Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dibuat alat pengukur daya hantar buatan/bahan yang mengutamakan komponen lokal yang mudah di dapat di pasaran. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode ''steady state''. Bahan padat dibuat sampel dengan berbentuk silinder berdiameter 10 cm dan variasi tebal 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan aluminium yang memiliki nilai konduktivitas standard k (tebal referensi Holman, 1963) sebesar (137-210) watt/m C. Sedangkan konduktivitas panas k aluminium hasil percobaan sebesar (145-197) watt/m C. Dengan demikian hasil uji kalibrasi menunjukkan bahwa alat dapat bekerja dengan baik dan memberikan hasil yang akurat. Uji pengukuran terhadap sampel batu Gamping dari Wanagama, Wonosari memberikan nilai konduktivitas panas k sebesar 30,25 watt/m C (standard (2-3,4) watt/m C), dan pengukuran terhadap terhadap sampel batu pasir dari daerah Godean memberikan nilai konduktivitas panas k sebesar 16 watt/m C (standard (1,5-4,2) watt/m C). Hal ini menunjukkan jenis dan komposisi atau campuran batuan tersebut berbeda terhadap sampel referensi. "
JURFIN 2:8 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Shandy Pratama
"Cadangan minyak dan gas bumi saat ini kian menipis sehingga diperlukan metode yang tepat dalam ekplorasi untuk mencari zona prospek yang baru guna menjaga kestabilan produksi cadangan. Analisis petrofisika merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengkarakterisasi batuan reservoir dengan tujuan mengidentifikasi zona prospek dan jenis hidrokarbon yang terkandung. Reservoir karbonat merupakan salah satu reservoir produsen hidrokarbon terbesar di Indonesia karena batuan karbonat memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang baik. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi batuan gamping sebagai reservoir pada Formasi Baturaja yang berlokasi di Cekungan Jawa Barat Utara. Data yang digunakan berupa 2 data sumur beserta data core. Data Log Well-1 yang terdiri dari data kedalaman, Caliper, Gamma Ray, SP, Resistivitas, DT, NPHI, RHOB, DRHO, PEF. Data log well-1 yang digunakan terdiri dari 19.577 titik data pada kedalaman 347 – 3330 meter. Data Log Well-2 yang terdiri dari data kedalaman, Caliper, Gamma Ray, SP, ILD, ILM, MSFL, DT, NPHI, RHOB. Data well-2 tersebut terdiri dari 11.829 titik data pada kedalaman 1173 – 2976 meter. Metodologi yang dilakukan antara lain: koreksi lingkungan, zonasi, korelasi antar sumur, analisis volume clay, perhitungan nilai resistivitas air formasi, interpretasi porositas dan saturasi air, perhitungan permeabilitas, penentuan nilai penggal/cutoff, dan perhitungan saturasi hidrokarbon. Didapatkan informasi berupa log parameter petrofisika yaitu: porositas, permeabilitas, kandungan lempung, saturasi air, saturasi hidrokarbon. Berdasarkan metode yang digunakan didapati bahwa zona potensi reservoir dan zona potensi lapisan produktif pada Well-1 berada pada kedalaman 2374.2-2394.7 dan 2488.2-2507.2 meter. Pada Well-2 didapatkan zona potensi dengan kedalaman 2345.8-2363.8 meter, 2373.8-2434.3 meter, dan 2447.8-2465.3. Zona potensi ini divalidasi dengan analisis data core menggunakan metode Petrophysical Rock Type (PRT) melalui pendekatan Hydraulic Flow Unit (HFU) untuk mengklasifikasikan tipe batuan dan mendeskripsikan karakteristik petrofisika dari reservoir.

