Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Pratiwi
"ABSTRAK
Demam chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV) yang dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk. CHIKV ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. CHIKV juga merupakan penyakit arbovirus yang penting karena morbiditas yang tinggi. Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi CHIKV pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 di Kalimantan Timur dan DKI Jakarta. Dengan besarnya frekuensi KLB dan tingginya prevalensi infeksi CHIKV di Indonesia maka diperlukan studi genotipe CHIKV. Faktor virus seperti variasi genotipe diyakini berperan dalam menentukan derajat keparahan penyakit. Pada penelitian ini menggunakan sampel yang tersimpan di Badan Litbangkes Jakarta sebagai Pusat Rujukan pemeriksaan infeksi CHIKV. Variasi genetik CHIKV dari 19 sampel dari 8 Propinsi di Indonesia tahun 2012?2014 dikerjakan dengan melakukan amplifikasi dan sekuensing gen E1 dan Capsid. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa semua sampel pada penelitian adalah genotipe Asian. Homologi nukleotida dan asam amino gen E1 ditemukan berkisar 97,8%-100% dan 95,6%-100% untuk asam aminonya. Analisis epitop sel B dan sel T pada gen capsid memperlihatkan tidak adanya perbedaan antara CH12_069 dengan genotipe CHIKV di dunia. Epitop sel B di gen E1 ada beberapa perbedaan antara CH12_069 dengan genotipe Asian yaitu K196R dan L203I, sedangkan epitop sel T pada gen E1 tidak ditemukan perubahan asam amino.

ABSTRACT
Chikungunya fever is a disease caused by the chikungunya virus (CHIKV) that can infect humans through mosquito bites. CHIKV is transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitos. CHIKV is also an important arbovirus disease because of the high morbidity. The outbreaks of CHIKV infection was first reported in 1973 in East Kalimantan and Jakarta. With the magnitude of the frequency of outbreaks and the high prevalence of CHIKV infection in Indonesia, CHIKV genotype study is needed. Viral factor such as genotype variation is suggested play a role in determining the degree of severity of the disease. In this study, we used the stored samples in National Institute of Health Research and Development Jakarta as a Reference Laboratory Center of CHIKV infection. Genetic variation CHIKV of 19 samples from 8 provinces in Indonesia in 2012? 2014 done by performing amplification and sequencing of genes E1 and capsids. Phylogenetic analysis showed that all samples in this study were Asian genotype. E1 gene nucleotide homology was found ranging from 97.8%-100% and 95.6%- 100% for the amino acid. Analysis of B cell epitops and T cells epitop in the capsid gene showed no differences between CH12_069 with CHIKV genotype in the world. B cells epitops in E1 gene were showed no specific distinction between CH12_069 among CHIKV strains all over the world. B cell epitops in E1 gene there were some differences between CH12_069 with the Asian genotype such as K196R and L203I, whereas T cell epitops in E1 gene not found amino acid changes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matelda Rumatora
"Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kejadian luar biasa chikungunya baru per-tama terjadi di Dusun Mentubang Desa Harapan Mulia Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan den-gan kasus chikungunya pada kejadian luar biasa di Dusun Mentubang.
Metode yang digunakan yaitu rancangan kasus kontrol dengan jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 65. Faktor yang diteliti yaitu umur, jenis kelamin, pen-didikan, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan melaksanakan PSN, kebiasaan meng-gunakan obat anti nyamuk, kebiasaan memakai kelambu, kebiasaan menggantung pakaian, keberadaan barang bekas penampung air hujan, keberadaan jentik nya-muk dalam kontainer dan penggunaan kasa pada ventilasi rumah.
Sampelnya ada-lah penduduk yang menderita gejala utama demam, ada bercak kemerahan di permukaan kulit dan nyeri sendi. Sedangkan kontrolnya adalah penduduk yang tidak mengalami gejala chikungunya. Pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan.
