Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanes Bosco Widhi Wicaksono
"ABSTRAK
Saat ini televisi Indonesia sangat minim menayangkan program anak. Jumlah program anak yang ada tidak bisa memenuhi kebutuhan waktu harian anak menonton, sehingga besar kemungkinan anak menonton tayangan dengan klasifikasi remaja atau dewasa. Selain itu saat ini program anak yang ada didominasi oleh tayangan serial animasi atau kartun yang ternyata belum sepenuhnya aman bagi anak Untuk itu program Jagoan Cilik hadir sebagai altenatif program anak di industri televisi nasional melalui format edutainment yang merupakan program televisi hiburan berbasis edukasi. Program ini memiliki tujuan sosial untuk menambah jumlah tayangan yang aman bagi anak. Untuk pembuatan prototype dilakukan riset khalayak terhadap 30 anak usia 5-8 tahun sebagai target khalayak program. Jagoan Cilik mengajak anak-anak untuk melakukan aksi menyelesaikan misi seputar keahlian unik serta memberi kesempatan penonton untuk terlibat langsung dalam program, yakni dengan mengirimkan karya atau video keahlian tertentu dan yang terpilih berhak menjadi Kapten Cilik (bintang tamu).

ABSTRACT
The number of existing children's programs is very few and can not meet the needs of children's daily TV watching, so it is probable that a child watches teen or adult's programs. Besides, existing children's programs are dominated by animated series or cartoons which apparently are not entirely safe for children. Therefore Jagoan Cilik comes as an alternative to children?s programs through edutainment format which is educating yet entertaining at the same time. Social purpose of this program is to increase the number of programs that are safe for children. To create the prototype audience research is conducted to 30 children aged 5-8 as the program's target audience. Jagoan Cilik encourages children to take action completing the mission about unique skills and give the audience an opportunity to be directly involved in the program by submitting a video work or other specific skill works, and the elected one is entitled Kapten Cilik.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Novitasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tindak tutur memuji secara eksplisit dan implisit dalam bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tindak tutur memuji secara eksplisit dan implisit. Penjelasan mengenai tindak tutur secara eksplisit akan dipaparkan leksikon-leksikon yang secara lugas menyatakan pujian. Sedangkan, penjelasan mengenai tindak tutur implisit melalui ujaran-ujaran taklangsung yang mengimplikasikan pujian. Analisis masalah penelitian ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin dan John R. Searle, serta teori mengenai eksplikatur dan implikatur yang digagas oleh Paul Grice. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain deskriptif analisis yang berfokus pada variety show X Factor Japan. Hasil penelitian ini ditemukan tindak tutur memuji secara eksplisit, tindak tutur memuji secara implisit serta kombinasi antara tindak tutur memuji secara eksplisit dan implisit.

ABSTRACT
The focus of this study is the speech acts of compliment explicitly and implicitly in Japanese. This study aims to explain the speech acts of compliment explicitly and implicitly. Explanation of speech acts will be explicitly exposed by lexicon that plainly compliment. Meanwhile, the explanation of implicit speech acts through indirect utterances implies compliment. Analysis of this research problem using the theory of speech acts proposed by J.L. Austin and John R. Searle, as well as the theory of explicatures and implicatures who initiated by Paul Grice. This research is qualitative with descriptive analytical design that focuses on variety show X Factor Japan. The results of this study found speech acts of compliment explicitly, speech acts of compliment implicitly and a combination of speech acts of compliment explicitly and implicitly."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan IP
"Prototype program televisi ini berbentuk rancangan program televisi yang berdurasi total 60 menit. Program “The Cendol Show” ini merupakan suatu program game show yang bertemakan kebudayaan tradisional. Peserta berlomba di daerah-daerah yang ada di Indonesia dalam tiga babak yaitu mencari tutor, bermain kuis rebutan yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kebudayaan setempat dan bermain permainan tradisional. Peserta dibagi atas tiga tim yang terdiri dari tiga orang. Setiap tim dipimpin oleh kapten yang berasal dari selebritis. Hadiah utama dari permainan ini sebesar Rp. 15.000.000,-.
