Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athiya Dista Ramadhani
"ABSTRAK
Penelitian berjudul ?Peralihan Medium Komunikasi di Antara Generasi Muda Sebagai Dampak dari Munculnya Aplikasi Pesan Instan dan Media Sosial? membahas tentang apakah generasi muda melihat interaksi sosial di dunia maya sama halnya dengan interaksi langsung. Karena pada dasarnya komunikasi bersifat dinamis, dapat di pengaruhi oleh budaya, dan diubah oleh media dan teknologi, komunikasi selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Pada era digital sekarang ini, teknologi sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat dan sedikit banyak dianggap telah mempengaruhi alur komunikasi dari generasi muda dan merubah pengalaman komunikasi mereka dari apa yang telah dialami oleh generasi terdahulu. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah dikembangkan terlebih dahulu yang mengatakan bahwa kehadiran media sosial dan aplikasi pesan instan tidak berarti mengurangi kualitas komunikasi antar pengguna melainkan hanyalah sebatas peralihan alur komunikasi. Pembuktian dari hipotesis didapatkan melalui wawancara dan pengamatan dari cara pandang responden terpilih yang sesuai dengan kriteria penelitian

ABSTRACT
The research titled ?Shifting Communications platforms among youth due to the emergence of Instant Messaging and Social Media? discusses about whether youth, or the digital natives, perceive socializing digitally as similar to a physical face-to-face socialization. As communication is naturally dynamic, being affected by culture and being transformed by the media and technology, communication has always been changing from time to time. In today‟s digital era, technology has become a part of the society‟s culture and seems to affect the way of communications among the new generation, and alter their communication experience as different from the older generation. This qualitative research aims to testify the prior developed hypothesis saying that the emergence of social media and instant messaging do not necessarily reduce the quality of communication but a mere shift in platform through in depth interview and observations of the selected respondents who fit the research criteria.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Octafitria
" Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran media sosial sebagai agen sosialisasi politik baru pada kaum muda Penelitian sebelumnya menyebutkan agen sosialisasi politik seperti keluarga institusi pendidikan media massa dan lembaga pemerintah sudah tidak diminati oleh kaum muda Konten dan cara penyampaian dari agen sosialisasi tersebut tidak mampu membuat kaum muda menaruh perhatian pada apa yang disampaikan Tulisan ini menjelaskan bagaimana media sosial mampu menjadi agen sosialisasi politik yang baru bagi kaum muda Konten dan pendekatan yang dilakukan melalui media sosial dirasa lebih sesuai dengan kondisi kaum muda saat ini sehingga mereka menggunakan media sosial sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan politik Salah satunya ketika pemilu pemilihan umum 2014 berlangsung kaum muda yang menjadi pemilih pemula tersebut menjadikan media sosial sebagai referensi utama atau agen sosialisai politik Selain itu kaum muda juga lebih aktif dalam berpartisipasi politik melalui media sosial Dengan menggunakan pendekatan kualitatif penelitian ini mewawancarai enam orang kaum muda.

