Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusila Devia Rahayu
"ABSTRAK
Kontrasepsi dual proteksi pada pasangan ODHA ditujukan untuk mencegah penularan HIV dan infeksi penyakit menular seksual penyerta lainnya serta mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan kontrasepsi dual proteksi pada pasangan ODHA dan faktor yang berhubungan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross sectional pada sampel 185 pasangan ODHA dan di analisis dengan uji Chi Square.
Hasil penelitian mendapati bahwa 50.8% pasangan ODHA tidak menggunakan kontrasepsi dual proteksi dan 49.2% pasangan ODHA menggunakan kontrasepsi dual proteksi. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa faktor pengetahuan, keyakinan, dukungan dan sikap berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi dual proteksi pada pasangan ODHA (P<0.05). Konseling dan promosi kesehatan tentang kontrasepsi dual proteksi oleh petugas kesehatan masih perlu ditingkatkan untuk memaksimalkan cakupan penggunaan kontrasepsi dual proteksi pada pasangan ODHA.

ABSTRACT
Contraceptive dual protection on PLWHA couples aimed to preventing transmission of HIV and sexually transmitted infections other concomitant diseases and prevent unplanned pregnancies. This research aims to identify use of contraceptive dual protection of the couples living with HIV and others factors that associated. This research is a descriptive cross sectional study with sample of 185 couples of PLWHA and analyzed by Chi Square test. Results of the study found that 50.8% of PLWHA couples not using contraception dual protection and 49.2% of PLWHA couples using contraceptives dual protection.
The result of statistical analysis showed that the factors of knowledge, confidence, support and attitude associated with contraceptive dual protection use of the couples of PLWHA (P <0.05). Counseling and health promotion of contraceptive dual protection by health workers need to be improved in order to maximize coverage of contraceptive dual protection use of the couples of PLWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T45185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Nathania Lomento
"Lupus eritematosus sistemik (LES) meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, dengan risiko kematian ibu meningkat 20 kali lipat. Maka, perencanaan dan pemantauan kehamilan yang ketat, dengan penggunaan kontrasepsi dan konseling kontrasepsi, harus dilakukan. Penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, perilaku pasien LES terhadap penggunaan dan konseling kontrasepsi. Studi dengan desain potong lintang ini merekrut perempuan usia 18 sampai 50 tahun yang terdiagnosis LES. Perempuan yang sudah melakukan sterilisasi, menopause, dan sedang hamil tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Kuesioner yang digunakan disusun melalui proses wawancara elisitasi dan uji reliabilitas. Penelitian ini melibatkan 114 pasien LES dengan median (IQR) usia 30,5 (25; 38,25) tahun. Mayoritas subjek memiliki pengetahuan rendah terhadap penggunaan kontrasepsi (89,5%) dan konseling kontrasepsi (75,4%). Hanya 32% subjek yang aktif berhubungan seksual menggunakan kontrasepsi secara efektif dan pernah menerima konseling kontrasepsi. Pengetahuan penggunaan kontrasepsi berhubungan dengan pendidikan (p=0,007). Sikap penggunaan kontrasepsi (p=0,012) dan penggunaan kontrasepsi yang efektif (p=0,015) berhubungan dengan usia. Pengetahuan konseling kontrasepsi berhubungan dengan pendidikan (p=0,011) dan sosial ekonomi (p=0,014). Sikap konseling kontrasepsi berhubungan dengan usia (p=0,045) dan pengetahuan (p<0,001). Penerimaan konseling kontrasepsi berhubungan dengan riwayat kehamilan (p=0,04) dan pengetahuan (p=0,004). Usia berhubungan dengan perilaku penggunaan kontrasepsi. Riwayat kehamilan dan pengetahuan berhubungan dengan penerimaan konseling kontrasepsi.