Program ini bertujuan untuk memberikan tayangan yang berkualitas, menghibur, sekaligus mendidik bagi masyarakat. Melalui program ini, diharapkan masyarakat akan mampu melestarikan budaya yang semakin tergerus dengan adanya kemajuan teknologi. Program ini akan disiarkan secara live on tape setiap satu minggu sekali pada hari Jumat pukul 16.00 WIB di Trans TV. Biaya produksi program ini diperkirakan mencapai Rp. 299.970.000,-

"The Cendol Show" is a 60-minutes program’s prototype. This program bring up traditional culture as it main themes. Contestant will races throughout Indonesia within three stages, find a tutor, playing local content quiz, and playing traditional game. Contestants consist by three teams of participants. In every team there are three people with one captain from celebrity who lead the team. The prize in this program is Rp. 15.000.000,-.
This program is intended to give a quality show, entertain the people, and educating public. This program, expected people able to conserve the culture which eroded with the modern technology. This program will be broadcast by Trans TV, live on tape every Friday at 04.00 pm. For its first episode, “The Cendol Show”, production cost is estimated Rp. 299.970.000,-
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwininta Widyastuti
"ABSTRAK
Saat ini popularitas program acara televisi sedang meningkat. Program hiburan ini menarik perhatian pemirsa karena didominasi oleh permainan dan biasanya
melibatkan aktivitas fisik peserta kompetisi game show. Lokasi acara syuting juga bervariasi, termasuk destinasi wisata bertema petualangan yang melibatkan keindahan alam. Penelitian ini menggunakan studi eksperimen untuk mengukur intensi perilaku pemirsa game show terhadap wisata petualangan yang tayang dalam program tersebut. Penelitian ini membuktikan jika hubungan keterlibatan pemirsa dan intensi perilaku untuk melakukan perjalanan ke destinasi wisata dimediasi oleh citra kogntif dan citra afektif. Secara khusus, citra kogntif dapat secara signifikan berkorelasi dengan citra
afektif, dan keduanya menyebabkan dengan intensi perilaku. Media televisi berkaitan dengan keberjalanan proses psikologis, sehingga ditemukan bahwa keterlibatan penonton menyebabkan intensi perilaku pemirsa. Sementara itu, gambar destinasi wisata memediasi hubungan ini, yaitu gambar yang memberikan persepsi citra kogntif dan citra afektif, sehingga kedua variabel ini ditemukan menjadi mediator penting. Oleh karenanya, pengelolaan program televisi sebagai media penyampai pesan perlu fokus pada penciptaan lebih banyak lagi gambaran peristiwa yang positif, yang nantinya menyebabkan pada pembentukan citra afektif yang positif pula terhadap lokasi destinasi wisata. Semakin tinggi citra destinasi wisata untuk pemirsa maka akan menyebabkan
intensi perjalanan yang lebih tinggi pula di masa mendatang.

ABSTRACT
Currently the popularity of the show television programs is on the rise. This
entertainment program attracts viewers' attention because it is dominated by games and usually involves the physical activity of the participants of the game show competition. The location of the shooting event also varied, including adventure-themed tourism destinations involving natural beauty. This study uses an experimental study to measure the behavior intentions of game show viewers of adventure tours that aired in the program. This study proves that the relationship of audience involvement and behavioral intentions to travel to tourist destinations is mediated by cognitive and affective imagery. In particular, cognitive imagery can be significantly effects affective imagery, and both cause with behavioral intentions. Television media deals with psychological process travel, so it is found that audience involvement leads to audience behavior intentions. Meanwhile, the image of a tourist destination mediates this relationship, the image that gives the perception of the cognitive image and the affective image, so that these two variables are found to be important mediators. Therefore, the management of television programs as media messengers need to focus on creating more positive picture of adventure-themed tourism destinations, which will lead to the formation of positive affective image also to the location. The higher the image of the
tourist destination for the viewers will lead to higher travel intentions in the future."
