Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enjarlis
"Pencemaran lingkungan perairan oleh pestisida cukup mengkawatirkan dan pestisida tersebut di lingkungan bercampur dengan pestisida lain. Pengolahan air yang tercemar pestisida harus dilakukan supaya tidak mencemari sumber air minum. Karbofuran dan endosulfan dipilih sebagai model kontaminan untuk disisihkan melalui ozonasi, karena insektisida tersebut masih diigunakan, kandungannya meningkat di lingkungan jika insektisida carbosnifan, benfuracarb, dan furathiocorb juga digunakan. Reaksi ozonasi selalu menggunakan O3 dan OH, keduanya oksidator kuat O3, selektifitasnya tinggi dan OH kurang selektif. Ozonasi dengan karbon aktif diharapkan dapat mendegradasi campuran endosulfan-karbofuran secara sempurna. Tujuan penelitian yaitu mendegradasi karbofuron dan endosulfan, khususnya; (1) mengetahui pengaruh reaksi hidrolisis terhadap laju degradasi carbofuron dan endosulfan pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif (2) memahami fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan tunggal dan campuran pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif, terutama: (a) menemukan penaruh degradasi campuran karbofuran-endosulfan terhadap laju degradasi karbofuran dan endosulfan dan (b) menemukan peran karbon aktif pada degradasi karbofuran dan endosulfan. Percobaan dilakukan 4 tahap. Tahap 1 hidrolisis pada pH (5, 7, dan 9) karbofuran-endosulfan tunggal dan campuran, tahap ke-II ozonasi karbofuran dan endosulfan tunggal pada pH (5, 7, dan 9) dengan dan tanpa karbon aktif, tahap III pengaruh suhu (20,25 dan 30 derajat C) pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif, dan tahap IV identifikasi produk antara ozonasi campuran karbofuron dan endosulfan dengan dan tanpa karbon aktif pada pH 7 dan suhu 30 derajat C dengan GC/MS. Kesimpulan pengaruh hidrolis cukup signifikan pada penyisihan karbofuran dan endosulfan, terutama pada kadar dan pH relatif besar. Fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan, terutama pada Kadar dan pH relatif besar. fenomenadegradasi karbofuran dan endosulfan yang terjadi yaitu eran oksidasi oleh ozon jauh lebih besar dibandingkan terhadap hidrolisis. Ozonasi campuran karbofuran-endosulfan dapat meningkatkan laju degradasi insektisida dibandingkan ozonasi secara tunggal, hal ini disebabkan adanya peran hidrolisis campuran karbofuran-endosulfan. Penambahan karbon aktif pada ozonasi campuran karbofuran-endosulfan secara kenetika pengaruh signifikan terhadap laju degradasi reaktanawal dibandingkan peningkatan suhu. namun demikian, karbon aktif berperan pada degradasi lanjut produk antara pendaji produk antara yang lebih sederhana, bersifat polar dan mudah terdegradasi secara ilmiah. Dengan demikian, penambahan karbon aktif pada ozonasi dapat digunakan sebagai proses untuk detoksifikasi karbofuran dan endosulfan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D905
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enjarlis
"Pencemaran lingkungan perairan olch pestisida cukup mengkhawatirkan dan pestisida tersebut di lingkungan bercampur dengan pestisida lain. Pengolahan air yang tercemar pestisida harus dilakukan supaya ridak mencemari sumber air minum. Karbofuran dan endosulfan dipilih sebagai model kontaminan untuk dis isihkan melalui ozonasi, karena insektisida tersebut masih digunakan, kandungannya rneningkat di lingkungan jika insektisida carbosulfan, benfuracarb, dan furathiocarb juga digunakan. Reaksi ozonasi selalu menggunakan 03 dan OH. keduanya oksidator kuat, O3 selektifitasnya tinggi dan oH kurang selektif. Ozonasi dcngan karbon aktif diharapkan dapat mendegradasi campuran endosulfan-karbofuran secara sempu rna. Tujuan penelitian yaitu mcndegradasi karbofuran dan endosulfan, khususnya; (1) mengetahui pengaruh reaksi hidrolisis terhadap laju degradasi carbofuran dan endosulfan pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif (2) memahami fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan tunggal dan campuran pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif , terutama; (a) menemukan pengaruh degradasi campuran karbofuran-endoulfan terhadap laju degradasi karbofuran dan endosulfan dan (b) mencmukan peran karbon aktif pada degradasi karbofuran dan endosulfan. Percobaan dilakukan 4 tahap. Tahap I hidrolisis pada pH (5, 7, dan 9) karbofuran-endosulfan tunggal dan campuran, tabap ke-11 ozonasi karbofuran dan endosulfan tunggal pada pH (5, 7, dan 9) dengan dan tanpa karbon aktif, tahap III pengaruh suhu (20, 25 dan 30°C) pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif,dan