Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jenny Simulja
"Makalah ini mengkaji dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pada level individu (jumlah pendapatan rata-rata, jam kerja, pandangan tentang gender) dan juga faktor-faktor pada level negara (seperti GEM atau Ukuran Pemberdayaan Gender) terhadap dinamika pembagian pekerjaan rumah tangga di antara suami dan istri di kedua negara. Makalah ini bertujuan untuk menawarkan sudut pandang yang berimbang mengenai ketidaksetaraan gender dan pembagian pekerjaan rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan kelas menengah di Jepang dan Indonesia yang telah menikah dan memiliki pekerjaan. Analisis statistik menunjukkan adanya sejumlah korelasi yang kuat di antara variabel-variabel ini, dengan pandangan tentang gender sebagai variabel yang terlihat cukup signifikan. Temuan yang mungkin paling mencerahkan adalah bahwa ternyata responden Indonesia menerapkan sistem pembagian kerja yang lebih merata di dalam rumah tangga mereka, sekalipun menunjukkan skor GEM yang lebih rendah daripada orang Jepang. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa GEM, yang cenderung menekankan pada aspek-aspek politik dan ekonomi suatu negara, mungkin kurang memadai untuk mengukur kesenjangan gender karena tidak memerhatikan faktor-faktor sosial budaya lain yang terkandung di dalam kompleksitas pembagian pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Seeking to offer a balanced perspective to gender inequality and the division of household labor among middle-class, working married men and women in Japan and Indonesia, this paper examines the effects of individual-level characteristics (relative income, working hours, gender ideology) as well as the country-level factors (e.g. GEM: Gender Empowerment Measure) on the dynamics of housework distribution between spouses in both countries. Statistical analyses show a number of significant correlations between these variables, among which gender ideology seems to be of particular importance. Perhaps the most enlightening finding of all is that despite their lower GEM rank compared to Japan, the Indonesian respondents have relatively egalitarian division of labor in their households. This finding provides a new insight that GEM, which emphasizes the political economy aspects of a country, may not be sufficient to capture gender disparities without considering other socio-cultural factors in the complexity of day-to-day actual division of housework."
University of Indonesia. Faculty of Humanities, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Simulja
"Seeking to offer a balanced perspective to gender inequality and the division of household labor among middle-class,
working married men and women in Japan and Indonesia, this paper examines the effects of individual-level
characteristics (relative income, working hours, gender ideology) as well as the country-level factors (e.g. GEM:
Gender Empowerment Measure) on the dynamics of housework distribution between spouses in both countries.
Statistical analyses show a number of significant correlations between these variables, among which gender ideology
seems to be of particular importance. Perhaps the most enlightening finding of all is that despite their lower GEM rank
compared to Japan, the Indonesian respondents have relatively egalitarian division of labor in their households. This
finding provides a new insight that GEM, which emphasizes the political economy aspects of a country, may not be
sufficient to capture gender disparities without considering other socio-cultural factors in the complexity of day-to-day
actual division of housework.
Makalah ini mengkaji dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pada level individu (jumlah pendapatan rata-rata,
jam kerja, pandangan tentang gender) dan juga faktor-faktor pada level negara (seperti GEM atau Ukuran
Pemberdayaan Gender) terhadap dinamika pembagian pekerjaan rumah tangga di antara suami dan istri di kedua
negara. Makalah ini bertujuan untuk menawarkan sudut pandang yang berimbang mengenai ketidaksetaraan gender dan
pembagian pekerjaan rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan kelas menengah di Jepang dan Indonesia yang
telah menikah dan memiliki pekerjaan. Analisis statistik menunjukkan adanya sejumlah korelasi yang kuat di antara
variabel-variabel ini, dengan pandangan tentang gender sebagai variabel yang terlihat cukup signifikan. Temuan yang
mungkin paling mencerahkan adalah bahwa ternyata responden Indonesia menerapkan sistem pembagian kerja yang
lebih merata di dalam rumah tangga mereka, sekalipun menunjukkan skor GEM yang lebih rendah daripada orang
Jepang. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa GEM, yang cenderung menekankan pada aspek-aspek politik dan
ekonomi suatu negara, mungkin kurang memadai untuk mengukur kesenjangan gender karena tidak memerhatikan
faktor-faktor sosial budaya lain yang terkandung di dalam kompleksitas pembagian pekerjaan rumah tangga sehari-hari."