This research aims to explain the role of social media as a new agent of political socialization for the young people or youth Previous researches mentioned other agents of political socialization such as family academic institution mass media and governmental institution all of which no longer caught the interest of the young people The content and way of delivery from those agents were unable to raise attention from the young into what s being expressed This paper explains how social media can become a new agent of political socialization for young people The contents and approaches of the social media are deemed more suitable to the condition of the young people at the current moment therefore making them use those social medias as a source of information related to politics For one at the 2014 election young people who were a first time voter back then used social media as a main reference or an agent of political socialization Furthermore young people are also more active in political participation through social media With the use of qualitative approach this research collected interviews from six young people"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Sarah Kristina
"ABSTRAK
Dalam suatu interaksi, terdapat upaya pemaknaan suatu hal konseptual sebagai bagian dari pemahaman suatu konteks. Konstruksi makna, atau yang disebut konstruksi sosial suatu makna tidak hanya terjadi pada interaksi tatap muka, tetapi juga komunikasi termediasi dan dalam jaringan, salah satunya melalui group chat, fitur dari aplikasi pesan instan sebagai media baru, yang berisi ragam individu dengan latar belakang yang bervariasi, dengan remaja sebagai demografi pengguna terbesarnya di Indonesia. Setiap isu yang dibahas merupakan bentuk konstruksi sosial yang melibatkan kebebasan pikiran sehingga kebenarannya bersifat relatif. Hal ini menyebabkan kebebasan sebagai suatu konteks menjadi penting untuk diteliti, dengan mengingat juga banyaknya riset terdahulu yang membahas kebebasan sebagai hak maupun pencitraan dengan tidak terpusat dan dianggap menjadi makna yang statis, dengan kata lain one size fits all. Riset ini menyediakan interpretasi dari pemaknaan kebebasan pada interaksi group chat remaja dengan menggunakan model Coordinated Management of Meaning dan metode netnografi yang disempurnakan sesuai unit analisis. Riset ini menunjukkan adanya penggunaan simbol atau emoji dalam interaksi, adanya pola partisipasi, klasifikasi anggota, nilai individu benteng diri yang dilibatkan, kebutuhan akan interaksi tatap muka, adanya preferensi pemaknaan dari bahasa lain, serta tidak adanya makna kebebasan yang fundamental. Pada akhirnya, riset ini mengindikasikan bahwa kebebasan dalam konteks interaksi berbasis internet memiliki makna konstruktif yang utama, yakni bentuk penentuan sikap dalam menghadapi lawan bicara di suatu percakapan remaja Indonesia.
<
ABSTRACT
In an interaction, there rsquo s an effort to purpose the conceptual meaning as a part of understanding the context given. Construction of meaning, or so called social construction of meaning doesnt rsquo only occur in face to face communication, but also mediated and online communication, one is a group chat, a feature of instant messaging application as the new media which containts a variety of individual backgrounds, in this case, teenagers as the biggest number of instant messaging user demographic in Indonesia. Every discussed issue is a social construction which takes personal thoughts as granted that lead into the relative truth. This causes the importance of study the meaning of liberty and or freedom, with bear in mind that recent studies refer only to the definition as rights or image branding that still unsettled, more like one size fits all. This research provides the interpretation of constructing the meaning of liberty and or freedom in group chat with Coordinated Management of Meaning model and an enhanced netnography method according to unit of analysis. Then this research shows the use of emoji and symbol in interaction, participation patterns, member classifications, involvement of individual values self fortress , need for face to face interaction, other language preferences of liberty or freedom, and there is no essential meaning of liberty and or freedom as well. At the end, this indicates that liberty and or freedom does have primary constructed meaning, that is the behavior of decision making in interacting to other, by Indonesian teenagers in an online discussion."
2016
S66684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyiana Afni Diyanto
"Perkembangan dunia digital membuat banyak orang bergantung untuk membantu kehidupan sehari-hari mereka seperti dalam pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial. Media sosial seperti twitter, Whatsapp, maupun Instagram dapat menjadi sebuah ruang untuk berkomunikasi secara virtual. Terlebih lagi ketika pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas manusia membuat beberapa kegiatan berpindah secara virtual. Penggunaan media sosial yang cukup intensif inilah dapat memunculkan hubungan relasi pertemanan secara virtual yang menjadi topik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana sebuah relasi secara virtual dapat terjalin mulai dari proses hingga faktor-faktor yang dapat mendukung terbentuknya hubungan sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas komunikasi menjadi sebuah faktor yang cukup berperan terhadap terbentuknya sebuah pertemanan virtual yang cukup dekat. Tidak hanya itu, minat yang sama, topik yang relevan, hingga gender cukup berperan penting dalam hubungan virtual ini. Dekatnya hubungan yang terjalin membuat pandangan negatif mengenai hubungan “virtual” tidak menjadi halangan, namun menjadi sebuah “batasan” untuk tidak berlebihan dalam menjalin sebuah pertemanan virtual.