2018
T51275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Reality show merupakan jenis tayangan televisi yang semakin diminati dan bahkan mampu menempati posisi prime time di televisi. Kemiskinan dan kehidupan kaum miskin merupakan salah satu tema yang cukup populer yang diangkat dalam tayangan realita ditelevisi. Tulisan ini membahas fenomena tayang anrealitas di Indonesia, khususnya bagaimana program tayangan realitas mengkontruksi ibadah keagamaan dan distingsi kelas. Empat tayangan realitas yang disiarkan pada momen bulan suci Ramadhan 1432 H yaitu "bukan puasa biasa" (Trans TV). "orang pinggiran" (Trans 7), "jika aku menjadi-Ramadhan" (Trans TV) dan "big brother Indonesia" (Trans TV) menjadi focus kajian dalam tulisan ini. Kajian mendalam terhadap ke empat tayangan realitas tersebut menunjukkan bahwa ada proses tertikasi dan obyektifikasi realitas kemiskinan guna mendefinisikan dan menggarisbawahi ibadah kelas. Tayangan realitas tentang kelas bawah cenderung menampilkan banalitas pesan tentang kemiskinan. Realitas hidup dan ibadah agama kelas bawah hanya menjadi project bagi kelas diatasnya untuk memperbaiki kualitas spiritual keagamaannya dan untuk membangun citra positif tentang sikaya. Persolan kemiskinan, pada akhirnya, hanya dianggap sebagai problem individual yang bisa dilalui atau diatasi dengan religiu sitas dan ketekunan ibadah individual."
361 JPS 1:1(2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Tripeni Juniman
"ABSTRAK
BAGIAN 1
Analisis Situasi
Olahraga, media, dan masyarakat sudah tak dapat dipisahkan lagi. Kebutuhan terhadap informasi olahraga menjadi penting. Namun, media belum sepenuhnya mengakomodasi hal ini. Informasi dunia olahraga didominasi sepak bola. Informasi antara olahraga populer dan nonpopuler olahraga terkesan tidak berimbang. Padahal informasi olahraga lain juga dinantikan oleh masyarakat.
BAGIAN 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat bagi khalayak: pelayanan informasi dan pendidikan dalam bidang olahraga, hiburan bagi publik. Manfaat bagi pengelola: kredibilitas secara sosial dan kultural, penjalanan misi organisasi, serta dari segi ekonomi.
Tujuan sosial: menciptakan keluarga cinta olahraga, meningkatkan apresiasi dan inspirasi. Tujuan ekonomi: memberikan keuntungan, sponsorship dan kerjasama.
BAGIAN 3
Prototype yang Dikembangkan
Program berita olahraga berformat TV Magazine ini, bernama ?All Sport?. Berdurasi 30 menit dan berisikan informasi olahraga dalam dan luar negeri, yang menyajikan berita olahraga populer dan memberikan ruang bagi olahraga nonpopuler. Program ini berisi diskusi dan juga mengedepankan interaktivitas dengan penonton. Rencana penayangan di KOMPAS TV pada hari Sabtu dan Minggu dalam rentang prime time (19.00 ? 22.00 WIB). Target khalayak usia 18-40 tahun, SES A, B, dan C.
BAGIAN 4
Evaluasi
- Media pre-test dilakukan menyebar kuisioner secara online kepada 50 responden setelah menyaksikan prototype yang diunggah ke YouTube secara terbatas.
- Evalusi media, berupa rapat redaksi (internal), survey dan data Nielsen (eksternal)
BAGIAN 5
Anggaran:
- Anggaran pembuatan prototype: Rp 1.680.000
- Rencana anggaran produksi program per bulan: Rp 193.650.000
- Perkiraan laba maksimal per bulan: Rp 1.836.350.000
- Rencana anggaran evaluasi Rp 2.000.000;PART 1

ABSTRACT
PART 1
Situation Analysis
Sport, media, and citizen is a non-separatable unity. The needs of sport information become important, but can not be fully accommodated by the media. Sport information is dominated by football news that seems not accommodating whole fields of sport. Whereas, the public expects information from another kind of sport.
PART 2
Benefit and Purpose of Prototype Development
Benefit for audience: information services and education in sport fields, entertainment for public.
Benefit for managers: social and cultural credibility, the execution of organization mission, and economic sector.
Social purpose attaching the family into sport, increasing the appreciation and inspiration.
Economic purpose: gaining profit, sponsorship and cooperation.
PART 3
Prototype Developed
TV-formatted Sport News Program named ?All Sport?. Consisting information from any fields of sport that serves both popular and non-popular sport news with 30 minutes duration. This program engages discussion and puts forward the interactivity with the audiences. Broadcast planning is on Kompas TV, every Saturday and Sunday at primetime (19.00-22.00 WIB). Audience target is within 18-40 years old, SES A, B, and C.
PART 4
Evaluation
- Pre-test media will be conducted by distributing online questionnaires to 50 participants after watching the prototype via YouTube.
