Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munaya Nasiri
"ABSTRAK
Penggambaran perempuan pada iklan membentuk stereotip yang ada di masyarakat. Hal ini terjadi karena pesan yang disampaikan melalui medium televisi menjangkau masyarakat luas. Salah satu bentuk stereotip yang ada adalah stereotip mengenai kecantikan perempuan. Stereotip tersebut dapat ditemukan pada iklan produk perawatan tubuh. Adanya stereotip tersebut, membuat perempuan memiliki konsep diri negatif, yaitu, kurangnya rasa percaya diri. Namun, produk Dove hadir dengan pesan iklan yang berbeda. Dove menggunakan kampanye yang disiarkan di internet dengan membawa nilai post-feminisme, yaitu, meyakinkan perempuan agar berani mengaktualisasikan dirinya. Pada akhir pembahasan, akan terbukti bahwa Dove menyisipkan nilai post-feminisme dalam pesan kampanyenya.

ABSTRACT
The way advertisement describes women?s image frequently forming a stereotype in society. It happens because the message is delivered through the television that can reach a wider audience. One of the stereotypes that exist in society is about women's beauty. We can find it at body-care product ads. This stereotype makes women have a negative self-concept, in which, women have a lack of confidence. But, there is a body care product that appears with a different message. Dove makes a campaign through the internet with post-feminism value. Postfeminism drives people to change their mindset about women's beauty. At the end of the discussion, this paper proves that Dove?s advertisements and campaign, contain postfeminism value.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Larasati Dyah Sekaringtyas
"Penelitian ini mengeksplorasi pemaknaan khalayak terhadap produk femvertising dengan mendalami pengalaman perempuan Indonesia berkulit gelap dan berambut keriting terhadap standar kecantikan dominan dan pemaknaannya terhadap iklan #CantikSatukanKita oleh Dove Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif dan metode wawancara mendalam, peneliti membahas hubungan antara pemaknaan khalayak terhadap standar kecantikan dominan dengan pembacaannya terhadap produk femvertising #CantikSatukanKita oleh Dove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun khalayak pernah melakukan pembacaan dominan terhadap standar kecantikan, khalayak mendapat kekuatan untuk melawan diskursus utama seiring dengan berjalannya waktu. Setelah mereka melakukan counter-discourse terhadap diskursus utama, khalayak terpapar oleh iklan #CantikSatukanKita. Latar belakang dan pengalaman hidup masing-masing khalayak mendorong khalayak untuk melakukan pembacaan dominan dan negosiasi terhadap produk femvertising Dove.

This research discusses audiences’ reception towards femvertising by exploring the life experiences of dark-skinned and curly-haired Indonesian women regarding the dominant beauty standards and how they perceive the advertisement #CantikSatukanKita by Dove Indonesia. Through qualitative approach and in-depth interview, this study describes the relationship between audiences’ reception towards the dominant beauty standards in Indonesia with their readings toward femvertising #CantikSatukanKita by Dove Indonesia. The result showed that even though audiences performed dominant reading towards the beauty standards, as time went by they started to gain power to counter the discourse. Once they have countered the dominant discourse, then they are exposed to #CantikSatukanKita. Audiences’ background and life experiences shaped them into performing dominant and negotiated reading to Dove Indonesia’s #CantikSatukanKita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Nur Fadhillah
"Makna merupakan pemahaman pengungkapan bahasa. Dalam iklan, produsen menggunakan berbagai cara dalam pemilihan kata agar makna yang mereka maksudkan dapat ditangkap oleh para pembaca iklan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana konsep kecantikan ditampilkan dalam iklan Dove melalui kata dan gambar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersumber pada kajian pustaka. Analisis yang dilakukan adalah dengan menganalisis unsur utama dalam iklan antara lain headline dan image.
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa iklan Dove menggunakan kata-kata yang memiliki makna afektif dan berkonotasi positif dan makna asosiatif dengan kata cantik dalam iklan untuk menampilkan konsep kecantikan. Produsen iklan menggunakan kata-kata yang memiliki makna-makna tersebut dengan kata cantik agar target iklan dapat dengan lebih mudah mengerti konsep kecantikan yang ingin disampaikan. Pemilihan kata dan gambar yang ditampilkan dalam iklan berkaitan erat dengan latar belakang budaya dari kedua negara masing-masing, yaitu Jerman dan Indonesia.

