Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Rahmayani
"ABSTRAK
Pekerja pembuat cincin akik memiliki potensi memiliki gangguan muskulosceletal disorder terkait dengan aktivitas pekerjaan dan postur tubuh selama bekerja. Umumnya, pekerja dengan posisi menunduk melebihi 200 berisiko terhadap kejadian nyeri leher. Survey pendahuluan pada 28 orang pekerja, ditemukan 15 orang dengan keluhan nyeri leher,untuk itulah dilakukan penilaian terhadap risiko ergonomi dengan melihat terjadinya perubahan insiden nyeri leher pada pekerja yang bekerja 4 jam pertama dan 4 jam kedua yang diselingi waktu istirahat.
Tujuan penelitian menilai pengaruh tingkat risiko ergonomi sikap kerja berdasarkan RULA dan faktor ? faktor lainnya dengan nyeri leher pada pekerja industri pembuat cincin.
Metode penelitian cohort prospektif dengan observasi 8 jam kerja pada 40 subyek penelitian dengan 20 kelompok terpapar (yang memiliki skor RULA tinggi) dan 20 kelompok kontrol (yang memiliki skor RULA rendah-sedang).Pengumpulan data dengan observasi skor Rapid Upper Limb Assesment (RULA) beberapa hari sebelumnya, pengisian kuesioner, pemeriksaan spesifik leher serta pemeriksaan intensitas nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS).
Didapatkan hasil bahwa tingkat risiko ergonomi leher tinggi memiliki risiko 3,93 kali dibandingkan tingkat risiko ergonomi leher rendah terhadap kejadian nyeri leher (RR 3,93 ; Cl95% 1,66-9,3 ), dan tingkat risiko ergonomi punggung tinggi mempunyai risiko 5,25 kali dibandingkan tingkat risiko ergonomi punggung rendah terhadap kejadian nyeri leher, (RR 5,25; Cl95% 1,93-14,25 ).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh antara tingkat risiko ergonomi sikap kerja berdasarkan RULA dengan nyeri leher pada pekerja industri pembuat cincin.

ABSTRACT
The Agate Ring Maker Workers has a potential that can cause health problems such muskulosceletal disorder associated with the activity of work and posture during work. In general, employees working in a sitting position without backrest down or stand down in excess of 200 is at risk of incidence of neck and shoulder pain. At the preliminary survey, from 28 workers, found 15 people with complaints of neck pain. For this reason, it should be made an assessment of ergonomic risk to see the incidence of neck pain in workers who worked the first 4 hours and 4 hours interspersed second rest period.
Purpose to assess the effect of the level of ergonomic working risk based on Asessment of RULA and other factors with neck pain at the agate ring maker industrial workers .
This methode is a prospective cohort study with observation of 8 hours of the 40 study subjects consisting of 20 subjects in the exposed group (which has a high score of RULA) and 20 subject in the controls group (which has low-moderate score of RULA) Data collection includes observation of score Rapid Upper Limb Assessment (RULA) a few days earlier, questionnaires, specific inspection of neck and examination of neck pain intensity using Visual Analog Scale (VAS).
The result showed that the high awkward posture of the neck are at risk 3,93 times than the low awkward posture of the incidence of neck pain (RR 3,93 Cl95% 1,66-9,3 ), and high awkward postures of the back are at risk 5,25 times compared low awkward posture on the incidence of neck pain (RR 5,25; Cl95% 1,93-14,25).
It has influence of the level of ergonomic working posture risk based on Assessment of RULA working with neck pain at the agate ring maker industrial workers.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelmi Silvia
"Latar Belakang: Pekerja kantor dengan komputer berisiko untuk mengalami nyeri leher dan bahu. Bila nyeri leher dan bahu ini tidak ditangani dengan baik akan dapat mengganggu aktivitas pekerja baik di tempat kerja maupun di luar pekerjaan. Oleh karena itu diperlukan suatu penanganan yang tepat pada kasus nyeri leher dan bahu ini. Laporan ini dibuat untuk memperoleh bukti apakah latihan leher dan bahu efektif dalam mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer.
