Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Competencies provide the individual with a map or indication of the behaviors that will be valued, recognized and in
some organizations rewarded. In this regard, organizations that have spent time and money to ensure that competencies
are successfully used, is expecting improvement in the assessment of job performance. In this regard, Spencer & Spencer,
(1993) says that competencies can be measured, and the results ofthe measurement can be used to plan training and
development programs, succession, career management, performance management, recruitment, selection, and
application of competency based compensation. .
Competencies should be assessed properly, and confidence with their use. Failure to do so may result in individuals
finding thattheir efforts remain largely ignored, worse, a waste of time, especially if they are later told that these
competencies are not required for their jobs. However, competencies are not immune to the difficulties encountered
with the more traditional measurement of job performance, as there are many aspects influence the successful of the
application of assessment.
This study evaluates the effectiveness of the competency assessment to individual development in a construction
company in Indonesia. The company has been applying Competency Based Human Resource Management (CBHRM)
since 2004. The previous methods to assess the competencies are using assessment center and competency assessment
questiormaire. However, the results of the study shows that there are many constraints in applying competencies model
successfully due to some reasons such as: the assessment process relies too heavily on managers? j udgment, and the -
managers and subordinates were hesitant to rate individual with his/her actual rating, the item of the assessment are not
cleared enough, validity ofthe instrument is still questionable, and the employees have not been given any feedback
regarding the results ofthe assessment. In order to overcome the constraints, the researchers used multi rater approach to
assess employees? competencies, and the results show that the big deficiencies between the actual and the expected in
some competencies."
[Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, ], 2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Globalization is everywhere; as a result, every organization should change according to the needs
and requirement of the environment. These changes also involved many types of organization
including Indonesian National Police. In this regard, designing OD interventions requires paying
careful attention to the needs and dynamics of the change situation and crafting a change
program that will be consistent with the previously described criteria of effective interventions.
From the preliminary studies showed that there are some issues that should be resolved namely:
organization effectiveness, and staffs development (individual effectiveness). The intervention
design was set up to implement the changes using Human Resource Management Intervention.
Many different approaches had been chosen by organization, in order to be able to manage their
human resources effectively. One of the approaches that often used by organizations is
Competency Based Human Resource Management (CBHRM). This paper will discuss about the
challenges of using CBHRM as a tool of Organization Development, in particular to analyze the
process and implementation of CBHRM in Indonesian National Police. From the results of the
assessment using from 551 policemen, using assessment tools of Interview, Observation, Paper
and pencil test, Group Discussion, In-Tray/In-Basket, it show that all aspects of Assessment
Process still need to be enhanced namely: Standardization of Qualifications of the Assessors,
Assessment Process, Establishing Full Model of CBHRM, and Feedback and Follow up
programs."
[Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, ], 2011
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Kompetensi sebagai salah satu unsur penentu upaya peningkatan kinerja perusahaan dan penyediaan tenaga kerja yang memberikan perspektid yang lebih tajam dan spesifik terhadap pekeraja dan pekerjaaannya. Dengan berbagai manfaat yang diberikan kepada berbagai pihak, aplikasi kompetensi dapat dilakukan pada berbagai kegiatan kerja di perusahaan. Penentuan target kinerja, penetapan job requirement dan job qualification harus lebih jelas dan terinci baik tugas, tingkat kualifikasi, maupun tingkat kompetensinya."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (02) Februari 2003: 35-41,
MUIN-XXXII-02-Feb2003-35
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soelistyorini Wahyudi
"Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya mengatasi persoalan yang dikeluhkan manajemen sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak dan gas bumi. Perusahaan tersebut telah beroperasi sejak tahun 1980-an. Usia rata-rata sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya diatas 45 tahun, mendckati usia pensiun, dengan kompetensi dibawah standar yang diharapkan. Sebagian besar tidak dapat mencapai Tingkat Pelayanan (Service Level yang ditargetkan.
Pada saat ini, perusahaan tersebut sedang menghadapi tuntutan persaingan bisnis yang sangat ketat, terutama dalam persaingan menekan lajunya biaya produksi. Apabila biaya produksi tidak dapat ditekan, maka perusahaan ini di dunia bisnis internasional akan dinilai sebagai perusahaan yang tidak efektif dan efisien, dan akan mempengaruhi nilai saham (value) perusahaan.
Masalah yang dihadapi perusahaan adalah, tren produksi menurun, akibamya revenue juga turun, sementara biaya operasi cenderung meningkat, diantaranya disebabkan pembiayaan sumur-sumur yang sudah tua, dan biaya sumber daya manusia yang terus meningkat.