Meaning is the comprehension of language disclosure. In advertising, producers use various ways in diction in order to deliver the right sense that they are intended to give to the advertisement target audience. This research aims to know how the beauty concept is displayed in Dove advertisement through words and images. The research method is qualitative method which is from literary view. What are being analyzed in this research, are the main elements of the advertisement, such as; headline and images.
Based on the result, there are few Dove advertisements that use affective meaningwith positive connotation and associative meaningwith the word “beauty” in displaying the beauty concept. The producers use the words with those meanings to make the advertisement target audience easier to get the beauty concept. The diction and the selection of images that being shown in the advertisements linked with the both countries’ (Germany and Indonesia) culture background.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Filza Biankarisia
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas representasi maskulinitas yang ditampilkan dalam iklan-iklan produk perawatan wajah dan tubuh pria. Produk kosmetik tidak hanya dikonstruksikan dalam konsep feminin, melainkan juga dalam konsep maskulin. Perubahan konsep pria maskulin dalam iklan yang terjadi ketika pria direpresentasikan sebagai objek yang dilihat para pria maupun wanita. Hal ini terlihat pada pria masa kini yang menjadi lebih memerhatikan penampilan fisik baik bentuk tubuh maupun wajah yang direpresentasikan melalui iklan-iklan produk kosmetik khusus pria. Ketiga iklan yang telah dipilih sebagai korpus data akan dianalisis bagaimana representasi maskulinitas baru dalam iklan produk perawatan wajah dan tubuh pria. Pergeseran konstruksi maskulinitas tersebut akan menghasilkan identitas budaya metroseksual.

ABSTRACT
This study is about the changing of the idea of masculinity in Germany, which is represented by the advertisements of men rsquo s facial and body treatment products. Grooming products had been constructed into femininity, this construction is already changed now. There is a new idea of how masculinity is now defined, men are the objects being represented. They tend to be much more attentive to their physical facial appearances. By analyzing structures of each advertisement, this study tries to analyze how the three advertisements of men rsquo s facial and body treatment products represent the idea of the new and modern masculinity to society. The change of masculinity constructionism will produce cultural identity for metrosexual. "
2017
S68985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis isu tubuh perempuan dalam post terkait gerakan No Bra
Day. Pada dasarnya, gerakan ini menghimpun massa perempuan di media sosial untuk bersamasama
melakukan aksi melepas bra. Dimulai secara global pada tanggal 13 Oktober 2013, gerakan
ini menuai banyak jenis respon di massa media sosial. Pro dan kontra mengenai pelepasan bra di
media sosial tersebar luas diiringi oleh tanda pagar terkait. Gerakan ini seringkali dianggap tidak
sesuai dengan konstruksi sosial karena membuka jalan untuk berbicara mengenai tubuh
perempuan di ranah publik. Selain itu, gerakan ini membawa pemaknaan baru terhadap tubuh
perempuan. Pencapaian pemaknaan yang ditunjukkan dalam unggahan terkait gerakan justru
menunjukkan masih kuatnya afirmasi konstruksi atau label patriarkal. Sebagai produk media,
konsep resepsi atau penerimaan Stuart Hall dan feminisme postmodern Luce Irigaray digunakan
untk melihat bentuk pemaknaan tubuh yang menggambarkan afirmasi bahkan internalisasi
tatanan patriarkal tersebut., This undergraduate thesis aims to analyze woman’s body issues on posts related to No Bra Day
movement. Basically, this movement assembles female netizens to fight breast cancer together
by taking off their bras for a day. As it started globally on October 13th, 2013, this movement
attracts pro and con responses, including pros and cons. The responses are linked by the use of
related hashtags. Due to its challenge to bring women’s body to the public sphere, this movement
is oftentimes underestimated. On the contrary, this movement brings a new meaning on women’s
body. This encoded meaning cannot be absorbed thoroughly by the female netizens because of
the patriarchal construction. The achieved meaning cannot be one hundred percent as it aims to.
Furthermore, the decoded meaning still shows the affirmation to patriarchal order. As a media
product, reception theory by Stuart Hall and postmodern feminism by Luce Irigaray are used to
examine the new meaning interpreted and reflected in the responses, which also show the
affirmation or even internalization to the patriarchal order.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darlyss Yabes Chrismanuel
"Iklan TV komersial merupakan salah satu media yang efektif dalam menyampaikan pesan pemasaran karena jangkauannya yang luas. Pesan pemasaran disampaikan dengan pendekatan persuasif untuk menimbulkan recall yang tinggi dan menciptakan keinginan untuk membeli. Peran wanita dalam iklan sering kali digunakan dan dinilai efektif dalam mempersuasi khalayak konsumen. Kali ini, kita akan melihat penggambaran citra perempuan yang sering dan efektif digunakan dalam iklan televisi untuk mempersuasi khalayak konsumen khususnya produk kategori produk laki-laki dan bagaimana penggambaran tersebut berpengaruh terhadap tindakan pembelian atau efektif menyentuh emosi dari khalayak konsumen untuk tindakan membeli. Permasalahan akan dibahas dengan melihat citra perempuan menurut dalam contoh iklan TV komersial kategori produk laki-laki di Indonesia. Setiap citra perempuan yang digambarkan akan memperlihatkan bagaimana peran perempuan yang dikondisikan oleh pengiklan dalam mempengaruhi khalayak kepada tindakan pembelian. Pembahasan menggunakan 5 contoh iklan dari kategori produk laki-laki, yaitu Iklan L-Men, KukuBima Energy Drink, Axe for Men, KIT Motor Shampoo, dan Gellette Mach 3 untuk melihat citra perempuan yang terkandung di dalamnya. Dari ke 5 contoh iklan tersebut, semuanya menggambarkan perempuan sebagai sosok pemikat dimana memiliki keindahan tubuh sering digunakan untuk memperkuat pesan pemasaran di benak khalayak. Penggunaan visualisasi perempuan dalam iklan tentunya dapat menambah daya pikat iklan tersebut dalam mengambil perhatian khalayak, namun tentunya penggambaran tersebut harus sesuai dengan kebudayaan dan norma yang berlaku.