Metode: Pencarian literatur dilakukan secara online dengan menggunakan database Pubmed dan Cohrane library. Judul dan abstrak yang didapatkan kemudian ditapis berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Telaah kritis dilakukan dengan menggunakan kriteria oleh Center-for Evidence Based Medicine, University of Oxford yang mencakup validity, importance dan applicability.
Hasil: Didapatkan enam artikel yang relevan. Semua studi merupakan randomized controlled trial. Secara keseluruhan semua studi cukup valid, walaupun ada studi yang memiliki angka drop-out yang tinggi. Dari enam studi, aspek importance hanya dapat dinilai pada tiga studi karena tidak diketahui berapa effect size pada tiga studi lainnya. Pada tiga studi yang dapat dinilai aspek importance, walaupun ada hasil yang menunjukkan efek perbaikan yang bermakna secara statistik, namun efeknya secara klinis hanya minimal sampai sedang. Oleh karena tingkat kepentingannya yang rendah, maka tidak dilanjutkan lagi penilaian applicability.
Kesimpulan: Belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa latihan leher dan bahu efektif dalam mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer. Oleh karena itu kita belum dapat menyarankan latihan leher dan bahu ini sebagai terapi untuk mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer.

Background: Computer office workers are at risk to have neck and shoulder pain. If neck and shoulder pain is not controlled properly, it can disrupt the worker?s activities both at work and outside work. Therefore proper treatment is needed for neck and shoulder pain. This report aims to obtain evidence whether neck and shoulder training is effective in reducing neck and shoulder pain among computer office workers.
Method: A literature search was conducted online using database of Pubmed and Cochrane library. Titles and abstracts were obtained and then screened based on inclusion and exclusion criteria. Critical appraisal was conducted using criteria by Center-for Evidence Based Medicine, University of Oxford include validity, importance and applicability.
Results: Six articles were found to be relevant. All studies are randomized controlled trials. Overall, all studies are quite valid although there are studies which have high drop-out rate. From six studies, aspect of importance only can be assessed in three studies because the effect size in three other studies was unknown. In the three studies where aspect of importance could be assessed, although there are outcomes that were statistically significant, the clinically improvement were only minimal to moderate. Because the level of importance is low, assesment of applicability was not conducted.
Conclusion: No sufficient evidence was found that neck and shoulder training is effective in reducing neck and shoulder pain among computer office workers. Therefore neck and shoulder training as therapy for reducing neck and shoulder pain among computer office workers can not be recommended.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Dinar Mustika
"ABSTRAK
Nyeri Punggung Bawah NPB merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering dikeluhkan oleh pekerja, termasuk perawat. Studi juga menyebutkan bahwa prevalensi NPB tinggi pada mahasiswa keperawatan. Salah satu penyebab terjadinya NPB adalah kesalahan posisi saat melakukan tindakan keperawatan ergonomi tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan praktik ergonomi terhadap risiko kejadian NPB pada mahasiswa profesi keperawatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-analitik pendekatan cross-sectional dengan melibatkan 140 responden yang diambil melalui teknik non probability sampling, berupa convenience sampling. Pengukuran tingkat pengetahuan dan praktik ergonomi menggunakan kuesioner modifikasi dari penelitian Oksyrana di tahun 2016, sedangkan variabel risiko kejadian nyeri punggung bawah menggunakan kuesioner baku yaitu The rebro Musculoskeletal Screening Questionnaire MSQ. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan risiko kejadian nyeri punggung bawah NPB p= 0,058, serta terdapat hubungan antara praktik ergonomi dan risiko kejadian NPB p= 0,006. Penelitian ini merekomendasikan mahasiswa profesi keperawatan untuk melakukan praktik ergonomi yang sesuai dalam tindakan keperawatan sebagai upaya preventif untuk menurunkan risiko gangguan muskuloskeletal, khususnya nyeri punggung bawah, sehingga pelayanan kesehatan dan keperawatan dapat lebih optimal.