University of Indonesia. Faculty of Humanities, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trivinia Athina Sari
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan migrasi perempuan Indonesia yang menikah dengan laki-laki Jepang dan berusaha melihat posisi perempuan dalam negosiasi pengambilan keputusan terkait migrasi. Pernikahan internasional memicu migrasi salah satu pasangan ke negara asal pasangannya. Faktor pendorong dari Indonesia dan faktor penarik dari Jepang diteliti menggunakan kerangka teori push and pull. Kemudian diteliti juga bagaimana adaptasi perempuan migran pasca migrasi, serta bagaimana kehidupan di Jepang berpengaruh kepada keinginan untuk bermigrasi kembali ke Indonesia menggunakan kerangka teori peran sosial pada pembagian peran gender. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap 7 perempuan Indonesia yang bertemu suaminya di Indonesia dan kemudian bermigrasi ke Jepang. Hasil penelitian menunjukkan perempuan Indonesia bermigrasi ke Jepang dipicu faktor ekonomi yang bersinergi dengan dorongan ideologi peran sosial yang berakar pada persepsi dan ekspektasi tentang peran gender tradisional. Setelah bermigrasi, sedikit sekali informan yang dapat bekerja pada level yang sama dengan pekerjaannya di Indonesia sehingga status mereka berubah menjadi ‘migran pengikut’. Ketergantungan ini memperkuat dinamika kekuasaan patriarki dalam rumah tangga dan membuat perempuan migran lebih rentan terhadap kontrol dan kekerasan domestik. Hanya 2 dari 7 informan yang berkeinginan untuk bermigrasi kembali ke Indonesia, 5 informan lainnya berencana untuk menetap di Jepang.

This study examines the factors behind the migration decision-making of Indonesian women married to Japanese men and looks at the position of women in negotiating migration-related decisions. International marriages trigger migration of one spouse to the other's home country. Push factors from Indonesia and pull factors from Japan are examined using the push and pull theoretical framework. It also examines how women migrants adapt after migration, and how life in Japan affects the desire to migrate back to Indonesia using the social role theory framework on the division of gender roles. The research used qualitative methods with in-depth interviews with 7 Indonesian women who met their husbands in Indonesia and then migrated to Japan. The results showed that Indonesian women migrated to Japan due to economic factors that synergized with the drive of social role ideology rooted in perceptions and expectations of traditional gender roles. After migrating, very few informants were able to work at the same level as their jobs in Indonesia so their status turned into 'follower migrants'. This dependency reinforces patriarchal power dynamics in the household and makes migrant women more vulnerable to domestic control and violence. Only 2 out of 7 informants would like to migrate back to Indonesia, while the other 5 informants plan to stay in Japan."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clyton, Victoria : Centre of Southeast Asian Studies, Monash University, 1990
305.55 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vianello, Mino
London: Sage Publications , 1990
305.3 VIA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Dari tahun 1967 sampai 1998 Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Meskipun sempat terhenti karena krisi ekonomi tahun 1998, melalui informasi, melalui reformasi mendasar dan pasar domestik yang besar, Indonesia bisa pulih dan sekarang menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi menjadikan Indonesia sebagai slaah satu rumah kelas menengah terbesar di Asia. Tahun 1999, hanya 25 % penduduk bisa dikategorikan kelas menengah, tetapi tahun 2010 kelas menengah naik menjadi 57%. Jumlah ini diperkirakan bertambah lebih cepat karena beberapa dekade kedepan Indonesia akan mengalami bonu bonus deografi, seiring dengan pertumbuhan kelas konsumsi (individu dengan penghasilan bersih $3.600). Pertumbuhan kelas ekonomi dan pengingkatan pendapatan perkapita rumah tangga akan mengubah struktur pengeluaran masyarakat dan akan meningkatnya tabungan, investasi dan pertumbuhan sektor retail. Namun agar mampu mengambil manfaat dari meningkatnya kelas menengah, Indonesia harus mampu mengatasi beberapa tantangan. Tantangan pertama sebagian besar kelas menengah tergolong kelas menengah tingkat bawah yang sangat rentan terhadap gocangan ekonomi. Tantangan kedua adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak banyaknya. Tantangan ketiga adalah kualitas kelas menengah Indonesia. Hanya sepertiga kelas menengah Indonesia yang lulusan Universitas. Tantangan keempat adalah mendorong kelas menengah untuk berhemat dan menabung."
PPEM 1:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Wahyu Setiyowati
"Sampai saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui aSampai saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut hanya menghubungkan ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan. Penelitian tesebut tidak memasukkan faktor lain seperti kelompok kelas menengah yang mempunyai peranan penting, terutama peran secara ekonomi dimana kelompok ini merupakan konsumen potensial untuk berbagai barang dan jasa. Secara khusus, untuk kasus di Indonesia, belum ada penelitian yang memasukkan kelompok kelas menengah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berlandaskan pada alasan tersebut serta pentingnya peranan kelompok kelas menengah, tesis ini mencoba untuk berkontribusi dengan memasukkan kelas menengah sebagai salah satu peubah dalam meneliti hubungan antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan data panel dari 31 provinsi di Indonesia dari tahun 2005 sampai 2010, tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi serta hubungan antara kelas menengah dan pertumbuhan ekonomi antar provinsi di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, tesis ini mengaplikasikan pooled OLS, fixed effect panel data model dan dynamic panel data model.