Commercial TV advertising is one of the effective medium in conveying a marketing message because of extensive coverage . Marketing message is delivered with a persuasive approach to induce high recall and create a desire to buy . The role of women in advertising is often used and considered effective in persuading the consumer audience . This time , we will see the depiction of the image of women that is frequently and effectively used in television advertising to persuade audiences consumer product category of the product , especially men and how these depictions affect the purchase or effective action to touch the emotions of the consumer audience to purchase action. The problem will be addressed by looking at the image of women in the sample according to the product categories of commercial TV advertising men in Indonesia . Every image that illustrated women will show how the role of women who are conditioned by advertisers to influence audiences to purchase action . The discussion uses 5 examples of advertising product categories men , namely Ad L -Men , KukuBima Energy Drink , Axe for Men , KIT Motor Shampoo , and Gellette Mach 3 to look at the image women contained therein . 5 examples of all the ads , all described as being a decoy woman has a beautiful body which is often used to reinforce the marketing message in the minds of audiences . The use of visualization women in advertising can certainly add to the allure of these ads in taking the audience 's attention , but of course, the depiction must conform to the culture and norms ."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Keni Agusriati
"Brand adalah representasi dari kepribadian produk yang dapat meningkatkan pemasaran produk. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang bersedia untuk menghabiskan banyak anggaran untuk membangun brand image yang positif. Salah satu cara untuk membangun brand image adalah menggunakan strategi marketing public relations. PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menggunakan strategi ini untuk membangun brand image salah satu produknya, Dove dengan membuat program "Dove The Real Beauty".
Seperti halnya tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi marketing public relations yang dilakukan pada program Dove. Program "Dove The Real Beauty" menggunakan strategi marketing public relations seperti pull, push dan pass kegiatan yang dilakukan yaitu publikasi, event, dan kegiatan pelayanan publik. strategi marketing public relations memiliki peran yang besar dalam membangun brand image positif Dove diantara persaingan produk kosmetik.

Brand is a representation of a product personality that can improve product marketing. Therefore, many companies are willing to spend alot of money to build a positive brand image. One way to build a brand image is using public relations marketing strategy. PT. Unilever Indonesia Tbk is a company that use this strategy to build the brand image of one of its products, Dove by making campaign Dove "Real Beauty The Dove".
As it does this paper is to investigate and analyze strategic marketing public relations conducted in Real Beauty The Dove campaign. The program Dove Real Beauty use marketing public relations strategy such as pull, push and pass strategy consisting consist of publication activities, events, and public-service activities. Marketing public relations strategy can play a major role in building Dove positive brand image among the cosmetic products competition."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Sari Andini
"ABSTRAK
Penggunaan bahasa asing dalam iklan memang marak dilakukan, tak terkecuali pada iklan-iklan Nivea, merk produk kecantikan dan perawatan tubuh asal Jerman yang sudah berumur 125 tahun. Pada makalah ini saya meneliti lima iklan Nivea yang terdapat di internet. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan kata-kata yang termasuk Anglizismus yang muncul pada iklan-iklan tersebut, melihat strukturnya lalu menentukan termasuk Lehn- atau Fremdwort kata-kata yang telah ditemukan pada iklan-iklan Nivea tersebut dilihat dari penulisan dan bunyi kata tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan tiga kata dan satu komposita Fremdwort, serta empat kata Lehnwort yang merupakan Anglizismus.