The development of the digital world makes many people depend on help in their daily lives, such as in work, education, and social relations. Social media such as Twitter, Whatsapp, and Instagram can be a space to communicate virtually. Especially during the Covid-19 pandemic, some human activities become limited and move some activities into virtual. This intensive use of social media can lead to virtual friendship relations, which is the main topic of this research. This study tries to see how a virtual relationship can be established, starting from the process to the factors that can support forming social relationships. The results of this study indicate that the intensity of communication is a factor that plays a significant role in the construction of a close virtual friendship. Also, shared interests, relevant topics, and gender play an essential role in this virtual relationship. The close virtual relationships make negative opinions about "virtual" relationships, not an obstacle but a "boundary" not to overshare personal things to virtual friendship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Fransiska
"Tesis ini membahas mengenai pemanfaatan media sosial oleh gereja dan pemimpin gereja sebagai bagian dari komunikasi sosial dengan jemaat. Perkembangan teknologi digital tidak terbatas pada lini masa tertentu dalam kehidupan, bahkan dianggap mempengaruhi organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan sosial. Pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi dan implementasinya dilakukan oleh berbagai organisasi, termasuk gereja yang selanjutnya menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan tugas utama gereja untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. Penelitian ini kemudian dilakukan untuk memahami sikap dan perilaku pendeta sebagai pemimpin gereja dalam memandang pemanfaatan media sosial di gereja. Peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial merupakan salah satu inovasi yang diadopsi oleh gereja. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori difusi inovasi sebagai acuan koseptual untuk analisis. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan memperoleh data melalui wawancara terhadap beberapa pendeta yang berasal dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Jakarta II. Beberapa temuan menarik ditunjukkan melalui tema-tema analisis yang terdiri dari struktur organisasi dan pemimpin Gereja Kristen Indonesia (GKI), pemasaran media sosial dari sudut pandang pendeta, platform media sosial sebagai kanal komunikasi pemasaran gereja, perspektif pendeta tentang gereja beroperasi sebagai sebuah bisnis, pentingnya penggunaan media sosial gereja, pandangan terhadap pendeta yang tidak menggunakan media sosial gereja, sikap kepemimpinan yang efektif, serta manfaat dan tantangan dalam penggunaan media sosial. Peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial sebagai sebuah inovasi dalam gereja mengalami berbagai proses tahapan yang dipengaruhi oleh karakteristik gereja dan pemimpin gereja, sehingga hal tersebut menentukan bagaimana setiap gereja menggunakan media sosial sebagai media komunikasi gereja. Sikap dan perilaku positif ditunjukkan oleh pendeta sebagai pemimpin gereja dalam memandang dan mengimplementasikan penggunaan media sosial di gereja. Pemasaran media sosial juga dipersepsikan secara berbeda oleh para pendeta yang menganggap bahwa pemasaran media sosial mengacu kepada pemasaran pewartaan firman Tuhan, bukan untuk memasarkan institusi gerejanya. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial perlu dilakukan oleh gereja dalam mencapai tugas panggilannya untuk bersekutu, bersaksi dan melayani demi membangun iman jemaat.

This thesis discusses the utilization of social media by churches and church leaders as part of social communication with the congregation. The development of digital technology is not limited to a certain timeline of life, moreover is considered affecting organization to adapt to social change. The utilization of social media as means of communication and its implementation is carried out by various organizations, including the church which further becomes a challenge in itself when carrying out the main tasks of the church to unite, to witness and to service. This research is conducted to understand the attitudes and behaviors of pastors as a church leader in considering the utilization of social media in the church. The researcher finds that the use of social media is one of innovation adopted by the church. Therefore, in this study, researcher uses diffusion of innovations theory as a conceptual reference for the analysis. The researcher used a qualitative method by obtaining data through interviews with several pastors from Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Jakarta II. Several interesting findings are shown through the analysis themes which consist of the organizational structure and leaders of the Gereja Kristen Indonesia (GKI), social media marketing from the pastor's perspective, social media platforms as a media channel for church marketing communications, the pastor's perspective regarding the church operation as a business, the importance of the utilization of church social media, views on pastors who non-adopt church social media, effective leadership attitudes, also the benefits and challenges of social media utilization. The researcher finds that the utilization of social media as an innovation in the church experiences various stage processes which are influenced by the characteristics of the church and leaders, therefore it determines how each church uses social media as a church communication medium. Positive attitudes and behaviors are shown by pastors as church leaders in considering and implementing the utilization of social media in the church. Social media marketing is also perceived differently by pastors who consider that social media marketing refers to market the proclamation of God's word, instead of marketing their church institutions. This shows that the utilization of social media needs to be done by the church for achieving its duties to unite, to witness and to service toward building the faith of the congregation.