- The form of media evaluation are editorial board internal meeting, survey, and Nielsen data (external).
PART 5
Budget
- Prototype making budget : Rp 1.680.000
- Production budget plan per month : Rp 193.650.000
- Maximum profit estimation : Rp 1.836.350.000
- Evaluation budget plan : Rp 2.000.000.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugita Lestari
"ABSTRAK
Strategi spin-off memang sudah lama dilakukan oleh praktisi TV dalam memperpanjang popularitas dari sebuah program drama TV dengan tujuan untuk mempertahankan penonton setia. Strategi ini biasa digunakan untuk program drama TV yang berada pada slot prime-time. Penerapan strategi spin-off pada program reality show masih dikenal baru, tidak banyak program reality show menggunakan strategi ini. Artikel ini membahas penerapan strategi spin-off pada program reality show. Penelitian ini dibatasi pada program reality show Korea New Journey to The West 4 beserta program TV spin-offnya Youth Over Flower: Winner dan Kang s Kitchen. Dengan menggunakan metode kualitatif interpretif dan teknik studi dokumen serta wawancara mendalam kepada penonton ketiga program TV tersebut, penelitian ini memaparkan bagaimana sebuah program TV spin-off dapat meraih keberhasilannya serta memaparkan sikap penonton terhadap ketiga program TV tersebut. Melalui analisis elemen keberhasilan program TV oleh Perebinossoff, P., Gross, B., & Gross, L. S. (2002) dan Morissan (2011) dan elemen keberhasilan program TV spin-off oleh Kilian & Schwarz (2013), ditemukan bahwa motivasi utama penonton dalam menonton program TV spin-off adalah karena mereka telah terpapar oleh cuplikan atau teaser program melalui program TV utama, penonton lebih menyukai program TV utama dibandingkan dengan program TV spin-off karena penonton merasa ekspektasi mereka kurang terpenuhi oleh program TV spin-off.

ABSTRACT
The implementation of Spin-off strategy has been long done by TV programming to extend the popularity of a program and maintain the loyal audiences. This strategy always used by a prime-time TV Drama. The implementation of this strategy for a reality TV is still new, theres not many reality TV using this strategy. This article discusses about how the spin-off strategy is implemented in a reality TV program. This study is limited to a Korean reality TV program New Journey to The West 4 and its spin-off Youth Over Flower: Winner and Kangs Kitchen. Using qualitative-interpretive approach and literature study and interview to some audiences, this study explains how a TV spin-off could achieve its successful and alsa explains the feedback from audiences toward these three programs. Through the analysis of the element of success for a TV program and the element of success for TV spin-off, it is found that the main reason to watch a spin-off is because audiences have been introduced by teaser in parent program, audiences much prefer the parent program rather than its spin-off because they expectation cant be fulfill by TV spin-off."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Rizkanda Adrian Rachim
"Tugas Karya Akhir ini berpandangan bahwa produk jurnalistik berupa reality show terkait pemolisian selalu membangun citra yang positif terhadap kepolisian itu sendiri. Program reality show yang diteliti dalam tulisan ini cenderung lebih menonjolkan fungsi jurnalisme sebagai media hiburan saja. Padahal, jurnalisme memiliki fungsi lain seperti informasi, pendidikan, dan kontrol sosial, yang dapat ditunjukkan melalui penjelasan mengenai penyebab dan proses penyelesaian dari sebuah kasus kejahatan. Dengan menggunakan teknik analisis naratif, penulis menganalisis episode terpilih yang diperoleh dari masing-masing akun resmi YouTube program tersebut. Tulisan ini menggunakan konsep Media and The Social Construction of Crime dan mengaitkannya dengan perspektif infotainment criminology dalam mengkaji konstruksi yang dibangun oleh media massa pada program reality show terkait pemolisian. Hasil dari kajian pada tulisan ini menunjukkan bahwa aktor utama pada setiap episodenya selalu dari otoritas penegak hukum, yaitu polisi yang digambarkan sebagai pihak berwenang. Sedangkan masyarakat hanya dijadikan sebagai objek liputan. Selain itu, kajian ini membuktikan bahwa program reality show tersebut cenderung lebih menekankan pada tujuan menghibur daripada memberikan informasi berupa edukasi kepada masyarakat. Dengan begitu, media massa mampu mengkonstruksi bahwa polisi sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Maka, program reality show ini dapat menjadi wadah pencitraan bagi kepolisian untuk menunjukkan produktivitasnya sehingga memperoleh citra positif.