ABSTRACT
Low Back Pain LBP, one of musculoskeletal disorders, is that often complained by nurses and nursing students. Some studies proved a high prevalence of LBP complaints by nursing students. LBP can be caused by position error inappropriate ergonomics when performing nursing interventions. This study aimed to determine the relationship between the level of knowledge and practice of ergonomics to the risk of NPB incidence among nursing students in the nursing profession. This cross sectional study used descriptive analytic design, involving 140 respondents selected through non probability sampling technique, in the form of convenience sampling. The knowledge level and ergonomic practice was measured using modification questionnaire from previous research conducted by Oksyrana in 2016, whereas the risk variable of low back pain occurrence was measured using The rebro Musculoskeletal Screening Questionnaire MSQ. The result of the study showed that there was no correlation between knowledge level and risk of lower back pain NPB p 0,058, and there was a correlation between ergonomic practice and the risk of NPB events p 0,006. This study recommended nursing students to perform good practice of ergonomics in nursing interventions as a preventive measure to reduce the risk of musculoskeletal disorders, especially LBP, so that nursing and health services can be more optimal."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syelvira Yonansha
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran perubahan keluhan nyeri pinggang dan tingkat risiko ergonomi pada pekerja manual handling ketika sebelum dan setelah adanya alat vacuum di dua line produksi PT AII. Faktor risiko yang dilihat adalah hazard ergonomi dengan menggunakan REBA dan faktor individu. Selain itu, keluhan subjektif individu juga dilihat dengan menggunakan pedoman wawancara. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan historikal dan observasional karena penelitian ini ingin melihat keluhan dan faktor risiko pada saat sebelum dan setelah adanya alat vacuum.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan keluhan nyeri pinggang dan tingkat risiko ergonomi pada pekerja manual handling di dua line tersebut. Akan tetapi, alat vacuum belum bisa digunakan secara maksimal karena keterbatasan jumlah alat vacuum dan disain peralatan kerja yang kurang mendukung sehingga masih terdapat aktivitas manual handling dan masih diperlukan perbaikan. Penambahan jumlah alat vacuum, modifikasi alat vacuum, dan modifikasi peralatan kerja akan dapat mengurangi faktor risiko ergonomi sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko ergonomi dan keluhan nyeri pinggang.

This research discussed about changes description of low back pain and ergonomic risk level at manual handling workers before and after using vacuum tools in two of production lines PT AII. Risk factors that's seen is ergonomic hazards with using REBA and individual factors. Furthermore, individual subjective complaint is also seen with using interview manual through in-dept interview. This research characteristic is descriptive and it is using historical and observational approach because this research want to see about pain and risk factors at before and after using vacuum tools.
The result of this research shown that is reduction of low back pain and ergonomic risk factors at manual handling workers in two lines. But, the vacuum tools is not using maximum yet because the restrictiveness of number of vacuum tools, and design of work tools is not support so that there is still manual handling activities and needed to improve. Additional the number of vacuum tools, modification of vacuum tools, and modification another tools in work will cut down ergonomic risk factors so that it is hopeable to decrease ergonomic risk level and low back pain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belmi Andra
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran tingkat risiko pada pekerja manual handling terhadap keluhan low back pain. Faktor risiko terdiri dari faktor ergonomi dan faktor individu. Tingkat faktor risiko ergonomi dinilai dengan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Selain itu juga digunakan metode wawancara untuk melihat faktor individu dan gambaran keluhan subjektif nyeri pinggang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri yang di derita pekerja merupakan low back pain mekanik yang disebabkan oleh otot yang kelelahan karena beban kerja yang berlebihan. Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan dan perubahan sistem kerja, seperti perubahan tempat kerja untuk menghindari postur janggal, penambahan jumlah pekerja, pengurangan jam kerja, membatasi beban maksimal yang dapat diangkat dan lain-lain. Perubahan dan Perbaikan sistem kerja tersebut diharapkan dapat mengurangi faktor risiko dan keluhan nyeri pinggang.