Systemic lupus erythematosus (SLE) increases the risk of pregnancy complications, with a 20-fold increase in maternal mortality. Therefore, strict pregnancy planning and monitoring, involving contraception use and contraceptive counseling, are necessary. This study aims to investigate factors associated with knowledge, attitudes, practices of SLE patients toward contraception use and contraceptive counseling. This cross-sectional study recruited women aged 18 to 50 diagnosed with SLE. Women who was sterile, reached menopause, or were currently pregnant were not included. The questionnaire used was developed through elicitation interviews and reliability testing. This study involved 114 patients with a median (IQR) age of 30.5 (25; 38.25) years. Most had low knowledge of contraception (89.5%) and contraceptive counseling (75.4%). Only 32% of sexually active individuals used contraception effectively and received counseling. Contraceptive knowledge showed association with education (p=0.007). Attitudes towards contraception (p=0.012) and effective contraception use (p=0.015) were associated with age. Contraceptive counseling knowledge was associated with education (p=0.011) and socioeconomic status (p=0.014). Attitudes towards contraceptive counseling were associated with age (p=0.045) and knowledge (p<0.001). Receipt of contraceptive counseling was associated with pregnancy history (p=0.04) and knowledge (p=0.004). Age is associated with effective contraception use, whereas pregnancy history and knowledge are associated with receipt of counseling. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Almira
"Indonesia merupakan negara berkembang dengan salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapinya adalah jumlah kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Upaya untuk mengendalikannya pemerintah Indonesia telah melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan Usia Subur. Namun, jumlah peserta KB aktif di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek, hanya 17,45% yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki prevalensi MKJP terendah di Indonesia (5,43%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan MKJP pada akseptor wanita di Provinsi Kalimantan Barat dengan melakukan analisis lanjut data SDKI tahun 2017 yang menggunakan disain penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebesar 488 dari 1026 WUS yang memenuhi kriteria : berusia 15-49 tahun, berstatus kawin, memakai alat kontrasepsi dan memiliki data lengkap, dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur (nilai p=0,006), tingkat pendidikan (nilai p=0,023), indeks kekayaan (nilai p=<0,001), jumlah anak (nilai p=0,008) dan pengetahuan tentang MKJP (nilai p=0,006) dan sumber pelayanan KB (nilai p=0,015) dengan perilaku penggunaan MKJP. Upaya untuk meningkatkan penggunaan MKJP, BKKBN Provinsi Kalimantan Barat perlu melakukan promosi mengenai MKJP melalui media massa, penyuluhan serta konseling bagi Pasangan Usia Subur.

Indonesia is a developing country with one of the development problems it faces is an increasing population. Efforts to control it the Indonesian government has implemented a Family Planning program for fertile age couples. However, the number of active family planning participants in Indonesia still uses the method of short contraception, only 17.45% use the long acting reversible contraceptive (LARC) and West Kalimantan is the province that has the lowest prevalence of LARC in Indonesia (5.43%). This study discusses the factors related to the use of LARC among female acceptors in West Kalimantan by conducting further data analysis of the 2017 IDHS using cross sectional research designs. Samples were 488 out of 1026 women of childbearing age who met the criteria: 15-49 years old, were married, used contraception and had complete data, analyzed using chi square. The results showed the relationship between age (p-value=0.006), education level (p-value=0.023), wealth index (p-value=<0.001), number of children (p-value=0.008) and knowledge about LARC (p-value=0.006) and the source of family planning services (p-value=0.015) with behavior of using LARC. In an effort to increase the use of LARC, BKKBN in West Kalimantan needs to do a promotion of MKJP through mass media and counseling for Fertile Age Couples. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nany Leksokumoro
"Tujuan: Mengetahui status asam folat dan perilaku tentang asupan asam folat pada akseptor KB, sehingga dapat dipertimbangkan perlu tidaknya suplementasi asam folat pada akseptor KB, khususnya akseptor pil.
Tempat: RW 014 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Bahan dan Cara: Penelitian crows-sectional dan subjek penelilian adalah semua akseptor KB yang memenuhi kriteria penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi data sosio demografi, pola makan, asupan giri (makro matrial dan asam folat), status kadar asam folat serum dan sel darah merah (SDM).