Oil and gas reserves are currently depleting, so proper methods are required in exploration to discover new prospect zones to maintain the stability of reserve production. One of the methods for identifying the prospect zone and type of hydrocarbons contained in reservoir rocks is petrophysical analysis. Because carbonate rocks have a high porosity and permeability value, they are one of Indonesia's largest hydrocarbon producing reservoirs. The characterization of limestone as a reservoir in the Baturaja formation in the North West Java Basin was studied in this research. T The data was obtained in the form of two wells and core data. Depth data, Caliper, Gamma Ray, SP, resistivity, DT, NPHI, RHOB, DRHO, and PEF are all included in the Well-1 Log Data. There are 19,577 data points in the well-1 log data, which was collected at a depth of 347–3330 meters. Well-2 Log Data consisting of depth data, Caliper, Gamma Ray, SP, ILD, ILM, MSFL, DT, NPHI, RHOB. The well-2 data consists of 11,829 data points at a depth of 1173 - 2976 meters. Methodologies include: environmental correction, zoning, correlation between wells, clay volume analysis, calculation of water resistance values formation, interpretation of porosity and saturation of water, calculation of permeability, determination of cutoff values, and calculation of hydrocarbon saturation. Information obtained in the form of logs of petrophysical parameters, namely: porosity, permeability, clay content, water saturation, hydrocarbon saturation so that it is known. Based on the method used it is found that the reservoir potential zone and productive layer potential zone in Well-1 are at depths of 2374.2-2394.7 and 2488.2-2507.2 meters. In Well-2 obtained potential zones with a depth of 2345.8-2363.8 meters, 2373.8-2434.3 meters, and 2447.8-2465.3. Core data analysis using the petrophysical rock type (PRT) method through the Hydraulic Flow Unit (HFU) approach to classify rock type and describe petrophysical characteristics of reservoir validates this potential zone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Christanto
"ABSTRAK
Data gravitasi pada daerah Slawi, Jawa Tengah telah digunakan untuk menentukan kedalaman tiap-tiap horizon dari batas muka densitas. Metode Energy Spectral Analysis ndash; Multi Window Test ESA-MWT berbasis transfomasi fourier merupakan metode yang diterapkan dalam memperoleh nilai kedalaman tersebut. Kedalaman horizon diperoleh melalui hasil analisis energi spektrum berdasarkan transformasi fourier yang telah dilakukan pada data gravitasi yang sudah di-grid. Diawali dengan proses multi window test pada nilai Complete Bouguer Anomaly yang memiliki densitas 2.34 gr/cc yang sudah dalam bentuk grid untuk masing-masing test point dengan tujuan sebagai pemisah dan pembatas dalam melakukan estimasi kedalamannya. Besaran window yang digunakan untuk setiap titik uji dimulai dengan kelipatan 500m 500m, begitu seterunya sampai window ke-15. Jarak antar titik uji adalah sebesar 1000m pada masing-masing lintasan melalui pengukuran gravitasi pada daerah penelitian. Didapatkan kedalaman dari hasil interpretasi analisa energi spektrum untuk tiap-tiap window yang dikorelasikan dengan titik uji dalam satu lintasan. Metode Multi-Scale Horizontal Derivative of The Vertical Derivative MS-HDVD telah diterapkan untuk menentukan dan memetakan stuktur patahan. Dikarenakan daerah penelitian tidak termasuk dalam daerah dengan patahan yang kompleks, maka struktur patahan diasumsikan sebagai border intrusi yang muncul pada Miosen Akhir. Puncak atau top intrusi berada pada kedalaman 620m mdash;755m dibawah permukaan bumi berdasarkan metode ESA-MWT.

ABSTRACT<>br>
The gravity data obtained in Slawi, Central java has been used to determine the depth of each horizon from the density boundary. The Fourier Transformation based Energy Spectral Analysis Multi Window Test ESA MWT is the applied method in obtaining the depth value. The depth of horizon is obtained through the spectrum energy analysis based on the Fourier Transformation that have been performed on the grid gravity data. It began with multi window test process on the value of Complete Bouguer Anomaly which has density 2.340 gr cc, already in the form of grid for each test point, and it serves as separator and limiter in estimating the depth. The size of the window used for each test point began with multiplication of 500m 500m until it gets to the 15th window. The distance between the test point is 1000m on each passage through the gravity measurement in Slawi, Central Java. The depth is obtained from the interpretation results of spectrum energy analysis for each window which is correlated with the test point in a single path. The Multi Scale Horizontal Derivative of the Vertical Derivative MS HDVD methods have been applied to determine and to map the fault structures. Since the area of study is not in the area of complex fractures, the fracture structure is assumed to be the border of intrusion that appeared in the Late Miocene. The peak or top of the intrusion is at 620m 755m depth below the earth rsquo s surface based on the ESA MWT method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Budiman
"Pembangunan pada area pesisir di Indonesia dengan lapisan Limestone atau lapisan kapur atau Karst berupa fasilitas biasa hingga fasilitas vital negara seperti Terminal Bahan Bakar Minyak, Pengolahan Gas, Pembangkit listrik dan bangunan-bangunan penting lainnya menghadapi tantangan terutama pada desain dan kontruksi struktur dan peralatan dengan beban yang sangat berat. Desain dan kontruksi struktur dan pondasi di bidang-bidang tertentu seperti bangunan oil and gas diatur oleh code-code internasional yang mempunyai batasan teknis lebih ketat daripada peraturan-peraturan di bidang teknik sipil sendiri.