ABSTRACT
The use of foreign language in advertisement is often done, including in the advertisements of Nivea, a brand of cosmetic product and body treatment from Germany whose age is already 125 years old. In this paper, I have analysed advertisement language of 5 Nivea products ads in Germany. The purpose of this research is to find out the Anglizismus words that appeared on these ads, see the structure and specify the words into Fremdwort or Lehnwort seen from the writing and the sound of the words. The result of the analysis shows that there are three words and one composite that can be categorized as Fremdwort, and there are four words that can be categorized as Lehnwort which are part of Anglizismus.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Marina Claudia
"ABSTRAK
Tubuh perempuan seringkali menjadi poin penting dalam suatu iklan yang digunakan untuk menarik perhatian masyarakat, bahkan pada iklan yang tidak memiliki ikatan langsung dengan tubuh perempuan. Penempatan perempuan sebagai objek, atau dikenal dengan istilah objektifikasi, menjadi fokus penelitian ini. Dengan menganalisis iklan sebuah produk minuman kopi instan dalam kaleng, „K-fee turbo drink‟, penelitian ini membuktikan adanya objektifikasi terhadap tubuh perempuan dalam iklan tersebut. Analisis terhadap iklan yang menjadi korpus data penelitian ini memperlihatkan adanya objektifikasi seksual terhadap tubuh perempuan. Penelitian ini mendasari analisis dengan pemikiran Martha C. Nussbaum mengenai objektifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tekstual, yaitu dengan menganalisis gambar dan teks dalam iklan „K-fee turbo drink‟.

ABSTRACT
Women‟s body are frequently positioned as the selling point in advertising. Female‟s body is projected as sexual object to attract people‟s attention. Sexual objectification to women‟s body is the focus of this research. By analizing an advertisement of instant coffee, „K-fee turbo drink‟, this research aims to see how female‟s body part is used to attract people‟s attention and how it is presented and positioned equally with canned coffee. The method used in this research is textual analysis, within the framework of Nussbaum‟s theory objectification. The potrayal of female‟s body part in this advertisement shows how objectified women is reduced to nothing more than object to draw mass attention and sell products."
Depok: [;, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muniha Addin Munawwaroh
"Iklan `Project #ShowUs` Dove, diluncurkan dengan tujuan membuat perubahan terhadap representasi perempuan (termasuk kaum lesbian, queer, dan transgender) yang ada di media dan dunia periklanan, dengan cara menekankan konsep kecantikan yang lebih representatif. Penelitian ini memiliki rumusan masalah berupa bagaimana iklan `Project #ShowUs` Dove Belanda mendefinisi ulang kecantikan yang ada di Belanda, sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengungkap cara Dove melalui `Project #ShowUs` dalam mendefinisi ulang kecantikan yang ada di Belanda. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan gender Judith Butler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan `Project #ShowUs` Dove Belanda menghadirkan konsep-konsep redefinisi yang berkaitan dengan bentuk dan ukuran tubuh, usia, ketidaksempurnaan fisik, tingkat wawasan dan pekerjaan atau profesi, serta orientasi seksual dan identitas gender. Redefinisi kecantikan yang dibentuk mengundang antusiasme masyarakat Belanda melalui kolom `Doe mee met Project #ShowUs` yang turut mendukung dan menambahkan gagasan dalam konsep redefinisi kecantikan.

`Project #ShowUs` Dove ad, launched with the aim of making changes to the representation of women (including lesbians, queer and transgender) in the media and advertising world, emphasizes the more representative concept of beauty. The formulation of the problem was how `Project #ShowUs` Dove Netherlands redefined beauty in Netherlands, and the aim was to uncover Dove`s way through 'Project #ShowUs' in redefining beauty in Netherlands. This research used qualitative methods and gender concept of Judith Butler. The results showed that `Project #ShowUs` Dove Netherlands Ad presented concepts of redefinition beauty relating to body shape and size, age, physical imperfection, level of insight and occupation or profession, and also sexual orientation and gender identity. The redefinition of beauty that was formed invited the enthusiasm of the Dutch people through the `Doe mee met Project #ShowUs` column, they supported and added ideas in the concept of beauty redefinition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>