Hasil: Tidak didapatkan kadar asam folat serum < 3 ag/ml. Status asam folat serum subjek tidak berhubungan dengan pemakaian pil, karakteristik demografi, asupan gizi dan status gizi. Persentase kadar asam folat SDM < 160 mg/ml. adalah 3,5%. Kadar asam folat SDM subjek pil tidak berbeda dengan subjek bukan pil, namun ada kecenderungan kadar asam folat SDM subjek pil lebih rendah dari subjek bukan pil. Secara bermakna kadar asam folat SDM subjck bcrhubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi sayur hijau dan kelompok umur. Perbedaan dalam mengolah sayur menyebabkan perbedaan bermakna pada jumlah subjek yang mempunyai kadar asam folat SDM < 160 mg/ml. Rata-rata asupan zat-zat gizi subjck penelitian di bawah AKG yang dianjurkan. Subjek pil mempunyai rata-rasa asupan asam folat lebih rendah bermakna dari subjek bukan pil, namun tidak didapatkan korelasi antara asupan asam folat dengan kadar asam folat serum dan SDM subjek penelitian.
Kcsimpulan: Status asam folat serum dan SDM subjek penelitian tidak berhubungan dengan pemakaian pil dan bukan pil, sehingga belum diperlukan suplementasi pada subjek penelitian khususnya subjek pil.

Objective: To determine the folic acid slates and the behavior of folic acid intake in contraceptive users. This is in order to decide whether folic acid supplemeration is necessary, especially for pill users.
Location: RW 014 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Methods: cross-sectional study and subjects were all contraceptive users who fulfill study criteria. Data ' collected were socio-demographic, eating paucrn, nutritional intake (macro nutrient and folic acid), nutritional status, serum and RISC folic acid level.
Results: Serum folic acid level of < 3 mg/ml, was not found, Scrum folic acid level was not associated with using pill or non pill, socio-demographic, eating pattern, nutritional intake and nutritional status. The percentage of RISC folic acid level of N 160 mg/ml, was 3.5%. RISC folic acid level was not associated with using pill or non-pill, but there was a tendency Chef ItBC folic acid level in pill users was lower than non-pill users, There was a significant correlation between R13C folic acid level wish the frequency of green vegetables consumption and age group, 'Ihe difference in the manner of cooking significantly associated with the number of subject with RBC folic acid level of 160 mg/ml. Nutritional intake was under RDl level in almost subjects. Pill users had in average significant lower folic acid intake compare to non-pill users, but there was no correlation between folic acid intake with scrum and RBC folic acid level.
Conclusions: Serum and RHC folic acid stains is not associated with using pill or non-pill. From this study it is still not necessary for folic acid supplementation, especially for pill users.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T4024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Wahyuni
"Umur Kawin Pertama akan memberikan kontribusi pada kenaikan angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR). Selanjutnya persoalan lainnya jika dikaitkan dengan aspek fisik, ekonomi, psikologi dan sosialnya, pernikahan pada usia dini yang salah satu dampaknya adalah terjadinya kenaikan angka Age Specific Fertility Rate (ASFR). Berdasarkan data SDKI 2012 menunjukkan remaja kawin yang menggunakan kontrasepsi yaitu 46,8% dan yang tidak menggunakan 53,2 (SDKI, 2012). Peningkatan kualitas dan cakupan informasi serta pelayanan kontrasepsi pada seluruh kelompok WUS, tak terkecuali pada WUS 15-19 tahun, menjadi kebutuhan sekaligus tantangan program KB saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor penggunaan kontrasepsi pada WUS 15-19 Tahun di Indonesia. Studi kuantitatif data sekunder ini memakai hasil Survei Rencana Pembangunann Jangka Menengah Nasional (SRPJMN) Tahun 2017, dengan total sampel sebanyak 455 WUS 15-19 Tahun. Analisis statistik yang diterapkan adalah regresi logistik. Variabel dependen yaitu penggunaan kontrasepsi, sedangkan variabel independen terdiri dari faktor sosio-demografi, faktor psikososial, dan faktor terkait pelayanan KB. Hasil menunjukkan mayoritas (52,1%) tidak menggunakan kontrasepsi, subyek berusia ≥ 16 – 19 tahun (97,6%) dengan pendidikan < SMA (69,5%), pengetahuan tentang metode kontrasepsi tinggi (59,3%) dengan bertempat tinggal di pedesaan (76,9%). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi adalah jumlah anak hidup (OR 20). Rekomendasi ditujukkan untuk memaksimalkan media massa dan petugas dalam memberikan informasi kontrasepsi pada WUS 15-19 tahun.