 

Keywords: the utilization of church social media, pastor, church leader, diffusion of innovations, attitudes, behaviors"

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danau Antariksa Tumengkol
"ABSTRAK
Makalah ini membahas pengaruh anonimitas terhadap cyberbullying di platform Social Media. Makalah ini merupakan tinjauan terhadap studi Barlett Gentile 2012 dan Hinduja Patchin 2006 mengenai korelasi antara cyberbullying dan anonimitas. Hasil peninjauan terhadap studi-studi tersebut menunjukkan bahwa anonimitas menyebabkan tingkat kecenderungan kita untuk berpikir sebelum bertindak di dunia online, dan menunjukkan efek cyberbullying yang bergantung pada pengetahuan korban atas identitas pelaku.

ABSTRACT
The focus of this paper is the effect of anonymity on cyberbullying, in relation to Social Media platforms. This paper will review and analyse past studies of Barlett Gentile 2012 and Hinduja Patchin 2006 on the correlation between cyberbullying and anonymity. The results of the reviewed studies indicated that anonymity effects the tendency to reflect on our actions, and that the effects of the cyberbullying depends on whether the victim knows the perpetrator. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
"Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga yang memiliki potensi kerja sama maupun potensi konflik yang yang sama besar dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan. Penelitian ini mengkaji tiga potensi konflik menurut Kraus dan Morsella, yaitu misperception, misunderstanding, dan misconstruction. Ketiga potensi konflik tersebut diamati dari teks di media sosial. Teks bagi pemuda pada umumnya berupa emotion, teks yang tidak teratur, penggunaan huruf kapital dan kecil dalam kalimat, kode-kode, simbol, dan tanda. Untuk memperkuat pemahaman terkait misperception, misunderstanding, dan misconstruction pada pesan teks di media baru dan media sosial perlu dipahami konsep media sebagai mediasi dan meditasi. Tulisan ini akan membahas pesan positif, negatif, dan netral dari generasi muda di media sosial seperti facebook, twitter , youtube, dan media blog terkait hubungan Indonesia dan Malaysia.

Indonesia and Malaysia were neighbouring countries which had potential cooperation both conflict aspect and other aspects such as social, culture, economy, defense and safety. This study observed three potential conflict by Kraus and Morsella, they were misperception, misunderstanding, and misconstruction. The three potential conflict observed the text from social media. Accordingnto youth thentext was emotion, irregular text, using capital and small letters in sentece, codes, symbol, and sign. For strengthen understanding related to misperception, misunderstanding, and misconstruction of the text in social media and new media need to be understood concept of media as mediation and meditation. This writing would be discuss positive, negative, and netral message of text from youth in social media such as Facebook, Twitter, Youtube, and Media blog engaged to Indonesia and Malaysia relation."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Trissa Diva Rusniko
"Tulisan ini membahas mengenai ujaran kebencian yang terjadi pada salah satu grup chat di dalam aplikasi Telegram. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode netnografi dalam pengumpulan dan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan melalui lima tahapan, yakni collating, coding, combining, counting, dan charting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi praktik dan jenis ujaran kebencian di dalam grup chat Telegram serta mengategorisasikan tipe partisipan dan kode wicara yang berlaku di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran kebencian muncul di dalam grup chat Telegram dalam berbagai bentuk dan tema. Secara signifikan, ujaran-ujaran kebencian tersebut dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia luring. Melalui konten-konten ujaran kebencian tersebut pula, kita dapat melihat bahwa terdapat kode-kode wicara khas yang dapat ditelaah melalui 6 proposisi speech code theory milik Philipsen.