Penggunaan lahan dengan lapisan limestone mempunyai potensi bahaya terkait dengan beragamnya jenis struktur lapisan di kedalaman tertentu yang terkadang tidak bisa diprediksi. Lapisan limestone mempunyai bentuk yang sangat beragam dan unik sehingga dapat menyebabkan kegagalan pondasi dan struktur diatasnya yang sudah dianggap menggunakan desain dan data yang benar tanpa penyelidikan dan pemahaman lebih detail. Untuk mendapatkan perencanaan desain dan rencana pembangunan yang baik pada lapisan limestone membutuhkan pengambilan data spesifik untuk batuan yang membantu memahami kualitas lapisan batuan yang dihadapi untuk membantu dalam melakukan Analisa yang memadai.
Jenis data Limestone yang digunakan pada penelitian ini yaitu limestone dengan tipe Very Low Strenght. Salah satu karakteristik lapisan limestone yang menjadi pembahasan adalah Cavities. Cavities adalah lubang atau void dari hasil peremukan/peruntuhan dari batuan (dalam penelitian ini) kapur atau limestone yang akan menjadi masalah apabila lapisan diatas cavities tersebut tidak mempunyai strength yang cukup untuk menopang pondasi yang bertumpu di permukaan lapisan tersebutPembangunan pada area pesisir di Indonesia dengan lapisan Limestone atau lapisan kapur atau Karst berupa fasilitas biasa hingga fasilitas vital negara seperti Terminal Bahan Bakar Minyak, Pengolahan Gas, Pembangkit listrik dan bangunan-bangunan penting lainnya menghadapi tantangan terutama pada desain dan kontruksi struktur dan peralatan dengan beban yang sangat berat. Desain dan kontruksi struktur dan pondasi di bidang-bidang tertentu seperti bangunan oil and gas diatur oleh code-code internasional yang mempunyai batasan teknis lebih ketat daripada peraturan-peraturan di bidang teknik sipil sendiri.

Developments in coastal areas in Indonesia with Limestone layers or Karst in the form of ordinary facilities to vital state facilities such as Oil Fuel Terminals, Gas Processing, Power Plants and other important buildings face challenges, especially in design and construction for structure and equipment with heavy load and or very heavy load. The design and construction of structure and foundation in certain fields such as oil and gas buildings is regulated by international codes which have more stringent technical limitations than regulations in the field of civil engineering itself.
Land use with limestone layers has potential hazards related to the various types of layer structures at certain depths which are sometimes unpredictable. Limestone layers have a very diverse and unique shape that can cause failure of the foundation and the structure above it which has been assumed using the correct design and data without further investigation and understanding. To get a good design and contruction planning on limestone layers requires taking specific data for rocks that help understand the quality of the rock layers encountered to assist in carrying out an adequate analysis.