Background: The First Marriage Age will contribute to the increase in the birth rate of Total Fertility Rate (TFR). Furthermore, other issues if associated with physical, economic, psychological and social aspects, marriage at an early age which one of the impact is the increase in the number of Age Specific Fertility Rate (ASFR) Objective: Knowing how the pattern of contraceptive use in women of childbearing age 15-19 years based on data 2017 SRPJMN. Method: data were derived from SRPJMN 2017, a cross sectional study. The analysis used information from 455 women of reproductive age aged 15-19 year. Odds Ratios (OR) were obtained from the bivariate and regression. Result: The multivariate analysis showed that the variables associated with contraceptive use were the number of live children (OR 20). Conclusion: Recommendations are aimed at maximizing mass media and officers in providing contraceptive information on WUS 15-19 years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Dea Aulia
"Program KB ditetapkan sebagai program pemerintah sejak tahun 1970, awal mulanya program ini hanya fokus pada masalah kesehatan. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan kesehatan reproduksi, KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Namun berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, tertera bahwa cakupan KB di Indonesia baru mencapai 62,5%. Sementara metode yang dipilih oleh masyarakat Indonesia masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek (non MKJP) yaitu sebanyak 80%. Hal ini belum sesuai dengan target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI tahun 2017, yang menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 10.813 dari 49.627 wanita usia subur yang memenuhi kriteria : wanita berusia 15-49 tahun, berstatus kawin, dan memakai kontrasepsi. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah anak hidup, indeks kekayaan, pekerjaan, keterpaparan informasi, dan sumber pelayanan KB dengan penggunaan MKJP. Diharapkan agar BKKBN dapat menyebarkan informasi mengenai KB khususnya MKJP melalui media sosial secara lebih masif dan lebih intens

Family Planning program (KB) in Indonesia has been stated as government’s operational plan since 1970. At the beginning of this program, the focus was only on health care purpose. However, along with the increasing number of the Indonesian populations, mother’s death, and the needs of reproduction health, this family planning program has been used as one of the way to suppress the number of population’s growth and the health of mothers and babies. Nonetheless, based on Indonesian health profile data in 2019, it is stating that this program coverage has only reached 62.5% of all the mothers in the age of productive range. Moreover, the method is chosen by the people is dominated by short-term contraception method with the number of 80%. This number has not matched yet with the number of stated target by the government. This study is aiming for the purpose of knowing all the related factors with the usage of Long Acting Reversible Contraceptive (LARC) among the women with productive ages in Indonesia using IDHS’s data in 2017, and using cross-sectional studies design. The sample of the study was 10.813 of 49.672 productive women that fulfill the criteria; in the age of 15- 49, with married status, and using contraception. This study was assisted by chi-square method to analyze the correlation of each variable. The analysis shows that there is correlation between the number of living child, wealth index, occupation, information disclosure, and the source of family planning program services using LARC. It is hoped that BKKBN could broadcast the information about this family planning program (especially LARC) through social media in more massive and intensive way"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiah Rahma
"Indonesia terus mengalami perkembangan yang dinamis. Indonesia merupakan negara ke 4 penduduk terbanyak di dunia yaitu 275 juta jiwa. Keluarga Berencana adalah upaya pengendalian jumlah anak yang dilahirkan, jarak dan umur lahir yang ideal. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode yang dinilai paling efektif mencegah kehamilan. Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 13,4%. Provinsi Banten memiliki tingkat kesertaan MKJP terendah sebesar 7,4% diikuti oleh provinsi Aceh 7,7%. Beberapa provinsi juga mengalami penurunan penggunaan MKJP, seperti provinsi riau pada tahun 2017 8,3% sedangkan tahun 2012 sebesar 8,5%, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2017 18,6% pada tahun 2012 21,1%. Media informasi kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran akan suatu penyebab atau topik dengan menyebarkan data dan informasi yang relevan kepada khalayak luas. Penggunaan internet di rumah mencapai 78,18% pada tahun 2020. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan akses media informasi dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjangpada wanita usia subur di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel wanita usia subur berstatus kawin dan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang yang terpilih menjadi responden dalam SDKI tahun 2017 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 18.263 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara akses media informasi dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (p value <0,001). Wanita usia subur yang akses media informasi sebanyak 3.188 responden (25,5%) memiliki kemungkinan untuk menggunakan MKJP 1,2 kali (95% CI: 1,1-1,8) lebih tinggi dibandingkan dengan wanita usia subur yang tidak akses media informasi.

Indonesia continues to experience dynamic development. Indonesia is the 4th most populous country in the world, namely 275 million people. Family planning is an effort to control the number of children born, spacing and ideal birth ages. The Long Term Contraceptive Method (MKJP) is the method that is considered the most effective in preventing pregnancy. The rate of use of long-term contraceptive methods (MKJP) in Indonesia in 2017 was 13.4%. Banten province has the lowest MKJP participation rate at 7.4% followed by Aceh province at 7.7%. Several provinces also experienced a decrease in the use of MKJP, such as Riau Province in 2017 8.3% while in 2012 it was 8.5%, Yogyakarta Special Region Province in 2017 18.6% and in 2012 21.1%. Health information media is to increase awareness of a cause or topic by disseminating relevant data and information to a wide audience. Internet use at home reached 78.18% in 2020. The aim of this research was to determine the relationship between access to information media and the use of long-term contraception methods among women of childbearing age in Indonesia. This study used a cross-sectional design with a sample of women of reproductive age who were married and used long-term contraceptive methods who were selected as respondents in the 2017 IDHS and met the inclusion and exclusion criteria of 18,263 respondents. The research results show that there is a relationship between access to information media and the use of long-term contraceptive methods (p value <0.001). Women of childbearing age who had access to information media as many as 3,188 respondents (25.5%) were 1.2 times more likely to use MKJP (95% CI: 1.1-1.8) compared to women of childbearing age who did not have access to information media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia Amadea Diani Ayuning Mentari
"Dalam psikologi ekonomi, prinsip Dual Entitlement menyatakan bahwa pembeli berhak atas harga patokan dan penjual berhak atas laba patokan. Penjual tidak diperkenankan untuk menaikkan harga semata-mata untuk menambah keuntungan karena tindakan tersebut akan dipersepsikan pembeli sebagai perilaku tidak adil. Lalu bagaimana jika ongkos produksi atau operasional penjual membengkak dan laba patokan terancam? Pembeli dapat memahami tindakan penjual menaikkan harga hanya jika hal tersebut bertujuan untuk melindungi laba patokan. Studi terdahulu mengenai persepsi keadilan pembeli terhadap strategi melindungi laba berfokus pada menaikkan harga sebagai strategi utama penjual. Bagaimana dengan alternatif strategi mengurangi jumlah refund yang dikembalikan pada pembeli? Selain itu, apakah cara penjual menyajikan informasi harga secara total ataupun rinci berpengaruh pada persepsi keadilan? Eksperimen ini menggunakan desain 2 (strategi melindung laba: menaikkan harga vs. penurunan refund) X 2 (penyajian informasi harga: total vs. harga rinci) dan melibatkan 207 partisipan (rentang usia 18-23 tahun; Median usia = 19; 81% perempuan) untuk menguji persepsi keadilan pembeli terhadap strategi melindungi laba yang dilakukan oleh maskapai penerbangan. Hasilnya, baik menaikkan harga maupun pengurangan refund dengan cara penyampaian informasi harga total maupun rinci dipersepsikan sama adilnya oleh partisipan, bahkan setelah mempertimbangkan persepsi terhadap pricing practice penjual di Indonesia yang tidak adil. Namun, ketika mempertimbangkan bagaimana informasi harga disajikan, menaikkan harga dengan informasi rinci dipersepsikan lebih adil dibandingkan secara total. Menariknya, pengurangan refund secara rinci justru dipersepsikan tidak lebih adil dibandingkan secara total. Implikasi dan saran studi lanjutan dibahas dalam penelitian ini.