Hasil penelitian diperoleh dua faktor berhubungan dengan kejadian chikungunya yaitu kebiasaan menggunakan kelambu dengan OR=4,171 (95%CI=1,5-11,2) dan kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar dengan OR=2,977 (95%CI=1,2-6,8). Faktor dominan pada kejadian chikungunya adalah kebiasaan menggunakan kelambu.
Disarankan kepada penduduk dusun Mentu-bang membiasakan menggunakan kelambu saat tidur siang atau tidur malam agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

Chikungunya is caused by the chikungunya virus is transmitted by the mosquito Aedes Aegypti and Aedes albopictus. Chikungunya outbreak first occurred in Hamlet Mentubang Harapan Mulia village North Kayong District. The study was conducted to determine the factors associated with chikungunya cases in outbreaks in hamlet Mentubang.
The method used the case control design with a number of cases and controls each of 65. Factors studied were age, sex, educa-tion, occupation, knowledge, habits implement PSN, the habit of using anti-mosquito,mosquito net use habits, the habit of hangingclothes, the presence of rainwater used goods, the presence of mosquito larvae in containers and the use of gauze on ventilation home.
Sample is the main symptom of people suffering from fever, there are patches of redness on the surface of the skinand joint pain. While the controls are residents whodo not experience symptoms of chikungunya. Data collection through interviews and observations.
The results obtained by two factors related to occurrence of chikungunya is the habit of using bed nets (OR = 4.171 95% CI = 1.5to11.2) and the habit of hanging clothes in the room (OR =2.977 95% CI = 1.2 to 6.8). Dominant factor in the incidence of chikungunya is the habit of using mosquito nets.
It is to familiarize Mentubang villagers use mosquito nets when sleeping day or night to avoid mosquito bites of Aedes aegypti and Aedes Albopictus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T29013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Virus chikungunya (CHIKV) telah diketahui menginfeksi manusia dan
menyebabkan penyakit di Indonesia sejak tahun 1982. Karakterisasi genetik
yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk membantu pengembangan
upaya penanggulangan infeksi CHIKV di Indonesia. Penelitian dilakukan
terhadap 14 isolat CHIKV hasil isolasi Viral Disease Program, US NAMRU-2,
dalam tahun 2000--2005 dari Yogyakarta, Jember, Manado, Bandung, dan
Jakarta dengan tujuan mengkarakterisasi genetik dan menggolongkan
genotipe berdasarkan sekuens sebagian gen envelope-1 (E1) sepanjang
260 nt dan gen envelope-2 (E2) sepanjang 220 nt. Sekuens kedua gen
diperoleh melalui amplifikasi menggunakan empat primer (JMCL5, JMCR5,
JMCL6, dan JMCR7) dan metode direct sequencing menggunakan
automated DNA sequencer. Hasil rekonstruksi pohon filogenetik dengan
metode neighbor-joining pada kedua wilayah gen menunjukkan seluruh isolat
Indonesia berada dalam clade genotipe Asia. Seluruh isolat Indonesia
terkelompok dalam cluster yang monofiletik, mengindikasikan adanya
karakter spesifik. Tingkat kesamaan sekuens di antara isolat-isolat Indonesia
bernilai lebih besar pada wilayah gen E1 (98,8--100%) daripada wilayah
gen E2 (97,7--100%). Hasil alignment dengan strain vaksin, strain Nagpur,
strain S27, dan strain 37997 menunjukkan terjadinya delapan substitusi
nukleotida pada masing-masing wilayah gen E1 dan gen E2 isolat-isolat
Indonesia dengan tiga di antaranya mengakibatkan perubahan asam amino
iv
(E1-F81L, E2-T92M, dan E2-T116I). Karakter-karakter molekular yang unik
tersebut menunjukkan adanya potensi evolusi mikro CHIKV di Indonesia."
Universitas Indonesia, 2007
S31443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Daningrum
"Penyakit chikungunya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes albopictus. Salah satu faktor penyebaran penyakit chikungunya adalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan sosiodemografi dengan Kejadian Luar Biasa Chikungunya di Desa Anyar. Rancangan penelitian ini adalah Kasus Kontrol dengan studi analitik.