Berdasarkan pada hasil dari dynamic panel model sebagai model utama dalam tesis ini, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dimana semakin tinggi ketimpangan pendapatan dapat menyebabkan semakin tingginya pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, hasil lain menunjukkan bahwa kelas menengah tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa jumlah penduduk yang besar akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, hasil dari penelitian ini perlu diperhatikan karena sensitivitas dari pemilihan jumlah lag dan spesifikasi model yang digunakan dalam dynamic panel data modeltersebut hanya menghubungkan ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan. Penelitian tesebut tidak memasukkan faktor lain seperti kelompok kelas menengah yang mempunyai peranan penting, terutama peran secara ekonomi dimana kelompok ini merupakan konsumen potensial untuk berbagai barang dan jasa. Secara khusus, untuk kasus di Indonesia, belum ada penelitian yang memasukkan kelompok kelas menengah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berlandaskan pada alasan tersebut serta pentingnya peranan kelompok kelas menengah, tesis ini mencoba untuk berkontribusi dengan memasukkan kelas menengah sebagai salah satu peubah dalam meneliti hubungan antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan data panel dari 31 provinsi di Indonesia dari tahun 2005 sampai 2010, tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi serta hubungan antara kelas menengah dan pertumbuhan ekonomi antar provinsi di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, tesis ini mengaplikasikan pooled OLS, fixed effect panel data model dan dynamic panel data model.

There have been numerous studies conducted to investigate the link between inequality and economic growth. However, typically, these studies only relate inequality and economic growth to poverty. They do not consider another factor, such as the middle class which has vital roles, especially economic roles where for example it can be potential consumers for goods and services. Especially in the case of Indonesia, there is no study that takes into account the middle class as one of determinants of economic growth. Considering this lack of study and potentially important role of the middle class, this paper tries to contribute by including the size of the middle class as one of variables while examining the inequality-growth relationship. By utilizing a panel data set from 31 provinces in Indonesia covering the years 2005 to 2010, this paper aims to examine the link between inequality and economic growth as well as between the middle class and growth across provinces in Indonesia. To meet these objectives, pooled OLS, fixed effect panel data model and dynamic panel data model are applied.
Based on a dynamic panel model which is the main specification on which this paper relies, the results show that there is a positive relationship between inequality and economic growth in Indonesia, implying higher level inequality can lead to higher economic growth. On the other hand, the result does not indicate that the middle class has an effect on economic growth in Indonesia. In addition, the result also supports the empirical evidence that a large population can be detrimental for achieving higher economic growth. Nevertheless, these results must be treated with caution due to the sensitivity of the results to choice of lag length and model specification in dynamic panel data model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T39050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vogel, Ezra F.
Berkelay, Cal.: Univertity of California Press, 1967
301.362 VOG j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vogel, Ezra F.
Berkeley: University of California Press , 1963
301.441 VOG j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Purnaditya Dibyawimala
"Studi ini ingin melihat konstruksi identitas gender pada laki-laki yang bekerja di salon. Studi ini diawali oleh rasa ingin tahu terhadap konstruksi gender pada laki-laki yang bekerja di salon, yang didasari atas pemahaman bahwa dunia salon merupakan bidang kerja yang erat dengan perempuan dan feminimitas. Bagaimana konstruksi identitas yang terjadi ketika seorang laki-laki yang diharapkan memiliki sifat maskulinitas bekerja di salon yang erat dengan feminimitas. Studi ini dilakukan dengan metode kualitatif dan jenis penelitian deskriptif, tekhnik pengumpulan data pada studi kasus ini meliputi wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa konstruksi identitas gender yang terjadi pada laki-laki pekerja salon, tidak begitu saja dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya, melainkan akumulasi konstruksi identitas gender yang dimiliki oleh individu tersebut. Setiap individu dapat memaknai gender atau sifat maskulin dan feminine yang di dapatnya dari proses interaksi, baik didapatkan dari proses sosialisasi dari keluarga atau lingkungan sosial individu tersebut.
Studi ini juga menunjukan bahwa sifat maskulin dan feminine terdapat pada setiap diri individubaik laki-laki ataupun perempuan. Dalam penelitian ini juga menyimpulkan bahwa identitas gender merupakan suatu hal yang cair, sifat maskulin dan feminine dalam diri individu dapat berubah kapan saja ketika individu tersebut memang ingin melakukanya.

This study is looking for the construction of gender identity of men who works inhair salon. it begins from the willingness to know about this construction of gender. Based on the connected with the feminity and females activities. How this constructionof identity happened when man with the masculinity quality works in the female’s place. The study works with the qualitative method and descriptive research, the technic of data collection on this study covers interview and observasion.
The result of this study found that this construction of gender identity, was not only influenced by the by the working place, but also by the accumulation of construction of gender identity that belong to each individual or personal. Each individual could find this gender or masculinity and feminity that they get from the interaction process, as well as the socialization process of their family or the social influence of this individual.
This study also shows that the masculinity and feminity could be found in every single male or female. On this research they found that this gender identity is liquid thing, those masculinity and feminity on each individual could be changed at anytime this person wanted to do it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>