The type of Limestone parameter used in this study is limestone with the Very Low Strength type. One of the characteristics of the limestone layer that is being discussed is Cavities. Cavities are holes or voids resulting from the crushing of rocks (in this study) limestone or limestone which will be a problem if the layer above the cavities does not have sufficient strength to support the foundation that rests on the surface of the layer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Zidan Imtiyaz
"Endut merupakan gunung yang terletak di Provinsi Banten. Di beberapa daerah, Gunung Endut memiliki fasies batugamping yang umumnya mengendap di lingkungan laut. Berdasarkan Peta Geologi Lembaran Leuwidamar, fasies batugamping di daerah penelitian termasuk dalam Formasi Bojongmanik dan Formasi Badui serta berada di Zona Fisiografi Bogor. Di Gunung Endut, batugamping yang ada muncul pada masa pra vulkanik, padahal pada umumnya hampir semua batugamping yang ada di Jawa ditemukan dalam bentuk singkapan di Zona Pegunungan Selatan yang terbentuk pada masa pasca vulkanik. Penelitian ini menitikberatkan pada identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis batugamping dalam menentukan mikrofasi batugamping yang nantinya dapat lebih akurat menentukan sebaran fasies dan sejarah geologi batugamping di kawasan Gunung Endut. Fitur makroskopis dari setiap sampel batu kapur diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Dunham yang dimodifikasi oleh Embry & Klovan, sedangkan fitur mikroskopis dari setiap sampel batu kapur diklasifikasikan menurut Standar Mikrofasies dan Model Sabuk Wajah yang dimodifikasi oleh Wilson. Hasil akhir analisis dapat menambah informasi terkait sebaran fasies dan sejarah geologi batugamping di daerah penelitian secara lebih detail dibandingkan penelitian sebelumnya.

Mount Endut is a mountain located in Banten Province. In some areas, Mount Endut has limestone facies which generally settle in the marine environment. Based on the Geological Map of the Leuwidamar Sheet, the limestone facies in the study area are included in the Bojongmanik Formation and the Badui Formation and are in the Bogor Physiographic Zone. At Mount Endut, existing limestones appeared in the pre-volcanic period, whereas in general almost all of the limestones in Java are found in the form of outcrops in the Southern Mountain Zone which were formed in the post-volcanic period. This research focuses on the macroscopic and microscopic identification of limestone in determining limestone microfation which later can more accurately determine the facies distribution and geological history of limestone in the Mount Endut area. The macroscopic features of each limestone sample were classified according to the Dunham Classification modified by Embry & Klovan, while the microscopic features of each limestone sample were classified according to the Microfacies Standard and Wilson-modified Face Belt Model. The final results of the analysis can add information related to the distribution of facies and the geological history of limestone in the study area in more detail than previous studies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Rakhim
"Gunung Kapur merupakan bukit karbonat yang bersifat soliter berumur Miosen yang masuk ke dalam Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik dengan litologi penyusun berupa batugamping. Gunung Kapur berlokasi di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Studi diagenesis dilakukan di lokasi ini dengan tujuan untuk mengetahui rezim diagenesis dan proses-proses diagenesis yang bekerja pada batuan beserta korelasinya terhadap porositas batuan. Hal yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pemetaan geologi, pengambilan sampel batugamping, analisis megaskopis batuan, dan analisis petrografi. Pada hasil kegiatan lapangan didapatkan 10 sampel yang dianalisis lebih lanjut menggunakan metode petrografi. Proses-proses diagenesis di daerah penelitian yang menambah porositas adalah disolusi, alterasi biogenik, dan kompaksi sedangkan yang mengurangi nilai porositas adalah sementasi, kompaksi, dan neomorfisme. Tipe-tipe porositas yang terbentuk adalah burrow, intrapartikel, interpartikel, interkristalin, fracture, channel, vuggy, dan moldic. Adapun nilai porositas yang didapatkan dari sampel adalah 1,71% hingga 18,38% berdasarkan perhitungan point counting sehingga disimpulkan bahwa kualitas porositas di daerah penelitian yaitu negligible sampai good. Berdasarkan bukti proses diagenesis yang ditemukan, rezim diagenesis di daerah penelitian adalah rezim laut, rezim bawah permukaan, dan rezim meteorik freatik.