Hasil penelitian menyatakan faktor yang berhubungan dengan penyakit chikungunya adalah keberadaan tempat penampungan air, kebersihan lingkungan rumah, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan mobilitas. Dari penelitian ini disarankan masyarakat melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di semua tempat penampungan air baik di dalam maupun di luar rumah.

The Chikungunya disease is a contagious disease caused by a virus and transmitted to a human by mosquito bites of the Aedes albopictus. One of factors in spreading the disease is the environment. This study has an objective on exploring the relationship between environment and socio-demographic factors with the outbreak of Chikungunya at Anyar village. The design of the study is using a Case-Control with analytical study.
The result of the study revealed that factors have relation with the disease of Chikungunya are: the existences of water reservoir, house environment cleanliness, sex, level of education, knowledge, occupation and mobility. It is suggested that the community should always carried out a continuous activities regarding to the Mosquito Breeding-place Eradications (PSN) in all water reservoir both inside and outside of the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmi Yumantini Oktikasari
"Pada Oktober 2006, di Kota Depok terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) chikungunya yang menyerang 200 warga di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosiodemografi dan lingkungan serta faktor dominan yang mempengaruhi KLB chikungunya di Kelurahan Cinere Kecamatan Limo Kota Depok. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol dengan jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 118 kasus. Faktor yang diteliti adalah pendidikan, pengetahuan, kepadatan hunian, umur, pekerjaan, jenis kelamin, mobilitas, perilaku penggunaan obat anti nyamuk, keberadaan jentik nyamuk, ketersediaan Tempat Penampungan Air, dan ketersediaan kasa nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan empat variabel berhubungan dengan KLB chikungunya, yaitu pendidikan (OR=1,9: 1,12-3,23), umur (OR= 2,1: 1,22-3,46), dan kepadatan hunian (OR=2,2: 1,25-3,80). Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah kepadatan hunian dan diikuti oleh pendidikan. Probabilitas KLB chikungunya sebesar 2,1 kali pada subyek yang huniannya tidak padat dan berpendidikan rendah.
On october 2005, in Depok occured chikungunya outbreaks that attack 200 citizen at Cinere, Limo Sub District, Depok City. This study purpose is to know the impact of sosidemographic and enviromental factor on chikungunya outbreaks at Cinere, Limo Sub District, Depok City. Research design is case control study. The number of case group and control group is 118 patient. Factor studied are education, knowlwdge, house density, age, occupation, sex, mobility, anti-mosquito chemical, existance of mosquito-larva, container, and wire netting. The result of the study suggest that there are three variabels that involved in chikungunya outbreaks, namely education (OR=1,9: 1,12-3,23), age (OR= 2,1: 1,22-3,46), and house density (OR=2,2: 1,25-3,80). Multivariat analysis showed that the most dominant factors are house density, and followed by education. Probability of chikungunya outbreaks is 2,1 for low house density and low educatio"
Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Satrio Putra Erlyandi
"

Manifestasi klinis seseorang yang terinfeksi virus chikungunya (CHIKV) mirip dengan seseorang yang terinfeksi virus dengue (DENV) sehingga menyulitkan para praktisi kesehatan dalam melakukan diagnosis penyakit. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memulai pengembangan kit diagnostik infeksi CHIKV berbasis protein rekombinan untuk mendeteksi keberadaan partikel CHIKV dalam serum darah. Penelitian sebelumnya, BPPT telah berhasil memproduksi serum antibodi poliklonal anti-CHIKV sebagai langkah awal pengembangan kit diagnostik. Penelitian kloning dan ekspresi gen envelope 2 (E2) virus chikungunya (CHIKV) Isolat Indonesia pada Saccharomyces cerevisiae merupakan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk memperoleh plasmid rekombinan pYES2-E2 CHIKV dan untuk memperoleh protein rekombinan E2 yang diekspresikan oleh Saccharomyces cerevisiae. Protein rekombinan E2 yang dihasilkan akan diuji reaktivitasnya dengan menggunakan antibodi poliklonal anti-CHIKV yang telah diproduksi BPPT sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plasmid rekombinan pYES2-E2 CHIKV telah berhasil diperoleh berdasarkan 2 metode verifikasi yaitu metode PCR dan metode digesti. Hasil analisis ekspresi protein dengan SDS PAGE menunjukkan pita protein pada berbagai macam ukuran. Analisis protein dengan western blotting memberikan hasil dengan munculnya pita protein pada kisaran ukuran 25--35 kDa. Protein rekombinan E2 CHIKV diduga telah berhasil diperoleh dan memerlukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan antibodi poliklonal anti-CHIKV.