This study discusses about the risk level and low back pain at manual handling workers. Risk factors consist of ergonomic factors and individual factors. The risk level of ergonomic factors assessed by Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. It is also used interview method to look at individual factors and overview of subjective complaints of low back pain. This is a descriptive study using observational approach.
The results showed that the pain suffered by workers is a mechanical low back pain caused by muscle fatigue due to excessive workload. Therefore, it needs changed and improvements work system, such as changes in the workplace to avoid awkward postures, increasing the number of workers, reduction in working hours, limiting the maximum load that can be lifted and etc. Changes and improvement of work system is expected to reduce the risk factors and back pain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Arief Gunawan
"Latar Belakang : Gangguan otot merupakan penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi di duni, dari data World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 terdapat gangguan otot rangka mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja, di Indonesia menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2005 sebanyak 40,5% pekerja di Indonesia mempunyai keluhan nyeri otot. Pada pabrik pengolahan ikan PT X telah dilakukan survey awal pada 64 responen dan didapatkan 48% dari responden mengeluh nyeri tengkuk. Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan melakukan peregangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peregangan terhadap penurunan dari nyeri tengkuk tersebut.
Metode : Studi analitik dengan desain Pre-Post Test. Membandingakan nilai nyeri dengan bantuan Visual Analog Scale (VAS) sebelum dilakukan peregangan dengan sesudah dilakukan peregangan sebanyak dua kali dalam sehari pada 5 hari dalam satu minggu dengan waktu penelitian selama 2 minggu.
Hasil : Didapatkanya nilai prevalensi nyeri tengkuk sebanyak 78.3% serta terdapat perbedaan bermakna dari nilai nyeri sebelum dilakukan peregangan ( VAS = 5 (3-6)) dengan nilai nyeri setelah dilakukan peregangan ( VAS = 2 (0-3)), tidak terdapat perubahan yang bermakan terhadap faktor individu baik umur, status gizi, pendidikan, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok dan faktor masa kerja.
Kesimpulan : Peregangan dapat menurunkan nilai nyeri tengkuk yang diukur berdasarkan Visual Analog Scale (VAS) dengan peregangan sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari dalam 1 minggu selama 2 minggu.

Background: Muscle disorders are the most common occupational diseases in the world, from World Health Organization (WHO) data in 2003 there was musculoskeletal disorder reaching 60% of all occupational diseases, in Indonesia according to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2005 as many as 40.5% of workers in Indonesia have complaints of muscle pain. In PT X fish processing factory has been conducted initial survey on 64 respondents and found 48% of the respondents complained of neck pain. One way to reduce pain is to doing a stretching. This study aims to see the effect of stretching on the decrease of the neck pain.
Methods: Analytic studies with Pre-Post Test design. Analyze the value of pain with the help of Visual Analog Scale (VAS) before stretching compare to after stretching twice a day for 5 days in a week with a 2-week research period.
Result: The prevalence value of cervical pain was 78.3% and there was significant difference of pain value before stretching (VAS = 5 (3-6)) with pain value after stretching (VAS = 2 (0-3)), no change which are related to individual factors in terms of age, nutritional status, education, exercise habits, smoking habits and work-time factors.