tahap IV identifikasi produk antara ozonasi campuran karbofuran dan endosulfan dengan dan tanpa karbon aktif pada pH 7 dan suhu 30°C dengan GC/MS. Kcsimpulan pengaruh hidrolisis cukup signifikan pada pcnyisihan karbofuran dan endosulfan terutama pada Kadar dan pH relatif besar. Fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan yang terjadi yairu peran oksidasi oleh ozonasi jauh lebih besar dibandingkan terhadap hidrolisis. Ozonasi campuran karbofuran-endosu1fan dapat meningkatkan laju degradasi insektisida dibandingkan ozonasi secara tunggal, hal ini disebapkan adanya pecan hidrolisis campuran karbofuran-endosulfan. Penambahan karbon aktif pada ozonasi campuran karbofuran-endosulfan secara kenetika pengearuh idak signifikan terhadap laju degredasi reaktan awal dibandingkan peningkatan suhu. Namun demikian, karbon aktif berperan pada degredasi lanjut produk antara menjadi produk antara yang lebih sederhana, bersifat polar dan mudah terdegrasi secara alamiah. Dengan demikian, penambahan karbon aktif pada ozonasi dapat digunakan secara proses untuk detoksifikasi karbofuran dan endosulfan.
The environtmental pollution by pesticide is relatively worrying as it is mixed with other pesticides. The treatment of water by pesticide must be done to avoid drinking water pollution. Carbofuran & endosulfan are choosen as contaminants model to be removal by ozonation since those insecticides still used, and their content in environment will increase if carbosulfan, benfuracarb, and furathiocarb also used. Ozonation reaction always performed using 03 and 'OH, as they are strong oxidator, high selectivity and OH has low selectivity. Ozonation with activated carbon hope fu lly can degrade the carbofuran-endosulfan mixtures. The aim of this research is to degrade carbofuran - endosulfan by ozonation, especially (1) to the effec of hidrolysis reaction between carbofuran and endosulfan with and without activated carbon, (2) to understand the phenomenon of degradation carbofuran and endosulfan in ozonation with and without activated carbon especially: (a) effect degradation of carbofuran-endosul fan mixtures to the rate of degradation carbofuran and endosulfun respetively, (b) the role of activated carbon in degradation of car bofuran and endosulfan. The experiment was performed in four stages. Firstly, hydrolysis of carbofuran, endosulfan and carbofuran-endosulfan mixtures at different pH condition (5, 7, and 9). secondly, ozonation of carbofuran, endosulfan and carbofuran-endosulfan mixtures at different pH condition with and without activated carbon. Thirdly ozonation with and without at different temperature (20, 25, and 30°C) with and without activated carbon and the last stage was product identification in the ozonation of carbofuran-endosulfan mixtures with and without activated carbon at pH 7, temperature 300C using GC/M S. In conclusion, the effect of hydrolysis is significantly enough at the removal of carbofuran and endosulfan especially at high concentration and high pH condition. The phenomenon of degradation carbofuran-endosulfan occurred is caused by the role of the oxidation by ozon compared to the hydrolysis. Ozonation of carbofuran-endosulfan mixtures can increase the rate of degredation of insecticide compared to single insecticide ozonation. This is because the effect increasing hydrolysis rate of carbofuran-endosulfan mixture. In the kinetic point the addition of activated carbon in ozonation is not significantly effect to the rate of degradation in initial reactant compared to the increasjng temperature. However, The activated carbon plays a role ini the degradation of complex intermediate to simple intermediate, it is easy a polar chemical and it to degrade of naturally. The addition of activated carbon in ozonation can be used as a carbofuran and endosulfan detoxification process in water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D1370
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Octo Adhi Widodo Pryhanto
"ABSTRAK
Pencemaran oleh limbah cair industri yang mengandung senyawa fenolik
memerlukan penanganan khusus sebelum aman dibuang ke lingkungan Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa fenolik dalam limbah
cair tersebut adalah pengolahan dengan metode ?oksidasi cepat dan intensif?
menggunakan oksidator kuat, yaitu ozon. Senyawa-senyawa fenolik tersebut akan
teroksidasi oleh ozon menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya bagi
lingkungan seperti karbondioksida, asam asetat, asam oksalat dan asam-asam
organik lainnya.