Diagnosis of people-infected chikungunya virus (CHIKV) is quite challenging since it has similar symptoms with dengue virus infection. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) had started the development of diagnostic kit chikungunya virus infection based on recombinant protein to improve the diagnosis of CHIKV infection. Previous research, BPPT had successfully produced policlonal antibody anti-CHIKV serum. Cloning and expression of envelope 2 (E2) gene chikungunya virus isolate from Indonesia in Saccharomyces cerevisiae is aimed to produce recombinant plasmid pYES2-E2 CHIKV and to produce recombinant protein E2 expressed by S. cerevisiae.  The results were recombinant plasmid pYES2-E2 CHIKV had successfully achieved based on 2 verification methods (PCR and digestion method). Protein expression analysis by western blotting gave result a single band appearance suspected E2 CHIKV protein with molecule size ranged from 25 to 35 kDa. Sample which positively contains recombinant protein E2 CHIKV is continued to test its reactivity with policlonal antibody anti-CHIKV serum which had previously produced by BPPT.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Nindya Sary
"Indonesia termasuk dalam negara endemik dengue dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sedang dilakukan saat ini adalah pengembangan vaksin yang efektif. Namun, studi mengenai karakter pertumbuhan dan sensitivitas terhadap suhu dari empat serotipe virus dengue (DENV) asal Indonesia belum pernah dilakukan untuk mendukung upaya tersebut. Pada penelitian ini, uji kinetika pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui karakter pertumbuhan empat serotipe DENV (DENV-1, DENV-2, DENV-3, & DENV-4), karakter pertumbuhan tiga genotipe (genotipe I, genotipe II, & genotipe IV) dari DENV-1, dan kemampuan empat serotipe DENV bereplikasi pada dua suhu yang berbeda, yaitu 37C dan 39C. Hasil uji kinetik pertumbuhan menunjukkan adanya perbedaan profil pertumbuhan antar serotipe DENV dan antar genotipe pada DENV-1. Di sisi lain, tidak ada perbedaan profil pertumbuhan antar serotipe DENV pada suhu 37C dan 39C.

Indonesia belongs to dengue endemic countries with highest number of cases in Southeast Asia. One way to prevent dengue disease that has been attempted is the development of an effective dengue vaccine. However, the studies of growth characteristic and temperature sensitivity of the four dengue virus (DENV) serotypes from Indonesia have not been undertaken to support the vaccine development. In this study, growth kinetic assay was carried out to examine the growth characteristic of the four DENV serotypes (DENV-1, DENV-2, DENV-3, & DENV-4), the growth characteristic of three genotypes (genotype I, genotype II, & genotype IV) of DENV-1, and replication of the four DENV serotypes at two different temperatures, 37C and 39C. The results showed that there are differences in growth replication profiles among the four DENV serotypes and among genotypes of DENV-1. On the other hand, no differences in the growth profiles among the four DENV serotypes at 37C and 39C was observed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Danang Susanto
"ABSTRAK
Demam Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor lingkungan dan perilaku yang mempengaruhi terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) demam Chikungunya di RW 03 Kelurahan
Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok pada bulan Maret-Mei
2011. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol dengan jumlah kasus dan
kontrol masing-masing sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Simple Random Sampling. Hasil penelitian dengan uji chi square
(CI=95%) mendapatkan hasil tidak terdapat variabel penelitian yang memiliki
hubungan bermakna. Disarankan kepada pemerintah Kota Depok untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dilingkungan sekitar
rumah melalui program yang intensif.