Sementara itu, perusahaan telah mencanangkan strategi bisnisnya, diantaranya adalah:
(1) Mengelola biaya secara efektif; (2) Meningkatkan efisiensi di segala bidang; (3) Memaksimalkan produksi dan revenue dan (4) Memaksimalkan cash flow dan value.
Oleh karena biaya operasi dari unsur pembiayaan sumur-sumur tua tidak dapat dihindarkan atau dikurangi lagi, maka demi mengelola biaya secara efektif, penekanan biaya operasi harus diusahakan dari biaya SDM-nya yang saat ini menyerap hampir 30% dari biaya operasi. Saat ini perusahaan memerlukan SDM dengan jumlah yang sesuai dengan hasil produksi (tidak sebanyak saat ini), namun semua SDM harus memenuhi harapan kompetensi sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan minyak dan gas bumi lainnya diseluruh dunia.
Untuk tujuan di atas, Serta memaksimalkan Cash-flow dan revenue, maka kompetensi prioritas yang menjadi pemikiran penulis untuk segera dibenahi demi tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja adalah kompetensi dari karyawan yang disebut Contract/Procurement officers dimana mereka bertugas melakukan proses pengadaan barang/jasa. Alasan dan pertimbangannya adalah sebagai berikut:
0 30% biaya operasi untuk membiayai SDM yang kurang produktif;
0 70% biaya operasi pemsahaan (1 $90Juta) dibelanjakan untuk pengadaan barang dan jasa;
Berdasarkan butir-butir diatas, perlu dibuat HR Planning yang efektif dan eiisien dengan meningkatkan kompetensi karyawan, dengan memprioritas Contracr/Procurement Officer yang mcmproscs pcngadaan barang dan jasa. Dengan meningkatnya kompetensi para Contract/Procurement Officers, maka mereka diharapkan dapat mencapai Service Level yang ditargetkan, diantaranya menghasilkan penghematan dibidang pembelian sekitar 52.5 juta/tahun.
Untuk itu rekomendasi penulis adalah perlu segera disusun Model Kompetensi Coutract/Procurement Officer yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan rekrutmen Contract/Procurement Officer baru, serta memberikan pelatihan
bagi karyawan yang masih mempunyai kompetensi untuk ditingkatkan melalui pelatihan, serta untuk mengukur kinerja mereka."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Rahmi P.
"Saat ini, departemen HR memiliki peran yang lebih konsultatif dalam mengelola karyawan di dalam organisasi. Fungsi Depanemen HR di PT. AI selain sebagai tim pendukung juga sebagai agen penxbahan sekaligus partner strategis yang bcrperan sebagai pendorong kemajuan karyawan dan organisasi. Program I-IR yang dijalankan merupakan strategi pengelolaan SDM untuk jangka panjang agar dapat menghadapi perubahan dari waktu ke waktu. Tim di dalamnya dituntut memiliki kompetensi yang sesuai untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya agar program kegiatan HR secara menyeluruh dapat dijalankan dengan baik.
Sebagai agen perusahaan, hal ini diperlukan agar mereka bisa melalcukan perbaikan dan perubahan diri sendiri terlebih dahulu sebelum berperan pada perubahan secara Iuas bagi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengembangkan model kompetensi untuk Departemen HR PT. A1 dan melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan untuk mengetahui profil kompetensi karyawan sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan kompetensinya.
Dalam menyusun kompetensi, digunakan teknik behavioral event interview (BEI) untuk mengetahui critical incident terkait mengenai pekerjaan yang dilakukan. Dari penyusunan model kompetensi, diperoleh 10 sq# competency yaitu Anabttical Thinking Planning Organizing & Monitoring, Decision Making, Initiative, Building T mst, Customer Focus, Follow and Develop S OP, Communication Skill, 1nterpersonalSkilL dan Strategic & Business Acumen.
Sedangkan dari sisi keahlian teknis mengenai HR diperoleh 8 keahlian teknis yaitu Conqnensation & Benefit, HR Information System, HR Strategic Management, Industrial Relation, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, dan Training & Development. Model kompctcnsi dilengkapi dengan tingkat kepentingan dan standar minimum tingkat kemahiran kompetensi untuk setiap jabatan.
Pengukuran kompetensi dilakukan menggunakan indikator perilalcu yang telah disusun dalam model kompetensi. Metode skala rating menggunakan multi-rater dipilih dalam melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan.