Gunung Kapur is a solitary carbonate hill of Miocene age which included in the Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik with the lithology consisting of limestone. Gunung Kapur located in Ciampea District, Bogor Regency. Diagenesis studies were carried out at this location to know the diagenesis regime and the diagenesis process's impact on rocks and their correlation to rock porosity. Research activities that will be used in this research are geological mapping, limestone sampling, rock megascopic analysis, and petrographic analysis. The results from field activities, 10 samples were obtained which were further analyzed using the petrographic method. Diagenesis processes in the research area that increase porosity are dissolution, biogenic alteration, and compaction, while those that reduce porosity are cementation, compaction, and neomorphism. The types of porosity formed are burrow, intraparticle, interparticle, intercrystalline, fracture, channel, vuggy, and moldic. The porosity values obtained from the samples are 1.71% to 18.38% based on point counting calculations so it can be concluded that the porosity quality in the research area is negligible to good. Based on diagenesis processes evidence, the diagenesis regime in study area are marine regime, burial regime, and meteoric phreatic regim"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Azis Kurniawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran dan besar penurunan tanah di kota Surabaya dengan metode DInSAR (Differential Interferometry Sytetic Aperture Radar). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data satelit ALOS PALSAR untuk melihat gejala penurunan tanah di Surabaya selama 2006 hingga 2011.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa daerah di utara kota Surabaya menunjukkan adannya indikasi penurunan tanah. Perkiraan nilai subsiden selama waktu penelitian bervariasi dengan dominasi penurunan antara 0 s.d 6 cm dalam 4 tahun. Perbandingan dengan data survei lapang menunjukkan bahwa hasil analisis DInSAR memberikan perkiraan penurunan tanah yang cukup baik.

This study aims to determine the distribution of land and a large decrease in Surabaya with methods DInSAR (Differential Aperture Radar Interferometry Syntetic). In this study, the authors use ALOS PALSAR satellite data to look at the symptoms of soil degradation in Surabaya during 2006 to 2011.
In this study it was found that the area north of the city of Surabaya showed adannya indication of soil degradation. Estimated value of subsidence during the study period varied with the dominance of the decline between 0 to 6 cm within ± 4 years. Comparison with field survey data show that the results of DInSAR analyzes provide estimates of soil degradation are quite good.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bintarto
Jakarta : LP3ES, 1991
910.01 BIN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deasyana Kusuma Pratiwi
"Meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada meningkatnya kebutuhan penduduk akan tanah, seperti untuk tempat bermukim dan tempat usaha. Ketersediaan tanah yang jumlahnya terbatas akan diperebutkan oleh penduduk untuk bisa memperoleh keuntungan yang maksimal. Persaingan tersebut secara tidak langsung akan menjadikan nilai dan harga tanah meningkat. Teori mengenai harga tanah di perkotaan dikembangkan oleh William Alonso. Dalam teorinya, Alonso mengemukakan bahwa harga tanah akan semakin menurun dengan menjauhnya jarak suatu lokasi terhadap CBD. Kondisi tersebut ditunjukkan dalam kurva Bid Rent Curve (BRC), dimana retail akan membentuk kurva yang paling curam, sedangkan permukiman akan membentuk kurva yang paling landai. Untuk membuktikan kesesuaian pola harga tanah yang terbentuk di Kota Bogor dengan Teori Alonso, maka dilakukan deskripsi mengenai harga tanah secara keruangan berdasarkan faktor-faktor pembentuk harga tanahnya, kemudian membandingkan pola harga tanah yang terbentuk di Kota Bogor dengan kurva BRC. Hasilnya, terdapat perbedaan bentuk kurva kecenderungan harga tanah Kota Bogor dengan kurva BRC. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pola harga tanah yang terbentuk di Kota Bogor dengan Teori Alonso.Ketidaksesuaian tersebut disebabkan karena adanya penyimpangan yang disebabkan oleh persebaran retail sekunder dan tingkat aksesibilitas.

Increasing population gives effect with the increasing demand of land for housing or business. High demand of land, but limited supply makes people are trying to get the greatest benefit of it. The competition in getting the land makes land value and land prices are increasing. Theory, which is telling about land prices in urban areas, is developed by William Alonso. In his theory, Alonso told about land prices will decrease when the land is far from the CBD. This condition is shown in Bid Rent Curve (BRC). The steepest curve is made by retail and on the other hand the most gradual curve is made by the settlement. This research is using descriptive spatial explanation about land prices based on land prices forming to prove between the land price pattern in Bogor with Alonso's theory is suitable and then to compare the land price pattern in Bogor with BRC. The result is a land price pattern in Bogor with Alonso's theory doesn't fit each other. Unsuitable reality with theory is because of deviation that forms because of the distribution secondary retail and accessibility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>