This paper discusses about hate speech that occurs in one of the chat group in the Telegram application. This research is a qualitative study using netnographic methods in data collection and processing. Data processing is carried out through five stages; collating, coding, combining, counting, and charting. The purpose of this study is to identify practices and types of hate speech in Telegram chat group and categorize the type of participants and the speech codes that prevail in the group. The results showed that hate speech appeared in Telegram chat group with various forms and themes. Significantly, hate speech that occurs within the group is influenced by events that occur in the offline world. Through the hate speech content, we can also see unique speech codes that can be analyzed through Philipsen's 6 propositions of speech code theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Paramitha Putri
"Social media addiction can be described as a type of Internet addiction, in which individuals are compelled to use social media excessively (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). This research emphasizes more on the younger generation of social media users, which is often characterized by the combination of excessive media use, growing social media dependence as a way to feel better, and the failure to avoid or prevent this behavior, although relationship losses have been suffered, diminished social involvement and a detrimental effect on education. The purpose of this study is to raise awareness and provide knowledge for the readers with possible discoveries from this study regarding social media addiction among the youth generation in Indonesia. The objective of this study is to examine how other research in Indonesia analyze the occurrence of social media addiction within the youth generation of Indonesian society and how other research in Indonesia analyze the impact of social media addiction on the youth generation of Indonesian society. To collect the data, this study will be using qualitative research obtained through a meta-analysis of other researchers' findings, journals, news 5 articles, and research articles. This research found that social media addiction within the youth generation of Indonesian society is categorized in the moderate category with whatsapp being the most commonly used application. Virtual information is the most common component of social media addiction in adolescents (Sarwono, 2011). The impacts of social media addiction includes decreased direct social interaction with friends because when gathering, people feel like their friends play more on their phones than chatting directly, often procrastinating on work, delaying doing school and home assignments, adolescents neglect worship activities, experiencing insomnia or difficulty sleeping, disruption of the subject's eye health, and decreased learning achievement of individuals because while playing the internet people tend to feel lazy to learn, and potentially having resulting in youth activities that are unproductive and can affect their future (Wulandari & Netrawati, 2020).