This thesis discuses that journalistic products in the form of policing-themed reality show program always build a positive image of the police themselves. The reality show program studied in this paper tends to emphasize the function of journalism as an entertainment medium only. In fact, journalism has other functions such as information, education, and social control, which can be demonstrated through an explanation of the causes and the process of solving a crime case. By using narrative analysis technique, the writer analyses selected episodes obtained from each of the program's official YouTube accounts. This paper uses the concept of Media and The Social Construction of Crime and relates it to the perspective of infotainment criminology in examining the constructions built by the mass media on policing-themed reality show program. The results of the study in this paper show that the main actor in each episode is always from the law enforcement authorities, namely the police who are described as the authorities. While the citizen is only used as the object of coverage. In addition, this study proves that the reality show program tends to emphasize more on entertaining purposes than providing information in the form of education to the public. In this way, the mass media are able to construct that the police have carried out their duties properly. So, this reality show program can be an public relations platform for the police to show their productivity so as to obtain a positive image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kaye, Evelyn
Boston : Beacon Press , 1979
791.45 KAY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Junaedi
"Kehadiran televisi baru di tanah air semakin menambah keberadaan stasiun televisi, baik swasta maupun TVRI yang sudah terlebih dahulu ada Kebangkitan jurnalisme di televisi, yang dimulai dengan kemunculan Seputar Indonesia di RCTI dan Liputan 6 SCTV kini diikuti dengan kehadiran program berita sejenis di berbagai televisi.
Tidak sedikit gaya manajemen pemberitaan di media cetak diterapkan begitu saja di dunia televisi karena ketiadaan pengalaman para wartawan televisi, yang sebelumnya memang bergiat di media cetak. Terus terang saja, dunia jurnalistik televisi swasta tergolong lahan baru bagi jurnalis Indonesia untuk berkarya.
Demikian pula halnya dengan pendirian televisi swasta tidak terlepas dari alokasi sumber-sumber ekonomi di seputaran lingkaran rezim Soeharto. Gaya-gaya patronisasi dan nepotisme kerap melekat dalam pengelolaan televisi di Indonesia. Latar belakang pemilik dan pendiri stasiun televisi swasta pun juga beragam. Sebagian besar malah berasal dari pengusaha.
Dengan latar belakang sebagai pengusaha, maka ukuran untung rugi selalu menjadi dasar utama bagi penyiaran program-program di televisi. Terkadang karena alasan penghematan dan efisiensi, sebuah program direposisi atau dipindahkan tanpa ada parameter yang baku atau periodisasi tertentu. Jika sebuah program direposisi tanpa ada parameter yang jelas maka hal tersebut sangat berpengaruh terhadap minat pemasang iklan dan pemirsa untuk menonton. Pemasang iklan akan dirugikan karena strategi segmentasi dan sasaran khalayak akan mengalami perubahan jika sebuah program tayangan direposisi tanpa ada periodisasi. Pemirsa akan kebingungan dengan program acara yang mulai digemarinya, karena perubahan jam tayang yang mendadak.
Penelitian ini lebih memfokuskan kepada metode penelitian analisis deskriptif dengan menitikberatkan kepada pengamatan di lapangan serta wawancara secara mendalam dengan narasumber yang berkompeten.
Dan pendekatan ekonomi media, gaya pengelolaan manajemen televisi di Lativi ditelaah dengan kajian ilmu komunikasi maupun dari aspek-aspek ekonomi. Seharusnya, gaya pengelolaan manajemen televisi bersifat fleksibel dengan menerapkan azas-azas organisasi yang modern. Penguasaan manajemen secara terpusat atau komando jelas sangat tidak cocok diterapkan di stasiun televisi swasta. Gaya otoriter yang tidak mau mendengarkan saran saran dari pekerja profesional jelas suatu kemunduran dalam pengelolaan manajemen media televisi.
Oleh karena itu dengan memahami pengelolaan manajemen media diharapkan carut marut pengelolaan televisi di Indonesia bisa berkembang ke arah penyempurnaan. Diharapkan pula, hasil penelitian ini menjadi masukan yang berharga bagi pengembangan dan pengelolaan program berita di televisi swasta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>