Dalam penelitian ini, dilakukan penyisihan senyawa fenolik dengan teknik
ozonasi dalam kolom sistem injeksi ozon berganda (multi injection ozonarion
column, MOC). Senyawa-senyawa fenolik yang digunakan adalah fenol dan 4-
klorofenol dengan konsentrasi sekitar 20 mg/L yang diharapkan dapat mewakili
kondisi limbah cair yang sebenamya dan industri. Kondisi urnpan senyawa fenolik
tersebut dibuat pada suasana basa (pH 9-10 dan 10-I I) sesuai dengan kondisi pH
optimal untuk reaksi oksidasi senyawa fenolik yaitu pada pH 3-11 (Tomiyasu er al.
Langlais el a1.,l991; Ledon @m_ Sawyer & Martell, 1992; Freshour er al.
1996). Larutan yang mengandung senyawa fenolik dialirkan 560313 kontinyu dalam
reaktor kolom selama 12 jam dengan laju alir 12 L/hari atau 0,5 L/jam. Konsentrasi
senyawa fenolik keluaran reaktor kolom dianalisis menggunakan metode
aminoantipirin dengan spektofotometer.
Hasil uji reaksi penyisihan senyawa-senyawa fenolik selama 12 jam, baik
untuk fenol atau 4-klorofenol didapatkan penunman konsentrasi, yaitu dari
konsentrasi I8-23 mgL pada awal percobaan menjadi sekitar 0,13-0,26 mg,/L pada
aknir peraobaan. Penurunan konsentrasi senyawa fenolik diikuti oleh penurunan pH
larutan sebagai akibat terbentuknya senyawa-senyawa antara yang bersifat asam,
selain itu diikuti pula kenaikan kadar oksigen terlarut. Percobaan penyisihan 4-
klorofenol menggunakan ozon menghasilkan besar % penyisihan pada akhir
percobaan yang relatif lebih kecil dibandingkan pada penyisihan fenol. Untuk dua
variasi pH 9-10 dan pH 10-ll didapatkan penyisihan fenol masing-masing sebesar
99,252 % dan 99,28l% sedangkan larutan 4-klorofenol didapatkan masing-masing
sebesar 98,786 % dan 98,998%_"
2000
S50816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Leonita
"Pada penelitian ini dilakukan studi kasus proses penyisihan fenol dalam limbah cair dengan teknik ozonasi katalitik menggunakan GAC dan ZAL dalam reaktor unggun diam berpemutar. Perbandingan efektivitas penggunaan katalis pada teknik ozonasi katalitik ditinjau dari kuantitas radikal hidroksil, persesntase penyisihan fenol, neraca massa ozon, perubahan pH, serta karakteristik dan kemampuan adsorpsi katalis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa GAC lebih unggul dari ZAL dalam menyisihkan senyawa fenol di limbah cair, baik melalui proses adsorpsi tunggal maupun dengan teknik ozonasi katalitik. Pada kondisi operasi yang sama, GAC memiliki kemampuan adsorpsi fenol yang lebih baik (persentase penyisihan fenol 60,86% dengan tingkat adsorpsi 1,302 mg/g) dibandingkan dengan ZAL (persentase penyisihan fenol 15,47% dengan tingkat adsorpsi 0,287 mg/g). Dalam larutan limbah bersuasana basa (pH ≈ 10), kombinasi ozon dengan GAC mampu menyisihkan fenol sebesar 88,94% dibandingkan ozonasi katalitik menggunakan ZAL hanya mampu menyisihkan fenol sebesar 50,97%.

In this research, a case study of elimination process of phenol compounds in waste water by catalytic ozonation using GAC and ZAL in rotating packed bed reactor was examined. The effectiveness comparison of catalysts which used in ozonation catalytic is evaluated from quantity of hydroxyl radicals, percentage of phenol degradation, the mass balance of ozone, pH changes, catalyst`s adsorption capacity, and the changes of catalyst characteristics.