In economic psychology, the principle of Dual Entitlement asserts that buyers are entitled to reference price and sellers are entitled to reference profit. Sellers are not permitted to increase their price solely to increase their profit because such action would be deemed unfair by buyers. But what if the cost of production or operation rises, putting the reference profit at risk? Buyers will understand the sellers’ decision to increase their price only if it is aimed to protect their reference profit. Previous studies on consumer perception of fairness and profit protection have focused on price increases as sellers’ strategy to protect their reference profit. What about an alternative strategy of reducing the amount of refunds given to buyers? Does price framing, consolidated versus disaggregated, affect consumer’s fairness perception? The current experimental study utilized a 2 (profit protect strategy: price increase vs. refund reduction) X 2 (price information: consolidated vs. disaggregated price) design involving 207 participants (age range 18-23 years; Median age = 19; 81% female) to examine consumer perception of fairness towards the airline’s profit protection strategy. The result showed that both increasing prices and reducing refunds were considered equally fair by participants even after controlling their perception of Indonesian sellers’ pricing practices. However, when taking price information into consideration, the disaggregated price increase were considered more fair compared to the consolidated one. Interestingly, the case wasn’t the same with refund reduction as participants perceived disaggregated price disclosure less fair than consolidated one. Implications and suggestions for further research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Putri Alifia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran, ekspektasi, tantangan, serta dampak yang dirasakan oleh anak pertama perempuan selama menjalani dual caregiving responsibility di dalam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan sumber data utama dengan wawancara mendalam dan data primer dengan studi literatur. Studi ini menggunakan konsep dual caregiving responsibility oleh DeRigne dan Ferrante yang menjelaskan peran pengasuhan dalam generasi sandwich. Penelitian ini berargumen bahwa peran pengasuhan untuk dua generasi tidak hanya ditemukan pada generasi sandwich, melainkan anak pertama perempuan yang perlu mengasuh orangtua dan adiknya. Temuan studi ini mencakup penjelasan ekspektasi, peran, tantangan, dan dampak dalam dual caregiving responsibility. Ekspektasi didasarkan oleh adanya harapan keluargan dan kondisi keluarga yang membuat anak pertama perempuan memaknai pengasuhan sebagai tanggung jawab, bentuk kasih sayang, ataupun bentuk balas budi kepada keluarga mereka. Studi ini menemukan ketujuh kasus menjalani keempat aspek pengasuhan dengan satu aspek yang dominan sesuai dengan kondisi keluarga. Anak pertama perempuan menemukan tantangan dalam menyeimbangkan peran pengasuhan dan kehidupan sosialnya yang dapat berdampak pada perasaan stres, demotivasi, dan lelah karena pengasuhan yang dilakukan. Penelitian ini turut melihat bahwa anak pertama perempuan memiliki cara untuk mengatasi dampak tersebut, yaitu dengan menceritakan keluh kesahnya di media sosial.