Currently, HR department have a more consultative role in managing employees in the organization. HR Department on PT. A1 not only functions as a support team, but also as agents of change and strategic partners for organization that contribute on employee and organizational development. HR programs have a role as a human resources management strategy for the long term. HR team are expected to have competencies that required to iiilfill they roles and responsibilities, so they can perform well in running all HR programs. Also, as agent of change, they need to improve and change their self before involved on the widespread changes to the organization. Based on that reason, this study develops a competency model for HR Department in PT. AI. This study also conduct employee’s competency assessment to know individual competency profiles so could identified competency gaps of employees.
In developing competency model, behavioral event interview technique (BEI) used to determine critical incident related to the job to identifying competencies. This competency model resulting 10 soft competencies, Anabftical Drinking, Planning Organizing & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOP, Communication Skill, Interpersonal Skill and Strategic & Business Acumen. It also obtain 8 technical skill, Compensation & Benefits, HR Information System, Strategic HR Management, Industrial Relations, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, and Training & Development. Also, competency model included with an important level and minimum requirement of proficiency level in each competency for all position.
Competency assessment conducted using behavioral indicators that are contained in the competency model. A multi-rater scale method is selected to employee’s competency assessment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Refriani Pebria
"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak dokter dan petugas kesehatan lainnya memilih untuk bekerja di industri kecantikan estetika. Berdasarkan data Statista, (2021) pasar kecantikan dan perawatan tubuh di Indonesia pada tahun 2021 akan mencapai 7,46 miliar USD dan diperkirakan akan tumbuh meningkat menjadi 7,25% pada tahun 2023. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi tenaga kesehatan bekerja di klinik kecantikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner menggunakan skala Likert 5 poin. Dengan menggunakan teknik SEM, diperoleh sampel sebanyak 237 tenaga kesehatan yang bekerja di klinik kecantikan. Temuan menunjukkan bahwa praktik manajemen SDM dan working atmosphere secara positif dan signifikan memengaruhi kepuasan kerja dan pada akhirnya meningkatkan niat mereka untuk tetap tinggal. Dengan demikian, kepuasan kerja berperan dalam memediasi pengaruh praktik manajemen sumber daya manusia terhadap niat untuk tetap tinggal. Studi ini menyiratkan bahwa organisasi kesehatan harus lebih memerhatikan praktik manajemen sumber daya manusia dan suasana kerja untuk meningkatkan kepuasan kerja petugas kesehatan sehingga mempengaruhi niat untuk tinggal. Selain itu, praktik manajemen SDM dan lingkungan kerja yang efisien dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan meminimalkan kesalahan pengobatan.

In recent years, many doctors and other healthcare workers choose to work in the aesthetic beauty industry. Based on data from Statista, (2021) the beauty and body care market in Indonesia in 2021 will reach 7.46 billion USD and is expected to grow to increase to 7.25% in 2023. Therefore, it is important to identify the factors that can influence healthcare workers can work in a beauty clinic. This study used a quantitative research method by distributing questionnaires using a 5-point Likert scale. Using the SEM (Structural Equation Modelling) technique, a sample of 237 healthcare workers who worked in beauty clinics was obtained. The findings showed that HR management practices and working atmosphere positively and significantly affect job satisfaction and ultimately increase their intention to stay. Thus, job satisfaction plays a role in mediating the effect of human resource management practices on the intention to stay. This study implies that healthcare organizations should pay more attention to human resource management practices and working atmosphere to increase the job satisfaction of healthcare workers thereby influencing the intention to stay. In addition, HR management practices and an efficient work environment can improve the quality of health services and minimize treatment errors"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Nuranya Liriany
"Kereta modern secara umum memiliki karakteristik yang lebih unggul dibandingkan kereta konvensional. Beberapa tahun terakhir, telah beroperasi kereta berteknologi modern seperti MRT serta pembangunan LRT dan HSR. Dengan pesatnya perkembangan teknologi perkeretaapian tersebut, maka diperlukan peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) dalam pengoperasian perkeretaapian modern agar tetap memiliki daya saing. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis standar kompetensi sumber daya manusia pada pengoperasian kereta api sesuai dengan regulasi saat ini, menganalisis kebutuhan standar kompetensi sumber daya manusia dalam pengoperasian kereta modern, serta menganalisis kesiapan regulator dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi untuk menangani pengoperasian kereta modern. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi prinsip dari Work Breakdown Structure (WBS), gap analysis, benchmarking, dan Analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) standar kompetensi SDM pada pengoperasian kereta api sesuai dengan regulasi saat ini dalam bentuk WBS Dasar, (2) terdapat tambahan fungsi dasar (unit kompetensi) untuk setiap fungsi utama yang mencakup aspek keselamatan, TIK, dan budaya kerja, sehingga menghasilkan kebutuhan standar kompetensi sumber daya manusia dalam pengoperasian kereta modern yang dibuat dalam bentuk WBS Pengembangan, serta (3) analisis SWOT menunjukkan upaya penyiapan sumber daya manusia yang menangani pengoperasian kereta modern cukup kuat secara internal dan memiliki banyak peluang dari pihak eksternal. Peluang terbesar berasal dari adanya kebutuhan dari pihak operator dan industri terhadap SDM untuk perkeretaapian modern. Kekuatan yang ada dari sisi diklat adalah jumlah SDM regulator, kompetensi SDM regulator, anggaran diklat, proses belajar mengajar, dan sistem supply-demand SDM. Sebagian besar unsur input-process-output-outcome dari balai diklat yang teridentifikasi pada penelitian ini merupakan kelemahan dari regulator. Kelemahan terbesar yang dialami adalah kualitas sarana dan prasarana diklat untuk mendidik SDM perkeretaapian modern yang belum memadai. Kapasitas sarana dan prasarana diklat, kurikulum dan silabus diklat, serta jumlah dan kecukupan kompetensi dari SDM instruktur terkait perkeretaapian modern pun masih menjadi kelemahan. Kelemahan utama dari sisi regulasi berasal dari belum siapnya SKKNI untuk mengatur standar kompetensi SDM perkeretaapian modern.

Modern trains generally have characteristics that are superior to conventional trains. In recent years, modern trains such as the MRT have been operating as well as the construction of the LRT and HSR. With the rapid development of railway technology, it is necessary to increase the skills of human resources (HR) in the operation of modern railways to remain competitive. The purpose of this study is to analyze the competency standards of human resources in train operations in accordance with current regulations, analyze the need for human resource competency standards in operating trains on modern trains, and analyze the readiness of regulators in preparing competent human resources to handle the operation of modern train. The research method used in this study adopts the principles of Work Breakdown Structure (WBS), gap analysis, benchmarking, and SWOT analysis. The results of this study are: (1) HR competency standards in train operations are in accordance with current regulations in the form of Basic WBS, (2) there are additional basic functions (competency units) for each main function which include aspects of safety, ICT, and work culture, resulting in the need for competency standards for human resources in the operation of modern trains made in the form of WBS Development, and (3) SWOT analysis shows that efforts to prepare human resources to handle modern train operations are quite strong internally and have many opportunities from external parties. The biggest opportunity comes from the need from operators and industry for human resources for modern railways. The strengths that exist from the education and training side are the number of regulatory HR, regulatory HR competencies, training budgets, teaching and learning processes, and the HR supply-demand system. Most of the input-process-output-outcome elements identified in this research are the weaknesses of the regulator. The biggest weakness experienced is the inadequate quality of training facilities and infrastructure to educate human resources for modern railways. The capacity of training facilities and infrastructure, training curriculum and syllabus, as well as the number and adequacy of the competence of human resource instructors related to modern railways, are still weaknesses. The main weakness in terms of regulation stems from the unpreparedness of SKKNI to regulate competency standards of modern railway human resources."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph Kea Embu
"Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi merupakan penerapan dari manajemen SDM menghubungkan model kompetensi dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan dalam organisasi. Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas manajemen SDM berbasis kompetensi menurut perspektif perawat manajer lini pertama di Rumah Sakit (RS) Siloam Kelapa Dua Tangerang. Jenis penelitian yakni penelitian desktriptif dengan pendekatan kualitatif studi kasus. Informan penelitian: 5 perawat manajer lini pertama dan 4 informan kunci. Data primer dengan kuesioner dan wawancara mendalam. Data sekunder dengan telaah dokumen kompetensi. Hasil penelitian yakni: Perawat manajer lini pertama setuju kebutuhan pelatihan diidentifikasi RS, adanya kesempatan pelatihan sesuai kebutuhan, dukungan RS dalam workshop dan seminar, kesempatan karir bagi yang berkinerja baik, ada perencanaan jalur karir, perencanaan dan pengembangan karir sesuai kinerja staf, RS menerapkan sistem kompensasi mendorong dalam tercapainya tujuan RS, ada perlakuan yang adil dan remunerasi dijadikan sebagai penghargaan bagi yang berkinerja baik. Perawat manajer lini pertama setuju adanya wawancara selama rekrutmen dan seleksi, jabatan staf disesuaikan dengan kompetensinya, adanya wawancara dalam rekrutmen, pemilihan kandidat rekrutmen berdasarkan kompetensinya. Perawat manajer lini pertama setuju dengan RS diperbolehkan bicara formal dengan top manajer mengenai hasil evaluasi, pengembangan berdasarkan evaluasi kinerja, RS selalu menginfokan terkait dengan standar evaluasi kinerja, serta pemberian penghargaan berdasarkan kinerja.