The results showed that GAC is better than ZAL to eliminate phenol compounds in waste water, either through a single adsorption process as well as catalytic ozonation technique. At the same operating conditions, GAC has better ability for phenol adsorption (percentage of phenol degradation about 60,86% with the rate of adsorption up to 1,302 mg/g) compared to ZAL (percentage of phenol degradation about 15,47% with the rate of adsorption 0,287 mg/g). In waste water with alkali solution (pH ≈ 10), combination of ozone with GAC capable to remove phenol by 88,94%, compared to use catalytic ozonation using ZAL that only capable to remove phenol by 50,97%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Edhi Budhi Soesilo
"Kegiatan industri yang semakin meningkat di Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas, menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Salah satu dampak negatif akibat adanya kegiatan industri tersebut adalah menumpuk dan tidak terolahnya limbah, baik padat maupun cair sehingga meningkatkan peluang pencemaran lingkungan.
Untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah cair kegiatan industri, dilakukan pengukuran beberapa parameter, baik parameter fisik, parameter kimia (organik dan anorganik), maupun parameter biologi. Satu di antara sejumlah parameter air limbah industri adalah fenol dan senyawa-senyawa turunannya (senyawa fenolik) (Metcalf & Eddy, 1991).
Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa fenolik dalam air limbah pabrik (efluen) sampai saat ini antara lain adalah dengan cara oksidasi, baik secara kimia maupun secara biologi. Salah satu oksidator yang digunakan untuk menurunkan konsentrasi senyawa fenolik dalam air limbah adalah ozon (03) (Besselievre & Schwartz, 1976; Jorgensen, 1979; Rice & Browning, 1981; Eckenfelder, 1989; Bablon et at. dalam Langlais et at., 1991; Freshour et al., 1996).
Sebagai studi awal/studi kelayakan teknologi proses ozonasi untuk pengolahan air limbah, khususnya air limbah pabrik tekstil, penelitian yang dilakukan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar penyisihan (removal) senyawa fenolik dalam air limbah pabrik tekstil setelah diproses dengan ozonasi dalam kolom aerasi berganda (multiple injection bubbling column, MIBC).
Berdasarkan reaksi oksidasi langsung antara ozon (03) dengan senyawa fenolik dalam air limbah, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : Senyawa fenolik yang terdapat dalam air limbah akan terdegradasi melalui proses oksidasi dengan ozon sebagai oksidator kuat.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium teknik separasi Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sampel berupa limbah sintetik larutan fenol dan limbah asli yang diambil dan saluran inlet dan outlet pabrik tekstil PT. Texmaco Jaya Karawang. Data hasil pemeriksaan dianalisis secara deskriptif dan terhadap beberapa parameter utama dilakukan analisis statistik berupa uji korelasi untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara parameter-parameter tersebut.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap senyawa fenolik dari bagian inlet didapat hasil sebesar 4,10 mg/L, dari bagian outlet sebesar 1,84 mg/L, dan setelah proses ozonasi adalah 0,5 mg/L. Hasil analisis terhadap sampel yang diambil dari bagian outlet dan dari proses ozonasi belum memenuhi syarat (menurut Surat Keputusan Gubernur KDH Jawa Barat Nomor 660.31/SK/694.BKPMD/ 1982), karena masih berada di atas baku mutu yang ditetapkan sebesar 0,05 mg/L.
Proses ozonasi selama 6 jam mendapatkan hasil penyisihan senyawa fenolik sebesar 87,8% sedangkan dengan proses biologi dan aerasi selama 5 hari (waktu tinggal) seperti yang sekarang dijalankan di PT. Texmaco Jaya penyisihan hanya sebesar 55,1%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi proses sebesar 32,7%, disamping adanya keuntungan lain dengan menggunakan proses ozonasi yaitu mempersingkat waktu tinggal yang berarti pada pengurangan kapasitas atau volume instalasi.
Penurunan konsentrasi senyawa fenolik dari 4,1 mg/L pada awal percobaan menjadi 0,5 mg/L pada akhir percobaan diikuti dengan penurunan COD dari 323,81 mg/L menjadi 98,04 mg/L. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi senyawa fenolik dengan penurunan nilai COD didapatkan hasil R2 sebesar 0,970. Hasil ini menunjukkan 97% penurunan nilai COD secara liner berhubungan dengan penurunan konsentrasi senyawa fenolik.
Penurunan konsentrasi senyawa fenolik seperti disebutkan di atas juga diikuti dengan penurunan BOD5 dari 103,0 mg/L pada awal percobaan menjadi 27,7 mg/L pada akhir percobaan. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi senyawa fenolik dengan penurunan nilai BOD5 didapatkan hasil R2 sebesar 0,913.