This study aims to see how the roles, expectations, challenges, and impacts felt by the first-born daughter during dual caregiving responsibility in family. This study used a qualitative approach by in-depth interviews and literature. The study used the concept of dual caregiving responsibility by DeRigne and Ferrante to explain the role of caregiving in the sandwich generation. This study argues that dual caregiving responsibility is not only found in the sandwich generation, but the first-born daughter who needs to take care of her parents and younger siblings. The study's findings include an explanation of expectations, roles, challenges, and impacts in dual caregiving responsibility. Expectations are based on family expectations and family conditions that make first-born daughter describe caregiving role as a responsibility, a form of affection, or a form of reciprocation to their family. This study found that the seven cases underwent all four aspects of caregiving with one dominant aspect according to family conditions. First-born daughter find it challenging to balance their caregiving roles and social life which can result in feelings of stress, demotivation, and exhaustion from caring for their family. This research also finds that a first-born daughter has a way to overcome this impact by sharing her complaints on social media."
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vallery Violila
"Indonesia menghadapi tantangan kependudukan yaitu bonus demografi dan total fertility rate (TFR) yang lebih tinggi dari target RPJMN. Program KB, khususnya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kemudian menjadi upaya pemerintah dalam mengendalikan penduduk khususnya pada kelompok berisiko. Namun, penggunaan mix-method MKJP di Indonesia relatif masih rendah yaitu 24.6% dibandingkan negara ASEAN lainnya. Selain itu, WUS di Indonesia juga terkait dengan masalah akses kesehatan seperti masih tingginya unmet need dan belum semua wanita mendapat paparan informasi dari penyuluh lapangan KB, informed choice KB, ataupun memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator akses layanan kesehatan dan mengetahui hubungan akses layanan kesehatan dengan penggunaan MKJP. Penelitian ini menggunakan data SKAP KKBPK 2019 dengan desain penelitian cross-sectional. Analisis univariat dilakukan untuk mengidentifikasi indikator akses layanan kesehatan. Analisis bivariat dan multivariat digunakan untuk melihat hubungan akses layanan kesehatan dengan penggunaan MKJP. Ditemukan 75.3% (95% CI= 9.127-10.473) wanita masih mengalami minimal 1 masalah terkait akses layanan kesehatan. Proporsi penggunaan MKJP oleh Wanita yang Telah Menikah di Indonesia adalah 29.2% (95% CI=3.383-3.993). Ada hubungan yang signifikan antara akses layanan kesehatan dengan penggunaan MKJP (AOR=1,19; 95% CI=1,091-1,312). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan MKJP di Indonesia relatif masih rendah sehingga perlu upaya pemerintah untuk mengurangi masalah terkait akses layanan kesehatan. 

Indonesia faces population challenges, namely the demographic dividend and the total fertility rate which higher than the national target. Family Planning Programme, especially the use of Long Acting and Permanent Contraceptive Method (LAPCM) is then become the government’s effort to control the population growth, especially for high-risk groups. However, the use of LAPCM in Indonesia is still relatively low, namely 24.6% compare to other ASEAN countries. In addition, married women in Indonesia is also related to health access problems such as high percentage of unmet need and not all women have received information from family planning field counselors, informed choice of family planning, or have national health insurance (JKN). Therefore, this study aims to identify indicators of access to health services and determine the relationship between access to health services and the use of LAPCM. This study uses data from the  SKAP KKBPK 2019 with a cross-sectional research design. Univariate analysis uses to identify indicators of access to health services. Bivariate and multivariate analyzes were used to see the relationship between access to health services and the use of LAPCM. It was found that 75.3% of women still experienced at least 1 problem related to access to health services. The proportion of the LAPCM user among married women in reproductive age in Indonesia is 29.2%. There is a significant relationship between access to health services and the use of MKJP (AOR=1.19; 95% CI=1.091-1.312). It can be concluded that the use of LAPCM in Indonesia is relatively low, so that government efforts are needed to reduce problems related to access to health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>