ABSTRACT
Chikungunya fever is caused by a viral infection occurs through the bite of the
mosquito Aedes Aegypti and Aedes Albopictus. This study aims to determine the
environmental and behavioral factors that influence the occurrence of
Chikungunya outbreak at RW 03 Bojongsari Baru, Bojongsari Sub-district, Depok
in March-May 2011. Research design is case control study. The number of case
group and control group is 40 patient. The sampling technique using Simple
Random Sampling. The results by chi square test (CI=95%) showing there is no
variables involved. Recommended to the government of Depok City to improve
hygiene behavior and healthy in the neighborhood through intensive programs."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Agustini
"Escherichia coli bertanggung jawab atas 80-90% menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Ciprofloxacin merupakan salah satu antibiotik yang berspektrum luas yang bekerja efektif terhadap E. coli yang biasa digunakan dalam pengobatan ISK. Namun telah banyak dilaporkan meningkatnya resistensi E. coli penyebab ISK terhadap Ciprofloxacin. Mutasi pada QRDR gen gyrA dan gyrB merupakan 2 gen yang banyak dilaporkan sebagai penyebab resitesnsi terhadap Ciprofloxacin. Di Indonesia, studi mutasi gen gyrA dan gyrB yang dikaitkan dengan resistensi E. coli penyebab ISK terhadap Ciprofloxacin belum dilaporkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi daerah QRDR gen gyrA dan gyrB menggunakan metoda PCR dan DNA sekuensing yang mencakup posisi asam amino 40-110 (gyrA) dan posisi 407-473 (gyrB). Untuk gen gyrA, dari semua isolat (9 isolat) mengalami 2 perubahan asam amino pada posisi 83 (S83L) dan 87 (D87N) di daerah QRDR. 1 isolat mengalami 2 tambahan perubahan asam amino diluar daerah QRDR pada posisi asam amino 55 (L55V) dan posisi asam amino 66 (S66T). Adapun gen gyrB, dari 9 isolat semua isolat tidak mengalami perubahan asam amino di daerah QRDR. Berdasarkan analisis docking, isolat yang mengalami 4 perubahan asam amino (gyrA) menunjukkan pelemahan afinitas yang kuat antara DNA gyrase dan ciprofloxacin dibandingkan dengan isolat yang hanya mengalami 2 perubahan asam amino pada daerah QRDR.

Escherichia coli is responsible for 80-90% of causes of urinary tract infections (UTI). Ciprofloxacin is broad spectrum antibiotic that works effectively against E. coli which is commonly used in the treatment of UTI. However, there have been many reports of increasing resistance of E. coli that causes UTI to Ciprofloxacin. Mutations in the QRDR genes gyrA and gyrB are two genes that have been widely reported as causes of resistance to Ciprofloxacin. In Indonesia, studies of gyrA and gyrB gene mutations associated with resistance of UTI-causing E. coli to Ciprofloxacin have not been reported. Therefore, in this study, the QRDR region of the gyrA and gyrB genes was characterized using PCR and DNA sequencing methods covering amino acid positions 40-110 (gyrA) and positions 407-473 (gyrB). For the gyrA gene, all isolates (9 isolates) experienced 2 amino acid changes at positions 83 (S83L) and 87 (D87N) in the QRDR region. 1 isolate experienced 2 additional amino acid changes outside the QRDR region at amino acid position 55 (L55V) and amino acid position 66 (S66T). As for the gyrB gene, of the 9 isolates, all isolates did not experience amino acid changes in the QRDR region. Based on docking analysis, isolates that experienced 4 amino acid changes (gyrA) showed a strong weakening of the affinity between DNA gyrase and ciprofloxacin compared to isolates that only experienced 2 amino acid changes in the QRDR region."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>