Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ranggi Marsetti Layyinanti
"Film drama cinta dongeng memiliki keragaman cerita dari masa ke masa, dari dongeng masa kecil hingga film dewasa yang menggambarkan kehidupan percintaan yang penuh dengan koflik dan perjuangan yang berakhir dengan bahagia. Film drama cinta dongeng ini memiliki peminatnya sendiri yang umumnya khalayak perempuan. Penelitian ini membahas bagaimana proses keberadaan katarsis, fantasi, dan hiperrealitas dalam diri penonton saat menonton film drama cinta dongeng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film drama cinta dongeng memunculkan berbagai emosi dalam kisahnya dan ditutup dengan kebahagiaan. Penonton merasakan peranan katarsis, dimana rasa pembersihan jiwa dan emosinya muncul saat menonton film tersebut. Lalu, fantasi muncul dengan memposisikan diri penonton sebagai pemeran tersebut yang didukung dengan adanya simulasi. Dari fantasi, muncul rasa kepuasan yang menghadirkan sisi hiperealitas di dalam diri penonton, yaitu dengan mengimajinasikan dan menginginkan kisah cintanya. Bahkan ada yang mempraktekkan adegan-adegan dalam film drama cinta dongeng tersebut. Kehadiran hiperrelitas inilah yang membuat para penonton mencampur adukkan antara kenyataan dan imajinasi yang berujung pada suatu kebutuhan.

Drama of Fairy tale love movie vary in its stories from time to time, from childhood tale to movies which depict love life with its conflicts and happy ending struggle. This drama of fairy tale love movie has its own audience which mainly female. This research provide explanations about how the catharsis and hypereality process exists in audience's selves when they watch the drama of fairy tale love movie. This research uses qualitative approach and post constructivist paradigm.
This research results that, drama of fairy tale love movie bring out various emotions in their stories and end happily. Audieces experience chatarsis' role, where the purgation of their soul and emotion appear. Then, fantasy arise by positioningthe audience as the cast, which is supported by the simulation. Fantasy cause satisfaction which bring out hyperreality in audiences' selves, by imagining and wanting their own love story. Some audiences even act out the scenes from the film. The presence of hyperreality is what makes the audience confuses between reality and imagination that pointed to a need.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article describes verbal and nonverbal responses of preschool children toward fairy tales. The preschool is the appropriate period of age to grow and improve a moral intelligence...."
2008
370 JPUNP 30:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Malaysia: Brown Watson, 2011
398.2 FAV (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schimel, Lawrence
Tangsel: CV. Majin Kiri, 2022
398.2 SCH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dae Jin Yang
"ABSTRAK
Dongeng dapat mengatakan bahwa karya sastra yang kita pertama kali membaca dan mendengar. Negara di mana saja memiliki dongeng yang terkait dengan kehidupannya. Jika, negara memiliki lingkungan dan pengaruh yang mirip, ada kemungkinan dapat dongeng yang mirip. Indonesia ada dongeng yang berjudul ldquo;Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari rdquo;. Kemudian di Korea juga ada satu dongeng berjudul ldquo;Sun Nyu Wa Na Mu Kun Bidadari dan penebang kayu rdquo;. Kedua cerita ini, ada kemiripan dan perbedaan, yaitu tokoh bidadari, alur cerita dan latar tempat, unsur instrinsik. Apakah terjadi hal yang kemiripan dan perdedaan dalam kedua dongeng, bisa mengatakan satu dongeng meniru dongeng yang lain atau dipengaruh? Tulisan ini menjelaskan pengaruh, perbedaan, dan kemiripan. Selain itu, membawa dongeng negara lain yang mempunyai kemiripan dengan kedua dongeng tersebut untuk mencoba cari pengaruh dari luar negeri.

ABSTRACT
Fairytale is the literature that we have never heard or seen before. Various fairytales with cultural features can be found all around the world. If two countries have similar cultural characteristics, it has higher possibility to find similar style of fairytales. There is Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari tale in Indonesia and Sun Nyu Wa Na Mu Kun tale in Korea. Both fairytales have many similarities as well as differences in characters, story development, background, and inner factors. How can fairytale from two different countries show these similarities This study explains literary impacts, similarities, and differences between two countries and explains common literary elements of other countries as well."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Akrimah Arsyi Nawangsasi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan penggambaran latar khususnya latar tempat menurut jenisnya dalam dua versi dongeng dengan judul Das tapfere Schneiderlein versi Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland dan versi Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersumber dari kajian pustaka. Analisis dilakukan dengan membandingkan latar dalam dua versi dongeng tersebut dengan adanya penyebutan nama kota atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian, dalam kedua dongeng tersebut terdapat perbedaan dalam pendeskripsian latar tempat. Das tapfere Schneiderlein versi Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach menggunakan jenis latar netral karena latar tempat dalam dongeng tersebut bersifat universal. Hal ini bertujuan untuk mengajak pembaca untuk berimajinasi lebih dalam khususnya latar tempat dalam dongeng. Sedangkan versi Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland jenis latar yang digunakan untuk menggambarkan latar tempat adalah latar tipikal dan latar fisik karena adanya penyebutan nama tempat dalam dongeng yang bertujuan untuk mengikat dan memberi kesan pada pembaca.

This research aims to know the use and description of setting especially setting of place according to its kind in two versions of fairy tale under the title Das tapfere Schneiderlein from Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland and another version from Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach. This research uses the qualitative method which is from literary review. This research is being analyzed by comparing the setting in two versions of fairy tale with or without mentioning the city name. Based on the result, both of the fairy tales have some differences by describing the setting of place. Das tapfere Schneiderlein from Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach version used neutral setting because setting of place in this fairy tale has general characteristic. It aims to make the reader to use more their imagination, especially for setting of place in fairy tale. While in Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland version uses typical setting dan physical setting to describe setting of place because by mentioning name of city aims to give imppresion to the reader.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Choerunnisa
"Makalah ini membahas pengunaan dan makna gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam dongeng Läuschen und Flöhchen dan Das singende springende Löweneckerchen dari kumpulan dongeng Grimm bersaudara. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan dan makna gaya bahasa dalam kedua dongeng tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa majas personifikasi banyak muncul pada penggambaran tokoh-tokoh dalam kedua dongeng tersebut. Tokoh-tokohnya digambarkan seperti manusia yang biasa melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, membakar sampah, berbicara, dan lain-lain."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Grimm, J.L.C.
Jakarta: Wordsworth Classics, 1993
398.2 GRI g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Opie, Iona, 1923-2017, compiler
New York: Oxford University Press, 1980
398.21 OPI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>