Competence Based Human Resource Management (CBHRM) is the application of HR management linking the competency model with the competencies needed to do work within the organization. The purpose of the study was to analyze the effectiveness of competency-based HR management according to the perspective of first-line manager nurses at Siloam Hospitals Kelapa Dua, Tangerang. The type of research is descriptive research with a qualitative case study approach. Research informants: 5 nurse first-line managers and 4 key informants. Primary data with questionnaires and in-depth interviews. Secondary data by reviewing competency documents. The results of the study are: First-line nurse managers agree that training needs are identified by hospitals, there are training opportunities as needed, hospital support in workshops and seminars, career opportunities for good performers, there is career path planning, career planning and development according to staff performance, hospitals implement a system compensation encourages the achievement of hospital goals, there is fair treatment and remuneration is used as a reward for good performers. First-line nurse managers agree that there are interviews during recruitment and selection, staff positions are adjusted to their competencies, there are interviews in recruitment, selection of recruitment candidates based on their competencies. The first-line nurse manager agrees with the hospital being allowed to talk formally with the top manager regarding the evaluation results, development based on performance evaluation, the hospital always informs about performance evaluation standards, as well as awarding performance based on performance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhammad Fahrurozi
"Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pekalongan sebagai sarana pengembangan perekonomian daerah dituntut untuk mendesain ulang (redesign) organisasinya yang lebih baik dan fleksibel dalam rangka menyesuaikan kebutuhan pelanggan, Melalui revitalisasi SDM, diharapkan SDM PDAM mampu menentukan segmentasi pasar/pelanggan, menciptakan bisnis baru dan mengintegrasikan bisnis berbasis teknologi. Faktor perencanaan SDM, kepemimpinan dan budaya organisasi diduga memiliki hubungan yang kuat dan sangat signifikan terhadap keberhasilan revitalisasi SDM PDAM Kota Pekalongan.
Tujuan penelitian mengkaji kondisi revitalisasi SDM, perencanaan SDM, kepemimpinan dan budaya organisasi PDAM Kota Pekalongan dan menganalisis masing-masing hubungan antara perencanaan SDM, kepemimpinan dan budaya organisasi dengan revitalisasi SDM.
Tipe penelitian adalah deskriptif asosiatif dengan populasi karyawan PDAM Kota Pekalongan berjumlah ± 100 dengan sampel berjumlah 80 karyawan. Hasil analisis uji Tanda menunjukkan kondisi revitalisasi SDM PDAM Kota Pekalongan secara umum cenderung baik dan sangat signiftkan. Sementara itu kondisi perencanaan SDM cenderung tidak baik dan sangat signifikan. Sedangkan kondisi kepemimpinan dan budaya organisasi cenderung baik dan sangat signifkan. Sedangkan hasil analisa Korelasi Ranking Spearman menunjukkan hubungan antara variabel perencanaan SDM dengan revitalisasi SDM sangat kuat dengan koefisien korelasi (rho) 0,455 dan sangat signifikan. Hubungan antara variabel kepemimpinan SDM dengan revitalisasi SDM sangat kuat dengan nilai rho sebesar 0,573 dan sangat signifikan. Demikian pula hubungan antara variabel budaya organisasi SDM dengan revitalisasi SDM sangat kuat dengan nilai rho sebesar 0,481 dan sangat signifikan.