Lebih lanjut penurunan konsentrasi senyawa fenolik juga diikuti dengan penurunan pH dari 9,0 pada awal percobaan menjadi 7,0 pada akhir percobaan. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi senyawa fenolik dengan penurunan nilai pH didapatkan hasil R2 sebesar 0,927.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (i) enyisihan senyawa fenolik dalam air limbah pabrik tekstil. PT. Texmaco Jaya Karawang yang diolah dengan menggunakan proses ozonasi secara kontinyu selama 6 jam adalah sebesar 87,8%, dan (ii) penurunan senyawa fenolik dalam air limbah berpengaruh kuat terhadap penurunan nilai beberapa parameter lain yaitu : COD (R2 = 0,970); BOD5 (R2 = 0,913); dan pH (R2 = 0,927).

Development of industrial activities in Indonesia recently, produced many polluted wastes to the environment. Measurement of some parameters those of physical, chemical, and biological on wastewater is a way to investigate effect of such wastes. One of severe parameters on industrial waste is phenolic compounds or its derivatives. Oxidation is the common treatment of industrial waste to decrease phenolic compounds on factory effluent. Although the difficulties of reducing the phenolic compounds in wastewater by oxidation, but there are oxidators commonly used for this purpose, like ozone (03) and peroxides (-OOH). This work has been using ozone in reason of some interesting aspects, including the ease of producing ozone in situ or close the installation.
As a preliminary study of ozonation process for wastewater treatment, especially textile mills wastewater, the aim of the research is to determinate removal of phenolic compounds in textile mills wastewater by simultaneous ozonation techniques in multiple injection bubbling column (MIBC).
Based on direct oxidation using ozone upon phenolic compound in wastewater, the hypothesis of this research is that phenolic compound could be degradated or disintegrated by oxidation reaction with such strong oxidator.
This research has been carried out in Separation Process Technology Laboratory, Department of Gas and Petrochemical Engineering Faculty of Engineering University of Indonesia. Compounds of synthetic phenol and real wastewater from textile factory effluent of PT. Texmaco Jaya Karawang were used as parameters. Obtained data were analyzed descriptively and compared by other main parameters to investigate the correlation among them.
The analyzed of factory effluent showed that inlet concentration of WWTP is 4.10 mg/L and outlet is 1.84 mg/L. After ozonation there is only 0.5 mg/L.
Six hours ozonation could removed 87.8% of phenolic compound, compared with 55.1% by biological and aeration process for five day long as is done by PT. Texmaco Jaya. This process could spent 32.7% more efficient and only took less time.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T8568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Leonita
"Pada penelitian ini limbah fenol didegradasi menggunakan teknik ozonasiadsorpsi dengan GAC (Granular Activated Carbon) dalam reaktor unggun diam berpemutar. Saat penelitian, dilakukan proses penyisihan menggunakan teknik ozonasi tanpa adsorpsi dan adsorpsi tanpa ozonasi sebagai pembanding. Sementara variasi dosis GAC, pH awal fenol dan kecepatan pemutar hanya dilakukan pada teknik ozonasi-adsorpsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik ozonasi-adsorpsi terbukti lebih unggul dalam mendegradasi fenol. Pada kondisi operasi yang sama teknik ozonasi-adsorpsi mampu menyisihkan fenol sebanyak 78,62% dibandingkan ozonasi tanpa adsorpsi (53,15%) dan adsorpsi tanpa ozonasi (36,67%). Peningkatan persentase penyisihan fenol pada teknik ozonasi-adsorpsi berbanding lurus dengan penambahan dosis GAC, pH larutan, dan kecepatan pemutar.

In this study, phenols in liquid waste is degradated using ozonationadsorption technique with GAC (Granular Activated Carbon) in a packed bed rotating reactor. During research, we also use single ozonation and single adsorption techniques for comparison. Meanwhile, variations of GAC dose, initial pH of phenols and packed bed rotator speed is only done on ozonation-adsorption technique.
The results showed that ozonation-adsorption technique proved more superior in degrading phenols. At the same operating conditions ozonationadsorption technique capable of removing 78.62% phenols as compared ozonation without adsorption (53.15%) and adsorption without ozonation (36.67%). The increasing percentage of degradated phenol in ozonation-adsorption technique is proportional to the addition of GAC dose, solution pH, and packed bed rotator speed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>