Kecanduan media sosial dapat digambarkan sebagai jenis kecanduan internet, di mana individu dipaksa untuk menggunakan media sosial secara berlebihan (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). Penelitian ini lebih menekankan pada generasi muda pengguna media sosial, yang sering ditandai dengan kombinasi penggunaan media yang berlebihan, ketergantungan media sosial yang semakin meningkat sebagai cara untuk merasa lebih baik, dan kegagalan untuk menghindari atau mencegah perilaku ini, meskipun kehilangan hubungan telah telah diderita, berkurangnya keterlibatan sosial dan efek yang merugikan pada pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dengan kemungkinan penemuan dari penelitian ini mengenai kecanduan media sosial di kalangan generasi muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis terjadinya kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia dan bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis dampak kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini akan menggunakan penelitian kualitatif yang diperoleh melalui meta-analisis temuan peneliti lain, jurnal, artikel berita, dan artikel penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori sedang dengan aplikasi whatsapp yang paling banyak digunakan. Informasi virtual merupakan komponen yang paling umum dari kecanduan media sosial pada remaja (Sarwono, 2011). Dampak kecanduan media sosial antara lain berkurangnya interaksi sosial secara langsung dengan teman karena saat berkumpul, orang merasa temannya lebih banyak bermain ponsel daripada mengobrol langsung, sering menunda-nunda pekerjaan, menunda mengerjakan tugas sekolah dan rumah, remaja melalaikan kegiatan ibadah, mengalami insomnia. atau sulit tidur, terganggunya kesehatan mata subjek, dan menurunnya prestasi belajar individu karena saat bermain internet orang cenderung merasa malas untuk belajar, dan berpotensi mengakibatkan aktivitas remaja yang tidak produktif dan dapat mempengaruhi masa depannya (Wulandari & Netrawati, 2020)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vivin Arbianti Gautama
"Tesis ini membahas mengenai teknik penyusunan pesan pada media sosial Instagram oleh organisasi yaitu Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dalam Kampanye Transformasi Lampaui Batas. Adanya disrupsi inovasi di dunia finansial, sedikit banyak memacu industri asuransi jiwa untuk terus berinovasi dan memperbaiki diri. Persaingan kini bukan lagi sesama perusahaan asuransi namun semakin meluas menghadapi persaingan dengan industri finansial lainnya seperti bank dan fintech. Tantangan lain yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa adalah masalah reputasi yang kurang baik akibat dari kegiatan usaha perusahaan asuransi yang mengalami kendala. Citra industri asuransi jiwa beberapa waktu belakangan tercoreng dengan beberapa kasus yang dialami oleh nasabah. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan terhadap industri asuransi jiwa. Kurangnya pemahaman terhadap asuransi jiwa dengan tingkat literasi yang masih rendah serta inklusi yang juga masih rendah dapat menimbulkan kesalahpahaman pada masyarakat. Hal ini mendorong AAJI melakukan melakukan Kampanye Komunikasi. Untuk mendukung kampanyenya AAJI juga memanfaatkan media sosial yaitu Instagram. Teknik penyusunan pesan yang berimbang dan tepat sasaran diperlukan agar tujuan kampanye komunikasi tercapai yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai asuransi jiwa dan manfaatnya. Dalam penelitian ini ingin diketahui peran AAJI dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai asuransi jiwa dengan Teknik Penyusunan Pesannya melalui komunikasi kampanye “Transformasi Lampaui Batas” dengan memanfaatkan media sosial. Teknik penyusunan pesan seperti apa yang sebaiknya digunakan AAJI dalam menyampaikan pesan terkait asuransi jiwa kepada masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian metode kombinasi dengan menggunakan teknik analisis isi dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan peran AAJI dalam melakukan Kampanye Komunikasi Transformasi Lampaui Batas dan membuktikan bahwa AAJI menggunakan kombinasi teknik penyusunan pesan persuasif, informatif, dan edukatif di media sosial Instagram AAJI pada kampanye Transformasi Lampaui Batas. Teknik penyusunan pesan edukatif adalah yang banyak mendapatkan respon dari para pengikut Instagram AAJI.

This thesis discusses the technique of composing messages on Instagram social media by an organization, namely the Indonesian Life Insurance Association (AAJI) in the Transformation Beyond Borders Campaign. The disruption of innovation in the financial world has, more or less, spurred the life insurance industry to continue to innovate and improve itself. Competition is now no longer between insurance companies but is increasingly widespread in facing competition from other financial industries such as banks and fintech. Another challenge faced by the life insurance industry is the problem of unfavorable reputation as a result of the insurance company's business activities experiencing problems. The image of the life insurance industry has recently been tarnished by several cases experienced by customers. This can reduce confidence in the life insurance industry. Lack of understanding of life insurance with low literacy levels and low inclusion can lead to misunderstandings in the community. This prompted AAJI to conduct a Communication Campaign. To support its campaign, AAJI also utilizes social media, namely Instagram. Techniques for compiling messages that are balanced and on target are needed so that the purpose of the communication campaign is achieved, namely to provide understanding to the public about life insurance and its benefits. In this study, we want to know the role of AAJI in providing understanding to the public about life insurance with the technique of compiling messages through the communication campaign "Transformation Beyond the Limits" by utilizing social media. What kind of message preparation technique should AAJI use in conveying messages related to life insurance to the public? This research uses combination method research using content analysis and interview techniques. The study’s results show the role of AAJI in carrying out the Transformation Beyond Borders Communication Campaign and prove that AAJI uses a combination of persuasive, informative, and educative message preparation techniques on AAJI's Instagram social media in the Transformation Beyond Borders campaign. The technique of compiling educational messages is the one that gets the most responses from AAJI's Instagram followers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>