Prioritas perbaikan yang harus dilakukan adalah pada perencanaan SDM. Rekomendasi dari peneliti adalah perlunya membuat grand strategy penataan sistem perencanaan SDM PDAM Kota Pekalongan yang dapat dijabarkan secara rinci dan dapat diaplikasikan melalui program perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Rekomendasi ini memungkinkan bagi PDAM untuk menghadapi tantangan bisnis perusahaan dan perubahan lingkungan yang semakin kompleks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Salim
"Manajemen sumberdaya manusia mengalami perubahan yang cukup berarti dalam beberapa dekade terakhir ini. Perubahan tersebut menjadikan fungsi manajemen SDM mengalami pergeseran. Manajemen SDM saat ini mulai berperan strategis dalam organisasi. Seining dengan itu, kedudukan praktisi SDM juga mulai diakui dan mendapat tempal yang layak. Perubahan fungsi SDM ke arah yang lebh strategis sebagai kecenderungan global perlu dikaji kenyataannya di Indonesia.
Perubahan tersebut juga telah membawa persyaratan kompetensi praktisi SDM mengalami perubahan. Memilki kemampuan teknis SDM sudah tidak memadai lagi, kemampuan strategik dan organisasional serta pengetahuan tentang bisnis menjadi persyaratan yang harus dimiliki oleh para praktisi SDM jika tidak mau ketinggalan.
Latar belakang itulah yang mendorong penulis melakukan penelitian ini. Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui fungsi-fungsi utama dari manajemen SDM di Jabotabek serta persyaratan kompetensi utama yang diperlukan untuk menjadi praktisi SDM yang berhasil.
Penelitian ini mengambil sampel 111 responden yang terdiri dari para manajer dan direktur SDM dari 111 perusahaan di Jabotabek yang berasal dari berbagai jenis dan bidang organisasi. Secara deskriptif sampel penelitian mencakup 55 % responden bekerja di perusahan dengan status PMA dan sisanya sebesar 45 % PMDN; dengan jenis usaha manufaktur sebesar 26,2 %, jasa 42,3 % dan campuran 31,5 %.
Dengan menggunakan analisis faktor ditemukan ada 4 fungsi utama manajemen SDM yaitu 1) fungsi dan peran perencanaan, pengadaan dan pengembangan tenaga kerja, 2) fungsi dan peran stralegii dan organisasi, 3) fungsi dan peran pengelolaan imbal jasa dan 4) fungsi dan peran pengelolaan perubahan. Sementara itu kompetensi utama yang dipersyaratkan untuk menjadi praktisi SDM adalah 1) kompetensi teknis SDM dalam bidang perencaaan, pengadaan dan pengembangan tenaga kerja, 2). kompetensi strategik SDM, 3) kompetensi pengelolaan imbal jasa, 4) kompetensi hubungan antar manusia atau pengelolaan team dan 4) kompetensi pendukung dalam kemampuan menyusun dan mengembangkan program K3 serta kemampuan mengembangkan program kesetaraan kesempatan kerja (equal employment opportunity). Dengan demikian keterlibatan praktisi SDM dalam startegi organisasi juga terjadi di Indonesia demikian juga tuntutan kemampuan praktis SDM tidak hanya terbatas pada kompetensi leknis SDM tapi juga kemampuan strategis dan organisasi serta kemampuan mengelola perubahan.
Dengan menggunakan regresi ganda stepwise (stepwise multiple regression) dapat disimpulkan bahwa persyaratan kompetensi praktisi SDM dipengaruhi oleh fungsi-fungsi manajemen SDM. Persyaratan kompetensi dalam perencanaan, pengadaan dan pengembangan tenaga kerja dipengaruhi secara oleh fungsi perencanan, pengadaan dan pengembangan tenaga kerja.
Persyaratan kompetensi dalam hubungan antar pribadi dipengaruhi secara langsung oleh 1) fungsi manajemen perubahan dan kontribusi karyawan, 2) fungsi manajemen strategis SDM dan organisasi, serta 3) fungsi pengelolaan imbal jasa. Persyaratan kompetensi dalam pengelolaan imbal jasa dipengaruhi secara Iangsung oleh semua fungsi SDM. Persyaratan kompetensi dalam strategis SDM dan organisasi dipengaruhi secara Iangsung oleh 1) fungsi manajemen strategi SDM dan organisasi serta 2) fungsi pengelolaan imbal jasa. Persyaratan kompetensi pendukung dipengaruhi secara Iangsung oleh 1) fungsi manajemen strategi SDM dan organisasi dan 2) fungsi perencanaan, pengadaan dan pengembangan tenaga kerja. Dengan demikian penelitian ini juga mengukuhkan pendapat yang menyatakan bahwa fungsi dan manajemen SDM mempengaruhi kompetensi yang diperlukan oleh para praktisi SDM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>