralihan jabatan, Mendikbud Anies Baswedan melihat keganjilan tersebut dan
menugaskan Tim Sebelas untuk meninjau Permendikbud No. 159/2014. Hasilnya
mengungkapkan bahwa evaluasi tersebut terburu-buru dan pelaksanaan
Kurikulum 2013 terkesan dipaksakan. Oleh sebab itulah diterbitkan
Permendikbud No.160/2014 tentang penundaan Kurikulum 2013.
Analisa kasus menggunakan konsep Evaluasi dalam Kebijakan Pendidikan Oleh
US Committee in Program Evaluation in Education Assembly yang menjelaskan
cara ideal melakukan evaluasi pada kebijakan yang menyangkut pendidikan.
Konsep Policy Development Framework oleh Meredith Edwards yang
memberikan pemaparan tahapan kebijakan publik yang detail dan pokok
pertanyaan dalam melakukan studi evaluasi. Penelitian berjenis eksplanatifanalisis
dan argumentative. Peneliti melakukan studi lapangan untuk
mengumpulkan informasi. Informasi diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak
terkait di lingkungan Kemendikbud, mencari dokumen terkait di Badan Penelitian
dan Pengembangan Kemendikbud, dan menambah informasi pendukung melalui
artikel berita di media massa.
Penelitian menemukan bahwa terdapat agenda politik yakni untuk membangun
warisan kinerja yang dilakukan baik oleh Mendikbud Moh. Nuh maupun
Mendikbud Anies Baswedan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dalam
proses kebijakan publik, tidak berlaku proses tahapan melainkan siklus. Sebab
masalah bisa jadi tidak dituliskan dalam hasil evaluasi tapi justru evaluasi itu
sendiri adalah awal masalah

ABSTRACT
The background research is the dualism curriculum which currently used in
Indonesian education. There is a majority of schools that use KTSP 2006 and
some schools use the Curriculum of 2013. Curriculum 2013 was ratified in the
Mendikbud Moh.Nuh period, then it is implemented simultaneously in the
academic year 2014/2015. Three months after the implementation is done
simultaneously, appeared evaluation results of Curriculum 2013. Then published
Permendikbud 159/2014 About the Curriculum Evaluation which basically
explains that the evaluation has been carried out so that the evaluation guidelines
on Permendikbud No.81A / 2013 are no longer valid. Post-transition office,
Education Minister Anies Baswedan identify those anomalies and assign Tim
Sebelas to review Permendikbud No. 159/2014. The results reveals that the
evaluation results on Permendikbud No.159/2014 was published in a rush and the
implementation of Curriculum 2013 somewhat forced to happened. That is why
Education Minister Anies Baswedan published Permendikbud 160/2014 about
the postponement of Curriculum 2013 implementation.
Analysis of this case are using the concept of Policy Evaluation in Education By
US Committee in Program Evaluation in Education Assembly which describes the
ideal way to evaluate the policies relating to education. The concept of Policy
Development Framework by Meredith Edwards which exposure stage of public
policy detail and basic questions within an evaluation study. The research is kind
of analytical-explanation and argumentative research. Researchers conducted a
field study to collect information. Information obtained from interviews with
stakeholders in Kemendikbud, seeking documents related Kemendikbud Research
and Development Agency, and add some supporting information through news
articles in the mass media. The study found that there is a political agenda which
is to build a legacy by both the Education Minister Moh. Noh and Education
Minister Anies Baswedan. The results of this study explains that in the process of
public policy, do not apply stages form but preferably use cycle form. Because the
problem may not be written in the results of the evaluation but rather be that
evaluation itself is the beginning of the problem"
2016
T46827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>