Conclusion: By stretching 2 times daily for 5 days in 1 week for 2 weeks can decrease the value of neck pain measured by Visual Analog Scale (VAS).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Adi Pranaya
"ABSTRAK
Latar Belakang : Lebih dari sepertiga pekerja pembuatan batubata mengalami keluhan nyeri pada bahu. Perlu di identifikasi penyebab atau faktor yang berhubungan dengan terjadinya nyeri bahu, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan di tempat kerja dengan harapan terjadi peningkatan derajat kesehatan pekerja pembuatan batu bata.Metode : Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan pemilihan sampel secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan cara kerja. Variabel yang diteliti adalah umur, indeks massa tubuh, masa kerja, lama kerja, aktivitas olahraga, kebiasaan merokok, pekerjaan rumah tangga, posisi kerja lengan atas, lama posisi lengan atas sewaktu istirahat, posisi duduk ketika bekerja. Dilakukan pengukuran nyeri dan disabilitas juga menggunakan instrumen shoulder pain and disablity index SPADI Hasil : Jumlah responden adalah 92 orang lelaki. Didapatkan prevalensi nyeri bahu 57,6 dengan skor pain index 40 tahun ROs 30,62 IK95 7,16-131,01 , tidak aktivitas olahraga ROs 8,97 IK95 1,30-61,76 Faktor pekerjaan yang berhubungan; lama kerja > 8 jam ROs 5,71 IK95 1,56-20,80 , masa kerja > 5 tahun ROs 5,00 IK95 1,30-19,13 , serta posisi duduk bungkuk ROs 5,13 IK95 1,20 ndash;21,95 . Kesimpulan dan saran : Prevalensi nyeri bahu pada pekerja pembuatan batubata adalah 57,6 . Faktor yang berhubungan adalah; umur > 40 tahun, tidak aktivitas olahraga, lama kerja > 8 Jam, masa kerja > 5 tahun, posisi duduk bungkuk. Saran agar desain tempat kerja agar sesuai dengan posisi bekerja dan dianjurkan untuk berisitirahat yang cukup bagi pekerja seteleh bekerja 8 jam sehari. Kata Kunci : Nyeri bahu, pekerja informal, pembuat batu bata, aktivitas olahraga, lama kerja, masa kerja, posisi duduk.

ABSTRACT
Analysis of shoulder pain and associated risk factors among male brick making workers Study in Cibarusah sub district, Bekasi district Background More than one third of brick making workers suffer from shoulder pain. It is necessary to identify causes or related factors to shoulder pain among them, so that prevention measures in the workplace can be implemented so that it can improve the health status of brick making workers. Method The study used cross sectional design with total sampling. Data collection was done by interviewing and observing the workers. The variables studied were age, body mass index, work period, duration of work, sport activity, smoking habit, housework, upper arm position, upper arm position during rest, sitting position at work. Pain index and disability index was measured using shoulder pain and disablity index SPADI instrument. Result The number of respondents were 92 people consisting of all men. The prevalence of shoulder pain was 57,6 . Pain index score 40 years AOR 30,62 95 CI 7,16 131,01 , no sport activity AOR 8.97 95 CI 1.30 61,76 . Related work factors duration of work 8 hours AOR 5.71 95 CI 1.56 20.80 , working period 5 years AOR 5.00 95 CI 1.30 19.13 , and AOR hunched position 5.13 95 CI 1,20 21,95 . Conclusion and suggestion The prevalence of shoulder pain in brick making workers was 57.6 . Related factors are age 40 years, no sports activity, duration of work 8 hours, work period 5 years, hunched position. Suggestions for the design of the workplace to fit the working position and it is advisable to have adequate rest for workers after work 8 hours a day. Key words Shoulder pain, informal workers, brick makers, sports activities, work period, duration of work, sitting position at work. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatun Milah Ratri
"Proses kerja pada pembuatan furniture berisiko terjadi MSDs pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran tingkat risiko ergonomi yang berpotensi menimbulkan musculoskeletal disorders pada pekerja Indria Furniture Depok. Desain studi adalah cross sectional, menggunakan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menilai tingkat risiko ergonomi di tiap tahapan kerja.
Hasil penelitian berdasakan penilaian QEC menunjukan level tindakan 3 pada proses pembuatan pola dan finishing dan level tindakan 4 pada proses pemotongan, perakitan, dan loading. Berdasarkan penilaian REBA, terdapat level tindakan 3 pada proses finishing, level tindakan 4 pada proses pembuatan pola, pemotongan, dan perakitan, dan level tindakan 5 pada proses loading. Memperbaiki desain meja kerja yang sesuai dengan antropometri pekerja, sosialisasi, dan pemberian informasi mengenai ergonomi di tempat kerja merupakan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencegah tingginya tingkat risiko ergonomi pada pekerja.

Working process in the furniture manufacturing has the risk of MSDs to workers. This study aims to describe the risk level of ergonomic which potentially generates musculoskeletal disorders in Indria Furniture Depok. The design of this study is cross sectional, using Quick Exposure Check (QEC) and Rapid Entire Body Assessment (REBA) as a method to assess the ergonomics risk level at each stage of working process. Based on the study results using QEC assessment shows that there are action level 3 in the process of making pattern and finishing and action level 4 in the process of cutting, assembling, and loading.
Based on the study results using REBA assessment shows that there are action level 3 in the finishing process, action level 4 in the process of pattern making, cutting, and assembling, and action level 5 in the loading process. Improving the design by using the appropriate workstation which suits worker’s anthropometry, socialization, and providing information about ergonomics in the workplace is a recommendation that can be done to prevent the improvement of ergonomics risk level to workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Bagus Riyanto
"Aktivitas di dalam ruang kantor seperti menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang paling sering dilakukan. Penggunaa komputer yang terus-menerus setiap harinya akan menimbulkan risiko pekerja mengalami musculoskeletal disorders MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pengguna komputer di kantor PT XYZ. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat risiko ergonomi, usia, jenis kelamin, masa kerja, durasi kerja, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan keluhan subjektif MSDs. Penelitian ini dilakukan kepada 26 pekerja dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan antara indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, serta kebiasaan olahraga terhadap keluhan subjektif MSDs.

Office activities such as computer use are the most common tasks. Continuous computer usage every day poses a risk to workers experiencing musculoskeletal disorders MSDs. This study aims to know the level of ergonomic risk and subjective complaints MSDs on computer user workers in the office of PT XYZ. The variables studied in this study were an ergonomic risk, age, gender, length of service, duration of work, body mass index, smoking habit, exercise habit, and subjective complaints MSDs. This research was conducted to 26 workers with cross sectional study design. The results showed that there was a tendency between body mass index, smoking habits, and exercise habits of subjective MSDs complaints. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Supiana
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor risiko dan keluhan Musculoskeletal Disorders dari pekerja pengguna komputer di Pusdiklat BPS tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Dari penilaian Rapid Upper Limb Assessment (RULA) didapatkan risiko tinggi dengan skor range 5 hingga 7. Dari sampel penelitian yang berjumlah 40 orang, sebanyak 37 orang memiliki keluhan MSDs, dengan keluhan terbanyak pada leher bagian atas 27 orang (67,5%), leher bagian bawah 24 orang (60%), punggung 26 orang (65%), dan pinggang 21 orang (52,5%). Disarankan adanya program edukasi kesehatan kerja perihal bekerja dengan komputer yang benar, perbaikan desain workstation, dan perlunya istirahat setiap ≤2 jam sekali dari bekerja menggunakan komputer.

This thesis discusses the risk factors and complaints of Musculoskeletal Disorders from workers computer users in Pusdiklat BPS 2014. Study was a descriptive quantitative research with a cross-sectional study design. Assessment from the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) scores obtained with the high-risk range 5 to 7. From the sample of 40 people, as many as 37 people have complaints MSDs, with most complaints in the upper neck 27 people (67.5%), lower neck 24 people (60%), back of 26 people (65%), and waist 21 people (52.5%). It is recommended to make health education programs regarding working with the correct use of a computer, workstation design improvements, and need a break every once ≤2 hours of work using a computer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>